Anda di halaman 1dari 4

RESUME STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

INTUBASI

OLEH :

WANDA ARDILA

2008096

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

INTUBASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/3

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh

OPERASIONAL 2 April 2021 Ketua STIKES Karya Husada Semarang

PROSEDUR Dr. Ns. Fery Agusman MM, M.Kep,Sp.Kom

PENGERTIAN Intubasi endotrakhea adalah proses memasukkan pipa endotrakheal ke


dalam trakhea, bila dimasukkan melalui mulut disebut intubasi
orotrakhea, bila melalui hidung disebat intubasi nasotrakhea

TUJUAN menjamin jalan napas tetap terbuka, bebas dari obstruksi, akses untuk
ventilasi, memudahkan tindakan bantuan pernapasar, akses untuk
oksigenasi (konsentrasi tinggi) menghindari aspirasi dan discbut
sebagai airway. Selain itu pemasangan alan napas buatan juga sebagai
akses untuk pembersihan sekresi/ kotoran tracheobronchial.
KEBIJAKAN Bila dengan pemasangan jalan napas buatan pipa orofaring atau pipa
nasofaring ternyata masih tetap ada obstruksi jalan napas, pernapasan
belum juga baik atau karena indikasi pasien koma, cedera kepala berat
GCS < 8, maka dilakukan pemasangan pipa endotachea (ETT-
Endotracheal Tube)
PETUGAS Perawat

PERALATAN 1) Pipa oronasofaring


2) Suction/alat pengisap
3) Sumber Oksigen
4) Kanula dan masker oksigen
5) BVM/Ambu bag, atau Jackson Rees
6) Pipa encotrakheal sesuai ukuran dan stylet
7) Pelumas (Gelly)
8) Forcep magill
9) Laringoscope (handle dan blade sesuai ukuran, selalu periksa
baterai & lampu)
10) Obat-obatan sedatif i.v.
11) Sarung tangan
12) Plester can gunting
13) Bantal kecil tebal 10 cm (bila tersedia)

1) Sebelum intubasi berikan oksigen, sebaiknya gunakan bantal dan


pastikan jalan napas terbuka (hati-hati pada cedera leher).
PROSEDUR
2) Siapkan endotracheal tube, periksa balon (cuff), siapken stylet,
PELAKSANAA
beri pelumas (jelly)
N
3) Siapkan laringoskop (pasang blade pada handle), lampu harus
menyala terang
4) Pasang laringoskop dengan tangan kiri, masukkan ujung blade ke
sisi kanan mulut pasicn, geser lidah pasien ke kiri
5) Tekan tulang rawan krikoid (untak mencegth aspirnsi = Sellick
Maneuver).
6) Lakukan traksi sesuai sumbu panjang laringoskop (hati-hati
cedera gigi, gusi, bibir).
7) Lihat adanya pita suara. Bila perlu isap lender/cairan lebih dulu
8) Masukkan ETT sampai batas masuknya di pita suara
9) Keluarkan stylet dan laringoskop secara hati-hati dan segera
konektor tube dubungkan dengan pipa oksigen, diberikan
ventilasi. (Konektor pipa disambung dengan BVM untuk segera
diberi hembusan napas)
10) Kembangkan balon (cuff) ETT, dilakukan oleh asisten yang
membantu
11) Pasang pipa orofaring (mayo/guedel tube, atau bite block )
mencegah pipa tergigit.
12) Periksa posisi ETT apakah masuk dengan benar. Auskaltasi suara
pernapasan atau udara yang ditiupkan. Auskultasi segera,
dilakukan paling tidak pada 3 tempat yaitu lapangan auskulatasi
lapangan paru bawah kanan-kiri
13) Amankan posisi (fiksasi) ETT dengan plester
INTERPRETAS a. Hasil
I PROSEDUR ETT terpasang, jalan napas terbuka. RR membaik
b. Pasient safety

Setiap melakukan tindakan selalu mengutamakan keselamatan


dan kenyamanan klien

c. Komunikasi

Menjelaskan prosedur sebelum dilakukan.

Berkomunikasi selama melakukan pemeriksaan secara efektif


dan teraupetik.

Selalu melakukan inform consent dengan menggunakan


komunikasi yang efektif kepada klien dan keluarga mengenai
tujuan prosedur fisioterapi dada secara jelas serta berikan
kesempatan kliendan keluarga untuk bertanya.

d. Dokumentasi

Mencatat tanggal dan prosedur dilakukan intubasi, respon klien,


serta data yang ditampilkan dalam besid emonitor

DOKUMEN
TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai