Fase skizofrenia
Stabilisasi
6 bulan setelah fase
akut pulih
Obat antipsikotik
oral injeksi
APG 1 APG 2
Indikasi anti psikosis
● Indikasi Psikiatrik
○ Anti psikosis sangat bermanfaat untuk mengatasi keadaan gaduh gelisah
○ Obat anti psikosis bersifat pengobatan simtomatik
○ Skizofrenia merupakan indikasi utama
○ Indikasi lain:
■ gangguan skizoafektif yang merupakan campuran antara gejala skizofrenia dan
gangguan afektif
■ Pasien depresi dengan gejala psikosis
■ Episode manik gangguan bipolar
■ Tourette Syndrome
■ Mengontrol gangguan perilaku pada pasien demensia Alzheimer
Indikasi non-psikiatrik
○ CPZ → menghilangkan cegukan
○ Tioridazin → efek anti emetik
Jaras nigrostriatal, bermula dari substansia nigra menuju striatum ganglia basalis. Jaras ini mengatur pergerakan pada
manusia. Obat antipsikotik, khususnya generasi I atau atipikal bekerja dengan jalan memblok total (tidak selektif) reseptor
dopamin (khususnya D2 receptor) di pasca sinaps neuron. Akibat bloking ini maka secara klinis terlihat pergerakan pasien
akan terganggu sehingga muncul gejala yang dinamakan EPS (extra-piramidal syndrome). Gejala EPS ini mulai dari yang
paling ringan dan akut seperti distonia akut, trias parkinsonism, akathisia sampai yang dalam bentuk paling berat dan kronis
yaitu diskinesia tardif
Jaras Mesolimbik, bermula dari area tegmental midbrain ventral menuju ke nukleus accumbens, yang merupakan salah
satu bagian dari sistem limbik yang mengatur perilaku, sensasi yang menyenangkan, rasa euforia pada drug abuse, juga
waham dan halusinasi pada penderita psikosis (gejala positif).
Jaras Mesokorteks, bermula dari area tegmental midbrain ventral, namun aksonnya menuju korteks limbik. Jaras ini
bertanggungjawab terhadap simptom positif dan symptom negatif psikotik dan juga efek samping kognitif akibat pemakaian
obat antipsikotik (gejala negatif).
Jaras Tuberoinfundibuler, bermula dari hipotalamus menuju kelenjar hipofisis anterior. Jaras ini bertanggungjawab
terhadap pengontrolan sekresi prolaktin. Neurotransmiter dopamin sentral berfungsi menginhibisi sekresi prolaktin. Bila
fungsi ini terganggu sebagai akibat bloking obat antipsikotik khususnya yang konvensional, maka kadar prolaktin dalam
darah akan meningkat (terjadi hiperprolaktinemia). Secara klinis akan menunjukkan gejala amenorrhoe, ginekomastia dll.
Mekanisme Kerja APG 1 / typical
● Antipsikotik memblok reseptor D2 di area pathway dopamin
mesolimbik → menurunkan hiperaktivitas yang menyebabkan gejala
positif dari psikosis
● Namun efek blocking D2 ini juga terjadi pada seluruh area otak
(termasuk area sistem nigrostriatal, mesolimbokortikal, dan
tuberoinfundibuler) → ada efek samping yang muncul
○ nucleus accumbens (di ventral limbic area of striatum) → pusat
‘pleasure’ / rewarding → blocking mekanisme reward → apatis,
anhedonia, lack of motivation / interest / joy (mirip gejala negatif
skizofrenia)
○ Block area mesokortikal → gangguan kognitif
○ Block jalur nigrostriatal → movement disorder mirip parkinson,
extrapyramidal symptom, akatasia, distonia akut, tardive
diskinesia (hiperkinetik : menjulurkan lidah, facial grimacing,
gerakan ekstremitas cepat / koreiform), sindroma neuroleptik
maligna (rigiditas otot, demam tinggi, koma, death)
○ Tuberoinfundibular → hiperprolaktinemia
Penatalaksanaan efek samping APG 1
1. Jika ada ESO ekstrapiramidal syndrome (distonia akut, akatisia, parkinsonisme)→ turunkan
dosis
a. Jika tidak berhasil → beri obat antikolinergik : triheksilfenidil, benztropin, sulfas
atropin, atau difenhidramin injeksi IM atau IV. Triheksilfenidil bisa diberikan 3x2mg per
hari
b. Jika masih tidak bisa diatasi → ganti ke golongan APG 2
Penatalaksanaan efek samping APG 1
2. Jika ada Sindroma Neuroleptik Maligna → penatalaksanaan segera → stop antipsikotik
● Bisa menurunkan gejala positif pada pasien, namun dengan efek ekstrapiramidal dan
hiperprolaktinemia yang lebih rendah dibanding APG 1
● Utamanya merupakan golongan serotonin - dopamin antagonist → bekerja sebagai D2 antagonis dan
juga blok dari reseptor 5HT2a; ada efek blocking parsial dari 5HT1a juga
● Reseptor 5HT2a berada di area post sinaps, >> ditemukan di area otak.
