Anda di halaman 1dari 9

ALLERGIC RHINITIS (HAY FEVER)

By Cintya yohanes

1. Etiologi

Paling banyak disebabkan


oleh tungau (mite)
Dermatophagoides farinae

Pustaka: The Pathophysiology, Diagnosis and Treatment of Allergic Rhinitis. Allergy


Asthma Immunol Res. 2010 April;2(2):65-76.

2. Patofisiologi

✓ Gugus antigenik dari suatu antigen khusus akan menstimulasi respon imun berupa
aktivasi sel Th2 spesifik allergen
✓ Sel Th2 yang teraktivasi mengeluarkan beberapa sitokin, yang menginduksi peralihan
isotipe sel B untuk menghasilkan IgE spesifik dan proliferasi eosinofil, sel mast, dan
basophil
✓ Pada individu yang sensitive, akan menyebabkan overproduksi antibody IgE.
Selanjutnya IgE spesifik antigen yang dihasilkan mengikat reseptor IgE berafinitas
tinggi pada sel mast atau basophil.

✓ Reaksi fase awal ditandai dengan degranulasi sel mast. Sebagai respons terhadap
reaksi antigen-antibodi, mediator kimiawi, seperti histamin, prostaglandin dan peptida
leukotrien (LTs), dilepaskan dari sel mast.
✓ Fase ini berhubungan dengan onset cepat (dalam beberapa menit) gejala hidung akut
(yaitu bersin dan hidung berair) dan munculnya gejala mata (yaitu gatal, kemerahan,
dan berair). Gejala ini disebabkan oleh pelepasan histamin, terutama dari sel mast di
mukosa hidung.
✓ Pelepasan histamin fase awal ini, bersama dengan efek dari sitokin proinflamasi kuat
lainnya (misalnya leukotrien) dan eikosanoid (misalnya prostaglandin dan kinin) juga
meningkatkan permeabilitas vaskular, yang menyebabkan pembentukan edema.
✓ Reaksi fase akhir berkembang sekitar 6-10 jam setelah terpapar alergen. Hal ini
ditandai dengan perekrutan sel basofil, neutrofil, T-limfosit, monosit, dan eosinofil, dan
dengan pelepasan beberapa mediator, termasuk sitokin, prostaglandin, dan leukotrien,
yang menyebabkan respons inflamasi.
✓ Reaksi inflamasi fase akhir ini dikaitkan dengan remodeling jaringan, edema jaringan
lebih lanjut, dan hidung tersumbat lebih lanjut. Akibat peradangan mukosa, jaringan
menjad bereaksi lebih cepat terhadap paparan alergen. Reaksi fase akhir dan modifikasi
respon jaringan ini berkontribusi pada respon hipersensitivitas bronkial.
Pustaka:
✓ The Pathophysiology, Diagnosis and Treatment of Allergic Rhinitis. Allergy Asthma
Immunol Res. 2010 April;2(2):65-76.
✓ The complex pathophysiology of allergic rhinitis: scientific rationale for the
development of an alternative treatment option. Allergy Asthma Clin Immunol (2019)
15:24

3. Gejala
✓ Rhinorrhoea (runny nose) → hidung berair
✓ Nasal congestion → hidung tersumbat
✓ Nasal itching → hidung gatal
✓ Watery eyes → mata berair
✓ Irritated eyes → iritasi mata
✓ Discharge from the eyes → ada kotoran mata
✓ Sneezing → bersin

Gejala berbahaya (DIRUJUK!!)


✓ Wheezing → mengi
✓ Shortness of breath → sesak nafas
✓ Tightness of the chest → dada tertekan
✓ Earache and facial pain → nyeri wajah dan telinga
✓ Purulent conjunctivitis → konjungtivitis purulen
Pustaka: Symptoms In The Pharmacy 8th Edition.

4. Diagnosis
Diagnosis didasarkan pada riwayat khas gejala alergi dan tes diagnostik. Bila 2 atau lebih
gejala dari hidung berair, bersin, sumbatan hidung dan pruritus hidung yang menetap
selama ≥1 jam hampir setiap hari, diduga kuat allergic rhinitis (AR).
Pustaka: The Pathophysiology, Diagnosis and Treatment of Allergic Rhinitis. Allergy Asthma
Immunol Res. 2010 April;2(2):65-76.

