Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN

DHF ( Dengue haemorhagic fever )

A. Definisi
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada
anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri
sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong
arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes
aegypty (betina) (Resti, 2014)
DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan
beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya
dengan cepat menyebar secara efidemik. (PADILA, 2012)

B. Etiologi
Virus dengue serotype 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vector
nyamuk aedes aegypti. Nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan
beberapa spesies lain merupakan vector yang kurang berperan. Infeksi
dengan salah satu serotype akan menimbulkan antibody seumur hidup
terhadap serotype bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap
serotype lain.
(Smeltzer & Suzanne, 2001)

C. Klasifikasi
Klasifikasi DHF berdasarkan kriteria menurut WHO yaitu :
1. Derajat I ( ringan )
Demam mendadak dan sampai 7 hari di sertai dengan adanya gejala yang
tidak khas dan uji turniquet (+).
2. Derajat II ( sedang )
Lebih berat dari derajat I oleh karena di temukan pendarahan spontan
pada kulit misal di temukan adanya petekie, ekimosis, pendarahan,
3. Derajat III ( berat )
Adanya gagal sirkulasi di tandai dengan laju cepat lembut kulit dngin
gelisah tensi menurun manifestasi pendarahan lebih berat( epistaksis,
melena)
4. Derajat IV ( DIC )
Gagal sirkulasi yang berat pasien mengalami syok berat tensi nadi tak
teraba.
(Smeltzer & Suzanne, 2001)

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS 1


D. Patofisiologi
Virus dengue yang pertama kali masuk kedalam tubuh manusia melalui
gigitan nyamuk aedes dan menginfeksi pertama kali member gejala DF.
Pasien akan mengalami gejala viremia, sakit kepala, mual, nyei otot, pegal
seluruh badan, hyperemia ditenggorokkan, timbulnya ruam dan kelainan yang
mungkin terjadi pasa RES seperti pembesaran kelenjar getah bening, hati dan
limfa. Reaksi yang berbeda Nampak bila seseorang mendapatkan infeksi
berulang dengan tipe virus yang berlainan. Berdasarkan hal itu timbullah the
secondary heterologous infection atau sequential infection of hypothesis. Re-
infeksi akan menyebabkan suatu reaksi anamnetik antibody, sehingga
menimbulkan konsentrasi kompleks antigen antibody (kompleks virus
antibody) yang tinggi.
Terdapatnya kompleks virus antibody dalam sirkulasi darah
mengakibatkan hal sebagai berikut:

1. Kompleks virus antibody akan mengaktivasi system komplemen, yang


berakibat dilepasnya anafilatoksin C3a dan C5a. C5a menyebabkan
meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangnya
plasma melalui endotel dinding tersebut, suatu keadaan yang sangat
berperan terjadinya renjatan.
2. Timbulnya agregasi trombosit yang melepas ADP akan mengalami
metamorphosis. Trombosit yang mengalami kerusakan metamorphosis
akan dimusnahkan oleh system retikuloendotelial dengan akibat
trombositopenia hebat dan perdarahan. Pada keadaan agregasi, trombosit
akan melepaskan vasokoaktif (histamine dan serotonin) yang bersifat
meningkatkan permeabilitas kapiler dan melepaskan trombosit factor III
yang merangsang koagulasi intravascular.
3. Terjadinya aktivasi factor hegamen (factor XII) dengan akibat kahir
terjadinya pembentukan plasmin yang berperan dalam pembentukan
anafilatoksin dan penghancuran fibrin menjadi fibrinogen degradation
product. Disamping itu aktivasi akan merangsang system kinin yang
berperan dalam proses meningginya permeabilitas dindin pembuluh
darah.
(PADILA, 2012)

E. Manifestasi klinis
Diagnose penyakit DBD dapat dilihat berdasarkan criteria diagnosa
klinis dan laboratories. Berikut ini tanda dan gejala penyakit DBD dengan
diagnose klinis dan laboratories:

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS 2


a. Diagnose klinis
 Demam tinggi 2 sampai 7 hari (38-40̊ C)
 Manifestasi perdarahan dengan bentuk: uji tourniquet positif,
petekie (bintik merah pada kulit), purpura (perdarahan kecil di dalam
kulit), ekimosis, perdarahan konjungtiva (perdarahan pada mata),
epitaksis (perdarahan hidung), perdarahan gusi, hematemesis
(muntah darah), melena (BAB darah) dan hematusi (adanya darah
dalam urin).
 Perdarahan pada hidung
 Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah
pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah
 Pembesaran hati (hepatomegali)
 Renjatan (syok), tekanan nadi menurun menjadi 20mmHg atau
kurang, tekanan sistolik sampai 80mmHg atau lebih rendah
 Gejala klinik lainnya yang sering menyertai yaitu anoreksia
(hilangnya nafsu makan), lemah, mual, muntah, sakit perut, diare
dan sakit kepala.
b. Diagnose laboratories
 Trombositopeni pada hari ke-3 sampai ke-7 ditemukan penurunan
trombosit hingga 100.000/mmHg
 Hemokonsentrasi, meningkatnya hemotokrit sebanyak 20% atau
lebih
(Resti, 2014)

