PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru
(alveoli). Terjadinya pnemonia pada anak seringkali bersamaan dengan proses
infeksi akut pada bronkus (biasa disebut bronchopneumonia). Gejala penyakit ini
berupa napas cepat dan napas sesak, karena paru meradang secara mendadak.
Gejala yang lain pada Pneumonia adalah demam, sesak napas, napas dan nadi
cepat, dahak berwarna kehijauan atau seperti karet, serta gambaran hasil ronsen
memperlihatkan kepadatan pada bagian paru. Kepadatan terjadi karena paru
dipenuhi sel radang dan cairan yang sebenarnya merupakan reaksi tubuh untuk
mematikan luman. Tapi akibatnya fungsi paru terganggu, penderita mengalami
kesulitan bernapas, karena tak tersisa ruang untuk oksigen. Pneumonia yang ada
di masyarakat umumnya, disebabkan oleh bakteri, virus atau mikoplasma ( bentuk
peralihan antara bakteri dan virus ). Bakteri yang umum adalah streptococcus
Pneumoniae, Staphylococcus Aureus, Klebsiella Sp, Pseudomonas sp,vIrus
misalnya virus influensa.
Pneumonia merupakan masalah kesehatan di dunia karena angka kematiannya
tinggi, tidak saja dinegara berkembang, tapi juga di negara maju seperti AS,
Kanada dan negara-negara Eropah. Di AS misalnya, terdapat dua juta sampai tiga
juta kasus pneumonia per tahun dengan jumlah kematian rata-rata 45.000 orang.
Di Indonesia, pneumonia merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah
kardiovaskuler dan tuberkulosis. Faktor sosial ekonomi yang rendah
mempertinggi angka kematian.
a. Gagal nafas akut disertai asidosis respiratorik yang tidak dapat diatasi dengan
pengobatan biasa
b. Hipoksemia yang telah mendapat terapi oksigen maksimal, namun tidak ada
perbaikan
c. Apnu
d. Secara fisiologis memenuhi criteria :
1) Volume tidal < 5 ml/kgBB
2) Tekanan inspirasi maksimal < 25 cmH2O
3) RR > 35 x/mnt
4) PaO2 < 60 mmHg dengan pemberian FiO2 > 60%
2.1.4 Klasifikasi
a) Ventilator Tekanan Negatif
Ventilator ini tidak membutuhkan konecktor ke jalan nafas (ETT) karena ventilator
ini membungkus tubuh, sekarang sudah ditinggalkan
2.2.3 Klasifikasi Trakeostomi
Menurut Ilham (2010), komplikasi yang terjadi pada tindakan trakeostomi dibagi
atas:
a. Komplikasi dini
1) Perdarahan
2) Pneumothoraks terutama pada anak-anak
3) Aspirasi
4) Henti jantung sebagai rangsangan hipoksia terhadap respirasi
5) Paralisis saraf rekuren
a. Cuffed Tubes
2.3.2 Etiologi
Penyebab pneumonia adalah:
1. Bakteri (paling sering menyebabkan pneumonia pada dewasa):
a. Streptococcus pneumonia
b. Staphylococcus aureus
c. Legionella
d. Hemophilus influenzae
Pneumonia juga bisa terjadi setelah pembedahan (terutama pembedahan perut)
atau cedera (terutama cedera dada), sebagai akibat dari dangkalnya
pernafasan, gangguan terhadap kemampuan batuk dan lendir yang tertahan.
Yang sering menjadi penyebabnya adalah Staphylococcus aureus,
pneumokokus, Hemophilus influenzae atau kombinasi ketiganya.
2. Virus: virus influenza, chicken-pox (cacar air)
Pneumonia pada anak-anak paling sering disebabkan oleh virus pernafasan,
dan puncaknya terjadi pada umur 2-3 tahun.
3. Organisme mirip bakteri: Mycoplasma pneumoniae (terutama pada anak-anak
dan dewasa muda). Mycoplasma pneumoniae adalah suatu tipe bakteri yang
seringkali menyebabkan suatu infeksi yang berkembang secara perlahan.
