Anda di halaman 1dari 40

Ft.

Gangguan Syaraf, Kulit,


danTHT
Rhinitis Alergi
Kelompok 1 S1-6D
Alya Dwi Sandra 2001139
Annisa Paraswati 2001140
Apriliawati Zulfa M 2001141
Artha Carolina 2001142
Azzurra Keyla Z 2001143
Baiti Jannati 2001144
Denisya Anggraini 2001145

Dosen Pengampu : apt. Tiara Tri Agustini, M.Farm


Definisi
Rinitis alergi adalah inflamasi pada mukosa hidung
yang disebabkan dari reaksi hipersensitifitas yang
diperantarai oleh Imunoglobulin E (IgE) setelah
terpapar oleh alergen, yang ditandai dengan empat
gejala utama yaitu rinore, hidung tersumbat, hidung
gatal dan bersin-bersin, gejala lain yang juga sering
terjadi ialah mata merah dan terasa gatal, serta batuk
dan postnasal drip (Brożek et al., 2017).
ETIOLOGI
Alergen inhalan merupakan penyebab tersering rinitis alergi yang dapat berupa
inhalan indoor (dalam ruangan) maupun outdoor (luar ruangan) (Naclerio et al.,
2020).
Berdasarkan cara masuknya alergen terdiri atas :
1. Alergen yang terhirup yang masuk melalui udara, seperti tungau debu rumah,
kecoa, bulu hewan (kucing, anjing) dan jamur.
2. Alergen yang tertelan masuk ke saluran pencernaan berupa makanan, seperti
susu, telur, coklat, udang dan kacang-kacangan.
3. Injeksi alergen, seperti penisilin dan lebah.
4. Alergen kontak, yaitu yang masuk melalui kontak kulit atau jaringan
mukosa, seperti kosmetik dan perhiasan (Soepardi et al., 2007).
KLASIFIKASI
Klasifikasi rinitis alergi yang digunakan saat ini berdasarkan pedoman dari
WHO ARIA (Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma), yaitu berdasarkan
sifat berlangsungnya dibagi menjadi :
1. Intermiten (kadang – kadang), yaitu apabila gejala yang dialami kurang
dari 4 hari/minggu atau kurang dari 4 minggu berturut-turut.
2. Persisten atau menetap, yaitu apabila gejala yang dialami lebih dari 4
hari/minggu dan lebih dari 4 minggu berturut-turut.
Sedangkan berdasarkan derajat penyakit, rinitis alergi dibagi menjadi :
3. Ringan, yaitu apabila pasien tidak mengalami gangguan pada tidur, dan
mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan normal (termasuk bekerja
atau sekolah, berolahraga serta bersantai) dan tidak ada keluhan yang
menganggu.
4. Sedang – berat, yaitu apabila pasien mengalami gangguan tidur atau pada
aktivitas sehari-hari, dan adanya keluhan yang menganggu. (Small et al.,
2018)
PATOFISIOLOGI
Rinitis alergi adalah penyakit inflamasi atau peradangan pada mukosa hidung
yang disebabkan oleh reaksi alergi pada penderita atopi yang sudah terpapar
dengan alergen yang sama sebelumnya. Patofisiologi rinitis alergi dimulai dengan
tahap sensitisasi, kemudian tahap provokasi atau tahap reaksi alergi.Pada tahap
reaksi alergi terdapat 2 fase yaitu Reaksi Fase Cepat (RAFC) atau Immediate
Phase Allergic Reaction yang berlangsung dari kontak dengan alergen sampai
dengan 1 jam sesudahnya dan Reaksi Fase Lambat (RAFL) atau Late Phase
Allergic Reaction yang berlangsung dari 2-4 jam dan mencapai puncaknya 6-8
jam (fase hiper-reaktifitas) sesudah terpapar dan dapat berlangsung hingga 24-48
jam.
Tanda, Gejala, dan Pemeriksaan
Rinitis alergi memiliki 4 gejala utama seperti rinore, hidung tersumbat, hidung
gatal dan bersin. Gejala lainnya yang juga terjadi ialah mata merah dan gatal,
serta batuk dan postnasal drip (Brożek et al., 2017). Berdasarkan survei pada
studi internasional didapatkan gejala yang paling dominan dialami oleh penderita
rinitis alergi adalah hidung tersumbat (94,23%) dan rinore (90,38%) (Passali et al.,
2018).

