Anda di halaman 1dari 5

Central Venous Pressure

1. Kesesuaian :
a. Persiapan alat
 Cairan isotonic
 Three way stopcock
 Set manometer
 Waterpass
b. Persiapan pasien
 Cuci tangan sebelum kontak dengan lingkungan pasien
 Beri salam terapeutik, perkenalkan diri, cek identitas klien
 Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
 Beri klien posisi supinasi sampai klien nyaman (jika tidak dapat ditoleransi,
posisikan semifowler)
 Jaga privasi klien
c. Implementasi
 Cuci tangan
 Ganti cairan infus dengan cairan isotonic (jika yang terpasang adalah cairan
hipotonik)
 Pastikan aliran cairan lancar dengan mempercepat tetesan infus
 Tentukan titik 0 pada manometer, tentukan titik jantung di intercostal 4 pada mid
aksilaris, ukur menggunakan waterpass
 Tutup katup pada jalur yang mengarah ke pasien
 Alirkan cairan infus sampai setinggi 20 cmH2O diatas titik 0
 Alirkan cairan dari manometer ke klien
 Tunggu hingga cairan dalam manometer tidak turun lagi. Perhatikan adanya
undulasi yang sesuai dengan pernafasan
 Hitung tinggi undulasi mulai dari titik 0
 Alirkan kembali cairan yang menuju ke pasien dan tutup aliran cairan menuju
manometer
 Rapihkan alat dan cuci tangan

2. Ketidaksesuaian :
Pada PA terdapat evaluasi dan sikap, sedangkan pada video youtube tidak ada
Evaluasi :
 Evaluasi adanya peningkatan CVP
 Observasi pernapasan klien selama melakukan tindakan
 Evaluasi respon klien terhadap pengukuran CVP

Sikap :
 Menerapkan prinsip hand hygiene
 Melakukan tindakan dengan sistematis
 Komunikasi dengan klien
 Percaya diri

3. Pembahasan :
Central venous pressure (CVP) adalah parameter hemodinamik invasif yang
banyak digunakan. Dalam sebuah studi yang dilakukan pada terapi intensif menemukan
bahwa metode CVP digunakan lebih dari 90% dalam tatalaksana cairan pasien di ICU.
Meskipun demikian, berdasarkan penelitian terbaru penggunaan CVP untuk
pemantauan kecukupan cairan sudah dinilai kurang akurat daripada menggunakan
modalitas lain seperti stroke volume variation, pulse pressure variation, maupun indeks
vena sentral. Sebagai sebuah parameter hemodinamik invasif, CVP memiliki banyak
kekurangan antara lain risiko pneumothorax, hematothorax, infeksi, emboli udara,
gangguan irama kardiak, dan biaya yang tinggi.

Sumber : Laksono, B. H., Fatoni, A. Z., Yuwono, V. P., & Asmoro, A. A. (2021). Diameter
dan Indeks Inferior Vena Cava (IVC) Berkorelasi dengan Central Venous Pressure
(CVP) pada Pasien Kritis yang Menggunakan Ventilasi Mekanik di Intensive Care Unit
(ICU). JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia), 13(2), 88–98.

Pengenalan Ventilator/Ventilasi Mekanik


1. Kesesuaian :
Pengertian
Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat
mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama (Smelzer &
Bare, 2012). Mengelola pemberian sokongan napas buatan, baik melalui alat bantu napas
maupun invasif.

2. Ketidaksesuaian :
Pada video youtube hanya menjelaskan tentang pengenalan ventilator sedangkan pada
buku SPO menjelaskan tentang prosedur pengaturan ventilasi mekanik.

