Anda di halaman 1dari 8

BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO

Pada hari ini tanggal..............................................telah dipresentasikan portofolio oleh:


Nama Peserta

:........................................................................................................................................

Dengan judul/topik :

.
Nama Pendamping :

...
Nama Wahana :

....
No
.

Nama Peserta Presentasi

No
.

Tanda Tangan

10

10

11

11

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.
Pendamping

(
)
Catatan: Halaman portofolio ini sebaiknya disalin sinar (fotokopi) karena anda akan membuat sejumlah
laporan yang sekaligus merupakan catatan untuk bekal dan berpraktik nantinya.

Borang Portofolio
Nama Presentan : dr. Isyana Prasantini
Nama Wahana: RSI Fatimah, Banyuwangi, Jawa Timur
Topik: Kasus Medik
Tanggal (kasus): 25 Februari 2015
Nama Pasien: Tn. RA
Tanggal Presentasi:

Nama Pendamping: dr. Syamsul Maarif & dr. Bintari


Wuryaningsih

Tempat Presentasi:
Obyektif Presentasi:
Keilmuan

Keterampilan

Diagnostik

Manajemen

Neonatus

Bayi

Penyegaran

Tinjauan Pustaka

Masalah
Anak

Istimewa
Remaja

Lansia

Bumil

Dewasa
Deskripsi: Pria 47 tahun, dengan riwayat GGK, sesak 1 minggu, riwayat minum herbal selama 7bln
terakhir, BAK berkurang.
Tujuan: mengetahui diagnosis GGK sehingga dapat segera dilakukan tatalaksana secara cepat dan
tepat.
Bahan bahasan:
Cara membahas:

Tinjauan
Pustaka
Diskusi

Riset

Audit

Kasus

Presentasi dan
diskusi

Email

Pos

Data pasien:

Nama: Tn.RA

Nama klinik: ruang IGD RSI


Telp:
Fatimah
Data utama untuk bahan diskusi :

Nomor Registrasi:
Terdaftar sejak:

1. Diagnosis/Gambaran Klinis : Sesak 1 minggu dengan riwayat gagal ginjal. Pasien hampir tidak pernah
kontrol, riwayat mengkomsumsi herbal, konjungtiva anemis.
2. Riwayat Penyakit dahulu : Riwayat sakit HT tidak rutin kontrol.
3. Riwayat kebiasaan dan psikososial: Pasien seorang guru, dan tidak rutin kontrol ke dokter untuk
mengobati penyakitnya. Menurut pasien, dia tidak pernah mengatur pola makannya serta tidak pernah
berolahraga.
4. Riwayat pekerjaan: Pengajar

5. Keluhan Utama : Pasien dengan riwayat gagal ginjal datang dengan sesak. Sesak dirasakan sudah 1 minggu
namun siang pukul 13.00 sesak semakin berat. Pasien tidak pernah mengontrol rutin penyakitnya. Riwayat
pasien mengkomsumsi obat-obatan herbal selama 7 bulan. Pasien juga mengeluh lemas, dan nafsu makan
menghilang. Mual dan muntah juga dirasakan oleh pasien. Keluhan BAK sedikit juga dirasakan oleh pasien.
6. Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : tampak sakit sedang, Kesadaran : kompos mentis
TD : 140/90 mmHg, Nadi : 88x/menit, Suhu: 37C, RR: 32x/menit
Mata : air mata +/+, konjungtiva anemis +/+, sclera ikterik -/Mulut : mukosa basah (+)
Thorax : BJ I II (+), VBS +/+
Abdomen : supel, hepar/lien tidak teraba, defans muscular (-), timpani, bising usus (+) normal
Ekstremitas : edema +/+, CRT > 2
Pemeriksaan Penunjang :
1. Darah lengkap :
Anemia normositik normokrom, Hb : 6.3
Peningkatan ureum : 125
Peningkatan kreatinin : 5.8
Peningkatan asam urat : 9.9

Hasil Pembelajaran:
1. Diagnosis GGK stadium terminal

2. Anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang mendukung gagal ginjal kronis
3. Waspadai pasien dengan Hipertensi

