Anda di halaman 1dari 5

MENGENAL TANDA KEGAWATDARURATAN, JALAN NAPAS, JANTUNG, DAN PARU

Pemeriksaan Kesadaran

Pemeriksaan kesadaran dapat menggunakan metode AVPU (alert, voice responsive, 


pain responsive, unresponsive). Pasien dikatakan alert apabila sadar penuh, jika tidak
ada respon, berikan respon suara (voice), lalu beri rangsang nyeri (pain). Jika tidak ada
respon sama sekali pasien dikategorikan sebagai unresponsive.
Pemeriksaan Nadi

Pemeriksaan nadi dengan cepat dilakukan dengan meraba denyut arteri karotis atau
arteri radialis. Penolong tidak boleh memeriksa denyut nadi >10 detik. Jika nadi tidak
terasa dalam waktu tersebut, penyelamat harus memulai kompresi dada.

Pemeriksaan Pernapasan

Pemeriksaan frekuensi dan pola pernapasan dilakukan dengan metode look-listen-feel.


Metode ini dilakukan dengan melihat gerakan dada pasien, sambil mendekatkan telinga
penolong ke hidung dan mulut pasien untuk mendengar dan merasakan hembusan
udara dari sistem pernapasan

Mediaperawat.id – Intubasi merupakan prosedur medis yang bertujuan untuk


membantu pernapasan seseorang yang mengalami kondisi medis tertentu.
Prosedur ini dilakukan supaya pengidap bisa tetap bernapas ketika operasi,
mendapatkan bius atau anestesi, atau mengalami kondisi berat yang membuatnya
kesulitan bernapas.” berikut langkah-langkah prosedur persiapan intubasi :

A. Persiapan intubasi :

1. Persiapan diri

 Handscoen
 Masker
 Penutup kepala
 Google and gaun ( situasional )

2. Persiapan Pasien

 Edukasi keluarga
 Informed consent

3. Persiapan alat STATICS

 S scope (laringoskop, stetoskop)


 T tube (ett berbagai ukuran)
 A airway ( LMA, BMV, guedel, 0ronasal airway)
 T tape (plester)
 I intruducer (maghil, mandrain, bougie)
 C connector (end to end, corrugate, breathing circuit dll)
 S suction (alat dan selang suction)

B. Persiapan Ventilator

 Pre-Use Check
 Pasang semua alat (breathing circuit, HME, dll)
 Obat2an premedikasi sesuai kebutuhan (ex fentanyl, ketamin, propofol,
relaxan)
 Untuk obat :
 Fentanyl
– Dewasa dlm spuit 3cc
– Bayi diencerkan sesuai kebutuhan.
 Ketamin encerkan menjadi 10mg/cc.
 Propofol disiapkan dlm spuit 10cc.
 Midazolam disiapkan dlm spuit 5 cc menjadi 1mg/cc.
 Relaxan disiapkan dlm spuit 3 cc atw 5 cc tgantung sediaan.

 Setiap intubasi minimal ada 3 org di TKP


 Sbg leader di kepala untuk menangani jalan nafas nya
 Sbg asisten untuk membantu memberi obat dan alat2 yg dibutuhkan
 Dokumentasi mencatat jam dan tindakan serta obat yg diberikan

 Setiap tindakan invasif trolley emergensi harus stand by di TKP. (*)


Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang membutuhkan tindakan intubasi ETT menurut buku
SPO Keperawatan (PPNI, 2021), antara lain:

1. Bersihan jalan napas tidak efektif


2. Gangguan penyapihan ventilator
3. Gangguan pertukaran gas
4. Gangguan sirkulasi spontan
5. Gangguan ventilasi spontan
6. Pola napas tidak efektif
7. Risiko aspirasi
8. Penurunan kapasitas adaptif intrakranial

Persiapan alat
Alat-alat yang dibutuhkan untuk SOP intubasi ETT antara lain:

1. Scope (laringoskop dan stetoskop)


2. Tube (ETT sesuai ukuran)
3. Airway (pipa orofaring atau nasofaring)
4. Tape (plester dan gunting untuk fiksasi)
5. Introducer (mandrin atau stylet)
6. Connector (selang penyambung)
7. Suction
8. Sarung tangan steril
9. Masker
10. Jeli
11. Spuit 20 cc
12. Bag-valve-mask (BVM)

SOP Intubasi ETT


SOP intubasi ETT sesuai SPO PPNI adalah:

1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap,


tanggal lahir, dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan Langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan (lihat persiapan alat diatas)
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Pasang sarung tangan dan masker
6. Periksa integritas balon ETT
7. Pasang mandrin pada bagian dalam ETT
8. Lumasi ETT dengan jeli
9. Posisikan pasien telentang dengan leher ekstensi
10. Buka mulut pasien dengan Teknik cross finger (ibu jari dan telunjuk)
11. Masukan blade laringoskop dengan tangan kiri sampai epiglottis
terlihat jelas
12. Masukan ETT melewati epiglottis dengan tangan kanan
13. Kembangkan balon ETT
14. Angkat blade laringoskop dari mulut pasien
15. Pegang ETT dengan satu tangan dan lepas mandrin dengan tangan
lainnya
16. Lakukan suction, bila perlu
17. Sambungkan ETT dengan BVM
18. Periksa ketepatan posisi ETT dengan auskultasi bunyi paru
19. Fiksasi ETT dengan plester
20. Sambungkan ETT dengan connector sumber oksigen
21. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
22. Lepaskan sarung tangan dan masker
23. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
24. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respon pasien

Manajemen Post Intubasi


Sesaat setelah ETT terpasang, perawat harus mengevaluasi ketepatan
penempatan ETT dengan cara:

1. Mendengarkan gerakan udara yang sama secara bilateral


2. Mengamati ekspansi dada yang sama pada setiap napas
3. Memantau saturasi oksigen menggunakan oksimetri nadi.
Selain itu, penggunaan monitor end-tidal CO2 (EtCO2) kolorimetri memungkinkan
pengukuran karbon dioksida untuk lebih mengkonfirmasi penempatan ETT di
trakea.
Konfirmasi keakuratan posisi ETT juga dapat dilakukan dengan rontgen,
pertimbangkan kolaborasi dengan dokter untuk Tindakan ini.

Idealnya, ujung distal dari ETT harus ada sekitar 2 sampai 4 cm di atas carina
untuk orang dewasa (AACN, 2017).

ETT memiliki penanda radiopak yang terletak sepanjang selangnya untuk


memberikan pengukuran kedalaman bagi klinisi.

Setelah posisi ETT yang benar telah dikonfirmasi dengan rontgen, perawat harus
mengamankan selang (agar tidak tergigit, terlepas, dsb), serta mencatat posisi
selang terhadap gigi atau gusi pasien, dan ukuran ETT.

NILAI KRITIS

Apa itu nilai kritis? Nilai kritis adalah hasil pemeriksaan laboratorium yang abnormal dan
mengindikasikan kelainan atau gangguan yang dapat mengancam jiwa dan memerlukan
perhatian/tindakan. Pelaporan Nilai Kritis adalah mekanisme pelaporan hasil laboratorium
yang berpotensi mengancam jiwa yang dilaporkan oleh petugas yang bertanggungjawab. Hasil
Kritis pada umumnya kurang dari 2 % dari semua hasil laboratorium.

Anda mungkin juga menyukai