F. Pemeriksaan diagnostic
a. Darah lengakap
 Leukpenia pada hari ke 2-3
 Trombositopenia dan hemokonsentrasi
 Masa pembekuan normal
 Masa pedarahan memanjang
 Penurunan factor II, V, VII, IX, dan XII
b. Kimia darah
 Hipoproteinemia, hiponatriam, hipodorumia
 SGOT/SGPT meningkat
 pH darah meningkat
c. Urinalis
 Mungkin ditemukan albuminuria ringan
d. Uji sum-sum tulang
Pada awal sakit biasanya hipaseluler kemudian menjadi hiperseluler

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS 3


G. Penatalaksanaan

1. Tirah baring
2. Pemberian makanan lunak .
3. Pemberian cairan melalui infus.
Pemberian cairan intra vena (biasanya ringer lactat, nacl) ringer lactate
merupakan cairan intra vena yang paling sering digunakan , mengandung Na
+ 130 mEq/liter , K+ 4 mEq/liter, korekter basa 28 mEq/liter , Cl 109 mEq/liter
dan Ca = 3 mEq/liter.

1. Pemberian obat-obatan : antibiotic, antipiretik,


2. Anti konvulsi jika terjadi kejang
3. Monitor tanda-tanda vital ( T,S,N,RR).
4. Monitor adanya tanda-tanda renjatan
5. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut
6. Periksa HB,HT, dan Trombosit setiap hari

H. Komplikasi
Adapun komplikasi dari penyakit demam berdarah diantaranya :
a. Perdarahan luas
Perdarahan biasanya terjadi pada hari ke 2 dari demam dan umumnya
terjadi pada kulit dan dapat berupa uji tocniquet yang positif mudah terjadi
perdarahan pada tempat fungsi vena, petekia dan purpura.
Perdarahan ringan hingga sedang dapat terlihat pada saluran cerna
bagian atas hingga menyebabkan haematemesis. Perdarahan
gastrointestinal biasanya di dahului dengan nyeri perut yang hebat.
b. Shock atau renjatan.
Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ke 3 sejak sakitnya penderita,
dimulai dengan tanda – tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab,
dingin pada ujung hidung, jari tangan, jari kaki serta sianosis disekitar
mulut. Bila syok terjadi pada masa demam maka biasanya menunjukan
prognosis yang buruk.
c. Effuse pleura
d. Penurunan kesadaran.
(Resti, 2014)

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS 4


I. Pathway

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS 5


J. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
Umur, jenis kelamin, tempat tinggal bisa menjadi indicator terjadinya
DHF
b. Riwayat kesehatan
 Keluhan utama
Panas
 Riwayat kesehatan sekarang
Panas tinggi, nyeri otot, dan pegal, ruam, malaise, muntah,
mual, sakit kepala, sakit pada saat menelan, lemah, nyeri pada
efigastrik, penurunan nafsu makan,perdarahan spontan.
 Riwayat kesehatan dahulu
Pernah menderita yang sama atau tidak
 Riwayat kesehatan keluarga
Adanya anggota keluarga yang pernah menderita penyakit
yang sama dan adanya penyakit herediter (keturunan).
c. Aktivitas
 Aktivitas/istirahat
Gejala : kelemahan, malaise Gangguan pola tidur
 Sirkulasi
Tanda : perasaan dingin meskipun pada ruangan hangat
Tekanan darah normal/sedikit di bawah jangkauan normal.
Denyut perifer kuat, cepat (perifer hiperdinamik);
lemah/lembut/mudah hilang, takikardia ekstrem (syok), nadi
lemah Suara jantung : disritmia dan perkembangan S3
mengakibatkan disfungsi miokard, efek dari asidosis/ketidak
seimbangan elektrolit. Kulit teraba dingin dan lembab terutama
pada ujung hidung, jari dan kaki
 Integritas ego
Tanda : gelisah
 Eliminasi
Gejala : diare
 Makanan/cairan
Gejala : anoreksia, haus, sakit saat menelan Mual,muntah
Perubahan berat badan akhir-akhir (meningkat/turun)
Tanda : penurunan berat badan, penurunan massa otot
(malnutrisi) Kelemahan, tonus otot dan turgor kulit buruk
Membran mukosa pucat, luka, inflamasi rongga mulut
 Hygiene

