TINJAUAN PUSTAKA
korpus siliaris, sudut Camera Oculi Anterior (COA) dan sistem aliran
(James, 2006)
Gambar 2.1 Anatomi Mata
a. Korpus siliaris
trabekulum yang terletak pada pangkal iris di batas kornea dan sklera (Ilyas,
5
6
(James, 2006)
Gambar 2.2 Anatomi korpus siliaris
ditutupi pangkal iris. Pada bagian ini terjadi pengaliran keluar cairan bilik
penimbunan cairan pada kamera okuli di dalam bola mata, sehingga TIO
meshwork (TM), kanalis Schlemm, garis Schwalbe dan jonjot iris (Ilyas,
2007).
1. Jalinan trabekulum
Jalinan yang menyerupai saringan ini ada di sudut COA, dilewati 90%
aqueous humour saat keluar dari mata. Jalinan trabekulum ini terdiri dari 3
bagian. Ketiga bagian ini terlibat dalam proses pengaliran aqueous humour,
yaitu:
7
kawat jala yang melintang dari akar iris sampai ke garis schwalbe. Ruangan
Membentuk bagian tengah terbesar dari TM, berasal dari ujung sklera
sampai garis schwalbe. Terdiri dari kepingan trabekula yang berlubang elips
(Weinreb, 2014)
Gambar 2.3 Bagian trabecular meshwork
8
2. Kanalis Schlemm
Dinding bagian dalam kanalis Schlemm dibatasi oleh sel endotel yang
irregular yang memiliki vakuola yang besar. Dinding terluar dari kanalis
dibatasi oleh sel rata yang halus dan mencakup pembukaan saluran
(Kanski, 2007).
3. Saluran kolektor
dan berakhir langsung ke dalam vena episklera (sistem direk) dan beberapa
anterior, seperti lensa, kornea dan TM. Selain itu zat sisa metabolisme
(seperti asam piruvat dan asam laktat) juga dibuang dari jaringan-jaringan
kondisi yang berbeda seperti saat inflamasi dan infeksi aqueous humour juga
berperan memberikan respon imun secara humoural dan seluler dan aqueous
9
2009).
lapisan epitel prosesus siliaris. Sekresi dimulai dengan transport aktif ion Na +
ke dalam ruangan di antara sel-sel epitel. Ion Na + kemudian menarik ion Cl-
Kemudian semua ion ini bersama-sama menyebabkan osmosis air dari kapiler
bola mata agar menjadi bulat. Aqueous humour mengalir dari Camera Oculi
Merupakan aliran utama aqueous humour dari sudut COA. Sekitar 90%
aqueous humour total dialirkan melalui jalur ini. Aqueous humour dialirkan
lapisan memiliki inti jaringan ikat berkolagen, yang dilapisi oleh jaringan
Sekitar 5-15% aliran aqueous humour keluar melalui jalur ini. Pada
mekanisme aliran ini, aqueous humour mengalir dari sudut COA menuju ke
(Ilyas, 2007)
Gambar 2.5 Peninggian tekanan di dalam bola mata
TIO yang tinggi yang menyebabkan kerusakan pada saraf optik yang
Komposisi dari aqueous humour antara lain protein (0,04%) dan yang
lainnya yaitu Na (144 mm/kg), K (4,5 mm/kg), Cl (110 mm/kg), glukosa (6,0
mm/kg), asam laktat (7,4 mm/kg), asam amino (0,5 mm/kg), inositol (0,1
membrane sel pigmented ciliary epithelium (PE) dan sel non pigmented
Dengan cara yang sama mekanisme transport larutan dan air dari COP
kembali ke stroma. Dalam absorbsi ini, transport lain mungkin juga terlihat
produksi, aliran dan pertukaran dalam jaringan pada COA. (Lubis, 2009).
a. Difusi adalah pergerakan pasif dari ion-ion yang larut dalam lemak melalui
korpus siliaris, iris, lensa, vitreus, kornea dan TM, terjadi pertukaran secara
difusi dengan jaringan sekitar, sehingga aqueous humour pada COA lebih
pada COP.
b. Ultrafiltrasi adalah pergerakan air dan substansi yang larut dalam air
melalui pori-pori mikro pada membran sel karena adanya perbedaan osmotik
c. Transport aktif merupakan pergerakan dari substansi yang larut air tapi
memiliki ukuran yang lebih besar dan perpindahannya tidak tergantung pada
aktif dari epitel tidak berpigmen korpus siliaris yang melibatkan Na+, K+ ,
ATPase pada membrane sel. (Lubis, 2009; Yorio et al, 2008; Stamper et al,
(Lubis, 2009)
Gambar 2.6 Mekanisme pembentukan aqueous humour pada korpus
siliaris.
