Anda di halaman 1dari 21

ANTI HISTAMIN

apt. Nur Anggreini Dwi Sasangka.S.Farm.,M.Sc


anggreini@setiabudi.ac.id
UNIVERSITAS DUTA BANGSA
HISTAMIN

◦ Adalah suatu senyawa amina yang dalam tubuh dibentuk dari


asam amino histidin oleh pengaruh enzim histidin dekarboksilase
NOTE :
Hampir semua organ dijaringan tubuh mengandung histamin,
pada keadaan normal histamin terdapat di dalam mastcell dalam
keadaan terikat dan tidak aktif.
Antihistamin = Antialergi
◦ Histamin bisa terbebas karena berbagai faktor seperti:
ØBila ada reaksi alergi dari tubuh sehingga terjadi fase dilatasi,
gatal dan edema
ØLuka-luka berat yang memicu lepasnya histamin dari jaringan
mati
ØSinar UV dari matahari yang merusak mastosit
ØRacun dari hewan, enzim proteolitik serta beberapa obat-obatan
(codein, opiat,klordiazepoksid)
Efek Histamin
◦ Berbagai reaksi akibat kelebihan histamin seperti :
ØKontraksi otot polos bronchi (timbul asma) usus, dan uterus
ØVasodilatasi semua pembuluh darah, dengan akibat hipotensi
ØMemperbesar permiabilitas kapiler yang berakibat udema dan
pengembangan mukosa
ØMemperkuat sekresi kelenjar ludah, air mata dan asam lambung
ØStimulasi ujung saraf dengan akibat erithema dan gatal-gatal
Antihistamin
Antihistamin adalah Zat yang dapat mengurangi atau
menghalangi efek histamin yang berlebihan di dalam tubuh,
dengan jalan menghambat reseptornya
Menurut jenis reseptor histamin dibedakan menjadi 4 yaitu:
1. Antihistamin H1
2. Antihistamin H2
3. Antihistamin H3
4. Antihistamin H4
MEKANISME KERJA:
AH1 menghambat efek histamin pada pembuluh darah, bronkus, dan
berbagai macam otot polos.
AH1 bermanfaat untuk terapi reaksi hipersensitivitas atau keadaan lain
yang disertai pelepasan histamin endogen berlebihan.
GENERASI I GENERASI II GENERASI III
Contoh: Contoh: Contoh:
- Etanolamin - Astemizol - Desloratadin
- Alkilamin - Feksofenadin - Feksofenadin
- Piperazin - Loratadin - Levocetirizin
- Etilendiamin - Setirizin
- Fenotiazin
Catatan: Catatan: Catatan:
- Menembus sawar - Tidak menembus - Turunan generasi II
darah- sawar à ESO ↓
otak darah-otak
- Bersifat sedatif -Non-sedatif
- Anti muskarinik (+) - Anti muskarinik (-)
GENERASI I
Golongan dan Contoh Dosis Oral Doses Parenteral Masa Kerja Aktivitas Catatan
Obat antikolin

Etanolamin
Karbinoksamin
Difenhidramin 4-8 mg 10-50 mg (iv) 3-4 jam +++ Sedasi ringan – sedang
Dimenhidrat 25-50 mg 50 mg (im) 4-6 jam +++ Sedasi kuat, anti-motion sickness
50 mg 4-6 jam +++ Sedasi kuat, anti-motion sickness

Etilenediamin
Pirilamin 25-50 mg 4-6 jam + Sedasi sedang
Tripelenamin 25-50 mg 4-6 jam + Sedasi sedang

Piperazin
Hidroksizin 25-100 mg 6-24 jam ? Sedasi kuat
Siklizin 25-50 mg 4-6 jam - Sedasi ringan, anti-motion sickness
Meklizin 25-50 mg 12-24 jam - Sedasi ringan, anti-motion sickness

Alkilamin
Klorfeniramin
Bromfeniramin 4-8 mg 4-6 jam + Sedasi ringan, komponen obat flu
4-8 mg 4-6 jam + Sedasi ringan

Deriv. Fenotiazin
Prometazin
10-25 mg 50 mg (im) 4-6 jam +++ Sedasi kuat, antiemetik

Siroheptadin 4 mg 6 jam + Sedasi sedang, antiserotonin


GENERASI II
Nama Obat Dosis Oral Masa Kerja Aktivitas Catatan
antikolin

Astemizol 10 mg < 24 jam - Mula kerja lambat


Feksofenadin 60 mg 12-24 jam - Risiko aritmia lebih rendah

Loratadin 10 mg 24 jam - Masa kerja lebih lama


Setirizin 5-10 mg 12-24 jam

GENERASI III
Nama Obat Dosis Oral Masa Aktivitas Catatan
Kerja antikolin

Feksofenadin 60 mg 12-24 jam - Risiko aritmia lebih rendah

Desloratadin 5 mg 24 jam - Masa kerja lebih lama

Levosetirizin 5 mg 24 jam - Masa kerja lebih lama


0,5 mg 24 jam -
(solusio)
INDIKASI
Indikasi Pilihan Obat

1. Reaksi Alergi
- Rhinitis alergika à akut Alkilamin (Klorfeniramin)
kronik Piperadin (Terfenadin, Feksofenadin)
- Konjungtivitis alergika Alkilamin, Antazolin
- Dermatitis alergika Terfenadin, Cetirizine