Pada video youtube :


 Ventilasi bertekanan negatif : memberikan tekanan negative pada dinding thoraks
saat inspirasi sehingga udara bisa masuk ke paru-paru
 Ventilasi bertekanan positif : membuat tekanan positif pada saluran napas
sehingga udara bisa masuk ke paru – paru.
Indikasi Klinis

1. Kegagalan ventilasi : Neuromuscular disease, Central nervous system disease,


Depresi system saraf pusat, Musculosceletal disease, Ketidakmampuan thoraks untuk
ventilasi
2. Kegagalan pertukaran gas : Gagal nafas akut, Gagal nafas kronik, Gagal jantung kiri,
Penyakit paru gangguan difusi, Penyakit paru ventilasi/ perfusi mismatch.
Tujuan ventilasi mekanik
Ventilasi mekanik mempunyai tujuan untuk mencapai oksigen arteri dan kadar
karbondioksida yang normal, meminimalkan usaha, napas yang berat dan
mengoptimalkan rasa nyaman pada pasien.
Prinsip dasar ventilasi mekanik
1. Compliance
2. Resistensi
3. Time constant
4. Hipoksemia
Modus operasional
Parameter yang diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator,
dan pressure cycle ventilator
1. Frekuensi pernafasan permenit
2. Tidal volume/ pressure
3. Konsentrasi oksigen (FiO2)
4. Positive end expiratory pressure (PEEP)
Modus operasional ventilasi mekanik
1. Controlled ventilation
Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan. Indikasi untuk pemakaian
ventilator meliputi pasien dengan apnoe
2. Synchronized intermitten mandatory ventilation (SIMV)
Dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah, otot tidak begitu lelah
dan efek barotrauma minimal.pemberian gas melalui nafas spontan biasanya
tergantung pada aktivitas klien. Indikasi pada pernafasan spontan tapi tidal volume
dan/atau frekuensi nafas kurang adekuat
3. Continuous positive airways pressure (CPAP)
Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatkan FRC. Biasanya digunakan untuk
penyapihan ventilator.
Variabel penting dalam ventilasi mekanik
1. Frekuensi
2. Sensitivity
3. PEEP

Time = waktu – frekuensi


 Menentukan siklus respirasi
 Jika setting RR pada ventilator 10x/menit maka 60/10 = 6 detik
 Jadi T (total) = T (inspirasi) + T (ekspirasi) = 6 detik
 Berarti inspirasi + ekspirasi harus sesuai dalam waktu 6 detik.

Sensitivity

 Setelan sensitifitas akan menentukan variabel trigger


 Variabel trigger menentukan kapan ventilator mengenali adanya upaya nafas
pasien
 Ketika upaya nafas pasien dikenali, ventilator akan memberikan nafas
 Variabel trigger dapat berupa pressure atau flow

PEEP

 Positive end expiratory pressure


 Sewaktu akhir expiratory, airway pressure tidak kembali ke titik nol
 Digunakan bersama dengan mode lain seperti : SIMV, ACV atau PS
 Disebut CPAP jika digunakan pada mode nafas spontan

Pada buku SPO :


1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir/
nomor rekam medis)
2. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan : Mesin ventilator, bag valve mask, dan set
sirkuit ventilator
3. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
4. Hubungkan mesin ventilator dengan sumber oksigen
5. Rangkai set sirkuit pada ventilator
6. Hidupkan mesin ventilator
7. Lakukan kalibrasi ventilator dan tes kebocoran
8. Atur mode ventilator, sesuai kebutuhan
9. Hubungkan alat bantu napas (ETT, LMA, masker CPAP) dengan sirkuit ventilator
10. Siapkan BVM di samping tempat tidur untuk antisipasi malfungsi mesin
11. Monitor respons pasien terhadap ventilasi mekanik
12. Rapihkan pasien dan alat- alat yang digunakan
13. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
14. Dokumentasikan mode ventilator yang diberikan dan respons pasien

3. Pembahasan :
Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang
dapat mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama
(Smelzer & Bare, 2012). Indikasi klinis pemasangan ventilasi mekanik yaitu Kegagalan
ventilasi : Neuromuscular disease, Central nervous system disease, Depresi system saraf
pusat, Musculosceletal disease, Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi dan Kegagalan
pertukaran gas : Gagal nafas akut, Gagal nafas kronik, Gagal jantung kiri, Penyakit paru
gangguan difusi, Penyakit paru ventilasi/ perfusi mismatch. Ventilasi mekanik
mempunyai tujuan untuk mencapai oksigen arteri dan kadar karbondioksida yang normal,
meminimalkan usaha, napas yang berat dan mengoptimalkan rasa nyaman pada pasien.

Anda mungkin juga menyukai