Gejala-gejala termasuk demam, kedinginan, nyeri-nyeri otot, diare, dan ruam
kulit. Bakteri ini adalah penyebab utama dari banyak pneumonia dalam bulan-
bulan musim panas dan gugur, dan kondisinya seringkali dirujuk sebagai
"atypical pneumonia." Macrolides (erythromycin, clarithromycin,
azithromycin, dan fluoroquinolones) adalah antibiotik-antibiotik yang umum
diresepkan untuk merawat Mycoplasma pneumonia.
4. Jamur tertentu.
Adapun cara mikroorganisme itu sampai ke paru-paru bisa melalui :
a. Inhalasi (penghirupan) mikroorganisme dari udara yang tercemar
b. Aliran darah, dari infeksi di organ tubuh yang lain
c. Migrasi (perpindahan) organisme langsung dari infeksi di dekat paru-paru.
Beberapa orang yang rentan (mudah terkena) pneumonia adalah:
a. Peminum alkohol
b. Perokok
c. Penderita diabetes
d. Penderita gagal jantung
e. Penderita penyakit paru obstruktif menahun
f. Gangguan sistem kekebalan karena obat tertentu (penderita kanker,
penerima organ cangkokan)
g. Gangguan sistem kekebalan karena penyakit (penderita AIDS).
Pneumonia juga bisa terjadi setelah pembedahan (terutama
pembedahan perut) atau cedera (terutama cedera dada), sebagai akibat dari
dangkalnya pernafasan, gangguan terhadap kemampuan batuk dan lendir yang
tertahan.Yang sering menjadi penyebabnya adalah Staphylococcus aureus,
pneumokokus, Hemophilus influenzae atau kombinasi ketiganya.
Pneumonia pada orang dewasa paling sering disebabkan oleh bakteri,
yang tersering yaitu bakteri Streptococcus pneumoniae (pneumococcus).
Pneumonia pada anak-anak paling sering disebabkan oleh virus pernafasan,
dan puncaknya terjadi pada umur 2-3 tahun. Pada usia sekolah, pneumonia
paling sering disebabkan oleh bakteri Mycoplasma pneumoniae.
2.3.6 Pencegahan
Agar tidak berkembang menjadi pneumonia, usahakan agar anak yang batuk
dan pilik mendapat makan cukup serta banyak minum, usahakan agar ruangan
tempat tinggal bebas dari asap.
Jika pernapasan bayi atau anak tampak normal yaitu tidak cepat dan tidak
sesak, anak cukup diobati di rumah. Jika anak demam, dapat diberikan obat
penurun panas. Bersihkan lubang hidung secara teratur sebelum tidur untuk
menjaga agar anak mudah bernapas, bagi bayi boleh tidur dengan posisi
tengkurap.
Agar anak tidak mengalami batuk pilek maupun pneumonia, jauhkan anak
dari penderita batuk, usahakan agar anak mempunyai gizi yang baik, berikan ASI
pada bayi atau anak usia 0-2 tahun, diet makan yang mengandung vitamin A dari
buah-buahan berwarna kuning serta sayuran, berikan imunisasi pada anak sesuai
waktunya, usahakan agar ruangan tempat tinggal anak mempunyai udara yang
bersih dan ventilasi yang cukup.
2.3.7 Pemeriksaan Diagnostik
1) Sinar X
Mengidentifikasikan distribusi strukstural (mis. Lobar, bronchial); dapat juga
menyatakan abses luas/infiltrate, empiema (stapilococcus); infiltrasi menyebar
atau terlokalisasi (bacterial); atau penyebaran/perluasan infiltrate nodul (lebih
sering virus). Pada pneumonia mikoplasma, sinar x dada mungkin bersih.
2) GDA
Tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat dan
penyakit paru yang ada.
3) JDL leukositosis biasanya ada, meskipun sel darah putih rendah terjadi pada
infeksi virus, kondisi tekanan imun.
4) LED meningkat
a. Fungsi paru hipoksemia, volume menurun, tekanan jalan nafas meningkat
dan komplain menurun.
b. Elektrolit Na dan Cl mungkin rendah
c. Bilirubin meningkat
d. Aspirasi / biopsi jaringan paru
Alat diagnosa termasuk sinar-x dan pemeriksaan sputum. Perawatan
tergantung dari penyebab pneumonia; pneumonia disebabkan bakteri dirawat
dengan antibiotik.
Pemeriksaan penunjang:
a. Rontgen dada : terdapat infiltrasi pada photo thorax.
b. Pembiakan dahak