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS 6


Tanda : ketidakmapuan mempertahankan perawatan diri Bau
badan Lidah kotor
 Nyeri/kenyamanan
Gejala : Sakit kepala Nyeri tekan epigastrik Nyeri pada anggota
badan, punggung, sendi
 Perdarahan
Tanda : perdarahan di bawah kulit (petekie), perdarahan gusi,
epistaksis sampai perdarahan yang hebat berpa muntah darah
akibat perdarahan lambung, melena, hematuria
d. Pemeriksaan fisik
 System pernapasan
Sesak, epistaksia, napas dangkal, pergerakan dinding dada,
perkusi, auskultasi
 System cardivaskular
Pada grade I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet
positif, trombositipeni.
Pada grade III dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi cepat
(tachycardia), penurunan tekanan darah (hipotensi), cyanosis
sekitar mulut, hidung dan jari-jari.
Pada grade IV nadi tidak teraba dan tekanan darah tak dapat
diukur.
 System neurologi
Nyeri pada bagian kepala, bola mata dan persendian. Pada
grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran serta
pada grade IV dapat terjadi DSS
 System perkemihan
Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam, akan
mengungkapkan nyeri saat kencing, kencing berwarna merah
 System pencernaan
Perdarahan pada gusi, Selaput mukosa kering, kesulitan
menelan, nyeri tekan pada epigastrik, pembesarn limpa,
pembesaran pada hati (hepatomegali) disertai dengan nyeri
tekan tanpa diserta dengan ikterus, abdomen teregang,
penurunan nafsu makan, mual, muntah, nyeri saat menelan,
dapat muntah darah (hematemesis), berak darah (melena).
 System integument
Terjadi peningkatan suhu tubuh (Demam), kulit kering, ruam
makulopapular, pada grade I terdapat positif pada uji
tourniquet, terjadi bintik merah seluruh tubuh/ perdarahan

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS 7


dibawah kulit (petikie), pada grade III dapat terjadi perdarahan
spontan pada kulit.
e. Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan laboratorium
Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan di jumpai
1) Ig.G dengue positif
2) Trombositopenia
3) Hemoglobin meningkat
4) Hemokonsentrasi ( hematokrit meningkat)
5) Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan
 hipoproteinemia
 hiponatremia dan
 hipokalemia
Pada hari kedua dan ketiga terjadi lekopenia, netropenia,
aneosinophilia, peningkatan limposit, monosit dan basofil
1) SGOT atau SGPT darah mungkin meningkat
2) Ureum dan Ph darah mungkin meningkat
3) Waktu pendarahan memanjang
4) Pada pemeriksaan analisa gas darah arteri menunjukkan
asidosis metabolik: PCO2 < 35 – 40 mm Hg, HCO3 rendah
 Pemeriksaan serologi
Pada pemeriksaan ini di lakukan pengukuran literantibodi
pasien dengan cara haemaglutination nibitron test (HIT test)
atau dengan uji peningkatan komplemen pada pemeriksaan
serologi di butuhkan dua bahan pemeriksaan yaitu pada masa
akut atau demam dan masa penyembuhan (104 minggu
setelah awal gejala penyakit ) untuk pemeriksaan serologi ini di
ambil darah vena 2 – 5 ml.
Pemeriksaan sianosis yang menunjang antara lain foto thorak
mungkin di jumpai pleural effusion, pemeriksaan USG
hepatomegali dan splenomegali

2. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus.
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume
cairan aktif.
c. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis penyakit.
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia , mual dan muntah.

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS 8


e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen.
f. Resiko syok berhubungan dengan hipovilemik
g. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
h. Defisiensi pengetahuan berhubungan degan kurang familier dengan
sumber informasi.
3. Intervensi keperawatan
No Diagnose Tujuan & Kriteria Intervensi
keperawatan Hasil { NIC }
{ NOC }
1. Hipertermi Setelah dilakukan Fever Treatment :
berhubungan tindakan keperawatan 1. Observasi tanda-
dengan proses selama ... x 24 jam, tanda vital tiap 3
infeksi virus. pasien akan : jam.
· Menunjukkan suhu 2. Beri kompres
tubuh dalam hangat pada
rentang normal. bagian lipatan
· TTV normal. tubuh ( Paha dan
aksila ).
3. Monitor intake dan
output
4. Berikan obat anti
piretik.

Temperature
Regulation
5. Beri banyak
minum ( ± 1-1,5
liter/hari) sedikit
tapi sering
6. Ganti pakaian
klien dengan
bahan tipis
menyerap
keringat.
2. Kekurangan volume Setelah dilakukan Fluid Managemen
cairan tindakan keperawatan 1. Kaji keadaan
berhubungan selama ... x 24 jam, umum klien dan
dengan kehilangan pasien akan : tanda-tanda vital.
volume cairan aktif. · Menunjukkan 2. Kaji input dan
keseimbangan output cairan.
elektrolit dan asam 3. Observasi adanya
basa tanda-tanda syok
· Menunjukkan 4. Anjurkan klien
keseimbangan untuk banyak
cairan minum.
· Turgor kulit baik 5. Kolaborasi
· Tanda-tanda vital dengan dokter
dalam batas normal dalam pemberian
cairan I.V.
3. Nyeri akut Setelah dilakukan Pain management
berhubungan tindakan keperawatan 1. Lakukan
dengan proses selama ... x 24 jam, pengkajian nyeri
patologis penyakit. pasien akan : secara
· Dapat mengontrol kompherensif.
nyeri 2. Kaji faktor-faktor

