Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH IDK V (FARMAKOLOGI DAN GIZI)

ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI PADA APENDIKSITIS

Disusun Oleh:

Kelompok 9

Nama Kelompok:

Rumhani Muzykawati 1811020001

Ni’matul Khoeriyah 1811020011

Karenina Nurhaeny 1811020018

Amrih Mugi Rahayu 1811020050

Roso Adwiyanto 1811020054

Windi Indah Yani 1811020060

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit appendisitis adalah kedaruratan bedah yang paling sering


ditemukan dan dapat terjadi pada usia berapapun. Insidennya 120/100.000
pertahun, dengan pasien yang terbanyak adalah rentang usia 17-64 tahun yaitu
sebesar 82,18% dengan kejadian yang paling banyak terjadi adalah appendisitis
akut tanpa penyulit (simple appendicitis) 54,46%. Rasio insiden appendisitis
antara laki-laki dan perempuan 1:1. Kasus appendisitis akut sama banyaknya
antara wanita dan laki-laki pada masa prapuber, jarang terjadi pada balita,
meningkat pada pubertas, dan mencapai puncaknya pada saat remaja awal usia 20
tahun, sedangkan pada masa remaja dan dewasa rasionya menjadi 3:2

Penanganan masalah appendisitis dilakukan dengan appendiktomi. Tujuan


umum dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui gambaran asuhan
keperawatan yang tepat bagi klien dengan appendicitis akut yang dilakukan
tindakan appendiktomi

1.2 Tujuan Penulisan makalah

1. mengetahui apa itu anestesi ketamin

2. mengetahui manfaat ketamin

3. mengetahui dosis ketamin yang dibutuhkan saat operasi apendiktomi

4. mengetahui asuhan keperawatan yang tepat untuk pasien dengan


apendiktomi

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan yang tepat bagi


klien dengan appendicitis akut yang dilakukan tindakan appendiktomi.
1.2.2 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui asuhan keperawatan klien apendicsitis dengan


menggunakan anestesi ketamin.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ilusrasi Kasus

Ny.juminten berusia 45 tahun. Riwayat kesehatan pasien datang ke Rumah


sakit X pada tanggal 7 oktober 2019 pasien mengeluh nyeri pada perut sebelah
kanan bawah, yang dirasakan sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien
juga mengeluhkan nafsu makan berkurang, kadang mual dan muntah, serta
demam. Pasien baru pertama kali dirawat di rumah sakit dan dilakukan tindakan
operasi. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit asma, hipertensi, atau alergi.
Keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit keturunan. Selama keluhan,
pasien dibawa oleh keluarga ke dokter umum dan diberi obat oral, namun nyeri
masih terasa, kemudian pasien dibawa ke Rumah SakitX . didiagnosis apendisitis
akut sehingga dianjurkan untuk operasi.

B. Analisis kasus

Pemeriksaan fisik diperoleh hasil keadaan umum baik, compos mentis,


BB: 71 kg, TB: 170 cm, tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 104 x/mnt, suhu
37,80C, dan pernapasan 20x/mnt, normal pada semua organ kecuali pada bagian
abdomen dimana diperoleh hasil inspeksi simetris, bising usus 15 x/mnt, tympani
saat diperkusi, nyeri tekan pada titik Mc.Burney dan nyeri terasa sampai
epigastrium, ditemukan tanda Psoas dan Obturator positif. terdapat tanda-tanda
nyeri saat bergerak, mual/muntah, anoreksia, nyeri saat ditekan atau diraba,
demam, serta terjadi leukositosis. Pengkajian nyeri abdomen diperoleh hasil P
(provoking): bertambah nyeri saat batuk, miring ke kanan, ataupun saat diraba, Q
(quality): nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk, R (region): nyeri pada perut kanan
bawah sampai epigastrium, S (severity):skala nyeri 7, T (time): nyeri terasa terus
menerus. Pasien didiagnosis apendisitis akut sehingga dianjurkan untuk operasi
apendiktomi. Dokter memutuskan untuk di apendiktomi lalu sebelum dilakukan
operasi pasien diberikan anestesi (ketamin) melalui intamuskular . anastesi
ketamin ini adalah golongan anestesi obat bius yang diberikan untuk
menghhilangkan kesadaran pasien yang menjalanin suatu prosedur medis yaitu
pembedahan .

C. Deskripsi Obat

a. Indikasi dan kontraidikasi


Ketamine adalah salah satu jenis anestesi umum atau obat bius
total. Obat ini diberikan untuk menghilangkan kesadaran pasien yang
akan menjalani suatu prosedur medis, misalnya pembedahan. Obat ini
bekerja dengan mengganggu sinyal di otak yang berperan pada respon
tubuh terhadap kesadaran dan rasa sakit.

