Anda di halaman 1dari 39

Dr. Yulizar Darwis Sp.

KJ, MM
GANGGUAN SOMATOFORM
 Istilah somatoform  soma (Yunani) = tubuh
 Gangguan ini dengan komponen utama dari gejala
fisik (tubuh)
 Dari pem. fisik dan lab. tidak terdapat kaitan dengan
keluhan pasien
 Merupakan interaksi tubuh – pikiran (body – mind) 
penyebab faktor psikologis
Gangguan ini, meliputi :
 Gangguan somatisasi
 Gangguan konversi
 Hipokondriasis
 Body dysmorphic disorder
 Gangguan nyeri somatoform
GANGGUAN SOMATISASI
 Memiliki banyak keluhan somatik

 Tidak dapat dibuktikan adanya etiologi fisik dari


pem. fisik dan lab dari keluhan tsb

 Faktor penyebab dikaitkan dengan masalah


psikologik yang bermakna
Prevalensi
 Wanita 0,2 - 2 %
 Pria 0,2 %
 Awitan pada usia 30 tahun, biasanya dimulai pada usia
remaja
Etiologi
 Faktor psikososial
- Tidak diketahui secara pasti
- Gejala-gejala gangguan merupakan bentuk
komunikasi sosial utk menghindari kewajiban,
mengekspresikan emosi atau menyembunyikan
perasaan
- Aspek pembelajaran (learning behavior) pengajaran
dari orang tua pd anak utk menggunakan somatisasi
- Faktor sosial, kultur & etnik ikut terlibat dalam
pengembangan gejala somatisasi
 Faktor biologis
- Data genetik mengindikasikan adanya transmisi
genetik
- Terjadi pd 10 – 20 % wanita turunan I, pada laki
cendrung menjadi penyalahguna zat atau
kepribadian antisosial
- Pada anak kembar :
- monozygote  29 %
- heterozygote  10 %
Gambaran Klinik
 Memiliki banyak keluhan somatik
 Memiliki riwayat medik yang panjang dan rumit
 Gejala-gejala umum :
- mual, muntah
- sulit menelan
- sakit lengan dan tungkai
- nafas pendek
- amnesia
 Gejala-gejala Pseudoneurologik :
- ggn koordinasi/keseimbangan
- paralisis/kelemahan lokal
- sulit menelan/merasa ada gumpalan ditenggorokan
- afonia
- retensi urine
- halusinasi
- hilang sensasi raba dan sakit
- penglihatan kabur
- buta, tuli
- bangkitan/hilang kesadaran
 Penderitaan psikologis & masalah interpersonal
menonjol
 Cemas dan depresi merupakan gejala psikiatri yang
sering muncul
 Ancaman bunuh diri
 Pasien mengungkapkan keluhan sec. dramatis dengan
muatan emosi berlebihan
 Mandiri dan terpusat pada diri
 Haus pujian & penghargaan serta manipulatif
Diagnosis (DSM-IV – TR)
A. Riwayat banyak keluhan fisik sblm usia 30 thn, selama periode
bbrp tahun, menyebabkan pencarian pengobatan atau hendaya
fungsi sosial, pekerjaan dan fungsi penting lainnya
B. Selama perjalanan ggn memenuhi :
1. Empat gejala nyeri (minimal 4 tempat pada fungsi berbeda)
 mis : kepala, abdomen, punggung, sendi, ekstremitas,
dada, rektum, selama mens, hub. Seks atau bak
2. Dua gejala gastrointestinal (minimal 2 gejala gastrointestinal
selain nyeri)  mis : mual, muntah, kembung, diare atau
intoleransi bbrp makanan berbeda
3. Satu gejala seksual (minimal 1 gejala seksual /reproduksi
selain nyeri )  mis : indeferens seksual, disfungsi
ereksi/eyakulasi, haid tdk teratur, perdarahan haid >, muntah
selama kehamilan
4. Satu gejala pseudoneurologis