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS 9


· Mengetahui tingkat yang
nyeri mempengaruhi
· Ekspresi wajah reaksi pasien
rileks. terhadap nyeri.
3. Berikan posisi
Analgetic yang nyaman dan
administration ciptakan suasana
· Berikan ruangan yang
analgesik sesuai tenang.
tipe dan beratnya 4. Berikan suasana
nyeri gembira bagi
pasien
4. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan Nutrition
nutrisi kurang dari tindakan keperawatan managemen
kebutuhan tubuh selama ... x 24 jam, 5. Kaji keadaan
berhubungan pasien akan : umum klien
dengan anoreksia , · Menunjukkan 6. Beri makanan
mual dan muntah. kebutuhan nutrisi sesuai kebutuhan
terpenuhi. tubuh klien.
· Memperlihatkan 7. Anjurkan orang
adanya selera tua klien untuk
makan memberi makanan
sedikit tapi sering.
8. Anjurkan orang
tua klien memberi
makanan TKTP
dalam bentuk
lunak

Nutrition Monitoring
9. Timbang berat
badan klien tiap
hari.
10. Monitor mual dan
muntah pasien

5. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Activity Therapy


berhubungan tindakan keperawatan 1. Kaji hal-hal yang
dengan selama ... x 24 jam, mampu dilakukan
ketidakseimbangan pasien akan : klien.
antara suplai dan · Dapat 2. Bantu klien
kebutuhan oksigen. berpartisipasi dalam memenuhi
aktivitas fisik kebutuhan
· Dapat melakukan aktivitasnya
aktivitas sehari-hari sesuai dengan
· TTV normal tingkat
keterbatasan klien
3. Beri penjelasan
tentang hal-hal
yang dapat
membantu dan
meningkatkan
kekuatan fisik
klien.
4. Libatkan keluarga
dalam pemenuhan
ADL klien
5. Jelaskan pada
keluarga dan klien
tentang

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS 10


pentingnya
bedrest ditempat
tidur
6. Resiko syok Setelah dilakukan Syok prevention
berhubungan tindakan keperawatan 1. Monitor keadaan
dengan hipovilemik selama ... x 24 jam, umum klien.
pasien akan : 2. Observasi tanda-
· TTV dalam batas tanda vital
normal 3. Monitor input dan
· Natrium serum, output pasien
kalium serum, 4. Anjurkan pada
kalsium serum, pasien/ keluarga
magnesium serum untuk segera
dalam batas melapor jika ada
normal. tanda-tanda
· Hematokrit dalam perdarahan.
batas normal 5. Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian cairan
I.V.

Syok managemen
6. Cek hemoglobin,
hematokrit,
trombosit
7. Monitor gas darah
dan oksigenasi
7. Ansietas Setelah dilakukan Anxiety Reduction
berhubungan tindakan keperawatan 1. Kaji tingkat
dengan perubahan selama ... x 24 jam, kecemasan
status kesehatan pasien akan : 2. Jelaskan prosedur
· Mampu pengobatan
mengidentifikasi perawatan.
dan 3. Beri kesempatan
mengungkapkan pada orang tua
gejala cemas untuk bertanya
· TTV normal tentang kondisi
· Menunjukkan pasien.
teknik untuk 4. Beri penjelasan
mengontrol cemas tiap prosedur/
tindakan yang
akan dilakukan
terhadap pasien
dan manfaatnya
bagi pasien
5. Beri dorongan
spiritual.
8. Defisiensi Setelah dilakukan Teaching: Disease
pengetahuan tindakan keperawatan Proses
berhubungan selama ... x 24 jam, 6. Kaji tingkat
degan kurang pasien akan : pengetahuan
familier dengan · Pasien dan klien/keluarga
sumber informasi. keluarga tentang penyakit
menyatakan DHF
pemahaman 7. Kaji latar belakang
tentang penyakit , pendidikan klien/
kondisi , keluarga.
prognosisdan 8. Jelaskan tentang
program proses penyakit,

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS 11


pengobatan diet, perawatan
· Mampu dan obat-obatan
melaksanakan yang pada klien dengan
dijelaskan secara bahasa dan kata-
benar kata yang mudah
dimengerti.
9. Jelaskan semua
prosedur yang
akan dilakukan
dan manfaatnya
pada klien.
10. Berikan
kesempatan pada
klien/ keluarga
untuk
menanyakan hal-
hal yang ingin
diketahui
sehubungan
dengan penyakit
yang diderita
klien.