Ketamine dikontraindikasikan untuk pasien dengan hipertensi yang


tidak terkontrol, eklampsia atau pre-eklampsia (kenaikan tekanan
darah pada wanita hamil), penyakit koroner atau miokard berat,
kecelakaan serebrovaskular atau trauma otak.

b. Farmakokinetik dan farmakodinamik


Dosis induksi ketamin adalah 1-2 mg/KgBB IV atau 3-5 mg/KgBB
IM. Stadiumdepresi dicapai dalam 5-10 menit. Untuk mempertahankan
anestesia dapat diberikandosis 25-100 mg/KgBB/menit. Stadium
operasi terjadi dalam 12-25 menit.17Mekanisme kerja ketamin bekerja
sebagai antagonis nonkompetitif pada reseptorNMDA yang tidak
tergantung pada tegangan akan mempengaruhi ikatan pada
tempatikatan fensiklidin. Reseptor NMDA adalah suatu reseptor kanal
ion (untuk ion 8na+,ca2+,dan k+) maka blockade reseptor ini berarti
bahwa pada saat yang sama, adablockade aliran ion sepanjang
membrane neuron sehingga terjadi hambatan padadepolarisasi neuron
di SSP. 18,19Mekanisme kerja ketamin mungkin dengan cara
menghambat efek membraneeksitatori neurotransmitter asam glutamat
pada suptipe reseptor NMDA .
Ketaminmerupakan obat yang sangat lipofilik dan didistribusikan
dengan cepat ke dalam organ-organ yang kaya vaskuler, termasuk
otak, hati dan ginjal kemudian obat ini didistribusikan kembali
kedalam jaringan-jaringan yang kurang vaskularisasinya, bersamaan
dengan metabolismenya di hati untuk selanjutnya dibuang ke urin
danempedu.
c. Cara kerja Ketamine
Mekanisme kerja ketamine sebagai antagonis reseptor N-metil-D-
aspartat (NMDA) nonkompetitif yang menghalangi glutamate adalah
dengan memiliki tindakan langsung pada korteks dan sistem limbing.
Hal ini menghasilkan keadaan seperti kataleptik dimana pasien ditarik
dari lingkungan. Onset ketamine yang diberikan secara intravena
adalah 30 detik, sedangkan secara intramuskular 3-4 menit.
Durasi ketamine intravena 5-10 menit, sedangkan secara
intramuskular 12-25 menit. Ketamin diserap dengan cepat,
distribusinya melintasi plasenta dengan volume distribusi
3L/kg.Ketamine dimetabolime di hati menjadi norketamin yang
merupakan metabolit aktif. Ketamine dieksresikan melalui urin sebagai
metabolit dengan waktu paruh eliminasi 10-15 menit (fase alfa), 2.5
jam (fase beta).
d. Manfaat dan efek samping Ketamine
Ketamine bermanfaat sebagai induksi anestesi, hal ini dilakukan
untuk membuat anda tidur untuk operasi dan untuk mencegah rasa
sakit atau ketidaknyamanan selama tes atau prosedur medis tertentu.
Penggunaan obat ini harus dengan dokter atau professional kesehatan.
Ketamine memiliki potensi efek samping yang dapat ditimbulkan,
seperti halusinasi, kebingungan, perilaku irrasional, tonus otot yang
meningkat terkadang menyerupai kerjang, kenaikan tekanan darah
sementara dan takikardia (detak jantung di atas normal), bradikardia
(detak jantung di bawah normal), mual, muntah, lakrimasi,
hipersalivasi, ruam sementara, dan nyeri pada tempat injeksi. Apabila
efek ini terjadi, beritahukan pada dokter atau petugas medis yang
sedang merawat anda.
e. Dosis Ketamine
Dosis ketamine yang digunakan untuk induksi anestesi dibedakan
berdasarkan cara pemberian yaitu intramuskular dan interavena.
- Intramuskular
Dosis untuk dewasa yaitu 6,5-13 mg/kg.
Apabila digunakan dosis 10 mg/kg dapat menghasilkan
anestesi bedah dalam 3-4 menit setelah injeksi berlangsung selama
12-25 menit. Kenaikan setengah hingga dosis induksi penuh dapat
diulang sesuai kebutuhan untuk pemeliharaan anestesi.Apabila
digunakan untuk prosedur lain yang tidak melibatkan rasa sakit
yang hebat, dosis yang digunakan adalah 4 mg/kg sebagai dosis
awal.
- Intavena
Dosis untuk dewasa yaitu 4,5 mg/kg melalui injeksi
intravena lambat lebih dari 60 detik.Apabila digunakan dosis 2
mg/kg menghasilkan anestesi bedah dalam 30 detik setelah injeksi
berlangsung selama 5-10 menit. Pertambahan setengah hingga
dosis induksi penuh dapat diulang sesuai kebutuhan untuk
pemeliharaan anestesi.
- Rekonstitusi
50 mg/mL dan 100 mg/mL vial dapat diencerkan lebih
lanjut dalam 5% dekrosa atau 0,9% NaCl untuk menyiapkan infus
pemeliharaan yang mengandung 1 mg/mL.

