Persiapan alat :
Laryngeal Mask Airway sesuai ukuran
Stetoskop
Plester dan gunting
Connector (selang penyambung)
Suction
Sarung tangan
Masker
Jeli
Spuit 20 cc
Bag-valve-mask (BVM)
Langkah – Langkah :
Atur posisi pasien dalam tidur terlentang
Pasang monitor alat ukur tanda tanda vital pada pasien
Masukan obat obatan yang dibutuhkan sampai pasien tertidur
Monitor status tanda – tanda vital sign tiap 5 menit selama pembedahan berlangsung
Rapikan alat alat setelah pembedahan
Persiapan pasien :
dokter anestesi melakukan anamnesis dan pemeriksaan keadaan umum
dokter anestesi memberikan penjelasan tentang hal - hal yang akan dilakukan kepada pasien
dan kelurga.
dokter anestesi melakukan informed konsent / persetujuan tindakan
dokter anestesi menyuruh pasien puasa sebelum dilakukan sedasi (dewasa >6 jam dan anak -
anak >4 jam)
Pelaksanaan :
dokter anestesi mengecek hemodinamik pasien
perawat anestesi memposisikan pasien duduk / miring dengan kepala fleksi
perawat anestesi menyiapkan peralatan dan obat - obatan sesuai dengan kebutuhan
perawat anestesi melakukan desinfektan daerah yang akan ditusuk
dokter anestesi melakukan penusukan didaerah lumbal 3-4 / 4-5 setelah itu masukan obat
yang sudah disiapkan lalu diturkan pasien setelah itu
setelah selesai perawat merapikan alat
4.
5. Cari dosis obat anestesi :
- Midazolam : 1-2 mg/KgBB
- Fentanyl : 1-2 mcg/KgBB
- Propofol : 1-2.5 mg/KgBB
- Ketamin : 1-4.5 mg/KgBB
- Tramus : 0.5 mg/KgBB
- Rocuronium : 0.6-1.2 mg/KgBB
6.
7.
8. Langkah pertama adalah lihat pH. pH normal dari darah antara 7,35 – 7,45. Jika pH darah di
bawah 7,35 berarti asidosis, dan jika di atas 7,45 berarti alkalosis.
Langkah kedua adalah lihat kadar pCO2. Kadar pCO2 normal adalah 35-45 mmHg. Di bawah 35
adalah alkalosis, di atas 45 asidosis.
Langkah ketiga adalah lihat kadar HCO3. Kadar normal HCO3 adalah 22-26 mEq/L. Di bawah
22 adalah asidosis, dan di atas 26 alkalosis.
Langkah selanjutnya adalah bandingkan kadar pCO2 atau HCO3 dengan pH untuk menentukan
jenis kelainan asam basanya. Contohnya, jika pH asidosis dan CO2 asidosis, maka kelainannya
disebabkan oleh sistem pernapasan, sehingga disebut asidosis respiratorik. Contoh lain jika pH
alkalosis dan HCO3 alkalosis, maka kelainan asam basanya disebabkan oleh sistem metabolik
sehingga disebut metabolik alkalosis.
Langkah kelima adalah melihat apakah kadar pCO2 atau HCO3 berlawanan arah dengan pH.
Apabila ada yang berlawanan, maka terdapat kompensasi dari salah satu sistem pernapasan atau
metabolik. Contohnya jika pH asidosis, CO2 asidosis dan HCO3 alkalosis, CO2 cocok dengan
pH sehingga kelainan primernya asidosis respiratorik. Sedangkan HCO3 berlawanan dengan pH
menunjukkan adanya kompensasi dari sistem metabolik.
Langkah terakhir adalah lihat kadar PaO2 dan O2 sat. Jika di bawah normal maka menunjukkan
terjadinya hipoksemia.
Untuk memudahkan mengingat mana yang searah dengan pH dan mana yang berlawanan, maka
kita bisa menggunakan akronim ROME.
Respiratory Opposite : pCO2 di atas normal berarti pH semakin rendah (asidosis) dan sebaliknya.
9. Metabolic Equal : HCO3 di atas normal berarti pH semakin tinggi (alkalosis) dan sebaliknya