Pemeriksaan fisik : Pada anak biasanya ditemukan tanda allergic shiner, allergic
salute, dan allergic crease. Allergic shiner adalah bayangan gelap di bawah mata
karena statisnya pembuluh darah vena sekunder oleh obstruksi hidung. Allergic
salute adalah perilaku menggosokgosok hidung karena gatal dengan menggunakan
punggung tangan. Sedangkan allergic crease adalah garis melintang di dorsum
nasi bagian sepertiga bawah yang ditimbul akibat perilaku
Lanjutan….
Pemeriksaan penunjang : Penghitungan eosinofil pada darah tepi dan pemeriksaan
IgE total (prist-paper radio immunosorbent test) dapat normal atau meningkat
sehingga pemeriksaan ini kurang spesifik. Pemeriksaan yang lebih bermakna ialah
pemeriksaan IgE spesifik dengan ELISA (Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay
Test). Pemeriksaan sitologi hidung juga dapat digunakan sebagai pemeriksaan
pelengkap, yaitu jika ditemukan sel eosinofil dalam jumlah banyak yang
menunjukkan kemungkinan alergi inhalan, sedangkan jika ditemukan sel basofil (>
5 sel/lap) berarti alergi makanan dan jika ditemukan sel PMN berarti adanya infeksi
bakteri.
Penatalaksanaan
Non farmakologi
Pasien harus diberitahu tentang faktor-faktor yang dapat memperburuk gejala yang dialami
sehingga pasien dapat menghindari kontak dengan faktor penyebab atau alergen penyebabnya
(Greiner et al., 2011).

Farmakologi
1. Antihistamin
Terapi dengan antihistamin yang sering digunakan sebagai pengobatan di lini pertama adalah
antagonis histamin H-1 yang bekerja secara inhibitor kompetitif di reseptor H-1 sel target.
Antihistamin terbagi dalam 2 golongan yaitu klasik (generasi 1) dan non sedatif (generasi 2).
Pada antihistamin golongan klasik yang merupakan generasi 1 sifatnya lipofilik yang bisa
melewati sawar darah otak yang memiliki efek pada sistem saraf pusat dan plasenta serta
memiliki efek kolinergik. Contoh obatnya seperti difenhidramin, klorfeniramin, prometasin dan
siproheptadin.
Penatalaksanaan
Sedangkan pada antihistamin golongan non sedatif yang merupakan generasi 2 sifatnya
lipofobik yang sulit melewati sawar darah otak dan juga selektif mengikat reseptor H-1 perifer
serta tidak memiliki efek antikolinergik, antiadrenergik dan efeknya minimal pada sistem saraf
pusat (non sedatif). Antihistamin golongan non sedatif juga terbagi 2 berdasarkan
keamanannya, golongan pertama seperti astemisol dan terfenadine memiliki efek kardiotoksik
dan sudah ditarik dari peredaran. Sedangkan golongan kedua seperti setirisin, loratadine,
fexofenadine, desloratadine dan levosetirisin lebih aman digunakan. Antihistamin lebih efektif
mengatasi gejala pada fase cepat seperti hidung gatal, bersin-bersin, dan rinore.

