A. Pengertian
Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak
yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering
ini adalah kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa
tahun.(Smeltzer C. Suzanne, 2012 dalam ekspresiku-blogspot 2016)
Stroke adalah keadaan yang timbul karena terjadi gangguan
peredaran darah di otak yang mengakibatkan seseorang menderita
kelumpuhan atau kematian.(Batticaca, 2012)
Stroke Non Hemoragic adalah salah satu jenis stroke yang
disebabkan karena defisit neurologis yang terjadi secara mendadak
yang disebabkan oleg gangguan sirkulasi darah ke otak.
B. Etiologi
Penyebab-penyebabnya antara lain:
1. Trombosis (bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak).
Trombosisi ibi terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi
sehingga menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat oedema
dan kongesti disekitarnya
2. Atherosklerosis
Mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya ketentuan atau
elastisitas pembuluh darah
3. Hypercoagulasi pada polysistemia
Darah bertambah kental, peningkatan viskositas hematokrit
meningkat dapat memperlambat aliran darah serebral areteritis
(radang pada arteri)
4. Embolisme cerebral (bekuan darah atau material lain).
Penyumbatan pembuluh darah otak oleh darah, lemak dan udara.
Pada umunya emboli berasal dari trombusdi jantung yang terllepas
dan menyumbat sistem arteri serebral. Emboli itu berlangsung
cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30 detik.
5. Hipoksia umum
a. Hipertensi yang parah
b. Cardiac pulmonary arrest
c. CO turun akibat aritmia
C. Klasifikasi
1. Stroke Non Haemoragic
a. Trombosis serebri, terjadi penyempitan lumen pembuluh darah
otak perlahan karena proses arterosklerosis serebral dan
perlambatan sirkulasi serebral.
b. Emboli serebral, penyempitan pembuluh darah terjadi
mendadak akibat abnormalitas patologik pada jatung. Embolus
biasanya menyumbat arteri serebral tengah atau cabang-
cabangnya, yang merusak sirkulasi cerebral.
2. Stroke Haemoragic
Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarhan
subaracnoid. Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak
pada daerah otak tertentu. Biasanya teerjadinya saat melakukan
aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat.
Kesadaran pasien umunya menurun (Cowin, 2014)
D. Patofisiologi
Suplai darah ke otak dapat berubah pada ganguuan fokal
(trombus, emboli, poerdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh karena
ganguuan umum (hypoksia karena ganguuan paru dan jantung).
Artherosklerosis sering/cenderung sebagai faktor penting terhadap
otak. Thrombus dapat berasal dari flak artherosklerotik atau darah
dapat beku pada area yang stenosis, dimana aliran darah akan lambat
atau terjadi turbulensi. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh
embolus menyebabkan oedema dan nekrosis diikuti trombosis dan
hypertensi pembuluh darah.
Jika aliran darah ke setiap bagian otak terhambat karena trombus
dan embolus maka mulai terjadi kekurangan O2 kejaringan otak.
Kekurangan selama 1 menit dapat menyebabkan nekrosis mikroskopis
neuron-neuron area kemudian disebut infark. Kekurangan O 2 pada
awalnya mungkin akibat iskemi umum (karena henti jantung/hipotensi)
E. Patway
Iskemia SNH
Hipoksia
Hernia cerebral
F. Manifestasi Klinik
Stroke menyebabkan beberapa defisit neurologik bergantung
pada lokasi lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area
yang perfusinya tidak adekuat dan jumlahnya aliran darah kolateral
(sekunder/aksesori). Fungsi otak yang rusak tidak dapat membaik
sepenuhnya kehilangan kehilangan motorik.Stroke adalah penyakit
motor neuron atas dan mengakibatkan kehilangan kontrol volunter
terhadap gerakan motorik, karena neuron motor atas melintas,
G. FAKTOR RESIKO
1. Hipertensi
2. Penyakit kardiovaskuler: arteria koronaria, gagal jantung kongestif,
fibrilasi atrium, penyakit jantung kongestif)
3. Kolesterol tinggi
4. Obesitas
5. Peningkatan hematokrit ( resiko infark serebral)
6. Diabetes Melitus (berkaitan dengan aterogenesis terakselerasi)
7. Kontrasepasi oral(khususnya dengan disertai hipertensi, merkok,
dan kadar estrogen tinggi)
8. Penyalahgunaan obat (kokain)
9. Konsumsi alcohol
(Smeltzer C. Suzanne, 2014, hal 2131)
I. Pemeriksaan Penunjang
1. CT Scan
Memperlihatkan adanya edema, hematoma, iskemia dan adanya
infark.
