Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PSIKOLOGI

PROSES BERPIKIR DAN PEMECAHAN MASALAH SECARA


KREATIF

Dosen Pengampu: Androe Gandadiputra, M.Psi

Dosen Pembimbing: Elsye Rahmawaty, S.Kep, MKM

Disusun oleh:

Annisa Rahma (P17120020004)


Deva Nurkhalifah (P17120020008)
Erinda Listiyawan (P17120020012)
Intan Puspitasari (P17120020016)
Mia Dwi Cahyani (P17120020020)
Nadia Unaisah Panjaitan (P17120020024)
Putri Rohmanita Prikasih (P17120020029)
Ripa Amelia (P17120020033)
Virginia Waluyanti Nur Kumala (P17120020038)

KELAS 1 A PRODI D III JURUSAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA 1
2020
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Proses Berpikir dan
Pemecahan Masalah Secara Kreatif” ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Tidak lupa
kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan
banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa di dalam makalah yang telah kami susun ini masih terdapat
banyak kesalahan serta kekurangan baik dari segi penulisan, penyusunan kata demi kata
maupun dalam penyusunan bahasa. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca demi tersusunnya makalah yang lebih baik lagi. Akhir kata, kami berharap agar
makalah ini bisa memberikan banyak manfaat.

Jakarta, 2 Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Sinopsis........................................................................................................................1
B. Latar Belakang.............................................................................................................1
BAB II TEORI..........................................................................................................................4
PROSES BERPIKIR..............................................................................................................4
A. Pengertian....................................................................................................................4
B. Proses dalam Berpikir..................................................................................................5
C. Jenis-Jenis Berpikir.....................................................................................................5
PROSES BERPIKIR SECARA KREATIF............................................................................6
A. Pengertian....................................................................................................................6
B. Tahap Berpikir Kreatif................................................................................................8
C. Faktor yang Mempengaruhi Berpikir Kreatif..............................................................8
D. Ciri-Ciri Berpikir Kreatif.............................................................................................9
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................................11
A. Kasus.........................................................................................................................11
B. Pembahasan...............................................................................................................11
BAB IV PENUTUP................................................................................................................14
A. Simpulan....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15
SKENARIO ROLE PLAY....................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Sinopsis
Dalam berbisnis tentunya banyak sekali tantangan dan masalah yang dihadapi,
begitupun dengan Intan dan Mia. Mereka berdua bersahabat sejak kecil yang
memutuskan untuk membuat usaha bersama. Usaha yang mereka rintis adalah usaha
kue cookies. Awal mereka membuka usaha, banyak sekali pelanggan yang membelinya.
Namun seiring berjalannya waktu, persaingan semakin banyak. Para pesaing
mengkreasikan kue cookies mereka dengan berbagai rasa yang membuat para
pelanggan toko Intan dan Mia berkurang. Hal ini membuat Intan dan Mia harus
berpikir bagaimana caranya agar usaha mereka tetap berjalan lancar. Mereka
berdiskusi untuk mencari inovasi baru dan akhirnya menemukan inovasi yang tepat
untuk kue cookiesnya.

B. Latar Belakang

Menurut Omar Mohammad Al–Toumi Al–Syaibany, manusia merupakan makhluk


yang mampu berpikir dan makhluk 3 dimensi (yang terdiri dari badan, ruh, dan
kemampuan berpikir / akal).

Menurut Kuswana, Wowo Sunaryo. Taksonomi Berpikir (Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2011) . hlm.3 menjelaskan proses berpikir merupakan urutan proses mental
yang terjadi secara alamiah atau terencana dan sistematis pada konteks ruang, waktu dan
media yang digunakan, serta menghasilkan suatu perubahan terhadap objek yang
mempengaruhinya. Proses berpikir merupakan suatu peristiwa mencampur,
mencocokkan, menggabungkan, menukar, dan mengurutkan konsep-konsep persepsi-
persepsi, serta pengalaman sebelumnya.