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS 12


DAFTAR PUSTAKA

Doenges, E. M. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.
Judith, M. W., & Nancy, R. A. (2012). Diagnosa Keperawatan Nanda NIC NOC.
Jakarta: EGC.
Nurarif, Amin, H. K., & Hardhi. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan NANDA NIC-
NOC. Jakarta: Medi Action Publishing.
PADILA. (2012). Keperawatan Medikal Bedah . Yogyakarta: Nuha Medika.
Resti. (2014, September). Asuhan Keperawatan DHF. Retrieved Desember 27,
2015, from Tersemangat: http://www.tersemangat.com/2014/09/laporan-
pendahuluan-dengue-hemoragic.html
Smeltzer, & Suzanne, C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddart (8 ed.). Jakarta: EGC.

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS 13


LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. R

DENGAN DHF GRADE 2 DI RUANG FLAMBOYAN

RSUD DR. R. SOETIJONO BLORA

Nama Mahasiswa : Liana Ni’mah


Nim : E420163296
Hari / tanggal : 28/3/2018
Tempat Praktek : RSUD DR. R. SOETIJONO BLORA

A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS
a. Identitas Pasien
Nama : An. R
Umur : 10 th
Jenis Kelamin : perempuan
Agama : islam
Pendidikan : masih sekolah SD
Pekerjaan :-
Suku / bangsa : jawa
Status Perkawinan : belum kawin
Alamat : tunjungan
Tgl Masuk RS : 28/3/2018
No. RM : 288083
Diagnosa medis : DHF Gread 2
b. Identitas Penanggung jawab
Nama : Ny. N
Umur : 50 th
Jenis Kelamin : perempuan
Agama : islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pedagang pasar
Alamat : Sonorejo
Hubungan dengan pasien : Ibu Rumah tangga

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS 14


II. RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan utama : Ibu pasien mengatakan anaknya
demam tinggi sudah 4 hari
Riwayat Penyakit Sekarang : Ibu pasien mengatakan anaknya
demam tinggi sudah 4 hari, nyeri
perut, mual (+) muntah (-) makan
minum susah, mimisan (-), sudah
diperiksakan ke bidan desa tapi tidak
ada perubahan, kemudian pasien
dibawa ke RSUD Blora tanggal
28/3/2018 j.08.00 WIB.
Riwayat Penyakit dahulu : Ibu pasien mengatakan os tidak
pernah menderita penyakit seperti ini
sebelumnya.
Riwayat Penyakit keluarga : Ibu pasien mengatakan tidak ada
yang menderita penyakit DBD atau
penyakit menular lainnya.
Riwayat alergi : Ibu pasien mengatakan anaknya
tidak alergi terhadap debu atau
makanan serta obat.
Genogram

Keterangan :

: Laki-laki
: Perempuan
: pasien

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS 15


III. POLA FUNGSIONAL
Pola pernafasan : Ibu pasien mengatakan bahwa
sebelum sakit maupun saat pengkajian
anaknya tidak mengalami kesulitan
dalam bernafas, baik saat menarik,
maupun mengeluarkan nafas.
Kebutuhan nutrisi : Makan :
Sebelum sakit :
Ibu pasien mengatakan bahwa
anaknya makan 3x sehari dengan nasi,
lauk, sayur, serta biasanya menyisakan
makananya sebanyak 1-2 sendok
makan dari 1 porsi yang disediakan.
Selama sakit :
Ibu pasien mengatakan sampai saat
dilakukan pegkajian, anak tidak nafsu
makan, mual, makanan hanya habis ½
dari porsi makanan yang disediakan
rumah sakit.
Minum :
Sebelum sakit :
Ibu pasien mengatakan bahwa
sebelum sakit anaknya minum ± 6 - 7
gelas/ hari. Serta biasanya diberikan
susu 1 gelas/hari.
Selama sakit :
Selama sakit sampai saat pengkajian,
anak hanya minum ± 3-4gelas/hari.
Tidak ada keluhan muntah, hanya mual
saja, mulut terasa pahit saat makan
dan minum.
Kebutuhan eliminasi : BAB :
Sebelum sakit :
Ibu pasien mengatakan bahwa
sebelum sakit anaknya biasa BAB 1x
sehari dengan konsistensi lembek,
bau, dan warna khas feses.
Selama sakit :
Pada saat pengkajian pasien belum
BAB. Pasien terakhir BAB 2 hari lalu

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS 16


dengan konsistensi lembek, berwarna
kuning, dan bau khas feses.
BAK :
Pada saat pengkajian ibu pasien
mengatakan bahwa anaknya tidak
mengalami masalah pada BAK, anak
tetap BAK 3x sehari seperti sebelum
sakit dengan konsistensi warna kuning
pekat, bau khas urine serta volume ±
100 cc
Kebutuhan istirahat tidur : Ibu pasien mengatakan bahwa
sebelum maupun setelah sakit,
anaknya tetap dapat tidur 9 jam pada
malam hari, yaitu dari pukul 22.00-7.00
dan tidur siang selama 2 jam dari pukul
13.00-15.00. selama tidur anak tidak
mengigau ataupun mengorok.
Kebutuhan rasa aman dan nyaman : Ibu pasien mengatakan bahwa
anaknya tidak mengeluh takut ataupun
tampak ketakutan selama di rawat di
rumah sakit, hal tersebut dikarenakan
ibu selalu berada di dekat anak untuk
memenuhi kebutuhan anak.
Pada saat pengkajian ibu pasien
mengatakan bahwa anaknya tidak ada
mengeluh nyeri pada bagian tubuhnya.

