Anda di halaman 1dari 6

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Ventilasi Mekanik

Laela Varantika Prinanti Mahasiswa S1 Ekstensi FIK UI 2019


Email : prinanti.laela@gmail.com

Prioritas utama pasien masuk ICU adalah pasien dengan suportif ventilasi mekanik. Pada era
pandemic ini kebutuhan ICU sangat meningkat. Bahkan sebelum terjadi pandemic antara
kasus dengan jumlah atau kapasitas tidak sesuai.

Pengertian ventilasi mekanik

Ventilasi mekanik merupakan alat yang digunakan untuk membantu pertukaran udara di paru-
paru.

Menurut smeltzer, ventilasi mekanik merupakan alat bantu nafas dengan tekanan positif atau
negatif yang bisa menjaga ventilasi dan pengiriman oksigen untuk periode yang lama ventilasi
mekanik merupakan proses pemecahan masuknya oksigen sebesar 21% atau lebih yang masuk
dan keluar dari paru-paru dengan alat ventilator mekanik menurut Lewis.

Indikasi dari pemasangan ventilator adalah:

● Gagal nafas yang terdiri dari: gagal nafas oksigenisasi dalam kurung pao2 turun tutup
kurung, gagal nafas ventilasi paco2 naik, gagal nafas oksigenisasi dan ventilasi
● Pada anestesi umum nafas dikendalikan secara manual menggunakan ventilasi mekanik
hipoksemia dengan saturasi oksigen dibawah 90%
● Respiratory fatigue yaitu meningkatkannya kerja pernafasan dengan gejala tak Ibnu di
psnu penggunaan otot nafas tambahan diaphoresis takikardia.
● Airway protection adalah pada pasien yang mengalami penurunan kesadaran

Selain itu ada beberapa indikasi lain yaitu:

● Kegagalan pernapasan: apnea atau respiratory arrest atau anti nafas ketidak adik kuatan
ventilasi, ketidak adik kuatan oksigenisasi, dan insufisiensi pernapasan kronis.
● Penurunan fungsi jantung dengan gejala pernafasan bekerja secara minimal dan
penurunan konsumsi oksigen
● Adanya disfungsi neurologis yaitu hipoventilasi, pasien coma dengan GCS kurang dari 8
ketidakmampuan untuk melindungi jalan nafas
● Adapun indikasi penggunaan ventilator yang diakibatkan dari gangguan pernapasan
adalah acute ventilatory failure, impending ventilatory failure, hipoksemia berat, fatigue
otot pernafasan

Tujuan dari pemberian ventilasi ialah:

1. Memberikan oksigen yang adekuat


2. Memberikan ventilasi alveolar yang adekuat paco2
3. Memberikan PEEP untuk maintenance alveolar recruitment
4. Menghindari auto PEEP
5. Menggunakan fraksi oksigen serendah mungkin

Sistem kerja ventilasi mekanik

Ventilator bekerja dengan udara tekan electricity Energy. tekanan gas yang mengakibatkan
adanya pengembangan paru. aliran udara dikendalikan oleh valve inspirasi dan ekspirasi
mikroprosesor valve yang mengatur sesuai dengan ventilator setting yang ditentukan kan

Valve inspirasi mengendalikan aliran dan tekanan selama fase inspirasi. ekspirasi valve
tertutup saat adanya inspirasi.

Ekspirasi valve mengendalikan peep inspirasi valve tertutup saat adanya ekspirasi.

Pengenalan mode ventilasi mekanik

1. Nilai normal tidal volume adalah 6 sampai 8 x kg berat badan


2. Nilai normal MV ( mode ventilator) adalah volume tidal X respirasi rate
3. Siklus pernapasan dengan menggunakan ventilator yaitu RR 12 kali per menit maka
siklus nafas nya adalah 5 detik, jika dibuat 15 kali per menit maka siklus nafasnya 4 detik
4. Mode ventilator: volume, pressure, advance ventilator

“ setiap merek ventilator mempunyai mode advance dengan nama yang berbeda”

Mode ventilasi

Mode ventilasi adalah mode yang dapat diubah agar terciptanya interaksi antara pasien dengan
ventilator agar pengiriman ventilasi efektif. pemilihan mode ventilator bergantung pada
kinerja nafas pasien. hal ini ditentukan kan oleh : status ventilasi pasien, usaha pernafasan
nilai AGD. mode ventilasi dibagi menjadi dua yaitu itu volume ventilasi dan pressure
ventilasi.