Menurut Supriadi dan Subanti. Analisis Proses Berpikir Siswa Dalam


Memecahkan Masalah Matematika Berdasarkan Langkah Polya Ditinjau Dari
Kecerdasan Emosional (Jakarta: 2014). hlm.12 disaat berpikir, pikiran manusia
melakukan proses tanya-jawab dengan pikirannya sendiri, sehingga dapat
menggabungkan hubungan antara bagian-bagian pengetahuan yang dimiliki. Dari suatu

1
pertanyaan tersebut akan memberikan arahan kepada pikiran manusia, sehingga
seseorang tersebut akan melakukan aktivitas berpikir setelah terdapat faktor pemicu
yang mempengaruhinya, baik itu bersifat internal maupun eksternal.

Proses berpikir dalam dunia kerja diperlukan untuk menemukan cara bagaimana
usaha yang dijalankan tetap berjalan dengan lancar melalui diskusi agar memunculkan
inovasi yang tepat. Hasil dari proses berpikir tersebut, usaha yang dijalankan dapat
berjalan dengan lancar.

Menurut Susanto. Teori Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT Fajar Interpratama


Mandiri, 2013). hlm. 110 berpikir kreatif merupakan sebuah proses yang melibatkan
unsur-unsur orisinalitas, kelancaran, fleksibelitas, dan elaborasi. Hal tersebut
menunjukan bahwa berpikir kreatif dapat mengembangkan daya pikir yang mencangkup
wawasan dengan unsur unsur yang luas.

Berpikir kreatif sangat diperlukan untuk memunculkan inovasi baru, salah satunya
dalam dunia kerja untuk mengembangkan kualitas dan kuantitas produk baru sehingga
dapat menarik minat para konsumen. Saat di dunia kerja, tentunya banyak sekali
dihadapkan oleh masalah yang mengharuskan individu maupun kelompok berpikir pada
permasalahan seperti pada kasus yang diceritakan salam sinopsis berikut ini :

Dalam berbisnis tentunya banyak sekali tantangan dan masalah yang dihadapi,
begitupun dengan Intan dan Mia. Mereka berdua bersahabat sejak kecil yang
memutuskan untuk membuat usaha bersama. Usaha yang mereka rintis adalah usaha
kue cookies. Awal mereka membuka usaha, banyak sekali pelanggan yang membelinya.
Namun seiring berjalannya waktu, persaingan semakin banyak. Para pesaing
mengkreasikan kue cookies mereka dengan berbagai rasa yang membuat para
pelanggan toko Intan dan Mia berkurang. Hal ini membuat Intan dan Mia harus
berpikir bagaimana caranya agar usaha mereka tetap berjalan lancar. Mereka
berdiskusi untuk mencari inovasi baru dan akhirnya menemukan inovasi yang tepat
untuk kue cookiesnya.

Kreativitas dan kemampuan pemecahan masalah merupakan kemampuan yang


dituntut oleh dunia kerja saat ini. Menurut Career Center Maine Department of Labor
(2004), beberapa karakteristik individu yang dikehendaki dunia kerja adalah: (1)
mempunyai kepercayaan diri, (2) mempunyai motivasi untuk berprestasi, (3) menguasai

2
keterampilan-keterampilan dasar seperti membaca, menulis, mendengarkan, berbicara,
dan melek komputer (computer literacy), (4) menguasai keterampilan berpikir, seperti
memecahkan masalah (problem solving), membuat soal (problem posing), mengambil
keputusan (decision making), berpikir analitis (analythical thinking), dan berpikir kreatif
(creative thinking), dan (5) menguasai keterampilan interpersonal, seperti kemampuan
berkerja dalam tim dan melakukan negosiasi. Kreativitas dan pemecahan masalah juga
menjadi kemampuan yang dituntut dunia bisnis sebagaimana dikemukakan Business in
the Community/BITC (McGregor, 2007) bahwa dunia bisnis memerlukan individu
dengan kemampuan komunikasi baik, kemampuan bekerja dalam tim, dan kemampuan
pemecahan masalah.