Kebutuhan berpakaian : Ibu pasien mengatakan bahwa dlam


berpakaian selama sakit dibantu.
Kebutuhan mempertahankan suhu tubuh : Ibu pasien mengatakan anaknya
dan sirkulasi demam dan erkadang menggigil.
Kebutuhan personal hygine : Ibu pasien mengatakan bahwa
sebelum sakit anaknya sudah bisa
gosok gigi dan mandi madiri. Saat di
rawat di rumah sakit, ibu hanya
mengelap badan pasien dengan air
hangat setiap pagi dan sore hari.
Gosok gigi sendiri dengan sedikit
bantuan.
Kebutuhan gerak dan keseimbangan : Ibu pasien mengatakan selama sakit

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS 17


tubuh anak lebih banyak tiduran, anak bias
duduk, untuk berpindah tempat anak
bisa jalan sendiri.
Kebutuhan berkomnikasi dengan orang : Selama sakit anak mampu
lain berkomunikasi dengan orang lain,
ditunjukkan pada saat ditanya
menjawab dengan baik.
Kebutuhan spiritual : Ibu pasien mengatakan bahwa
sebelum sakit anaknya selalu ikut
dengan ibu sembahyang setiap hari di
rumah, namun setelah sakit ibu hanya
mengajak anak untuk berdoa di atas
temapat tidur.
Kebutuhan bekerja : Anak masih usia 10 tahun, masih
sekolah.
Kebutuhan bermain dan rekreasi : Ibu pasien mengatakan anaknya
hanya bisa bermain HP di tempat tidur.
Kebutuhan belajar : Ibu pasien mengatakan sudah
mengerti penyebab dan pencegahan
penyakit Demam Berdarah, namun ibu
akan tetap belajar serta akan selalu
menasehati anaknya untuk tidak
bermain di tempat genangan-genangan
air serta ibu akan bersedia mengikuti
semua tindakan medis yang ditujukan
kepada anaknya .

IV. PEMERIKSAAN FISIK


Keadaan umum : Lemah, pasien tampak sakit
sedang
BB : 32,5 kg
Kesadaran : CM
GCS : 15
E:4M:6V:5
TTV : S : 39
Nadi : 105 x / mnt
Td : 105 / 80 mm Hg
RR : 24 x / mnt
Kepala : Normal tak tampak kelainan
Wajah : Normal tak tampak kelainan

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS 18


Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis
warna pink, sclera putih tidak ikterik.
Hidung : Tidak ada perdarahan hidung
Mulut : Mukosa bibir kering, perdarahan
gusi
Telinga : Normal tak tampak kelainan,
pendengaran baik
Leher : Normal tak tampak kelainan, tidak
ada distensi vena jugularis.
Dada
Paru I : expansi dada simetris
P : simetris, tidak ada nyeri tekan
P : sonor
A : vesikuler pada area kanan dan
kiri
Jantung I : IC tidak tampak
P : IC teraba pada intercosta 4-5
P : pekak
A : BJ I dan II regular, tidak ada
bunyi jantung tambahan
Abdomen I : perut cembung
A : Peristaltik dalam batas normal
(14 x / mnt)
P : Teraba hepatomegali
P : tympani, pekak pada hepar
Genetalia : Bersih, tidak ada kelainan
Extremitas : Atas : akral hangat, CRT < 2 dtk
Bawah : akral hangat, CRT < 2dtk
ADP kuat angkat
Kulit teraba panas, ptechie pada
lengan.

V. DATA PENUNJANG
Pemeriksaan laborat : 28/3/2018 j.08.00
AL : 2
Hb : 14.6
Ht : 48
AT : 116
Radiology : Tidak dilakukan
ECG : Tidak dilakukan

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS 19


Terapi medis : Inf Ass 116 cc/ jam
Obat oral :
Pamol 500 mg/ 6 jam jika demam

B. ANALISA DATA
NO Hari / tgl Data Fokus Problem Etiologi
1. 23/2018 Ds : os mengatakan Hipertermi Infeksi virus
09.30 badannya demam
Do : S : 39
Hr : 105 x / mnt
Badan teraba panas
AL : 2
Hb : 14.6
Ht : 48
AT : 116