5. Durasi
Intermiten Persisten
(Gejala) (Gejala)
Terjadi kurang dari 4 hari / minggu Terjadi lebih dari 4 hari / minggu dan
atau kurang dari 4 minggu selama lebih dari 4 minggu

Ringan Sedang-berat
(Semua hal berikut) (Satu atau lebih dari hal berikut)
✓ Tidur normal ✓ Tidur tidak normal
✓ Aktivitas normal sehari-hari, ✓ Gangguan aktivitas sehari-hari,
olahraga, waktu luang, olahraga, waktu luang,
✓ Pekerjaan dan sekolah normal ✓ Gangguan pekerjaan dan sekolah
✓ Gejalanya tidak mengganggu ✓ Gejalanya mengganggu
Pustaka: Symptoms In The Pharmacy 8th Edition.

6. Terapi
Perbaikan gejala akan terjadi dalam beberapa hari. Jika tidak ada perbaikan yang dicatat
setelah 7 hari, pasien mungkin dirujuk ke dokter untuk terapi lain.
Pustaka:
• Rosemary. Handbook of Nonprescription Drugs Sixteenth Edition

Gejala Kelas terapi Obat Bentuk sediaan dan nama dagang


INTERMITEN
Ringan Antihistamin Cetirizine Tablet 5 mg
oral (Histrine, Nichorizin, Ritez FT)
Tab 5mg + pseudoefedrin 120 mg
(Ryvel Plus)
Tablet 10 mg, Sirup 5 mg/5 ml, Drop 10
mg/ ml
(Incidal-OD, Histrine, Ritex)
Cyproheptadine Tablet 4 mg
(Alphahist, Apeton, Ennamax, Heptasan,
Lexahist, Poncohist, Prohessen, Pronicy)
Desloratadine Tablet 5 mg (Aerius, Desfumed); Tablet
2,5 mg + Pseudoefedrin 120 mg (Aerius D-
12)
Sirup 0,5 mg/ml (Aerius, Aleros)
Fexofenadine HCl Tab 60 mg + pseudoefedrin 120 mg
(Fexofed, Telfast Plus)
Tab 30 mg (Telfast 30); Tab 120 mg
(Telfast OD); Tablet 180 mg (Telfast HD)
Loratadine Sirup 5 mg/5 ml
(Alloris, Claritin)
Tablet 10 mg
(Alloris, Claritin, Inclarin)
Levocetirizine Tablet 5 mg (Avocel, Xyzal)
Chlorpheniramine Tablet 4 mg
maleat (sedatif (Dehista, Orphen, Pehachlor)
antihistamin)
Intranasal Oxymetazoline Nasal spray 0,05 mg/ml
dekongestan HCl (Afrin nasal spray, Iliadin spray)
Nasal drop 0,025 mg/ml
(Afrin nasal drop, Iliadin kinder)
Moderate- Sama seperti intermiten ringan dengan pilihan tambahan intranasal kortikosteroid
severe Intranasal Fluticasone Furoate Nasal Spray 27,5 mcg/ dosis
kortikosteroid (Avamys)
Fluticasone Nasal Spray 50 mcg/ dosis
Propionate (Flixonase)
Triamcinolone Nasal Spray 55 mcg/ spray
Acetonide (Nasacort AQ)
Mometasone Nasal Spray 50 mcg/ spray
Furoate (Nasonex)
PERSISTENT
Ringan Sama seperti intermiten moderate-severe
Moderate- Pilihannya → intranasal kortikosteroid
severe
Antihistamin non-sedasi tersedia OTC termasuk acrivastine, cetirizine dan loratadine. Semuanya
efektif dalam mengurangi gejala alergi rinitis yang mengganggu dan memiliki keuntungan
menyebabkan lebih sedikit sedasi daripada beberapa antihistamin lama (chlorpheniramine), tetapi
chlorpheniramine memiliki efek antihistamin yang lebih poten.