Berdasarkan permasalahan di dunia kerja, proses pemecahan masalah secara


kreatif dilakukan dengan mengembangkan kualitas dan kuantitas produk baru yang
diharapkan dapat menarik minat para konsumen.

3
BAB II

TEORI

PROSES BERPIKIR

A. Pengertian

Berpikir pada umumnya didefinisikan sebagai proses mental yang dapat


menghasilkan pengetahuan. Berpikir adalah suatu kegiatan akal untuk mengolah
pengetahuan yang telah diperoleh melalui indra dan ditujukan untuk mencapai
kebenaran (Rakhmat, 1991: 138). (Maxwell, 2004: 82) mengartikan berpikir sebagai
segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau memecahkan masalah,
membuat keputusan, atau memenuhi keinginan untuk memahami; berpikir adalah
sebuah pencarian jawaban, sebuah pencapaian makna.

Proses berpikir merupakan urutan proses mental yang terjadi secara alamiah
atau terencana dan sistematis pada konteks ruang, waktu dan media yang digunakan,
serta menghasilkan suatu perubahan terhadap objek yang mempengaruhinya. Proses
berpikir merupakan suatu peristiwa mencampur, mencocokkan, menggabungkan,
menukar, dan mengurutkan konsep-konsep persepsi-persepsi, serta pengalaman
sebelumnya.Salah satu kegiatan mental seseorang adalah berpikir. Terdapat berbagai
pendapat dari para ahli terkait pendefinisian berpikir, hal ini disebabkan karena
pandangan para ahli sesuai dalam bidang yang dikuasai, demikian definisinya antara
lain:

a. Berpikir adalah gejala jiwa yang dapat menetapkan hubungan-hubungan diantara


pengetahuan yang dimiliki.
b. Berpikir adalah suatu proses dialektis
c. Menurut Plato berpikir adalah berbicara dalam hati.
d. Berpikir adalah proses yang dinamis yang dapat digambarkan menurut proses atau
jalannya.
e. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berpikir artinya menggunakan akal budi
untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu, menimbang-nimbang dalam
ingatan.

4
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa berpikir merupakan aktivitas
jiwa dalam menggabungkan hubungan-hubungan dengan pengetahuan yang telah
dimiliki sehingga terjadi proses gambaran. Dimana dalam berpikir itu manusia
menggunakan abstraksi atau ideas yang bersifat ideasional. Disaat berpikir, pikiran
manusia melakukan proses tanya-jawab dengan pikirannya sendiri, sehingga dapat
meggabungkan hubungan antara bagian-bagian pengetahuan yang dimiliki, hal ini
disebut dengan proses berpikir yang dialektis. Dari suatu pertanyaan tersebut akan
memberikan arahan kepada pikiran manusia, sehingga seseorang tersebut akan
melakukan aktivitas berpikir setelah terdapat faktor pemicu yang mempengaruhinya,
baik itu bersifat internal maupun eksternal.

B. Proses dalam Berpikir


Dalam berpikir kita memerlukan alat yaitu akal (rasio). Proses yang dilalui
dalam berpikir diantaranya:
1. Proses pembentukan pengertian, yaitu kita menghilangkan ciri-ciri umum dari
sesuatu, sehingga tinggal ciri khas dari sesuatu tersebut.
2. Pembentukan pendapat yaitu pikiran kita menggabungkan (menguraikan) beberapa
pengertian, sehingga menjadi tanda masalah itu.
3. Pembentukan keputusan yaitu pikiran kita menggabung-gabungkan pendapat
tersebut.
4. Pembentukan kesimpulan yaitu pikiran kita menarik keputusan-keputusan dari
keputusan yang lain.

C. Jenis-Jenis Berpikir
Beberapa ahli mengemukakan tentang jenis-jenis proses berpikir. Jean Piaget
mengungkapkan proses berpikir berdasarkan tahap perkembangan kognitif siswa dapat
diamati melalui 3 tipe proses berpikir yaitu:
1) Asimilasi merupakan proses penyatuan informasi baru ke struktur kognitif yang
ada dalam benak anak.
2) Akomodasi merupakan penyesuaian aplikasi skema yang cocok dengan
lingkungan yang direspons atau penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi
yang baru.