2. Angiografi Serebral
Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti
perdarahan atau obstruksi arteri
3. Pungsi Lumbal
a. Menunjukkan adanya tekanan abnormal
b. Tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah
menunjukkan adanya perdarahan
4. MRI: menunjukkan daerah yang mengalami infarks, hemoragik\
5. EEG: Memperlihatkan daerah lesi yang spesifik
6. Ultrasonografi Dopler: Mengideentifikasi penyakit arteriovena
7. Sinar X Tengkorak: Menunjukkan perubahan kelenjar lempeng
pineal
J. Penatalaksanaan
1. Bantuan kepatenan jalan nafas
a. Ventilasi, berikan O2
b. Trakeostomi
2. Tirah Baring
3. Penatalaksanaan cairan dan nutrisi
4. Obat-obatan:
a. anti hipertensi
K. Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian Sekunder
a. Aktivitas dan istirahat.
1) Data Subyektif:
(a) Kesulitan dalam beraktivitas ; kelemahan, kehilangan
sensasi atau paralysis.
(b) Mudah lelah, kesulitan istirahat (nyeri atau kejang otot).
2) Data obyektif:
(a) Perubahan tingkat kesadaran.
(b) Perubahan tonus otot ( flaksid atau spastic), paraliysis
(hemiplegia), kelemahan umum.
(c) Gangguan penglihatan
b. Sirkulasi
1) Data Subyektif:
Riwayat penyakit jantung (penyakit katup jantung, disritmia,
gagal jantung, endokarditis bacterial), polisitemia.
2) Data obyektif:
(a) Hipertensi arterial
(b) Disritmia, perubahan EKG
(c) Pulsasi : kemungkinan bervariasi
(d) Denyut karotis, femoral dan arteri iliaka atau aorta
abdominal.
c. Integritas ego
1) Data Subyektif :
Perasaan tidak berdaya, hilang harapan.
2) Data obyektif :
(a) Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat,
kesediahan , kegembiraan.
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
Nama pasien : Ny. E
Usia : 77 th
Jenis kelamin : Perempuan
Diagnosa medis : SNH
No. Register : 391923
Tanggal masuk : 27 September 2018
Tanggal pengkajian : 28 September 2018
2. KeluhanUtama
Badan sebelah kanan tidak bisa digerakkan sejak 8 jam sebelum masuk
RS
3. Riwayat penyakit sekarang
Keluarga pasien mengatakan ibunya mengalami bicara pelo, anggota
gerak sebelah kanan tidak bisa digerakkan dan tidak nyambung saat
diajak bicara. Keluhan dirasakan kurang lebih 8 jam sebelum masuk RS.
Oleh keluarga kemudian dibawa ke IGD tgl 27 September 2018.
Kemudian pasien dipindahkan ke ruang mawar, saat di ruang mawar tgl
27 september 2018 pukul 18.30 pasien gelisah, histeris, dan penurunan
kesadaran kemudian pasien dipindahkan ke ruang ICU. Saat dilakukan
pengkajian pasien mengatakan pusing. Pasien tampak bicara pelo,
kelmahan extremitas kanan, diajak bicara terkadang tidaak nyambung.
4. Pengkajian Fokus
a. Pengkajian primer
1) Airway :
Terpasang kanul O2 3 lpm
Tidak tampak sumbatan jalan nafas
Tidak ada suara snoring, gurgling, dan crowing/stridor
2) Breathing :
Pernafasan reguler
RR: 22x.menit
SPO2: 99 %
Pasien menggunakan alat bantu pernafasan kanul 3
liter/menit
Auskultasi suara nafas vesikuler kedua lapang paru
1 4
Kesimpulan : Hemiparase dextra
Refleks Babinski : positive (abnormal)
b. Pengkajian sekunder
1) Riwayat penyakit keluarga
Keluarga pasien mengatakan ibu dari klien juga menderita
stroke
2) Riwayat penyakit dahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu.
3) Pola fungsional kesehatan (gordon)
(a) Pola manajemen kesehatan
Pasien mengalami kelemahan pada tangan dan kaki kanan.
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien adalah pasien
sering kontrol ke dokter utuk kesehatannya dan jika merasa
pusing pasien minum obat hipertensi.