● Serotonin berikatan dengan reseptor 5HT2a di neuron piramidal glutamatergik → neuron teraktivasi
→ release glutamat di brainstem → stimulasi release GABA → GABA berikatan dengan neuron
dopaminergik → hambat release dopamin
Anti psikosis tipikal : Klorpromazin dan Derivat Fenotiazin
Farmakodinamik Farmakodinamik
Farmakodinamik
● SSP
○ Haloperidol menenangkan dan menyebabkan tidur pada orang yang mengalami eksitasi
○ Efek sedasi haloperidol kurang kuat dibandingkan dengan CPZ sedangkan efek haloperidol terhadap
EEG menyerupai CPZ yang memperlambat dan menghambat jumlah gelombang teta
○ Haloperidol dan CPZ sama kuat menurunkan ambang rangsang konvulsi
○ Haloperidol menghambat sistem dopamin dan hipotalamus, dan menghambat muntah yang
ditimbulkan oleh apomorfin
● Sistem saraf otonom
○ Haloperidol menyebabkan pandangan kabur (blurring vision)
○ Menghambat aktivasi reseptor α-adrenergik,
Anti psikosis tipikal lainnya: Haloperidol
Farmakodinamik
● Sistem kardiovaskular
○ Haloperidol menyebabkan hipotensi tetapi tidak sesering dan sehebat CPZ
○ Menimbulkan potensiasi dengan obat penghambat respirasi
● Sistem endokrin
○ Menyebabkan galaktorea
Farmakokinetik
Indikasi
● Indikasi utama: Psikosis
● Sindrom Gilles de la Tourette : kelainan neurologic dengan kejang otot
hebat, menyeringai dan koprolalia, mengeluarkan kata-kata jorok
Sediaan
● Haloperidol
○ tablet 0,5 dan 1,5 mg
○ sirup 5 mg/100 mL
○ ampul 5 mg/mL
Anti psikosis tipikal lainnya
Derivat Dibenzoksazepin : Loksapin
Farmakodinamik
● Loksapin memiliki efek ESO
● Insidens reaksi ekstrapiramidal
antiemetik, sedatif,
antikolinergik dan (selain diskinesia tardif)
● Menurunkan ambang
antiadrenergik
bangkitan pasien
Farmakokinetik
● Diabsorpsi dengan kadar Sediaan
● Loksapin
puncak plasma dicapai dalam
○ Dosis awal 20-50 mg/
waktu 1 jam (IM) dan 2 jam
(per oral) hari dalam 2 dosis
○ Dosis pemeliharaan 20-
● Waktu paruh = 3,4 jam
● Metabolit utama (8-hidroksi 100 mg dalam 2 dosis
loksapin) memiliki waktu
paruh yang lebih lama yaitu 9
jam
Anti psikosis atipikal Derivat Dibenzodiazepin: Klozapin
ESO
● Agranulositosis
● Efek samping lain: hipertermia, takikardia, sedasi, pusing, hipersalivasi
Anti psikosis atipikal Derivat Dibenzodiazepin: Klozapin
Farmakokinetik
Sediaan
● Klozapin
○ tablet 25 dan 100 mg
Anti psikosis atipikal Derivat Benzisoksazol: Risperidon
Farmakodinamik
● Mempunyai afinitas tinggi terhadap reseptor serotonin 5HT2, aktivitas menengah terhadap
reseptor dopamin D2, α1 dan α2 adrenergik dan reseptor histamin
● Aktivitas anti psikosis → mekanisme hambatan terhadap reseptor serotonin dan dopamin
Farmakokinetik
ESO
● Secara umum risperidon dapat ditoleransi dengan
baik
● ESO: insomnia, agitasi, anxietas, somnolen, mual,
muntah, peningkatan BB, hiperprolaktinemia
dan reaksi ekstrapiramidal (diskinesia tardif)
Sediaan
● Risperidon
○ tablet 1,2 dan 3 mg
○ sirup dan injeksi (long-lasting injection) 50
mg/mL
Anti psikosis atipikal Derivat Tienobenzodiazepin:
Olanzapin
Farmakodinamik Indikasi
● Indikasi utama: skizofrenia gejala
● positif maupun negatif dan sebagai
Memiliki afinitas terhadap
anti mania
reseptor dopamin (D2, D3,
● Pasien depresi dengan gejala psikotik
D4, D5), reseptor serotonin
5HT2, muskarinik,
ESO
histamin H1 dan reseptor
● Tidak menyebabkan agranulositosis
α1
● Dapat ditoleransi dengan baik dengan
efek samping ekstrapiramidal
Farmakokinetik
(diskinesia tardif) yang minimal
● Peningkatan BB dan gangguan
● Diabsorbsi dengan baik
metabolik: intoleransi glukosa,
setelah pemberian oral
hiperglikemia dan hiperlipidemia
● Kadar plasma tercapai
setelah 4-6 jam pemberian
Sediaan
● Metabolisme di hepar oleh
● Olanzapin
enzim CYP 2D6
○ tablet 5, 10 mg
● Diekskresi lewat urin
○ vial 10 mg
Anti psikosis atipikal Derivat Dibenzotiazepin: Quetiapin
Farmakodinamik Indikasi
Bioavailabilitas baik, tidak terpengaruhi makanan, peak plasma dalam 3 – 5 jam, bioavailabilitas 87%.
Dimetabolisme di hepar melalui CYP 450, 2D5 dan 3A4. Dieksresikan melalui feses dan urin
ESO :
Mual, insomnia, akatisia, extrapyramidal syndrome, peningkatan BB (BMI)
Antipsikosis atypical aripiprazole
INTERAKSI OBAT Kontraindikasi pada pasien yang
- Karbamazepine meningkatkan • Orang yang hipersensitif pada aripiprazole
klierns aripiprazole • Kelainan jantung dan hipotensi ortostatik
- Ketokonazole, quinidine, fluoksetin, • Penyakit cerebrovaskuler, kejang
paroksetin hambat eliminasi • Wanita hamil dan menyusui
kadar plasma meningkat
Golongan Obat Potensi Klinik Toksisitas ekstrapiramidal Efek sedatif Efek hipotensi
Fenotiazin:
- Alifatik Klorpromazin ++ +++ ++++ +++
- Piperazin Flufenazin ++++ ++++ ++ +