5
3) Equilibrium merupakan keseimbangan dengan apa yang digunakan dengan
lingkungan yang direspons sebagai hasil dari ketepatan akomodasi, atau
penyesuaian dari asimilasi.

PROSES BERPIKIR SECARA KREATIF

A. Pengertian
Berpikir pada umumnya didefinisikan sebagai proses mental yang dapat
menghasilkan pengetahuan. Berpikir adalah suatu kegiatan akal untuk mengolah
pengetahuan yang telah diperoleh melalui indra dan ditujukan untuk mencapai
kebenaran (Rakhmat, 1991: 138). (Maxwell, 2004: 82) mengartikan berpikir sebagai
segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau memecahkan masalah,
membuat keputusan, atau memenuhi keinginan untuk memahami ; berpikir adalah
sebuah pencarian jawaban, sebuah pencapaian makna.
Gambaran ini dapat dilihat bahwa berpikir pada dasarnya adalah proses
psikologis kemampuan berpikir pada manusia alamiah sifatnya. Manusia yang lahir
dalam keadaan normal akan dengan sendirinya memiliki kemampuan ini dengan
tingkat yang relatif berbeda. Jika demikian, yang perlu diupayakan dalam proses
pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan ini, dan bukannya
melemahkannya. Para pendidik yang memiliki kecendrungan untuk memberikan
penjelasan yang "selengkapnya" tentang satu material pembelajaran akan cendrung
melemahkan kemampuan subjek didik untuk berpikir. Sebaliknya, para pendidik yang
lebih memusatkan pembelajarannya pada pemberian pengertian-pengertian atau
konsep-konsep kunci yang fungsional akan mendorong subjek didiknya
mengembangkan kemampuan berpikir mereka. Pembelajaran seperti ini akan
menghadirkan tentangan psikologi bagi subjek didik untuk merumuskan kesimpulan-
kesimpulannya secara mandiri. Tujuan berpikir adalah memecahkan permasalahan
tersebut. Karena itu sering dikemukakan bahwa berpikir itu merupakan aktivitas psikis
yang intentional, berpikir tentang sesuatu. Di dalam pemecahan masalah tersebut,
orang menghubungkan satu hal dengan hal yang lain hingga dapat mendapatkan
pemecahan masalah.
Kata “Kreatif” merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris To Create,
yang merupakan singkatan dari :

6
1. Combine (menggabungkan)–penggabungan suatu hal dengan hal lain.
2. Reverse (membalik)–membalikan beberapa bagian atau proses.
3. Eliminate (menghilangkan)–menghilangkan beberapa bagian.
4. Alternatif (kemungkinan)–menggunakan cara, dengan yang lain.
5. Twist (memutar)–memutarkan sesuatu dengan ikatan.
6. Elaborate (memerinci)–memerinci atau menambah sesuatu.

Menurut Utami Munandar (1999: 20) menerangkan bahwa kreativitas adalah


sebuah proses atau kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan
orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan,
memperkaya, memperinci), suatu gagasan. Pada definisi ini lebih menekankan pada
aspek proses perubahan (inovasi dan variasi). Menurut (Sternberg, dalam Afifa,
2007) seseorang yang kreatif adalah seorang yang dapat berpikir secara sintesis artinya
dapat melihat hubungan-hubungan di mana orang lain tidak mampu melihatnya yang
mempunyai kemampuan untuk menganalisis ide-idenya sendiri serta mengevaluasi
nilai ataupun kualitas karya pribadinya, mampu menerjemahkan teori dan hal-hal yang
abstrak ke dalam ide-ide praktis, sehingga individu mampu meyakinkan orang lain
mengenai ide-ide yang akan dikerjakannya. Menurut (Drevdahl, dalam Hurlock,
1999: 98) kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi,
produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal
pembuatannya. Ia dapat berupa kegiatan imajinatif atau sintesis pemikiran yang
hasilnya bukan hanya rangkuman. Ia mungkin mencakup pembentukan pola baru dan
gabungan informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya dan pencangkokan
hubungan lama ke situasi baru mungkin mencakup pembentukan korelasi baru. Ia
harus mempunyai maksud tujuan yang ditentukan, bukan fantasi semata, walaupun
merupakan hasil yang sempurna dan lengkap. Ia mungkin dapat berbentuk produk
seni, kesusastraan, produk ilmiah, atau mungkin bersifat prosedural atau metodologis.

Berpikir kreatif sebagai kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang


baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat
diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat
hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya (Munandar,
1999: 25). Berpikir kreatif merupakan ungkapan (ekspresi) dari keunikan individu
dalam interaksi dengan lingkungannya. Ungkapan kreatif inilah yang mencerminkan
orisinalitas dari individu tersebut. Dari ungkapan pribadi yang unik dapat diharapkan
7
timbulnya ide-ide baru dan produk-produk yang inovatif dan adanya ciri-ciri seperti :
mampu mengarahkan diri pada objek tertentu, mampu memperinci suatu gagasan,
mampu menganalisis ide-ide dan kualitas karya pribadi, mampu menciptakan suatu
gagasan baru dalam pemecahan masalah. (Munandar, 1999: 45).

B. Tahap Berpikir Kreatif


Berpikir kreatif mempunyai beberapa mekanisme atau proses yang harus
dilalui. Menurut para psikolog, ada lima tahap berpikir kreatif, diantaranya:
1. Orientasi; masalah dirumuskan, dan aspek-aspek masalah diindentifikasi.
2. Preparasi; berusaha mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan
dengan masalah.
3. Inkubasi; proses pemberhentian sementara ketika berbagai masalah berhadapan
dengan jalan buntu. Tetapi mekipun begitu, proses berpikir berlangsung terus
dalam jiwa bawah sadar.
4. Iluminasi; ketika masa inkubasi berakhir dengan ditemukannya solusi untuk
memecahkan masalah.
5. Verifikasi; tahap untuk menguji dan secara kritis menilai pemecahan masalah yang
diajukan pada tahap keempat.

Sesungguhnya kemampuan berpikir kreatif pada dasarnya dimiliki semua


orang. Berpikir kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan gagasan-gagasan baru
dan orisinil. Bahkan pada orang yang merasa tidak mampu menciptakan ide baru pun
sebenarnya bisa berpikir secara kreatif, asalkan dilatih. Untuk itu, perlu diketahui
terlebih dahulu mengenai cara berpikir dan cara berpikir kreatif.

C. Faktor yang Mempengaruhi Berpikir Kreatif


Berpikir kreatif tumbuh subur bila ditunjang oleh faktor internal dan
situasional. Orang-orang kreatif memiliki temperamen yang beraneka ragam. Wagner
sombong dan sok ngatur; Tchaikovsky pemalu, pendiam, dan pasif; Bryon
hyperseksual; Newton tidak toleran dan pemarah; Einstein rendah hati dan sederhana.
Walaupun demikian, ada tiga aspek yang secara umum menandai orang-orang kreatif
menurut Munandar (1999: 96) :

8
a. Kemampuan kognitif: termasuk di sini kecerdasan di atas rata-rata, kemampuan
melahirkan gagasan-gagasan baru, gagasan-gagasan yang berlainan, dan
fleksibilitas kognitif.
b. Sikap yang terbuka: orang kreatif mempersiapkan dirinya menerima stimuli
internal maupun eksternal.
c. Sikap yang bebas, otonom, dan percaya pada diri sendiri: orang kreatif ingin
menampilkan dirinya semampu dan semaunya, ia tidak terikat oleh konvensi-
kovensi.