 C. Salah satu dari 1) atau 2) :
1) stlh penelusuran tiap gejala tidak disebabkan
akibat kondisi medik umum atau efek lgs dari
zat
2) bila terdpt kondid medik umum terkait keluhan
fisik atau hendaya sosial/pekerjaan melebihi
dari penemuan fisik dan lab.
 D. Gejala tdk dibuat sec. sengaja atau berpura-pura
(spt : ggn buatan atau malingering)
Perjalanan penyakit
 Kronik
 Gejala sdh mulai sejak remaja
 Diagnosis ditegakkan sblm usia 25 tahun
 Keluhan ringan berjalan 9 – 12 bulan, gejala berat
berlsg 6 – 9 bulan dan mencari pertolongan medis
sblm 1 tahun
Terapi
 Sebaiknya penanganan oleh 1 dokter
 Interval pertemuan 1 x 1 bulan
 Walaupun pem. fisik harus dilakukan, terapis hrs
mendengarkan keluhan somatik sbg ekspresi
emosional
 Terapi farmakologis dianjurkan bila ada komorbiditas
HIPOKONDRIASIS
 Seseorang berpreokupasi dgn ketakutan atau
keyakinan menderita penyakit serius
 Pasien memiliki interpretasi yang tidak realistis thd
gejala/sensasi fisik
 Tidak disebabkan penyebab medik
 Menimbulkan penderitaan subyektif dan ggn fungsi
sosial, interpersonal & pekerjaan
Prevalensi
 4 – 6 % X populasi pasien medik umum
Etiologi
 Skema kognitif yang salah
Salah menginterpretasikan sensasi fisik
Mis : sec. normal rasa kembung, oleh pasien
hipokondriasis dirasakan sbg sakit perut
Sensasi somatik ditambah & dibesarkan krn individu
memiliki ambang dan toleransi yang rendah thd
sensasi somatik tsb
 Model pembelajaran sosial
Gejala hipokondriasis merupakan permintaan peran
sakit dari masalah berat yang tdk dapat diselesaikan.
Dengan gejala hipokondriasis mbr peluang bagi pasien
utk menghindari kewajiban berat, menunda tantangan
yang tdk dikehendaki dan mendapat dispensasi utk
tidak memenuhi tugas &tanggung jawab
 Bentuk varian dari ggn lainnya
80 % pasien hipokondriasis mengalami ggn depresi
dan cemas
 Teori psikodinamik
Agresifitas & permusuhan pd orang lain (melalui
represi dan displacement) dipindahkan kpd keluhan
somatik
Hipokondriasis dapat dipandang sbg defensi thd
perasaan bersalah (sbg hukuman thd kesalahan masa
lalu)
Gambaran Klinik
 Meyakini menderita penyakit serius yang blm bisa
dideteksi (memiliki keyakinan mengidap penyakit
walau pem. fisik & lab. (-)), tp belum bertaraf waham
 Sering berkomorbid (disertai) depresi dan cemas
Diagnosis (DSM-IV-TR/PPDGJ III)
 A. Keyakinan menetap adanya sekurang-kurangnya
satu peny. serius tanpa ditunjang alasan/kerusakan
fisik & lab yang memadai atau
Preokupasi menetap adanya deformitas/perubahan
bentuk/penampakan
 B. Menolak/tdk menerima penjelasan dokter bhw tdk
ada penyakit/deformitas fisik
 C. Belum bertaraf waham
 D. Menimbulkan penderitaan klinis/hendaya dalam
fungsi sosial, pekerjaan dan fungsi penting lainnya
 E. Lama gangguan sekurang-kurangnya 6 bln
 F. Preokupasi bukan disebabkan ggn cemas
menyeluruh, ggn obsesif-kompulsif, ggn panik,
episode depresif, ggn cemas perpisahan atau ggn
somatoform lainnya
Perjalanan penyakit
 Biasanya episodik (ggn bbrp bulan sp tahunan yang