(b) Pola Nutrisi
Sebelum dirawat
Pola makan pasien 3 x sehari. Pasien tidak pernah
mengalami gangguan makan, pasien makan lewat
mulut, tidak ada gangguan menelan, minum + 2 botol air
mineral besar /hari atau + 2000 ml
Selama di RS
Pasien makan diit cair 3 x 250 cc lewat NGT
B. Analisa data
No Hari/ Data Problem Etiologi
Tanggal
DS: Pasien mengatakan Gangguan Sirkulasi darah
pusing perfusi jaringan ke otak tidak
DO: adekuat
Kesadaran Apatis ,
GCS: 13 E: 3 M: 6 V: 4
Kesulitan menelan
Bicara pelo
TD : 190/100 mmHg
Kekuatan otot :
1 4
1 4
Hemiparase dextra
Refleks Babinski :
positive (abnormal)
1 4
Hemiparase dextra
C. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan otak b.d sirkulasi darah ke otak tidak adekuat
2. Gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuskuler
3. Defisit perawatan diri b.d Kerusakan neuromuskuler, penurunan fungsi
motorik, penurunan ketahanan dan kekuatan
D. Perencanaan
No Tujuan
Intervensi Paraf
DX Kriteria Hasil
I Setelah dilakukan tindakan Peningkatan Perfusi Serebral
keperawatan 3x24 jam 1. Kaji adanya sakit kepala
diharapkan status sirkulasi 2. Kaji tingkat kesadaran dan
efektif : orientasi
Suhu kulit hangat 3. Monitor adanya TIK
Kekuatan fungsi otot 4. Monitor TTV
Tidak ada nyeri pada 5. Monitor tonus otot,
ekstremitas pergerakan motorik
TD dalam rentang 6. Tinggikan kepala sampai
normal sesuai kondisi
Tidak mengalami nyeri 7. Kolaborasi dengan tim medis
kepala dalam pemberian terapi
II Setelah dilakukan asuhan Latihan Kekuatan
keperawatan selama 3x 24 1. Ajarkan dan berikan dorongan
jam klien menunjukkan: pada klien untuk melakukan
Membutuhkan alat bantu program latihan secara rutin
Membutuhkan bantuan Latihan untuk ambulasi
orang lain 2. Ajarkan teknik Ambulasi &
Membutuhkan bantuan perpindahan yang aman
orang lain dan alat kepada klien dan keluarga.
Hari ke 2
No Hari/ Jam Implementasi Respon Paraf
DX Tanggal
I 1. Mengkaji adanya sakit Ds : klien mengatakan
kepala pusing. Tangan dan
2. Mengkaji tingkat kaki kanan lemah
kesadaran dan Do:
Hari ke 3
No Hari/ Jam Implementasi Respon Paraf
DX Tanggal
I 1. Mengkaji adanya sakit Ds : klien mengatakan
kepala pusing. Tangan dan
2. Mengkaji tingkat kaki kanan lemah
kesadaran dan Do:
orientasi Skala nyeri 3
3. Memberikan injeksi Td : 160/90 Hg
citicolin Nadi : 98 x / mnt
4. Meninggikan kepala S : 36,8 oC
sampai sesuai kondisi RR : 22x/ mnt
5. Mengkaji keadaan Kelemahan
klien dan memonitor extremitas kanan
TTV Kekuatan otot
F. Evaluasi
No Hari/ Jam Evaluasi Paraf
DX Tanggal
I S:
Pasien mengatakan pusing sudah berkurang tapi
tangan kanan dan kaki kanan masih lemah dan
1 4
BAB 1: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berisi tentang tren dan issue terkini berkaitan dengan kasus yang
diangkat, dapat dimunculkan angka kejadian (statistik).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
BAB II: TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
B. Etiologi
C. Tanda gejala
D. Patofisiologi
E. Patways
F. Pemeriksaan penunjang
G. Pengkajian
H. Nursing care planing (NCP)
NamaMahasiswa :
Hari / Tanggal :
NIM :
JudulJurnal :
3. IdentitasKlien
4. Pengkajian ( Data FokusLengkap )
- Data Obyektif
- Data Subyektif
5. Tindakan / hal yang dipelajarisesuaipengkajian
6. Analisisdisertaidengankajianilmiahdansesuai data padaklien
7. PenggunaanReferensiTerbaru
NamaMahasiswa :
NIM :
JudulAskep :
1. IdentitasKlien
2. Pengkajian
a. Kelengkapan data fokus
b. Pengelompokkan data
c. Analisa data
3. DiagnosaKeperawatan
4. Intervensi
a. Perumusantujuan
b. Kriteriahasil
c. RencanaKeperawatan
5. Tindakankeperawatan
6. Evaluasi