D. Ciri-Ciri Berpikir Kreatif


Seseorang dikatakan kreatif tentu ada ciri-ciri yang lebih berkaitan dengan
ketrampilan, sikap atau perasaan. Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukan
kreativitas dikemukan oleh (Munandar, 1999: 118 ) sebagai berikut ini ciri-ciri
berpikir kreatif pada siswa :
a) Keterampilan Berpikir Lancar. Dilihat dari bagaimana perilaku anak yang suka
mengajukan banyak pertanyaan, menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada
pertanyaan, mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah, lancar
mengungkapkan gagasan-gagasannya.
b) Ketrampilan Berpikir Luwes (Fleksibel). Dilihat dari bagaimana perilaku anak
yang memberikan aneka ragam penggunaan yang tidak lazim terhadap suatu objek,
memberikan macam-macam penafsiran (interpretasi) terhadap suatu gambar, cerita
atau masalah, memberi pertimbangan terhadap siuasi yang berbeda dari yang
diberikan orang lain.
c) Ketrampilan Berpikir Orisinal. Dilihat dari bagaimana perilaku anak memikirkan
masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain.
d) Ketrampilan Memperinci (Mengelaborasi) Dilihat dari bagaimana perilaku anak
mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain.
e) Ketrampilan Menilai (Mengevaluasi) Dilihat dari bagaimana perilaku anak
menentukan pendapat sendiri mengenai suatu hal.
f) Memiliki Rasa Ingin Tahu Dilihat dari bagaimana perilaku anak mempertanyakan
segala sesuatu.

9
g) Bersifat Imajinatif Dilihat dari bagaimana perilaku anak membuat cerita tentang
tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi atau tentang kejadian-kejadian yang
belum pernah dialami.
h) Merasa Tertantang Oleh Kemajemukan Dilihat dari bagaimana perilaku anak
mencari penyelesaian suatu masalah tanpa bantuan orang lain.
i) Memiliki Sifat Berani Mengambil Resiko Dilihat dari bagaimana perilaku anak
yang berani mempertahankan gagasannya dan bersedia mengakui kesalahannya.
j) Memiliki Sifat Menghargai Dilihat dari bagaimana perilaku anak yang menghargai
hak-hak diri sendiri dan hak-hak orang lain.

BAB III

PEMBAHASAN

A. Kasus
Dalam berbisnis tentunya banyak sekali tantangan dan masalah yang
dihadapi, begitupun dengan Intan dan Mia. Mereka berdua bersahabat sejak kecil
yang memutuskan untuk membuat usaha bersama. Usaha yang mereka rintis adalah
usaha kue cookies. Awal mereka membuka usaha, banyak sekali pelanggan yang
membelinya. Namun seiring berjalannya waktu, persaingan semakin banyak. Para
pesaing mengkreasikan kue cookies mereka dengan berbagai rasa yang membuat
para pelanggan toko Intan dan Mia berkurang. Hal ini membuat Intan dan Mia harus
berpikir bagaimana caranya agar usaha mereka tetap berjalan lancar. Mereka
berdiskusi untuk mencari inovasi baru dan akhirnya menemukan inovasi yang tepat
untuk kue cookiesnya.