4. Tatalaksana gagal ginjal kronik stadium akhir


5. Edukasi dan motivasi tentang kepatuhan berobat

1. Subyektif: Pada anamnesa didapatkan keluhan sesak, frekuensi BAK berkurang, dan malaise. Menurut
kapita selekta kedokteran, manifestasi klinis gagal ginjal kronis bisa bermacam-macam. Manifestasinya
dapat berupa gejala umum seperti fatigue, malaise, mual, muntah, sesak nafas, pucat sampai
timbulnya perubahan pada pola BAK. Manifestasi klinis GGK juga bergantung pada penyakit yang
mendasarinya. Pada kasus ini, pasien memilki riwayat penyakit diantaranya hipertensi yang merupakan
salah satu penyebab terjadinya GGK. Anamnesa yang sangat mendukung diagnosis adalah riwayat
bahwa pasien pernah didiagnosa GGK.
2. Objektif:
Hasil pemeriksaan jasmani dan pemeriksaan darah lengkap mendukung ke arah adanya gagal ginjal
kronis yang disebabkan
komplikasi penyakit hipertensi. Pada kasus ini diagnosis ditegakkan
berdasarkan:
Gejala klinis (perubahan pola BAK, malaise, sesak)
Pemeriksaan fisik (peningkatan tekanan darah, konjungtiva anemis +/+)
Darah lengkap (anemia normositik normokrom, peningkatan ureum, kreatinin dan asam urat)
3. Assessment( penalaran klinis):
Oliguri merupakan salah satu gejala yang menunjukan adanya gangguan pada fungsi ginjal. Gejala
oliguri dapat disebabkan oleh gangguan yang berasal dari pre-renal, intra-renal, dan post-renal.
Pasien ini memiliki riwayat sakit DM, salah satu komplikasi DM adalah nefropati diabetikum.
Hiperglikemia menyebabkan hiperfiltrasi glomerulus kerusakan dan pengurangan jumlah nefron
hiperfiltrasi pada sisa nefron yang sehat sklerosis nefron penurunan laju filtrasi glomerulus.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan peningkatan tekanan darah dan konjungtiva anemis. Hipertensi
terutama disebabkan oleh spasme arteriol eferen intrarenal atau intraglomerulus. Anemia pada
kerusakan ginjal kronis disebabkan oleh defisiensi eritropoietin yang merupakan bahan baku dalam
pembentukan sel darah merah.
Pada pemeriksaan hematologi anemia, hiperglikemia serta peningkatan ureum dan kreatinin.
Kerusakan ginjal dapat menghambat sintesis eritropoietin yang berasal dari area interstitial peritubular ginjal. Defisiensi EPO menyebabkan terganggunya proses eritropoiesis atau pembentukan
eritrosit.
Penurunan laju filtrasi glomerulus menyebabkan ureum dan kreatinin tidak bisa diekskresi lewat
ginjal, sehingga konsentrasinya meningkat di dalam darah.

4. Plan:
Diagnosis: : GGK stadium terminal
Pengobatan: memperbaiki keadaan hemodinamik agar pasien tidak mengalami dehidrasi
dengan mengontrol pemberian cairan, memberikan injeksi ranitidine dan anti spasmodik, dan
memberikan captopril dan loperamid peroral. Setelah kondisi pasien stabil, pasien dirujuk ke
rumah sakit yang memiliki fasilitas untuk hemodialisa.
Pendidikan: dilakukan kepada pasien dan keluarganya untuk membantu proses penyembuhan
dan pemulihan, untuk itu pada tahap awal pasien dan keluarganya diminta datang untuk
pengarahan secara bertahap. Menjelaskan bahwa penanganan pada GGK stadium terminal yaitu
dengan melakukan hemodialisis yang teratur dan pengobatan terhadap penyakit yang
mendasarinya.
Konsultasi: Dijelaskan secara rasional perlunya konsultasi dengan spesialis penyakit dalam dan
rutin kontrol ke rumah sakit yang memilki fasilitas hemodialisa.

Anda mungkin juga menyukai