2.3 Glaukoma
Glaukoma berasal dari kata yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan,
atau tidak normal akibat dari adanya hambatan pada penyaluran keluar cairan
buta. TIO yang normal dinyatakan dengan tekanan air raksa yaitu antara 10-
14
20 mmHg (Ilyas, 2007). Penyakit yang ditandai dengan peninggian TIO ini,
disebabkan:
Glaukoma merupakan penyakit yang tidak dapat diobati, akan tetapi bila
diketahui sejak dini dan segera dilakukan tindakan medis maka glaukoma
dapat dikontrol untuk mencegah kerusakan lanjut atau kebutaan pada mata.
primer. Pada umumnya glaukoma ini ditemukan pada usia lebih dari 40
secara dominan atau resesif pada kira-kira 50% penderita, secara genetik
1. Glaukoma primer
15
sudut terbuka merupakan glaukoma yang terjadi secara primer dan bukan
karena kondisi lain yang menyertai. Pada glaukoma jenis ini, terdapat
peningkatan TIO tanpa adanya penyempitan sudut bilik mata (Eva, 2009).
atau lapang pandang memiliki TIO yang tetap di bawah 21 mmHg, yang
vaskular atau mekanis di caput nervus opticus, atau bisa juga murni
anatomis tanpa ada kelainan lainnya (Eva, 2009). Glaukoma primer sudut
16
tertutup disebabkan oleh aposisi dari iris perifer ke jalinan trabekular dan
2. Glaukoma sekunder
karena adanya zat yang secara mekanis menghambat aliran keluar cairan
aquos melalui TM. Zat tersebut misalnya pigmen, material eksfoliasi dan sel
darah merah. Selain itu, glaukoma sekunder sudut terbuka juga dapat
merupakan hasil dari perubahan struktur dan fungsi jalinan trabekula karena
3. Glaukoma kongenital
Akibat pembendungan aqueous humour, TIO meninggi pada saat bola mata
(James, 2006).
4. Glaukoma absolute
dimana tajam penglihatan sudah menjadi nol atau sudah terjadi kebutaan total
glaukoma absolut, kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, mata keras
badan siliar untuk menekan fungsi badan siliar, alkohol retrobulbar atau
melakukan pengangkatan bola mata karena mata telah tidak berfungsi dan
(Weinreb, 2014)
Gambar 2.7 Patofisiologi glaukoma primer sudut terbuka
Pada glaukoma primer sudut terbuka (Primary Open Angle Glaucoma atau
mata.
akibat berkurangnya aliran darah pada papil saraf optik, sehingga terjadi
atropi papil dan pembesaran cekungan optik yang biasa disebut ekskavasi
cenderung tidak mengeluh mata merah atau bahkan kadang tidak terdapat
keluhan. Padahal dalam tahap ini sudah terjadi gangguan fungsi dan susunan
optikus akibat adanya gangguan saraf optik yang akan terlihat sebagai
(AHAF, 2010).:
a. Usia
Prevalensi glaukoma terjadi empat sampai sepuluh kali lebih tinggi pada
b. Jenis kelamin
melindungi saraf optik ketika dalam kadar normal. Namun apabila terjadi
yang merupakan suatu bentuk hormon estrogen dari hasil reduksi aktifitas
20
Nitric Oxide Synthase enzim III dan nitrat oksida dalam sel endothelial,
e. penggunaan kortikosteroid;
atas. Selain itu juga bisa terjadi kerusakan saraf mata dan kematian yang
2012).
2.2.7 Diagnosis
Pemeriksaan ulang 3-4 kali setahun pada penderita glaukoma sangat perlu
dilakukan untuk melihat TIO tidak memberikan kerusakan baru pada syaraf
a. Mengukur TIO
(Stamper, 2009)
Gambar 2.8 Pemeriksaan aplanasi dengan tonometer aplanasi goldman.
diperlukan untuk menilai lebar dan sempitnya sudut COA (Ilyas, 2007).
22
saraf optik, sangat penting dalam pengelolaan glaukoma kronik. Papil saraf
optik yang dinilai adalah warna papil saraf optik dan lebarnya ekskavasi.
optikus terhadap ukuran lubang sclera yang harus dilewati oleh serat-serat
(Diestelhorst, 2008)
Gambar 2.10 Gambaran funduskopi pada retina yang normal, tanpa
ekskavasio.