B. Pembahasan
Dari beberapa pengertian mengenai proses berpikir dan pemecahan masalah
secara kreatif menurut (Maxwell, 2004: 82) mengartikan berpikir sebagai segala
aktivitas mental yang membantu merumuskan atau memecahkan masalah, membuat
keputusan, atau memenuhi keinginan untuk memahami. Berpikir adalah sebuah
pencarian jawaban, sebuah pencapaian makna. Seperti konsep berpikir Intan dan Mia
yang ingin mengembangkan inovasi usaha kue cookies nya untuk mempertahankan
pelanggan dalam kelangsungan usahanya. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan
10
bahwa berpikir merupakan aktivitas jiwa dalam menggabungkan hubungan-hubungan
dengan pengetahuan yang telah dimiliki sehingga terjadi proses gambaran. Hal ini
seperti yang di lakukan Intan dan Mia dalam mempertahankan usaha cookies mereka.
Berpikir kreatif tumbuh subur bila ditunjang oleh faktor internal dan
situasional. Orang-orang kreatif memiliki temperamen yang beraneka ragam seperti
yang disebutkan oleh Munandar (1999: 96). Dalam kasus dijelaskan bahwa usaha
Intan dan Mia pada awalnya memiliki banyak pelanggan, tetapi seiring berjalannya
waktu peminat mereka berkurang karena semakin banyak nya pesaing. Hal ini
membuat mereka berpikir kreatif karena didesak oleh faktor situasional yang
mengharuskan mereka untuk membuat inovasi baru yang dapat menarik pelanggan.
Ciri – ciri yang ada pada Intan dan Mia seperti hal nya teori menurut
(Munandar, 1999: 118) salah satunya seperti : Keterampilan berpikir lancar,
Keterampilan berpikir luwes (fleksibel), Keterampilan berpikir orisinal, Keterampilan
memperinci (Mengelaborasi), Keterampilan menilai (Mengevaluasi), Memiliki rasa
ingin tahu, Bersifat imajinatif, Merasa tertantang oleh kemajemukan, Memiliki sifat
menghargai. Isaksen mengemukakan bahwa berpikir kreatif merupakan proses
konstruksi ide yang menekankan pada aspek kelancaran, keluwesan, kebaruan, dan
keterincian. Dalam berpikir kreatif manusia dituntut untuk bisa membuat pola pikir
mereka terbentuk menjadi apa yang harusnya mereka lakukan secara kreatif dan
terampil, serta dalam pemecahan masalah harus bisa memberikan solusi dimana pola
pikir kita harus bisa memikirkan hal yang kreatif dan penuh dengan berbagai macam
jalan keluar dari pemecahan masalah.
Hamidah & Sarningsih, (2012) mengemukakan bahwa agar menjadi pemikir
kreatif sebagai berikut :
a. Bekerja dengan kemampuan tinggi, dengan cara percaya diri yang kuat, dan
merasa tertantang untuk menyelesaikan masalah meskipun belum menguasainya
dengan baik.
b. Mempertimbangkan ide sendiri dari sudut pandang yang lain sehingga ditemukan
ide yang lebih baik.
c. Mengerjakan semua tugas dengan didasari motif internal dan bukan karena motif
eksternal, bersifat proaktif, dan tidak menjadi individu yang reaktif.

11
d. Berpikir secara divergen, mampu mempertimbangkan sesuatu dari dari sudut
pandang yang berbeda, mengajukan berbagai alternatif solusi, bersikap terbuka
dan fleksibel.
e. Berpikir lateral, imajinatif, tidak hanya dari tampak tapi juga dari yang tak
tampak, dan berpikir vertikal. Berpikir lateral adalah melihat permasalahan dari
beberapa sudut baru, seolah-olah melompat dari satu tangga ke tangga lainnya.
Namun dengan berpikir lateral akan mampu berpikir generatif dan provokatif, dan
memperoleh idea yang lebih bagus. Berpikir vertikal adalah suatu proses bergerak
selangkah demi selangkah menuju suatu tujuan, seolah-olah sedang menaiki
tangga. Melalui berpikir vertikal individu dapat berpikir melompat, namun dengan
berpikir lateral.

BAB IV

12
PENUTUP

A. Simpulan
Simpulannya yaitu kita harus berpikir kreatif dalam menjalankan usaha agar
usaha kita tetap berjalan dengan inovasi –inovasi terbaru yang dapat membuat usaha
kita semakin maju dan berdaya saing tinggi. Serta dalam berpikir kreatif kita mampu
menyelesaikan masalah dengan matang dan memunculkan solusi-solusi yang bisa
membuat kita lebih mudah memecahkan masalah yang datang pada diri kita.
Dalam berpikir kreatif kita juga ditantang untuk bisa menjadikan diri kita
sebagai acuan, agar dalam pengambilan keputusan maupun pemecahan masalah dapat
diselesaikan dengan cara berpikir dan merasa bahwa pola pikir dibentuk untuk kreatif
serta membuat apa yang ada di dalam diri kita ini adalah kelebihan yang bisa kita
dapatkan dengan berpikir secara kreatif.