2. Kortikosteroid
Kortikosteroid digunakan jika gejala obstruksi hidung pada fase lambat tidak dapat diatasi
dengan obat lain, contoh kortikosteroid topikal adalah budesonide, beklometason, flunisolide,
flutikason, mometason furoat dan triamsinolon.
Kortikostreoid topikal bekerja untuk mengurangi julah sel mastosit pada mukosa hidung,
mencegah keluarnya protein sitotoksik dari eosinofil, serta mengurangi aktifitas limfosit dan
mencegah bocornya plasma. Adapun pengobatan lainnya yang bisa digunakan untuk rinitis
alergi adalah anti leukotriene (zafirlukast/montelukast), anti IgE, dan DNA rekombinan
(Soepardi et al., 2007).

3. Operatif
Tindakan operatif yang biasa digunakan adalah konkotomi pasrsial (pemotongan sebagian
konka inferior), konkoplasti / multiple outfractured, dan inferior turbioplasty (Soepardi et al.,
2007).

4. Imunoterapi
Terapi imunoterapi dilakukan pada alergi inhalan yang gejalanya berat dan berlangsung lama
atau tidak membaik dengan pengobatan lainnya. Terapi ini dapat dilakukan secara intradermal
maupun sub-lingual. Tujuan dari imunoterapi adalah membentuk IgG blocking antibody dan
menunrunkan IgE (Soepardi et al., 2007)
ZAT AKTIF ANTIHISTAMIN YANG BEREDAR
\Zat Aktif Dosis Merek Obat Pemberian
Azelastine >12tahun, 2 semprotan tiap lubang Astelin, vividrin Intranasal
hidung 2x sehari. 137-205,5 mcg.
Olopatadine Dewasa : Patanol Optalmic
Larutan 0.1% : 2x sehari 1 tetes
Larutan 0,2% atau 0,7% : 1x sehari 1
tetes

Anak anak :
>3 tahun : 1-2 tetes 1x sehari
Chlorpheniramine Dewasa : 4mg, tiap 6 jam. Ceteme, alleron, orphen zetamex Per oral
maleate
Anak-anak :
6-12 tahun, 2mg tiap 6 jam.
2-5 tahun, 1mg tiap 6 jam.

Clemastine fumarate Dewasa : Clamist Per oral


1,34 mg tiap 8 jam

Anak-anak :
6-12 tahun 0,67mg tiap 12 jam.
ZAT AKTIF DEKONGESTAN YANG BEREDAR
Zat Aktif Dosis Merek Obat Pemberian
Azelastine >12tahun, 2 semprotan tiap lubang hidung 2x sehari. 137- Astelin, vividrin Intranasal
205,5 mcg.
Olopatadine Dewasa : Patanol Optalmic
Larutan 0.1% : 2x sehari 1 tetes
Larutan 0,2% atau 0,7% : 1x sehari 1 tetes

Anak anak :
>3 tahun : 1-2 tetes 1x sehari
Chlorpheniramine maleate Dewasa : 4mg, tiap 6 jam. Ceteme, alleron, Per oral
orphen zetamex
Anak-anak :
6-12 tahun, 2mg tiap 6 jam.
2-5 tahun, 1mg tiap 6 jam.

Clemastine fumarate Dewasa : Clamist Per oral


1,34 mg tiap 8 jam

Anak-anak :
6-12 tahun 0,67mg tiap 12 jam.
Diphenhydramine Dewasa : Otede, valdres Per oral
hydrochloride 25-50 mg taip 8 jam

Anak-anak :
5 mg/kg/hari dibagi setiap 8 jam (sampai 25 mg per dosis)
Algoritma

Pasien yang belum pernah


diobati

VAS - Skala Analog Visual


INCS - Kortikosteroid intranasal
LRTA - Antagonis Reseptor
Leukotrien
AZE – Azelastine
Algoritma