D. Nursing proses

a. Pengkajian

Nama : Ny. Juminten

Tempat/Tanggal Lahir : Banyumas , 12 Febuari 1989

usia : 30 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Banyumas

Status : Menikah

Tanggal Masuk RS : 7 Oktober 2019

b. Riwayat Kesehatan Pasien

a) Keluhan Utama

Pasien mengeluh nyeri pada perut sebelah kanan bawah, yang dirasakan
sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluhkan nafsu makan
berkurang, kadang mual dan muntah, serta demam.

b) Riwayat Penyakit Sekarang

Selama keluhan, pasien dibawa oleh keluarga ke dokter umum dan diberi
obat oral, namun nyeri masih terasa,

c) Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien tidak memiliki riwayat penyakit asma, hipertensi, atau alergi.


Keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit keturunan.

c. Data objektif

- BB: 71 kg, TB: 170 cm, tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 104
x/mnt, suhu 37,80C, dan pernapasan 20x/mnt, bising usus
15x/menit.
- Tympani saat diperkusi,
- Nyeri tekan pada titik Mc.Burney dan nyeri terasa sampai
epigastrium, ditemukan tanda Psoas dan Obturator positif.
- Terdapat tanda-tanda nyeri saat bergerak, mual/muntah, anoreksia,
nyeri saat ditekan atau diraba, demam, serta terjadi leukositosis.
Pengkajian nyeri abdomen diperoleh hasil :
o P (provoking): bertambah nyeri saat batuk, miring ke
kanan, ataupun saat diraba,
o Q (quality): nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk,
o R (region): nyeri pada perut kanan bawah sampai
epigastrium,
o S (severity):skala nyeri 7, T (time): nyeri terasa terus
menerus.

d. Data subjektif

1. Pasien mengeluh nyeri pada perut sebelah kanan bawah, yang


dirasakan sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga
mengeluhkan nafsu makan berkurang, kadang mual dan muntah, serta
demam.

2. Pasien dibawa oleh keluarga ke dokter umum dan diberi obat oral,
namun nyeri masih terasa, kemudian pasien dibawa ke Rumah SakitX .

e. Diagnosis :

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis ditandai dengan


perubahan selera makan , ekspresi wajah nyeri, skala nyeri 7 dan
dilakukan intervensi manajemen nyeri.
2. Ketidak seimbangan nutrisiberhubungan dengan faktor biologis
ditandai dengan nyeri abdomen, merasa kurang nyaman ,tidak nafsu
makan.
f. Inervensi :

DX Tujuan Intervensi
Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan tidakan O: Lakukan pengkajian
cedera biologis keperawatan selama 3x24 jam nyeri komprehensif
masalah keperawatan nyeri yang meliputi lokasi,
dapat teratasi dengan kriteria karakteristik,
hasil : onset/durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas atau
beratnya nyeri .
N: Ajarkan teknik
Indikator awal akhir relaksasi.
Nyeri yang 1 4 E: Berikan informasi
dilaporkan mengenai nyeri, seperti
penyebab nyeri, berapa
Ekspresi 2 4 lama nyeri akan
nyeri wajah dirasakan, dan
antisipasi dari ketidak
Kehilangan 2 4 nyamanan akibat
nafsu makan prosedur
C: Kolaborasi dengan
Mual 3 4 pasien, orang terdekat
Denyut nadi 2 4 dan tim kesehatan
lainnya untuk memilih
dan
mengimplementasikan
tibdakan penurunan
nyeri nonfarmakologi,
sesuai kebutuhan .

g. Implementasi
Implementasi Respon
Mengontrol lingkungan dengan Pasien menngatakan lebih nyaman ,
memberikan rasa nyaman pada pasien Skala nyeri turun menjadi 5, wajah
terlihat rileks dan tanda-tanda vital
menjadi normal.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ketamine adalah salah satu jenis anestesi umum atau obat bius total. Obat
ini diberikan untuk menghilangkan kesadaran pasien yang akan menjalani suatu
prosedur medis, misalnya pembedahan.
Ketamine bermanfaat sebagai induksi anestesi, hal ini dilakukan untuk
membuat anda tidur untuk operasi dan untuk mencegah rasa sakit atau
ketidaknyamanan selama tes atau prosedur medis tertentu.
Dosis untuk dewasa yaitu 6,5-13 mg/kg. Apabila digunakan dosis 10
mg/kg dapat menghasilkan anestesi bedah dalam 3-4 menit setelah injeksi
berlangsung selama 12-25 menit. Kenaikan setengah hingga dosis induksi penuh
dapat diulang sesuai kebutuhan untuk pemeliharaan anestesi.
Asuhan keperawatan pada apendisitis dengan melakukan tindakanoperasi
apendiktomi , dengan pemberian anestesi ketamin.