A. Volume ventilasi terdiri dari control ventilation atau controlled mandatory ventilation,
assist control atau assisted mandatory ventilator, intermittent mandatory ventilator,
sinkronus intermiten mandatory ventilator.
B. Pressure ventilasi mode terdiri dari pressure support ventilasi, pressure control inverse
ratio ventilation, CPAP, PEEP, BiPAP.

Mode ventilasi:

1. Control ventilation berfungsi untuk menyampaikan volume atau tekanan yang disetting
dengan tidak mengindahkan usaha inspirasi pasien sendiri. biasanya diaplikasikan pada
pasien apnue
2. Assist control ventilation berfungsi untuk menyampaikan pernafasan sebagai region
terhadap usaha pasien dan ketika pasien gagal melakukan usaha nafas dalam waktu yang
sudah di-setting titik biasanya digunakan pada pasien yang mampu bernafas spontan
dengan kelemahan otot pernapasan.
3. Sinkronus intermittent mandatory ventilation berfungsi untuk pernafasan ventilator
disinkronisasikan dengan usaha nafas pasien titik biasanya diaplikasikan saat proses
penyapihan dari ventilator.
4. Pressure support ventilator berfungsi untuk tekanan yang di setting agar menambah usaha
inspirasi pasien dan menurunkan kerja otot pernafasan pasien biasanya digunakan selama
weanning.
5. Positive and expiratory pressure berfungsi untuk memberikan tekanan positif pada akhir
ekspirasi pasien biasanya digunakan bersamaan dengan metode atau mode SIMV.
6. Continuous positive airway pressure berfungsi seperti PEEP digunakan jika pasien dapat
bernafas spontan titik biasanya pada kondisi untuk menjaga tekanan positif agar konstan
sehingga resistensi menurun.
7. Independent lung ventilation berfungsi untuk ventilasi setiap paru secara terpisah
membutuhkan dua ventilator dan terapi farmakologis sebagai obat penenang titik
digunakan pada kondisi pasien dengan penyakit unilateral paru atau adanya dua proses
penyakit yang berbeda disetiap paru.
8. High frequency ventilation berfungsi untuk menghantarkan sejumlah kecil udara dengan
kecepatan 60-100 pernafasan per menit membutuhkan terapi farmakologi : obat penenang.
biasanya digunakan untuk pasien dengan instabilitas hemodinamik pasien resiko
pneumotoraks.
9. Inverse ratio ventilation merupakan kebalikan rasio yang membiarkan terjadinya inspirasi
yang lebih panjang titik biasanya digunakan untuk meningkatkan oksigenisasi pasien
yang dalam keadaan hipoksia untuk menjaga alveoli agar tidak kolaps.

Kelebihan dan Kekurangan mode ventilator mekanik:

1. Volume control ventilation yang memiliki keuntungan lebih konstan dalam volume tidal
dengan perubahan resistensi dan komplikasi paru. kerugiannya nya meningkatkan adanya
tekanan Plateau dengan penurunan compliance alveolar, aliran inspiratory paten dapat
menimbulkan asinkronik pernafasan. volume control biasanya hal ini memberikan
volume tanpa memperhatikan pressure. Dapat digunakan pada pasien tanpa gangguan
paru dan pada pasien dengan usia muda.
2. Mode pressure control ventilation memiliki keuntungan menurunkan risiko overdistensi
dengan perubahan compliance variabel aliran meningkatkan sinkronisasi pernafasan pada
beberapa pasien. kerugian yang dapat terjadi adalah perubahan pada volume tidal dengan
perubahan resistensi dan compliance. Mode pressure control biasanya diberikan pressure
tanpa diperhatikan volume. Hal ini dapat digunakan pada pasien dengan gangguan paru
seperti PPOK dan pada pasien usia lanjut.