Pasien yang pernah diobati

VAS - Skala Analog Visual


INCS - Kortikosteroid intranasal
LRTA - Antagonis Reseptor
Leukotrien
AZE – Azelastine
RINGKASAN OBAT-OBAT RHINITIS
RINGKASAN OBAT-OBAT RHINITIS
RINGKASAN OBAT-OBAT RHINITIS
RINGKASAN OBAT-OBAT RHINITIS
Kasus 1
Seorang laki-laki usia 21 tahun datang ke poli dokter THT, dia
mengeluhkan hidung tersumbat sejak 1 bulan ini, namun hilang timbul.
Keluhan juga disertai ingus encer, rasa gatal pada hidung, dan bersin-
bersin. Sejak 3 hari ini dia juga sering mengeluhkan rasa sakit dipipi,
terasa seperti ada lendir yang menyangkut di rongga hidung bagian
belakang. Pasien mengaku baru pindah rumah dan dalam 1 bulan ini
masih sering bersih-bersih rumah. Riwayat keluhan seperti ini pernah
dirasakan saat usia 12 tahun. Tapi setelah itu tidak pernah kambuh
lagi. Riwayat alergi debu (+), alergi obat (-).
Kasus 1
Setelah diperiksa dokter spesialis THT, Dari rongent waters kesannya
dari pemeriksaan didapatkan: sinusitis
Adanya nyeri tekan sinus maksilaris.
Konka hipertrofi dan berwarna livide. Pasien didiagnosa menderita rinitis
Post nasal drip (+). alergi + sinusitis

Dari pemeriksaan labor didapatkan : Pasien diberikan obat-obatan :


leukosit 14000 Rhinos 2x1
Pemeriksaan labor yang lain normal. Metil prednisolon 3x4 mg
Obat semprot zet 3x2
Sefadroksil 2x1
SUBJEKTIF
Nama :-
Jenis kelamin : pria
Usia : 21 tahun
Keluhan utama : Hidung tersumbat sejak 1 bulan, namun hilang timbul,
Disertai ingus encer, rasa gatal pada hidung, dan bersin-bersin.
Keluhan tambahan : Sejak 3 hari rasa sakit dipipi, terasa seperti ada lender yg
menyangkut dirongga hidung bagian belakang.
Riwayat penyakit terdahulu : Alergi debu
Riwayat pengobatan :-
Riwayat penyakit keluarga : -
OBJEKTIF
Pemeriksaan Fisik
• Adanya nyeri tekan sinus
maksilaris.
• Konka hipertrofi dan berwarna Pemeriksaan Laboratorium
livide.
• Post nasal drip (+). Dari pemeriksaan labor
didapatkan :
• leukosit 14000 (Tinggi)
Pemeriksaan labor yang lain
normal.
Nama Obat
ASSESMENT Indikasi
TEPAT INDIKASI

Keterangan
Rhinos (Loratadine Digunakan untuk meringankan gejala-gejala yang berkaitan Tepat Indikasi
dan pesudoefedrin dengan alergi rhinitis dan flu, seperti: bersin-bersin. hidung
HCl) tersumbat. hidung berlendir

Metil prednisolon 3x4 Untuk mengatasi radang,menekan reaksi alergi,dan mengatasi Tepat Indikasi
mg masalah imunitas

Obat semprot zet 3x2 Membersihkan dan menghilangkan sekresi yang berlebihan di Tepat Indikasi
rongga hidung,melembabkan mukosa,membantu membersihkan
saluran hidung dari debu

Sefadroksil 2x1 Mengatasi infeksi saluran pernafasan, saluran kemih dan kelamin Tepat Indikasi
serta infeksi kulit dan jaringan lunak.
Mekanisme aksi =mengganggu kemampuan bakteri saat
membentuk dinding sel dari bakteri yang masuk ke tubuh
ASSESMENT
TEPAT OBAT

Nama Obat Alasan Pemilihan Obat Keterangan

Rhinos 2x1 Menghambat aktivitas histamin (zat kimia yang melawan Tepat Obat
(Loratadine dan alergen) sehingga mempersempit pembuluh darah
pesudoefedrin terutama di hidung dan mempersempit saluran
HCl) pernapasan. Sehingga, obat Rhinos dapat efektif
membantu meredakan gejala flu
Metil Sebagai antiradang dan antialergi pada pasien rhinitis Tepat Obat
prednisolon 3x4
mg