B. Saran
Kurangnya pengetahuan penulis membuat makalah ini banyak
kekurangannya, kami akan banyak-banyak membaca lliteratur untuk mmudahkan
penulisan makalah.

Daftar pustaka
Nisha afidah.2015. Tindakan Apendiktomi.
Nanda. 2018-2020. Diagnosis Keperawatan. Jakarta. EGC
FORMAT PENILAIAN PENYUSUNAN MAKALAH DAN PRESENTASI
KEPERAWATAN PERIOPERATIF
******************************************************************
************************

Tema /Judul Makalah :


Kelas :
Nama Kelompok :

1. 6.
2. 7.
3. 8.
4. 9.
5. 10.

NO URAIAN NILAI BOBOT X


NILAI
1 2 3 4
1 Kasus Menarik dan terupdate mengikuti 5
trend dan issue
Isi Makalah
2 Bab I: Latar Belakang 10
berfokus pada pentingnya
pengambilan topik obat
3 Bab II: Penulisan kasus yang sesuai
denggan konsep
a.Kasus Relevan 10
b.Askep yang dibuat sesui dengan kasus 10
c.Pembahasan yang dibuat sesuai dengan 10
konsep yang ilmiah
5 Bab III : Kesimpulan dan Saran dituliskan 10
dengan baik
6 Cara penulisan makalah mengikuti 5
ketentuan penulisan ilmiah (cara menulis
kutipan dan referensi) dengan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar
7 Daftar Pustaka relatif baru (min. 5) 5
Pelaksanaan
8 Kemampuan mempresentasikan dan 15
penampilan materi/PPT yang menarik
9 Kerjasama kelompok dalam mendiskusikan 10
makalah
10 Permormance mahasiswa: keaktifan, 10
critical thinking, attitude, dan logical
thinking dalam penyampaian
pendapat/pertanyaan/diskusi
TOTAL NILAI 100
Nilai = Bobot x Score = ………………….
100
Keterangan nilai:
1= kurang; 2= cukup; 3= baik; 4= baik sekali

Purwokero,

Evaluator,

( )

Format Penilaian Case Study


Tema /Judul :
Kelas :
Nama Kelompok :

1. 6.
2. 7.
3. 8.
4. 9.
5. 10.
Keterangan
1.Tidak mampu 3. Cukup mampu
2.Kurang mampu 4. Mampu

N Poin Penilaian Bobot Bobot Bobot


o 1 2 3 4 x Nilai
1. Review Kasus Secara Umum 15
Kemampuan mahasiswa dalam
menyusun deskripsi kasus secara
fokus dan mendalam
2. Patofisiologi dan Patogenesis 20
Kemampuan mahasiswa dalam
menjelaskan setiap mekanisme
terjadinya suatu penyakit yang
ditandai dengan timbulnya berbagai
gejala dan tanda penyakit serta
kemampuan mahasiswa dalam
menjelaskan perubahan berbagai
struktur tubuh yang ditunjukkan
dengan berbagai pemeriksaan
penunjang
4. Diagnosa keperawatan 15
Kemampuan mahasiswa dalam
mengidentifikasi diagnosis
keperawatan yang rasional
didukung dengan data-data yang
lengkap
5. Intervensi 10
Kemampuan mahasiswa dalam
menjelaskan berbagai jenis
intervensi keperawatan dengan
menerapkan berbagai ilmu-ilmu
dasar, dan kemampuan dalam
menjelaskan terapi yang ditetapkan
dokter baik yang bersifat promotif,
preventif, kuratif maupun
rehabilitatif.
6. Komplikasi 10
Kemampuan mahasiswa dalam
menjelaskan berbagai komplikasi
yang mungkin terjadi pada pasien
7. Prognosis 10
Kemampuan mahasiswa dalam
menjelaskan prognosis dari
penyakit pasien 20
8. Analisis kesenjangan
Kemampuan mahasisa dalam
menjelaskan kesenjangan antara
teoritis dengan praktik di lapangan
Jumlah 100
Masukan secara umum kepada
kelompok:

…..…………..,…………………
Dosen
Nilai = (Jumlah nilai) / 4=

( )

Anda mungkin juga menyukai