2. 23/2018 Ds : Os mengatakan Resiko syok hipovilemik


09.30 mulut pahit, makan
minum juga pahit
Do : perdarahan
gusi
kulit kering
S : 39
Td : 105 /80 mm Hg
Ht : 48
AT : 116
BAK warna kuning
pekat.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus.
2. Resiko syok berhubungan dengan hipovilemik

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS 20


D. INTERVENSI
No Hari / Dx Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
tgl Hasil
Jam
1. 28/3/18 Hipertermi berhubungan Setelah dilakukan Fever Treatment : 1. Tanda-tanda vital merupakan acuan untuk
dengan proses infeksi tindakan keperawatan 1. Observasi tanda-tanda mengetahui keadaan umum pasien.
j.09
virus. selama 2x24 jam vital tiap 3 jam. 2. Kompres hangat dapat mengembalikan suhu
diharapkansuhu tubuh 2. Beri kompres hangat normal memperlancar sirkulasi.
pasien dalam rentang pada bagian lipatan 3. Untuk mengetahui adanya ketidakseimbangan
normal dengan criteria tubuh ( Paha dan aksila cairan tubuh.
hasil : ). 4. Dapat menurunkan demam
Suhu : 36,5°C -37,2°C 3. Monitor intake dan
output
4. Berikan obat anti piretik. 5. Peningkatan suhu tubuh akan menyebabkan
Temperature Regulation penguapan tubuh meningkat sehingga perlu
5. Beri banyak minum ( ± diimbangi dengan asupan cairan yang banyak.
1-1,5 liter/hari) sedikit 6. Pakaian yang tipis menyerap keringat dan
tapi sering membantu mengurangi penguapan tubuh akibat
6. Ganti pakaian klien
dari peningkatan suhu dan dapat terjadi konduksi.
dengan bahan tipis
menyerap keringat.
2. 28/3/18 Resiko syok berhubungan Setelah dilakukan Syok prevention 1. Memantau kondisi klien selama masa perawatan
tindakan keperawatan 1. Monitor keadaan umum terutama saat terjadi perdarahan sehingga tanda pra
j.09 dengan hipovilemik
selama 2 x 24 jam, klien. syok, syok dapat ditangani.
diharapkan tidak terjadi 2. Observasi tanda-tanda 2. Tanda vital dalam batas normal menandakan
syok dengan kriteria : vital keadaan umum klien baik
 TTV dalam batas 3. Monitor input dan output 3. Mengetahui balance cairan dan elektrolit dalam
normal pasien
 Hematokrit dalam 4. Keterlibatan keluarga untuk segera melaporkan jika
batas normal terjadi perdarahan terhadap pasien sangat

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS 21


4. Anjurkan pada pasien/ membantu tim perawatan untuk segera melakukan
keluarga untuk segera tindakan yang tepat
melapor jika ada tanda- 5. Pemberian cairan I.V sangat penting bagi klien
tanda perdarahan. yang mengalami deficit volume cairan untuk
5. Kolaborasi dengan memenuhi kebutuhan cairan klien.
dokter dalam pemberian
cairan I.V.
Syok managemen
6. Untuk acuan melakukan tindak lanjut terhadap
6. Cek hemoglobin,
perdarahan.
hematokrit, trombosit
7. Monitor gas darah dan 7. Untuk mengetahui adanya asodosis metabolik.
oksigenasi

E. IMPLEMENTASI
No Hari / tgl Dx Implementasi Respon Ttd
Jam Keperawatan
1. 28/3/2018 1 Memberi kompres hangat pada bagian lipatan DS :pasien mengatakan mau dikompres
tubuh ( Paha dan aksila ).
09.15 DO : pasien di kompres , badan panas
2. 28/3/2018 1 Memberikan obat anti piretik. (paracetamol 500 mg DS :
peroral)
09.17 DO : obat oral masuk, tidak muntah

3. 28/3/2018 1 Mengganti pakaian klien dengan bahan tipis DS : pasien mengatakan mau diganti
09.18 menyerap keringat pakaian
DO : pasien ganti pakaian, tampak lebih
nyaman

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS 22


4. 28/3/2018 1 Menganjurkan ibu untuk mamberi banyak minum ( DS : pasien mengatakan mau minum, tapi
± 1-1,5 liter/hari) sedikit tapi sering
09.20 mulut pahit
DO : pasien diberi minum ibu habis 3
sendok makan
5. 28/3/2018 2 Menganjurkan pada pasien/ keluarga untuk segera DS : -
melapor jika ada tanda-tanda perdarahan.
09.22 DO : ibu pasien tampak mengerti

6. 28/3/2018 2 Monitor keadaan umum klien. DS : pasien mengatakan tidak enak makan
12.00 minum.lemas
DO : pasien tampak lemah, akral hangat,
nadi kuat, CRT < 2 dtk, tidak ada
perdarahan saluran cerna, perdarahan gusi
(+) mimisan (-) tidak tampak sesak
7. 28/3/2018 2 Observasi tanda-tanda vital DS : -
12.02 DO : Td : 110/70 mm Hg
S : 37,4
Nadi : 98x/mnt
RR : 24x /mnt
8. 28/3/2018 2 Melakukan Cek hemoglobin, hematokrit, trombosit DS :
13.00 DO : AT : 61 Ht : 48 Hb : 14,5 Al : 3,6

