Anda di halaman 1dari 21

Patofisiologi dan farmakoterapi I

Dosen pengampuh : yunita listiani imanda, M.Bmd, Apt

Nama anggota kelompok :


1. Pratiwi
7. Sapril sahuri
2. Raudhatun nadiyah
8. Sinta lestari
3. Resti dwi indun indayani
9. Sagita monadia
4. Rini setiawati
10. Setyana malinberg
5. Rinta anggraeni
11. Windi putra
6. Sambe oktarika

RHINITIS
PENDAHULUAN
 Rhinitis : peradangan pada membran mukosa hidung.
 Berdasarkan penyebab, ada 2 golongan :
 Rhinitis alaergi : adanya alergen yang terhirup oeh hidung
 Rhinitis non-alergic, faktor pemicu tertentu :
1. rhinitis vasomotor ideopatik : sensitif terhadap odors,
temperature & atmospheric changes, iritant
2. rhinitis medica mentosa

3.Rhinitis structural abnormalitas struktural


EPIDEMIOLOGY
 Perkiraan yang tepat tentang pravelensi rhinitis alergi
agak sulit berkisar 4-40% dan cenderung meningkat
pravelensinya
 Penyebab belum bisa dipastikan, diperkirakan ada
kaitannya dengan polusi udara, kurangnya ventilasi di
rumah atau kantor. Dll
 Dampak : biaya yang dikeluarkan secara langsung (ex :
pengobatan, periksa ke dokter) dan tidak langsung (ex :
tidak masuk sekolah/kerja)
ETIOLOGY
 Allergic rhinitis dipicu oleh adanya alergen :
1. outdoor aeroalergen ( serbuk sari&spora tumbuhan)

2. Pollutans ( ozone, asap kenndaraan)

3. Indoor aeroallergen (tungau, kecoa, spora jamur, asap rokok &


bulu hewan peliharaan)
4. Bahan kimia ( isocyanate, glutaraldehide )
ALLERGIC RHINITIS

INFLAMASI PADA MEMBRAN MUKOSA HIDUNG YANG


DISEBABKAN OLEH ADANYA ALERGEN YANG
TERHOIRUP DAN MEMICU RESPON
HIPERSENSITIVITAS
KLASIFIKASI
Berdasarkan waktunya ada 3 golongan rhinitis alergi :
1.Seasonal allergic rhinitis (SAR) terjadi pada waktu yang sama
setiap tahunnya ( musim bunga, banyak serbuk sari berterbangan)
2.Perrenial allergic rhinitis ( PAR ) terjadi setiap saat dalam setahun
penyebab utamanya debu, animal dander, jamur, kecoa
3.Occupational rehinitis : terkait dengan pekerjaan
TANDA DAN GEJALA
 Bersin berulang kali  Pada SAR : sneezing, runny
 Hidung berair (rhinorrhea) nose & itchy eyes
 Tenggorokan, hidung,  Pada PAR : nasal congestion
kerongkongan gatal & post-nasal drip
 Matamerah, gatal, berair
 Post-nasal drip
KOMPLIKASI
 Komplikasi akut :
sinusitis & otitis berlebihan
 Komplikasi kronis :
nasal polyps, sleep apnea & hyposmia ( penciuman
berkurang )
Menunjukan adanya kaitan dengan perkembangan
terjadinya asma pada anak – anak dan dewasa.
DIAGNOSIS
 Pemeriksaan fisik, riwayat pengobatan dan riwayat keluarga
 Jika diperlukan, lakukan test : skin test/ test prick atau RAST
 Cara skin test :
menyuntikan ekstrak alergen (senyawa test) secara subkutan
tunggu reaksinya
 Skin prick test : kulit digores dengan jarum steril, ditetesi
senyawa alergen tunggu reaksinya
TERAPI
 Obat terapi yang dijual bebas digunakan untuk meringankan dan
mengontrolgejala PAR & SAR.
 Treatment goals :
mengurangi dan mencegah allergic rhinitis

Note : tujuan harus tercapai dengan ESO yang minimal (tidan ada
ESO ) & biaya pengobatan yang rasional.
AGENT FOR ALLERGIC RHINITIS
1. Antihistamin
bereaksi dengan mencegah histamin pengikat ke reseptor.
terutama membantu mengontrol bersin, rasa gatal ingusan.
1 (penenang) chloerpheniramine, diphenhydramine
2 ( harga agak mahal, lebih disukai) cetrizine dan loratadine
3 ( harga mahal, reaksinya cepat) desloratadine dan levocetrizine
2. Decongestant
oral lambat tapi efek lebih lama dan kurang
menyebabkan iritasi lokal tidak menimbulkan
resiko rhinitis medika mentosa
 Contoh :

