Pendahuluan
Penyapihan ventilator adalah proses pengalihan pernapasan dari kendali
ventilator ke pasien.
Ekstubasi terlalu dini, sebelum pasien siap bernapas sendiri, dapat
mengakibatkan gagal napas & sirkulasi (cardiorespiratory
decompensation).
Anak yg perlu direintubasi dalam 48 jam pasca penyapihan mempunyai
mortalitas yg lebih tinggi.
Di sisi lain, penggunaan ventilator yg terlalu lama, berrisiko infeksi
nosokomial & trauma sistim pernapasan.
Indikasi :
Penyapihan harus segera dipertimbangkan setelah proses yg
menyebabkan perlunya tunjangan ventilator telah membaik atau
hilang.
Indikasi ini harus ditunjang dg gambaran klinis berupa petukaran
gas yg memadai, tidak ada proses lain yg dapat mengganggu
fungsi otot napas & pasien diperkirakan mampu untuk bernapas
spontan, tanpa ventilator, dalam jangka waktu lama.
Kinerja otot napas yg tidak adekuat dapat terjadi karena
penurunan fungsi neuromuskular, peningkatan beban atau
kombinasi keduanya (Tabel 1).
Tabel 1. Faktor yg mempengaruhi keberhasilan penyapihan
ventilator :
1. Pertukaran gas pernapasan
2. Kinerja otot napas
a. Penurunan fungsi neuromuskuar
Gangguan pusat pernapasan
Gangguan nervus phrenicus
Gangguan otot pernapasan
b. Peningkatan beban
Peningkatan kebutuhan ventilasi
Peningkatan ruang rugi
Peningkatan work of breathing
Edema larings
Ruang rugi akibat sirkuit ventilator
Pengaturan trigger yang tidak tepat
Asinkroni antara pasien dan ventilator
Distensi abdomen
Penyebab lain
c. Kombinasi
3. Obstruksi jalan napas pasca ekstubasi
Parameter
Beberapa petanda klinis & parameter lain yg sering digunakan pd
penyapihan ventilator:
1. Parameter keberhasilan pertukaran gas paru
a. Oksigenasi
- Kadar oksigen darah arteri (PaO2)
- Kadar oksigen darah arteri dibagi fraksi inspirasi oksigen
(PaO2/FiO2)
- Alveolar-arterial oxygen difference (A-a)DO2
- Intrapulmonary shunt fraction
b. Ventilasi
- Kadar karbon dioksida darah arteri (PaCO2)
- Ruang rugi fisiologis
- End tidal - arterial CO2 difference
Parameter upaya napas :
- Frekuensi napas :
Pernapasan paradoks
Retraksi
Volume tidal pd pernapasan spontan
Tekanan inspirasi napas spontan pasien (Pi)
Tekanan negatif maksimal (NIF)
Ketahanan (endurance) otot napas (Pi/NIF)
Pengukuran dg manometer oesofagus untuk menilai work of
breathing
Oxygen cost of breathing
3. Parameter tingkat tunjangan ventilator (ventilatory support)
Mean airway pressure (Paw)
Fraksi inspirasi oksigen (FiO2)
Indeks oksigenasi (OI=FiO2xPaw/PaO2)
Fraction of total ventilation provided by the ventilator
(FrVe)
4. Parameter mekanik pernapasan :
Dynamic compliance (Cdyn)
Peak inspiratory pressure (PIP)
Inspiratory drive ➛ mean inspiratory flow (Vt/Ti)
Respiratory work ➛ frequency to tidal volume ratio (f/Vt)
Risiko kegagalan penyapihan ventilator berdasar beberapa parameter di atas
dapat dilihat pd Tabel 2
Prosedur Penyapihan
Kriteria calon yg akan disapih adalah:
1. Kesadaran baik
2. Tidak dalam sedasi dalam
3. Tidak mendapat obat pelumpuh otot dalam 24 jam sebelum
penyapihan
4. PEEP ≤ 7
5. FiO2 ≤ 0,4
6. PIP <25 cm H2O
7. pH darah arteri 7,32-7,47
• Ada berbagai modus ventilator yg dirancang untuk mempermudah
penyapihan ventilator.
• Beberapa di antaranya merupakan modus yg spesifik untuk merek
ventilator tertentu.