Obat semprot Membantu meringankan peradangan, mengatasi sisnusitis Tepat Obat


zet 3x2 terhadap pasien

Sefadroksil 2x1 Sebagai antibiotik dan juga untuk membunuh bakteri atau Tepat Obat
mencegah pertumbuhannya.
ASSESMENT
TEPAT PASIEN

Nama Obat KontraIndikasi Keterangan

Rhinos Pasien yang sensitif terhadap simpatomimetik dan Tepat Pasien


2x1(Loratadine menerima MAOIS,hipertensi berat,atau dengan potensi
dan berkembang menjadi hipertensi atau stroke
pesudoefedrin
HCl)
Metil prednisolon Pasien hipersensitivitas, penyakit ginjal, hati, diabetes, Tepat Pasien
3x4 mg tukak lambung dan glaukoma.

Obat semprot zet Hipersensivitas terhadap kandungan pada obat Tepat Pasien
3x2

Sefadroksil 2x1 Hipersensitif terhadap cefadroxil. penderita yang Tepat Pasien


mengalami alergi terhadap golongan obat sefalosporin.
Pemberian cefadroxil juga perlu diperhatikan pada
penderita yang memiliki riwayat alergi terhadap
golongan penisilin dan betalaktam
ASSESMENT
TEPAT DOSIS

Nama Obat Dosis Dosis yang diberikan Keterangan


Pemeliharaan
Rhinos 1 kapsul, 2 2 kali 1 kapsul/hari Tepat Dosis
2x1(Loratadine dan kali/hari atau
pesudoefedrin HCl) setiap 12 jam

Metil prednisolon 4-80 mg/hari 3 kali 1 tablet/hari Tepat Dosis


3x4 mg

Obat semprot zet 4-6 kali sehari, 3 kali sehari 2 semprot Tidak Tepat dosis
3x2 dengan lama
penyemprotan 1-
2 detik
Sefadroksil 2x1 1 gram peroral 2 kali seharo Tepat dosis
setiap 12 jam
selama 10 hari
ASSESMENT WESO

Nama Obat Efek Samping Keterangan


Rhinos 2x1 Mengantuk, sakit kepala, mulut kering, WESO
(Loratadine dan gangguan tidur dimalam hari
pesudoefedrin
HCl)
Metil prednisolon Gangguan sistem imun, mual, muntah, gagal WESO
3x4 mg jantung kongestif, gangguan saluran
pencernaan

Obat semprot zet Sensasi perih pada hidung, rasa pahit dimulut, WESO
3x2 reaksi hipersensivitas.

Sefadroksil 2x1 Sakit perut, mual muntah, gangguan WESO


muskulosleletal
DRUG RELATED PROBLEMS

NO Drug Therapy Problem Check List Keterangan

1. Terapi obat yang tanpa indikasi medis

Terdapat terapi tanpa indikasi medis Tidak Pasien mendapatkan


terapi dengan indikasi
medis
Pasien mendapatkan terapi tambahan yang tidak Tidak Pasien mendapatkan
diperlukan terapi tambahan yang
diperlukan
Pasien masih memungkinkan menjalani terapi Iya Pasien juga memerlukan
non farmakologi terapi non farmakologi
untuk mengatasi masalah
kondisi klinis pasien

Terdapat duplikasi terapi Tidak Paisen tidak memiliki


duplikasi terapi
2. Kesalahan obat

Bentuk sediaan tidak tepat Tidak Bentuk sedian obat dari medis sesuai
dan pasien masih dapat
mengonsumsi
Terdapat kontraindikasi Tidak Terapi pengobatan yang di berikan
medis kepada pasien tidak terdapat
kontraindikasi