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS 23


9. 28/3/2018 2 Memonitor input dan output pasien DS : pasien mengatakan BAK 1x, minum
13.30 1/2gelas
DO : urine kuning pekat 100 cc
10. 28/3/2018 2 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan DS : -
13.30 I.V. ( Inf Assering 165 cc/jam) DO : Infus terpasang Assering 165 cc/jam
(infuse pump)
11. 29/3/2018 1 Menganjurkan ibu untuk mamberi banyak minum ( DS : pasien mengatakan mau minum, tapi
± 1-1,5 liter/hari) sedikit tapi sering
09.20 mulut pahit
DO : pasien diberi minum ibu habis 1 botol
air mieral 500 cc
12. 29/3/2018 2 Menganjurkan pada pasien/ keluarga untuk segera DS : -
melapor jika ada tanda-tanda perdarahan.
09.22 DO : ibu pasien tampak mengerti

13. 29/3/2018 2 Monitor keadaan umum klien. DS : pasien mengatakan lemas


12.00 DO : pasien tampak lemah, akral hangat,
nadi kuat, CRT < 2 dtk, tidak ada
perdarahan saluran cerna, perdarahan gusi
(-) mimisan (-) tidak tampak sesak
14. 29/3/2018 2 Observasi tanda-tanda vital DS : -
12.02 DO : Td : 110/80 mm Hg
S : 36,5
Nadi : 98x/mnt

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS 24


RR : 24x /mnt

15. 29/3/2018 2 Melakukan Cek hemoglobin, hematokrit, trombosit DS :


13.00 DO : AT : 68 Ht : 38 Hb : 14,5 Al : 3
16. 28/3/2018 2 Memonitor input dan output pasien DS : pasien mengatakan BAK 1x, minum
13.30 500 cc
DO : urine kuning jernih 650 cc
17. 28/3/2018 2 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan DS : -
13.30 I.V. ( Inf Assering 110 cc/jam) DO : Infus terpasang Assering 110 cc/jam
(infuse pump)
18. 29/3/2018 1 Menganjurkan ibu untuk mamberi banyak minum ( DS : pasien mengatakan mau minum,
± 1-1,5 liter/hari) sedikit tapi sering
09.20 DO : pasien diberi minum ibu habis 1 botol
air mieral 500 cc
19. 30/3/2018 2 Menganjurkan pada pasien/ keluarga untuk segera DS : -
melapor jika ada tanda-tanda perdarahan.
09.22 DO : ibu pasien tampak mengerti

20. 30/3/2018 2 Monitor keadaan umum klien. DS : pasien mengatakan sudah enakan
12.00 DO : pasien tampak lemah, akral hangat,
nadi kuat, CRT < 2 dtk, tidak ada
perdarahan saluran cerna, perdarahan gusi
(-) mimisan (-) tidak tampak sesak
21. 30/3/2018 2 Observasi tanda-tanda vital DS : -

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS 25


12.02 DO : Td : 110/80 mm Hg
S : 36,3
Nadi : 98x/mnt
RR : 24x /mnt
22. 30/3/2018 2 Melakukan Cek hemoglobin, hematokrit, trombosit DS :
13.00 DO : AT : 80 Ht : 38 Hb : 14,5 Al : 3,8
23. 30/3/2018 2 Memonitor input dan output pasien DS : pasien mengatakan BAK 1x, minum
13.30 500 cc
DO : urine kuning jernih 700 cc
24. 30/3/2018 2 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan DS : -
13.30 I.V. ( Inf Assering 92,5 cc/jam) DO : Infus terpasang Assering 97,5 cc/jam
(infuse pump)

F. EVALUASI
No Hari / tgl Dx Evaluasi Ttd
Jam Keperawatan
1. 30/3/2018 Hipertermi S : pasien mengatakan sudah tidak demam
berhubungan O : badan teraba tidak panas
dengan proses S : 36.3
infeksi virus N : 98 x / mnt
Al : 3,8

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS 26


A : masalah teratasi
P : pertahankan intervensi : no (5) Monitor intake dan output
No (6) Beri banyak minum ( ± 1-1,5 liter/hari) sedikit tapi sering

2. 30/3/2018 Resiko syok S : pasien mengatakan badan sudah agak enakan


berhubungan O : AT : 80 Ht : 38 Hb : 14,5 Al : 3,8
dengan Oedema palpebra (+)
hipovolemi Td : 110/80
Nadi : 98x/mnt
Akal hangat, nadi kuat, CRT <2dtk
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi :
No (2) Observasi tanda-tanda vital
No (3) Monitor input dan output pasien

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS 27

Anda mungkin juga menyukai