Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH

ILMU DASAR KEPERAWATAN II (KEBIJAKAN SOSIAL, BUDAYA,


POLITIK DAN EKONOMI)

“SUNAT PEREMPUAN”

Disusun Oleh:

Nama : Ni’matul Khoeriyah

Nim : 1811020011

Prodi/Kelas : Keperawatan S1

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
TAHUN AJARAN 2018/2019

DAFTAR ISI

Cover

Daftar Isi

Kata Pengantar

I Pendahuluan

I. I Latar Belakang

I. II Rumusan Masalah

I.III Tujuan Pembahasan

I Isi

I. I Pengertian Sunat Perempuan

I. II Sejarah Sunat Perempuan

I. III

I. IV
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat, sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah  ini dalam bentuk maupun isinya yang mungkin sangat
sederhana. Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai Sunat Perempuan ditinjau dari
berbagai aspek kehidupan.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan
makalah ini. Dan kami berharap semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca.
PENDAHULUAN

Dalam era modern, dinamika-konstruktif yang dicapai oleh kaum perempuan pada berbagai lini
kehidupan menunjukkan tingkat yang cukup menggembirakan. Diakui atau tidak, peran
perempuan untuk mengekspresikan dirinya secara wajar, sekaligus memperoleh kesempatan
yang sama di ranah publik dengan kaum laki-laki telah mendapatkan sejumlah legitimasi dan
rasionalisasi yang dapat diterima oleh hampir semua pihak. Tradisi dan penafsiran keagamaan
(Islam) yang awalnya cukup memojokkan kaum perempuan kini mengalami dekonstruksi
epistemologis dan reformulasi pada tingkatpraksis.

Demikian juga, kesadaran kritis terhadap konstruksi sosiologis yang awalnya


menguntungkankaum laki-laki dengan tradisi patriarkhinya secara perlahan mulai berubah ke
arah kesimbangan antarakonstruksi patriarkhi dengan matriarkhi. Kenyataan ini pada akhirnya
memudahkan bagi kreativitastumbuh dan berkembangnya semangat kesetaraan antara laki-laki
dengan perempuan.

Di antara data penindasan dan kekerasan terhadap perempuan yang dibicarakan dalamKonferensi
Perempuan Sedunia Keempat di Beijing tahun 1995 lalu, misalnya, adalah khitan atau
sunat bagi perempuan. Praktek sunat bagi perempuan ini dikenal dengan istilah
female  circumcision atau  female genital mutilation (perusakan organ kelamin perempuan).

Praktek khitan merupakan tradisi yang sudah sangat lama dikenal dalam masyarakat dan
diakuioleh agama-agama di dunia, misalnya, Yahudi, Kristen, dan Islam. Khitan ini tidak hanya
diberlakukan bagi anak laki-laki semata, tetapi juga terhadap anak perempuan.Oleh karena
praktek khitan perempuan yang telah mendapat legitimasi budaya dan agama tersebutdinilai oleh
sebagian kalangan sangat merugikan kaum perempuan, maka makalah ini dimaksudkanuntuk
menelusuri kembali konsep khitan bagi perempuan dari berbagai perspektif.

Anda mungkin juga menyukai