Kondisi pasien tidak dapat di Tidak Kondisi pasien dapat di sembuhkan


sembuhkan oleh obat oleh obat

Obat tidak di indikasikan Tidak Obat di berikan sesuai kondisi pasien


untuk kondisi pasien

Terdapat obat lain yang efektif Tidak Pasien tidak memerlukan obat lain
3. Dosis tidak tepat

Dosis terlalu rendah Iya Pada pemberian obat semprot zet, dosis
yang seharusnya adalah 4-6 kali sehari,
dengan lama penyemprotan 1-2 detik,
namun pemakaian obat hanya 3x sehari
2 semprot
Dosis terlalu tinggi Tidak Dosis di berikan sesuai kondisi pasien

Frekuensi penggunaan Tidak Frekuensi penggunaan obat sesuai kondisi


tidak tepat pasien
Durasi penggunaan Tidak Durasi pengguna sesuai
tidak tepat
Penyimpanan tidak Tidak Penyimpanan obat sesuai dengan yang di
tepat anjurkan medis seperti suhu kamar dan di
tempat kering
4. Reaksi yang tidak di inginkan

Obat tidak aman untuk Tidak Obat aman untuk kondisi pasien
pasien

Terjadi reaksi alergi Tidak Pasien tidak menunjukkan reaksi alergi

Dosis obat di naikkan Tidak Dosis yang di berikan sesuai kondisi pasien
atau di turunkan
terlalu cepat

Muncul efek yang tidak Tidak Tidak ada muncul efek yang tidak di
di inginkan inginkan

Administrasi obat yang Tidak Administrasi obat sesuai dengan obat yang
tidak tepat di berikan
5. Ketidaksesuaian kepatuhan pasien
Obat tidak tersedia Tidak Obat yang dibutuhkan hanya perlu diberikan
dibawah pengawasan dokter

Pasien tidak mampu Tidak Pasien mampu menyediakan obat tapi tetap
menyediakan obat harus diketahui oleh dokter

Pasien tidak bisa menelan Tidak Pasien mampu mengonsumsi obat obatan yang
obat atau menggunakan diberikan dikarenakan kesadaran pasien
obat
Pasien tidak mengerti Tidak Pasien memahamj intruksi obat yang diberikan
instruksi penggunaan obat karena medis memberikan intruksi dan juga di
bagian dalam obat sudah memiliki intruksi
penggunaan obat

Pasien tidak patuh atau Tidak Pasien patuh dalam penggunaan obat
memilih untuk tidak
menggunakan obat
6. Pasien membutuhkan terapi tambahan

Terdapat kondisi yang tidak Tidak Pasien mendapatkan terapi sesuai


diterapi dengan keluhan

Pasien membutuhkan obat lain Tidak Pasien tidak butuh terapi lain yang
yang sinergis sinergis

Pasien membutuhkan terapi Tidak Pasien telah diberikan terapi yang


profilaksis bekerja secara profilaksis
Plan
• Terapi Farmakologi
Disarankan pada penggunaan obat semprot zet
digunakan 4-6 kali sehari 1-2 detik

Dilakukan pengobatan farmakologi dengan obat-


obatan golongan antihistamin,dekongestan,
kortikosteroid,anti-leukotriene dan immunoterapi
Terapi Non
Farmakologi

Hindari kontak penyebab Menjaga Kondisikan suhu ruangan


alergen kebersihan untuk tetap stabil
lingkungan
Komunikasi, Informasi, Dan
Edukasi
Rajinlah olahraga agar suhu
Hindari alergen penyebab
tubuh tetap hangat
alergi

Hindari pemakaian kain


Konsumsi jahe dan madu
yang berbulu
karena jahe merupakan
antihistamine alami
Monitoring & Follow Up

Monitoring ES bila serius dan


Periksa kembali apabila belum
hubungi ke dokter atau apoteker
mendapati gejala yang
berkurang
THANKS
Any Question?

Anda mungkin juga menyukai