• Metoda penyapihan dg modus synchronized intermittent mandatory
ventilation (SIMV) dg kombinasi pressure support (PS), dilanjutkan dg
uji kesiapan ekstubasi.
• Modus ini umumnya dapat digunakan pd hampir semua ventilator ICU.
• Modus SIMV adalah modus yg memungkinkan pasien bernapas spontan
tanpa benturan dg napas ventilator (synchronize).
• Pilih napas yg berjenis pressure, hingga setiap napas pasien dapat
dibantu dg tekanan (pressure support).
• Pressure support berguna untuk meringankan kerja napas, terutama
untuk mengatasi beban akibat resistensi pipa endotrakeal.
Pada dasarnya penyapihan dilakukan atas tunjangan oksigen, yaitu FiO2
dan PEEP & tunjangan ventilasi, yaitu napas ventilator & tekanan gas
ventilator.
Penyapihan oksigen dilakukan dg menurunkan FiO2 serendah mungkin dg
mempertahankan saturasi ≥ 95%.
Setelah FiO2 telah mencapai nilai ≤ 0,5, turunkan PEEP 1 cm H2O setiap 4
jam sampai 5 cm H2O.
Apabila saat menurunkan PEEP, saturasi kurang dari 95%, naikkan FiO2
sebesar 10%.
Bila dibutuhkan tingkatkan kembali PEEP.
Bila dengan FiO2 < 0.5 & PEEP ≤ 5 cm H2O, pernapasan anak normal
(work of breathing tidak meningkat dg frekuensi napas normal sesuai
usia), napas ventilator (intermittent mandatory ventilation rate) dapat
diturunkan 1-2 napas tiap 4 jam.
Besarnya pressure support (PS) yg harus diberikan adalah agar
volume tidal (Vt) yg dihasilkan 5-7 ml/kg BB.
PS dapat diturunkan 2 cm H2O tiap 4 jam.
Bila saat penurunan PS, Vt menurun hingga < 5 ml/kg, naikkan
kembali PS 2 cm H2O.
Ketika seluruh napas diinisiasi pasien sendiri, PEEP ≤ 5 cm H2O, FiO2 <
0,5, pernapasan pasien normal & PS ≤ 16 cm H2O selama 2 jam, dapat
dilakukan uji kesiapan ekstubasi (extubation readiness test = ERT).
ERT dilakukan pd modus CPAP (continuous positive airway pressure). Pada
modus ini pasien bernapas dalam tekanan positif dg seluruh napas
merupakan napas pasien sendiri.
PS diberikan agar Vt 5-7 ml/kg.
Bila saturasi turun hingga ≤ 95%, proses penyapihan dihentikan, bila saturasi
>95%, turunkan PS ke tingkat minimal (tabel 3).
Langkah ini dilakukan agar meringankan pasien dalam mengatasi tambahan
resistensi akibat sirkuit ventilator.
Lakukan pemantauan selama 2 jam.
Bila selama pemantauan saturasi turun hingga < 95%, Vt < 5 ml/kg, work of
breating meningkat, atau frekuensi napas meningkat di atas batas normal
sesuai usia (tabel 4), maka ERT dianggap gagal & ventilator dikembalikan ke
pengaturan semula.
Uji kesiapan ekstubasi harus segera dihentikan
atas penilaian klinis:
Kriteria klinis:
Diaphoresis Napas cuping hidung
Peningkatan work of breathing
Takikardia (peningkatan frekuensi nadi > 40 /menit)
Aritimia
Hipotensi
Apnu
Kriteria laboratoris:
Peningkatan end tidal CO2 > 10 mm Hg
pH darah arteri < 7,32
Penurunan pH darah arteri > 0,07
PaO2 < 60 mm Hg dg FiO2 > 0,4 (P/F ratio < 150) –
Saturasi oksihemoglobin menurun > 5%
Simpulan :
Kegagalan maupun keberhasilan penyapihan ventilator bergantung pd
kondisi pasien.
Parameter keberhasilan dipengaruhi oleh fungsi pertukaran gas paru,
fungsi sistim pernapasan pasien & tingkat tunjangan ventilator.
Penyapihan dilakukan secara bertahap dg menurunkan bantuan
oksigenasi & ventilasi.
Pemantauan ketat perlu dilakukan selama proses penyapihan.