DAN
EFEK SAMPINGNYA
Dosen Pembimbing
dr. Muflihatunnaimah M.Kes, Sp.KJ
Residen Pembimbing
dr. Yonatan
dr. Nessya
Naomi Setyaningrum
22010118120064
Prinsip Terapi Skizofrenia
Fase akut
Fase stabilisasi
Fase rumatan
Mekanisme Kerja
Generasi I
Antipsikotik
= menurunkan kerja
dopaminergic
neurotransmission
Generasi II
Penggolongan Antipsikotik
Antipsikotik tipikal
Phenothiazin: Chlorpromazine, Levomepromazine, Perphenazine,
Trifluoperazine, thioridazine
Butyrophenon: haloperidol
Diphenyl-butylpiperadine: pimozide
Antipsikotik atipikal:
Benzamide: sulpiride
Dibenzodiazepine: clozapine, olanzapine, quetiapine
Benzisoxazole: risperidone, aripripazole
Antipsikotik Generasi I
Obat Anti-psikosis Tipikal
1.Phenotiazine:
Rantai Aliphatic:
Chlorpromazine (Largactil)
Levomepromazine (Nozinan)
Rantai Piperazine:
Perphenazine (Trilafon)
Trifluoperazine (Stelazine)
Fluphenazine (Antensol)
Rantai Piperidine
Thioridazine (Melleril)
Thioridazine 100-900 +
Pimozide 2-6 ++
Clozapine 25-100 –
Zotepine 75-100 +
Sulpride 200-1600 +
Risperidon 2-9 +
Quetapine 50-400 +
Olanzapine 10-20 +
Aripiprazole 10-20 +
DISTONIA
AKUT PARKINSONISME
AKATHISIA
Tardive dyskinesia
KRONIS Tardive distonia
Tardive akatisia
Tardive tics
Tardive myoclonus
PARKINSONISME
1. Semua kelas anti psikotik dapat menimbulkan SNM baik itu neuroleptik
potensi rendah, neuroleptik potensi tinggi maupun antipsikotik atipikal. SNM
sering terjadi pada pasien yang mengkonsumsi haloperidol dan
chlorpromazine.
2. Penggunaan obat antipsikotik dosis tinggi (terutama neuroleptic potensi
tinggi), antipsikotik aksi cepat dengan dosis tinggi dan penggunaan
antipsikotik injeksi long acting.
3. Faktor lain berhubungan dengan farmakoterapi. Penggunaan neuroleptik
yang tidak konsisten dan penggunaaan obat psikotropik lainnya, terutama
lithium, dan juga terapi kejang
TERAPI SUPPORTIF
1. Terapi Suportif
Penatalaksaan yang paling penting adalah menghentikan semua anti
psikotik dan terapi suportif. Pada sebagian besar kasus, gejala akan mereda
dalam 1-2 minggu. Sindrom Neuroleptik Maligna yang dipercepat dengan
depot injeksi anti psikotik long action dapat bertahan selama sebulan.
Terapi suportif bertujuan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut dan
memelihara fungsi organ yaitu:
1. Manajemen jalan nafas: intubasi, oksigenasi adekuat, oxymetri.
2. Manajemen sirkulasi: monitoring jantung, resulsitasi cairan,
hemodinamik.
3. Untuk mengendalikan temperatur dapat dengan antipiretik.
4. Skrening infeksi dengan cara melakukan CT scan kepala, thorak,
analisis cairan serebrospinal, kultur urin dan darah.
TERAPI FARMAKOLOGI
• Terapi farmakologik masih dalam perdebatan. Agonis dopamin seperti
bromokriptin dan amantadin diperkirakan berguna untuk mengobati Sindrom
Neuroleptik Maligna berdasarkan hipotesis defisiensi dopamin. Dantrolene
dipakai untuk mengurangi rigiditas otot, metabolisme dan peningkatan panas.
Peneliti lain melaporkan tidak ada manfaat dan setelah diamati ternyata
meningkatkan komplikasi dan pemanjangan gejala karena pemakaian obat-
obat tersebut.
• Terapi tunggal dengan benzodiazepin dilaporkan berhasil dalam beberapa
kasus. Penelitian Francis et all menyatakan benzodiazepin efektif dalam
penanganan Sindrom Neuroleptik Maligna dengan mengurangi durasi
menjadi 2 – 3 hari.
KOMPLIKASI SNM
• Komplikasi yang paling umum adalah rhabdomiolisis sebagai akibat
dari rigiditas otot terus menerus dan akhirnya terjadi kerusakan otot.