2. Anti emetik
-Hiperemesis gravidarum Etanolamin (doksilamin)
Fentiazin à inhibitor reseptor D2 di GIT

3. Motion Sickness Scopolamine à drug of choice


Prometazin à motion + mual muntah
Dimenhidrat à gangguan vestibuler

4. Hay Fever Klorfeniramin

5. Mabuk perjalanan Difenhidramin, Dimenhidrat, Promitazin

6. Anestesi lokal Prometazin dan Difenhidramin dosis tinggi


- Hipersensitif
- Wanita hamil dan menyusui,
kecuali prometazin, doksilamin, dan
terfenadin
- Asma terutama pada anak
- Pengemudi atau orang yang
menjalankan mesin --> generasi I
KONTRAINDIKASI - Glaukoma dan hipertrofi prostat
- Gangguan kardiovaskuler dan
hepatik terutama terfenadin dan
aztemizol
Efek Samping
Generasi I Generasi II Generasi III

- Efek umum: sedasi Terfenadin & Aztemizol à Minimal Drowsiness


- Gejala sentral: perpanjangan QT interval
pusing, lesu, insomnia,
inkoordinasi, tremor
gelisah, euforia
- Gejala GIT:
hilang nafsu makan, mual,
muntah, nyeri epigastrium
- Efek muskarinik:
mulut dan saluran nafas
kering, retensi uri, disuri, gang.
penglihatan, sakit kepala,
palpitasi, hipotensi
Interaksi Obat
◦ Terfenadin atau astemizol + Ketokonazol,
itrakonazol, atau antibiotik makrolid
(eritromisin) à pemanjangan QT interval
dan mencetuskan aritmia ventrikel
(torsades de pointes)
ANTAGONIS H2
MEKANISME KERJA:
AH2 menghambat interaksi histamin dengan reseptor
H2 secara selektif dan reversibel à mengurangi sekresi
asam lambung, histamin, gastrin, volume cairan
lambung, dll.
INDIKASI KONTRAINDIKASI

1. Gejala akut ulkus duodenum 1. Penderita gangguan ginjal


2. Mengatasi gejala ulkus gaster berat
3. Gastro-esophageal Reflux 2. Hipersensitif
Disorder/GERD 3. Wanita hamil dan menyusui
4. Profilaksis stress ulcer
5. Zollinger Ellison Syndrome
Nama Dosis Oral Dosis Parenteral Catatan
Obat

Ranitidin Ulkus duodenum aktif: 120mg/12jam IM: *apabila setelah 4 jam infus masih
Ulkus duodenum maintenens: 50mg/6-8jam menunjukkan hipersekresi GI à
150mg/24jam IV: titrasi keatasdengan
Esofagitis erosif: 150mg/6jam Lambat penambahan 0,5 mg/kgbb/jam
GERD: 150mg/12jam 6,25mg/jam
Zollinger-Ellison syndrome: selama 24 jam
150mg/8jam ZES: 1 mg
/kgbb/jam

Simetidin Ulkus duodenum aktif: 800mg/24jam IM& IV: Mengikat reseptor androgen
atau 400mg/12jam sebelum tidur 300mg/12-24
Ulkus gaster: 800mg/24jam atau jam
300mg/6jam sebelum tidur Kontinyu:
50mg/jam

Famotidin Ulkus duodenum & ulkus gaster aktif: Intravena: 3x lebih poten dari Ranitidin,
40mg/24 jam sebelum tidur 20 mg/12 jam 20x lebih poten dari Simetidin
Zollinger-Ellison syndrome: 20mg/6
jam

Nizatidin Ulkus duodenum aktif: Interaksi obat (-)


150-300 mg/24 jam sebelum tidur Efek antiandrogenik (-)
Efek hepatotoksis rendah
Efek Samping
RANITIDIN SIMETIDIN FAMOTIDIN NIZATIDIN

Sakit kepala, malaise, Diare ringan, sakit Sakit kepala, pusing, Sakit kepala, mual,
pusing, mengantuk, kepala, pusing, diare, konstipasi muntah, peningkatan
insomnia, vertigo, diare, mengantung, bingung, kadar urat dan
mual, muntah, nyeri agitasi, psikosis, depresi, transaminase serum,
perut, ruam kulit, cemas, halusinasi,
leukopenia, disfungsi seksual dan
trombositopenia, pruritus ginekomastia,
dan urtikaria, leukopenia,
bronkosasme, trombositosis,
peningkatan kreatinin agranulositosis, anemia
serum peningkatan aplastik, demam, reaksi
AST,SGOT,SGPT alergi hingga anafilaksis,
bradikardia atau
takikardia
Interaksi Obat
◦ Antasid dan metoklopramid mengurangi bioavailabilitas
simetidin 20-30%
◦ Ketokonazol akan mengurangi absorbsi simetidin 50% bila
diberikan bersama simetidin
◦ Simetidin mempengaruhi metabolisme warfarin, fenitoin,
kafein, fenobarbital, diazepam, propanolol, imipramin.
◦ Ranitidin berinteraksi dengan teofilin, nifedipin, warfarin,
dan metoprolol.
◦ Penggunaan ranitidin +antasid/antikolinergik à selang 1
jam
◦ Famotidin tidak mengganggu oksidasi diazepam, teofilin,
warfarin, atau fenitoin di hati
ANTAGONIS H3
qTerdapat pada SSP à mengatur produksi dan pelepasan
histamin pada SSP
qMenyebabkan migrain sebagai obat alzheimer
qContoh : imetit, immepip, klobenpropit, iodoproksifan
ANTAGONIS H4
qTerdapat sel-sel inflamatori
qDiduga bersinergi dengan H1
qDapat mengobati alergi dan asma
qContoh : tioperamide

Anda mungkin juga menyukai