Pedoman memulai ventilasi mekanik yaitu

1. Pilih mode paling familiar


2. Fraksi oksigen diturunkan sampai target saturasi lebih dari 92%
3. Volume tidal awal 8 sampai 10 cc/kg BB atau 6 sampai 8 cc/kg BB
4. RR dan MV sesuai kebutuhan klinik I/E 1:2
5. PEEP
6. Hindari tekanan inspirasi yang terlalu tinggi
7. Monitor Hb, curah jantung, saturasi oksigen darah arteri
8. Gunakan sedasi, analgesi, perubahan posisi
9. Bila terjadi hipotensi ingat tension pneumotoraks.

Komplikasi pada penggunaan ventilator yaitu

1. Akibat intubasi atau ekstubasi dapat terjadi di laserasi, perforasi faring laring, suara serak,
spasme laring, edema laring
2. Berhubungan dengan pipa endotrakeal dan trakeostomi dapat terjadi stenosis trakea,
trakeomalasia
3. Karena adanya kerja ventilator dapat terjadi kegagalan mesin, nebulasi humidifikasi yang
tidak adekuat pemanasan udara inspirasi berlebih dan ventilator terkontaminasi bakteri
4. Komplikasi medik selama ventilasi mekanik yaitu terjadinya hipo atau hiperventilasi,
displasia bronkopulmoner, hipotensi curah jantung menurun, barotrauma.
5. Terjadinya VAP
Apabila terjadi bundle vap dapat lakukan head up 30 sampai 45 derajat, evaluasi
penggunaan sedasi, dvt profilaksis, stress ulcer profilaksis, suctioning gunakan suction
close, kebersihan mulut setiap hari.

Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik

Pengkajian

Pengkajian pada pasien :

Tanda-tanda vital, bukti adanya hipoksia, frekuensi dan pola nafas, bunyi nafas, status
neurologis, volume tidal, ventilasi semenit, Kapasitas vital kuat, kebutuhan penghisapan,
upaya ventilasi spontan pasien, status nutrisi, status psikologis.

Pengkajian pada alat:

Jenis ventilator, cara pengendalian, pengaturan volume tidal dan frekuensi pernapasan
pengaturan fraksi oksigen tekanan inspirasi yang dicapai dan batas tekanan adanya air dalam
selang terlepas sambungan atau the lipatnya selang, humidifikasi, alarm, peep.

Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan adalah

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan terpasangnya jalan nafas


artifisial masalah dengan posisi, akumulasi sekret dan imobilitas ditandai dengan
keabnormalan suara nafas, tidak adanya reflek batuk, adanya sekret yang kental.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi perfusi
perubahan membran alveolus kapiler.
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan restriksi pergerakan ditandai dengan
terbatasnya ROM, kesulitan merubah posisi, dan kelemahan otot.
4. Gangguan penyakit dan ventilator berhubungan dengan hipersekresi jalan nafas,
ketidakcukupan energi, hambatan upaya nafas, kecemasan, ketidaktepatan kecepatan
proses penyapihan.
5. Resiko cedera berhubungan dengan pemasangan jalan nafas artifisial kemungkinan Mall
fungsi ventilator diskoneksi tidak sengaja atau ekstubasi, ketidakmampuan bernafas tanpa
bantuan, asinkron nafas dengan ventilator, dan setting ventilator tidak efektif menjaga
ketidakadekuatan oksigenasi

Masalah keperawatan pada pasien ventilasi mekanik ialah:

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif

Intervensi yang dapat dilakukan yaitu: suctioning, hyper oksigenisasi, nebulizer


kebersihan mulut. kaji warna sputum titik lakukan fisioterapi dada. kolaborasi
pemeriksaan kultur sputum.

2. Gangguan ventilasi spontan

Intervensi yang dapat dilakukan yaitu: kaji kepatenan ett, head up 30 sampai 45
derajat, kaji sistem pernafasan, gunakan mode ventilasi mekanik yang sesuai,
kolaborasi pemeriksaan x-ray.

3. Gangguan pertukaran gas

Intervensi yang dapat dilakukan adalah: observasi hemodinamik, observasi CRT,


weaning ventilator, kolaborasi pemeriksaan AGD

4. Gangguan penyapihan ventilator

Intervensi yang dapat dilakukan: observasi proses weaning, hitung sudah berapa hari
ett terpasang, kolaborasi pemasangan trakeostomi.

Anda mungkin juga menyukai