23
(Diestelhorst, 2008)
Gambar 2.11 Gambaran funduskopi pada retina pasien glaukoma. Terdapat
ekskavasio glaukomatosa dengan CD ratio 0,8.
kerusakan saraf. Akibat yang ditimbulkan oleh glaukoma dapat dinilai dari
(Ilyas, 2007)
Gambar 2.12 Gambaran proses hilangnya penglihatan oleh penderita
glaukoma.
area lengkungan yang tidak terlihat atau gelap (blind spot) sedikit di atas atau
di bawah penglihatan sentral. Daerah gelap ini akan meluas apabila tidak
24
diobati atau ditangani sehingga daerah yang sempit seperti kita melihat pada
lanjut. Oleh karena itu, semakin dini deteksi glaukoma maka akan semakin
dekonosoid;
e. Kombinasi obat-obatan;
f. Obat hiperosmotik.
g. Iriedoktomi perifer
h. Trabekuloktomi
i. Trabekuloplasti
2.2.9 Komplikasi
biasanya melalui tahapan blind spot dan bisa menjadi kebutaan total (Sihota,
2009).
2.2.10 Prognosis
tidak mendapat pengobatan yang tepat dan cepat, maka kebutaan akan terjadi
dalam waktu yang pendek sekali. Pengawasan dan pengamatan bagian mata
keadaan yang sama seperti mata yang glaukoma (Ilyas et al, 2007).
2.2.11 Pencegahan
Para peneliti belum menemukan cara agar terhindar dari glaukoma. Namun,
bagi mereka yang berisiko mengalami glaukoma dapat dicegah dengan gaya
hidup sehat termasuk olahraga teratur dan diet nutrisi yang direkomendasikan
26
2.2.12 Edukasi
panjang, oleh karena itu pasien harus diberitahu mengenai tujuan pengobatan
dan efek samping yang mungkin dapat timbul dari pengobatan tersebut. Selain
itu, pasien dapat juga diberi saran agar rutin melakukan olahraga aerobik
2.2.13 Monitoring
2.3.1 Definisi
Kepatuhan berasal dari kata “patuh” yang berarti patuh, suka menuruti,
disiplin. Kepatuhan adalah suatu bentuk perilaku yang timbul akibat adanya
27
dipakai untuk menjelaskan ketaatan atau pasrah pada tujuan yang telah
secara teratur dan lengkap, sedangkan penderita yang tidak patuh adalah
telah ditetapkan (Depkes RI, 2007). Dikatakan patuh apabila datang tepat
waktu maupun 6 hari sebelum atau sesudah waktu yang ditentukan. Tidak
patuh apabila melebihi 6 hari dari waktu yang ditentukan (Sasmita, 2014).
kronis pada populasi umum adalah sekitar 50% dan jauh lebih rendah dalam
kepatuhan adalah dari faktor usia dan keikutsertaan asuransi kesehatan. Usia
yang khususnya pasien usia tua. Banyak pasien lanjut usia yang menderita
masalah besar untuk penderita lanjut usia yaitu > 65 tahun (Henriques, 2012).
Pada orang lanjut usia, kegagalan untuk mematuhi rekomendasi medis, baik
29
Selain itu, faktor yang memiliki hubungan terhadap kepatuhan adalah dari
dari segi pembiayaan sehingga lebih patuh dibandingkan dengan yang tidak
dengan sistem asuransi untuk seluruh rakyat yang diselenggarakan oleh Badan
bersifat wajib, tidak terkecuali untuk masyarakat tidak mampu karena metode
b. Pelayanan kesehatan
kepatuhan. Ada banyak faktor yang memiliki efek negatif terhadap kepatuhan
Paling menonjol adalah yang terkait dengan kompleksitas rejimen medis dan
(Cramer, 2011):
kepatuhan, contoh yang paling sederhana dalam hal dukungan tersebut adalah
karena komunikasi yang baik diberikan oleh profesional kesehatan baik dokter
b. Dukungan sosial
c. Perilaku sehat
Modifikasi perilaku sehat dan gaya hidup, serta kontrol kesehatan secara
teratur atau minum obat sangat perlu bagi pasien yang menderita suatu
d. Pemberian informasi
kebutaan total. Tingkat kepatuhan di antara pasien dengan kondisi kronis lebih
rendah dibandingkan dengan mereka dengan kondisi akut, dan menurun paling
drastis setelah enam bulan pertama terapi (Daly et al, 2009). Oleh hal itu, sangat
diperlukan sebuah kepatuhan kontrol berobat agar penyakit yang diderita tidak
oleh beberapa faktor, salah satunya adalah lama menderita. Lama menderita
penyakit merupakan salah satu faktor yang terkait dengan terapi yang dapat
(WHO, 2003). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Goldberg, lama menderita
pasien merasa fungsi penglihatannya masih dalam keadaan baik, merasa sudah
sembuh dan tidak terdapat keluhan nyeri (Sleath et al, 2012). Hal ini disebabkan
sifat POAG yang asimtomatik dan peningkatan TIO biasanya tidak meningkat
melebihi 30 mmHg oleh karena perjalanan penyakit yang berjalan secara progresif
perlahan, sehingga kerusakan sel ganglion retina biasanya terjadi setelah beberapa