Dosis
Obat Efek Samping
Dewasa Anak
Cetirizine 10 mg/ hari
Anak 2-5 tahun: 2,5 mg dua kali Sakit kepala, dan
sehari somnolence
Anak 6-11 tahun: 5 mg dua kali
sehari
Anak 12-17 tahun: 10 mg satu
kali sehari
Cyproheptadine 4 mg 3 kali - Mengantuk, pengentalan
sehari, sekresi bronkus
dosis biasa
4-20 mg
sehari;
maks 32 mg
per hari
Desloratadine 5 mg/ hari Anak 1–5 tahun: 1,25 mg 1 kali Asthenia, mulut kering,
sehari sakit kepala
Anak 6-11 tahun: 2,5 mg 1 kali
sehari
Anak 12-17 tahun: 5 mg 1 kali
sehari
Fexofenadine HCl 120 mg/hari Anak 6-11 tahun: 30 mg dua kali Pusing, mengantuk, sakit
sehari kepala, mual
Anak 12-17 tahun: 120 mg 1 kali
sehari
Loratadine 10 mg/hari Anak 2-11 tahun (BB sampai 31 Mengantuk, gugup (pada
kg): 5 mg sekali sehari anak-anak)
Anak 2–11 tahun (BB 31 kg ke
atas): 10 mg sekali sehari
Anak 12-17 tahun: 10 mg 1 kali
sehari
Levocetirizine 5 mg /hari Anak 6–17 tahun: 5 mg 1 kali Asthenia, konstipasi
sehari (pada anak - anak),
mengantuk, mulut kering
Chlorpheniramine 4 mg setiap Anak 1–23 bulan: 1 mg dua kali Gangguan konsentrasi,
maleat 4–6 jam; sehari koordinasi tidak normal,
maks 24 Anak 2-5 tahun: 1 mg setiap 4–6 pusing, mulut kering,
mg/hari jam; maks 6 mg per hari kelelahan, sakit kepala,
Lansia: Anak 6–11 tahun: 2 mg setiap 4– mual, penglihatan kabur
maks 12 6 jam; maks 12 mg per hari
mg/hari
Anak 12–17 tahun: 4 mg setiap
4–6 jam; maks 24 mg per hari
Oxymetazoline 2-3 semprot Anak 6-12 tahun: 2-3 semprot Jarang terjadi
HCl setiap 10-12 setiap 10-12 jam (0,05% nasal
jam (0,05% spray)
nasal spray) Anak 2-6 tahun : 2-3 semprot
setiap 10-12 jam (0,025% nasal
drop)
Fluticasone 55 mcg 1x Anak 6–11 tahun: 27,5 mcg
Furoate sehari sekali sehari
Anak 12–17 tahun: 55 mcg
sekali sehari
Fluticasone 100 mcg 1x Anak 4–11 tahun: 50 mcg sekali
Propionate sehari sehari Sensasi penciuman
Anak 12–17 tahun: 100 mcg berubah, epistaksis,
sekali sehari sakit kepala, keluhan
Triamcinolone 110 mcg 1x Anak 6–11 tahun: 55 mcg 1 kali hidung, rasa berubah,
Acetonide sehari sehari iritasi tenggorokan
Anak 12–17 tahun: 110 mcg
Mometasone 100 mcg 1x Anak 3–11 tahun: 50 mcg setiap
Furoate sehari hari
Anak 12–17 tahun: 100 mcg
setiap hari

KONDISI KEKHUSUSAN

Gangguan Gangguan
Obat Hamil Menyusui
Hepar Ginjal
Cetirizine B Diekskresi di ASI 5 mg sekali GFR < 10
(tidak sehari ml/menit → 5-10
direkomendasikan mg/hari
Cyproheptadine B No data Menurunkan Sesuai dosis
dosis dengan normal
disfungsi hati
signifikan
Desloratadine C Diekskresi di ASI 5 mg sekali Sesuai dosis
(tidak sehari normal
direkomendasikan
Fexofenadine HCl C No data - Sesuai dosis
normal
Loratadine B Diekskresi di ASI 10 mg/hari Sesuai dosis
(tidak normal
direkomendasikan
Levocetirizine B No data Tidak GFR 30-50
dibutuhkan ml/menit → 5 mg
setiap 48 jam
GFR 30 - <10
ml/menit→ 5 mg
setiap 72 jam
Chlorpheniramine B No data - Sesuai dosis
maleat normal
Oxymetazoline HCl C No data - -
Fluticasone Furoate C No data Gunakan hati- -
hati (monitor)
Fluticasone Propionate C No data Gunakan hati- -
hati (monitor)
Triamcinolone C No data - Sesuai dosis
Acetonide normal
Mometasone Furoate C No data - -

Pustaka:
• Rosemary. Handbook of Nonprescription Drugs Sixteenth Edition
• BNF Ed 78
• DIH ed 23
• The Renal Drug Handbook ed 5
• Pocket Synopsis: Obat di Indonesia
• Symptoms In The Pharmacy 8th Edition.
• Paul Rutter. Community Pharmacy Fourth Edition
• The Pathophysiology, Diagnosis and Treatment of Allergic Rhinitis. Allergy Asthma
Immunol Res. 2010 April;2(2):65-76.

Anda mungkin juga menyukai