DAFTAR PUSTAKA

13
Kuswana, Wowo Sunaryo. Taksonomi Berpikir (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011).
hlm.32

Sujanto, Agus. Psikologi Umum (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009).hlm.54

(Solso, dalam Khodijah 2006: 94)

Kuswana, Wowo Sunaryo. Taksonomi Berpikir (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011) . hlm.3

Supriadi dan Subanti. Analisis Proses Berpikir Siswa Dalam Memecahkan Masalah
Matematika Berdasarkan Langkah Polya Ditinjau Dari Kecerdasan Emosional (Jakarta:
2014). hlm.12

Susanto. Teori Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2013). hlm.
110

SKENARIO ROLE PLAY

14
Pada siang hari yg cukup terik di dalam sebuah toko yang menjual cookies terdapat 2
orang wanita yg sedang berdiskusi bagaimana cara agar kue cookies yg mereka jual
kembali laris dan tidak kalah saing dengan penjual lain.

Intan : “Mia kan akhir-akhir ini toko cookies kita sepi atau pelanggannya berkurang,
bagaimana ya agar mereka kembali berbelanja cookies disini lagi?”

Mia : “Iya Intan, sepertinya mereka lebih tertarik dengan toko cookies yang lain, yang
menjual cookies dengan berbagai toping.”

Intan : “Akupun berpikir begitu, mereka bosan dengan cookies yang kita buat dengan
rasa original saja. Kita harus mempunyai cookies dengan rasa atau inovasi baru untuk
menarik minat pelanggan lagi, bagaimana?”

Mia : “Iya Intan aku sangat setuju, menurutku selain rasa, yg menarik perhatian
pelanggan adalah nama dari cookies itu sendiri. Dan kita jangan lupa untuk mempromosikan
nya sebaik mungkin”

Intan : “Hmmm jadi kita harus menentukan nama dari cookies terbaru yang akan kita
buat begitu?.”

Mia : “Iya intan, aku punya ide bagaimana kalau kita namakan cookies baru kita
dengan nama ‘cookies monster’ ? “

Intan : “Haa cookies monster? Apa itu Mia? Bisa jelaskan? “

Mia : “Sebenarnya itu hanya cookies biasa intan, tetapi ukurannya lumayan besar
untuk satu orang dan kita nanti akan mengisi rasa cookies tersebut dengan bermacam-
macam toping seperti coklat, strawberry, tiramisu, oreo, dan lain-lain yg lumayan banyak,
dan itulah alasan kenapa aku menamainya cookies monster. Bagaimana menurutmu Intan? “

Intan : “Ide yang cukup bagus, tapi apa nama tersebut "MONSTER" itu tidak
berlebihan mia?“

Mia : “Tidak kok tan, menurut ku dengan memakai nama monster orang-orang akan
pernasaran apa itu cookies monster? Apakah seram? Dan bagaimana rasanya? Itu akan
membuat para pelanggan kita sangat penasaran dengan cookies terbaru kita benar?”

Intan : “Wahh benar juga miaa, ide yang sangat cemerlang.”


15
Mia : “Dan kita jangan lupa untuk mempromosikan cookies terbaru kita dengan baik,
agar toko kita kembali ramai.”

Intan : “Pastinya, untuk promosi kita dapat menaruh iklan cookies kita di dalam
Intagram, Whatsapp, Facebook, dan brosur-brosur untuk dibagikan ke orang-orang yang
lewat bagaimana mia?. Dan selain berusaha jangan lupa kita juga berdoa dan tetap
semangatttt.”

Mia : “Benarr kita bisa promosi lewat iklan dan brosur Intan, iya kita harus terus
semangat untuk membuat toko kita kembali ramai kembali oleh pelanggan.”

Setelah berdiskusi akhirnya Intan dan Mia mendapatkan ide untuk inovasi cookies
baru mereka dengan menamai cookies mereka dengan nama "COOKIES MONTSER" untuk
menarik minat para pelanggan agar kembali berbelanja cookies di toko mereka.

16

Anda mungkin juga menyukai