• fenilefrin
• Fenilpropanilamin

• Pseudoefedrin kontraktilitas jantung


Lanjutannya ................

golongan simpatomimetik bereaksi pada reseptor adrenergik


pada mukosa hidung untuk menyebabkan vasokontriksi,
menciutkan mukosa yang membengkak dan memperbaiki
pernafasan.
• Penggunaan dekongestan topikan tidak menyebabkan atau
sedikit sekali menyebabkan absorpsi sistemik
3. Intranasal corticosteroid (INS)
menghambat respon alergi fase awal maupun fase lambat.
efek utama pada mukosa hidung :
• Mengurangi inflamasi dengan memblok pelepasan mediator,

• Mengurangi edema intrasel,

• Menyebabkan vasokontriksi ringan dan

• Menghambat reaksi fase lambat yang diperantarai oleh sel

Efek samping : bersin, perih pada mukosa hidung, sakit kepala


dan infeksi candida albicans ( jarang terjadi )
4. Cromolyn sodium
 penstabil sel mast mencegah degranulasi sel mast dan
pelepasan mediator, termasuk histamin.
 Tersedia dalam benyuk semprotan hidung untuk mencegah dan
mengatasi rinitis alergi
 Efek sampingnya : iritasi lokal (bersin dan rasa perih pada

membran mukosa hidung)


 Dosisnya : untuk pasien diatas 6 tahun adalah 1 semprotan pada
setiap lubang hidung 3-4 kali sehari pada interval yang teratur
Lanjutannya......

 Untuk rhinitis seasonal, gunakan obat ini pada saat awal


musim alergi dan digunakan terus sepanjangan musim
 Untuk rhinitis parennial, efeknya mungkin tidak terlihat
dalam 2-4 minggu pertama. Untuk itu dekongestan dan
antihistamin mungkin diperlukan pada saat terapi
dimulai
5. Ipratropium bromida
 Merupakan agen antikolinergik berbentuk semprotan
hidung
 Bermanfaat pada rhinitis alergi yang persisteen atau
parenial memiliki sifat antisekretori jika digunakan
secara lokal dan bermanfaat untuk mengurangi hidung
berair yang terjadi pada rhinitis alergi
 Tersedia dalam bentuk larutan dengan kadar 0.03%,
diberikan dalam 2 semprotan (42 mg) 2-3 kali sehari
 Efek sampingnya ringan, meliputi sakit kepala,epistaxis,
dan hidung terasa kering
6. Immunotherapy
 Dilakukan Ketika pengobatan tidak berkerja

 Waktu ditentukan oleh seorang spesialis

 mahal, tidak nyaman,waktu, 3-5 tahun


LANJUTANNYA.....

 Larutan alergen yang sangat encer ( 1:100.000 sampai


1:1000.000.000 b/v) diberikan 1-2 kali seminggu.
 Konsentrasi kemudian ditingkatkan sampai tercapai dosis yang
dapat toleransi
 Dosis ini kemudian dipertahankan setiap 2-6 minggu, tergantung
pada respon klinik.
 Terapi dilakukan sampai pasien dapat mentoleransi alergen pada
dosis yang umumnya dijumpai pada paparan alergen
7. Parameter efektifitas
 Ditunjukkan dengan :

 berkurangnya produ IgE

Meningkatnya produksi IgG

Perubahan pada limfosit T

Berkurangnya pelepasan mediator dari sel yang


tersensitisasi dan
Berkuranya sensivitivitas jaringan terhadap alergen
8. Avoid allergens
 Menghindari alergen sangat penting meski pasien sudah minum obat
 Untuk gejala akibat alergen dari luar:
Periksa indeks kualitas udara (AQI)
Tutup jendela/pintu rumah & mobil saat musim bunga/kemarau
 Hindari pekerjaan diluar ruangan/olahraga outdoor
 Untuk gejala akibat alergen dari dalam :
Hindari penyebab alergi (kucing,tungau,asap rokok)
Turunkan kelembaban rumah untuk mengurangi jamur
Bersihkan sofa, matras, bantal untuk mengurangi jumlah tungau

Anda mungkin juga menyukai