Tempat Presentasi: Ruang Pertemuan Lantai 2 RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo
Obyektif Presentasi:
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Neonatus
Bayi
Anak
TinjauanPustaka
Istimewa
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Tujuan: Penegakkan diagnosis dan penatalaksanaan Diare Akut dengan Dehidrasi Sedang, serta mencegah terjadinya serangan kembali, edukasi
kepada keluarga pasien.
Bahan bahasan:
Tinjauan Pustaka
Riset
Cara membahas:
Diskusi
Data pasien:
Kasus
Audit
Email
Pos
: Diare
Pasien datang ke IGD RSUD Wahidin dengan keluhan diare sejak 3 hari yg lalu . Menurut keterangan ibunya, pasien diare kurang lebih 6x setiap
hari dengan konsistensi cair, terdapat ampas berwarna kuning, tidak disertai lendir, busa, darah maupun bau amis. Saat di IGD RSUD Wahidin
Pasien terlihat lebih rewel dari biasanya, nafsu makan menurun dan lebih sering minta minum, Buang air kecil normal warna kuning, jumlahnya
sulit dievaluasi karena memakai pampers.
Riwayat Pengobatan: Keluarga pasien membawa pasien berobat ke Bidan dan di beri 2obat. Sirup dan puyer
Hasil Pembelajaran:
Etiologi patogenesis dan faktor resiko Diare Akut dengan Dehidrasi Sedang
Diagnosis dan penilaian kasus Diare Akut dengan Dehidrasi Sedang
Penatalaksanaan Diare Akut dengan Dehidrasi Sedang
Edukasi kepada pasien dan keluarga untuk membantu mencegah terjadinya Diare
: Cukup
: 128 x/mnt
Nafas
: 36 x/mnt
Suhu
: 37,20C
BB
Kulit
: Teraba hangat, tidak pucat, tidak ikterik, tidak sianosis, turgor kembali lambat
Kepala
Mata
: Konjungtiva tidak anemis, sklera ikterik, pupil isokhor, diameter pupil 2 mm, refleks cahaya +/+, mata cekung
Mulut
Abdomen
Ekstremitas
: tidak membuncit
Pa
Pe
: timpani
Lab:
DL (lab tgl 07/08/2015)
Hb: 11,8
Hct: 33,0
Wbc: 12,22
Plt: 353.000
MCV: 79,7
MCH: 26,6
MCHC: 32,0
Lymfosit% : 59,8%
Monosit% : 11,2%
GDA: 79
3.
Assessement
Diare dapat disebabkan oleh infeksi enteral oleh virus, bakteri, ataupun parasit, malabsorbsi karbohidrat, lemak, dan protein,
makanan basi, beracun, atau alergi terhadap makanan tertentu, adanya imunodefisiensi, dan psikologis berupa rasa takut dan cemas
yang walaupun jarang tetapi dapat menimbulkan diare pada anak. Pada pasien ini diare kemungkinan disebabkan oleh infeksi enteral
oleh bakteri.Hal ini didukung oleh pola demam yang niak turun dan adanya peningkatan leukosit pada pemeriksaaan laboratorium
darah.
Derajat dehidrasi menurut WHO:
1. Dehidrasi ringan: kehilangan cairan 4-5% berat badan atau sekitar 40-50 ml/kg BB.
2. Dehidrasi sedang: kehilangan cairan 6-9% berat badan atau sekitar 60-90 ml/kg BB.
3. Dehidrasi berat: kehilangan cairan lebih dari 10% berat badan atau sekitar 100-110 ml/kg BB.
Penilaian derajat dehidrasi ringan-sedang pada pasien ini ditetapkan berdasarkan keadaan klinis pasien yaitu mata cekung,
mukosa dan bibir kering, dan turgor kembali lambat.
A
keadaan Baik/sadar
umum
sadar
Mata
Normal
Cekung
Sangat cekung
Air mata
Ada
Tidak ada
Kering
Mulut/lidah
Basah
Kering
Sangat kering
Haus
Minum biasa
Haus*
Kembali lambat*
Kembali
Periksalah
kulit
Kesimpulan
lambat
Tidak dehidrasi
Dehidrasi
ringan/sedang
(1
sangat
Rencana A
Rencana B
Dehidrasi berat (1
tanda * + atau lebih
tanda lain)
Rencana C
Terapi rencana A adalah memberikan cairan rumah tangga dan ASI semaunya, oralit diberikan sesuai usia setiap kali buang air
besar atau muntah dengan dosis 10cc/kgBB/BAB encer, atau jika BB tidak diketahui :
-
Terapi rencana B diberikan apabila pasien jatuh pada keadaan dehidrasi ringan-sedang, dengan pemberian oralit atau cairan
intravena sebanyak 75 cc/kg BB dalam 3-4 jam pertama dilanjutkan pemberian cairan yang sedang berlangsung sesuai umur seperti
diatas setiap kali buang air besar.
Terapi rencana C merupakan untuk pasien dengan dehidrasi berat dengan cairan RL 100 cc/kgBB. Cara pemberiannya:
-
Umur kurang dari 1 tahun 30 cc/kgBB dalam 1 jam pertama kemudian dilanjutkan 70 cc/kgBB dalam 5 jam
berikutnya.
Umur lebih 1 tahun 30 cc/kgBB dalam 30 menit pertama kemudian dilanjutkan 70 cc/kgBB dalam 21/2 jam
berikutnya.
Minum diberikan jika pasien sudah mau minum 5 cc/kgBB selama proses rehidrasi.
2. Pengobatan dietetic
Makanan harus terus ditingkatkan selama diare untuk menghindarkan efek buruk pada status gizi
a. Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan kurang dari 7 kg, jenis makanan:
Susu (ASI dan atau susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak tak jenuh)
Makanan setengah padat (bubur susu) atau makanan padat (nasi tim) bila anak tidak mau minum susu.
Susu khusus yaitu susu yang tidak mengandung laktosa atau susu dengan asam lemak berantai sedang/tak jenuh
sesuai dengan kelaiann yang ditemukan.
b.
Untuk anak di atas 1 tahun dengan berat badan lebih dari 7 kg, jenis makanan: makanan padat ataumakanan
cair atau susu sesuai dengan kebiasaan makan di rumah.
3. Obat-obatan
a.
Pengobatan simptomatik
Parasetamol (anti piretik) dengan 10mg/kgBB/kali
Klorpromazin (anti emetic) 0,5-1 mg/kg BB/hr
Antibiotika, pada umumnya tidak diperlukan untuk mengatasi diare akut keculai penyebabnya
b.
jelas, seperti:
Diare
disentri
Kotrimoksazol
50mg/kgBB/hari,
dibagi
dalam
dosis
selama
hari,
Antrain 1x5mg
P.O
Memberikan edukasi khususnya kepada keluarga mengenai faktor penyebab diare pada anak, dan penatalaksanaan awal yang
tepat.
Memberikan edukasi tentang pola makan yang bergizi seimbang untuk meningkatkan daya tahan tubuh serta memacu tumbuh
kembang pasien.
Teruskan pemberian ASI sesuai keinginan anak.
Menjelaskan pentingnya hygiene dan sanitasi dalam pencegahan diare.
Konsultasi
Konsultasi dilakukan dengan spesialis penyakit anak untuk penatalaksanaan selanjutnya.