dipisahkan periode tenang bbrp bulan sp tahunan)
 Memiliki hubungan kuat dgn stresor psikososial
 1/3 – ½ pasien mengalami perbaikan bermakna
 Prognosis baik, bila :
- status sosial ekonomi tinggi
- terapi utk ggn cemas dan depresinya
- onset gangguan mendadak
- kondisi medik non psikiatrik (-)
Terapi
 Psikoterapi kelompok
 Pem. fisik terjadwal
 Farmakologik komorbiditas (depresi & cemas)
 Manipulasi stresor/faktor psikososial (sosioterapi)
BODY DYSMORPHIC DISORDER
 Memiliki perasaan subyektif pervasif bbrp aspek
penampilan buruk (padahal normal dan baik) 
keyakinan dirinya tdk menarik atau menjijikan
 Ketakutan sukar diredakan dengan penentraman atau
pujian
Epidemiologi
 Onset pada usia 15 – 20 tahun
 Wanita > pria
 90% pernah mengalami 1 episode depresi berat dalam
hidupnya
 70% mengalami ggn cemas
 30% mengalami ggn psikotik
Etiologi
 Unknown
 Psikodinamik
Displacement konflik seksual & emosional pada bgn
tubuh tidak terkait
Gambaran Klinik
 Bgn tubuh yang sering menjadi keprihatinan :
- wajah (khususnya hidung)
- rambut
- payudara
- genitalia
 Menghindari kontak sosial atau pekerjaan :
- 1/3 tdk sanggup keluar rumah krn takut diejek krn
kecacatannya
- 1/5 berusaha bunuh diri
 Komorbid dengan depresi dan cemas
 Biasanya memiliki kepribadian obsesif-kompulsif, skizoid
& narsisistik
Diagnosis (DSM-IV-TR)
 Preokupasi dengan cacat dikhayalkan; bila ada
anomali fisik ringan  keprihatinan sangat besar
 Preokupasi menyebabkan penderitaan subyektif dan
hendaya dibidang sosial, pekerjaan atau pada fungsi
penting lainnya
 Preokupasi bukan krn ggn lain
Perjalanan Penyakit
 Kepedulian terhadap bgn tubuh dirasakan mengalami
ggn berlebihan  bantuan medis/operasi
 Bila tidak diobati  kronik
Terapi
 Pemberian klomipramin dan fluoksetin dapat
mengurangi gejala sp 50%
 Antidepresan trisiklik, MAO-I dan Perazine
bermanfaat
 Bila disertai komorbiditas depresi dan cemas  atasi
dengan farmakologi & psikoterapi
GANGGUAN NYERI SOMATOFORM
(nyeri psikogenik, nyeri idiopatik, nyeri atipikal)

 Nyeri pada satu tempat atau lebih


 Terkait dengan penderitaan emosional
 Menyebabkan hendaya dalam kehidupan
Epidemiologi
 Keluhan paling sering dalam praktek kedokteran
 Lebih sering pada wanita
 Puncak awitan usia 40 – 50 tahun
Etiologi
 Faktor psikodinamik
- Sbg ekspresi konflik psikis, ggn psikis dianggap
suatu kelemahan dalam masy.  dipindahkan ke
nyeri somatik
- Dapat merupakan represi dari agresi
- Penebus rasa bersalah/berdosa
 Faktor perilaku
Nyeri dapat bertambah bila dihargai dan dihambat
Mis. : nyeri sedang  berat bila orang lain cemas,
memberi perhatian, mendapat keuntungan finansial
atau menghindari tugas/aktifitas
 Faktor interpersonal
Nyeri yang sulit diobati merupakan sarana utk
memanipulasi dan mencari keuntungan dalam
hubungan interpersonal
 Faktor biologik
Nyeri timbul karena defesiensi endomorfin
Gambaran Klinik
 Terdapat perasaan nyeri
 Nyeri memiliki riwayat yang panjang dalam perawatan
dan pembedahan
 Menyangkal adanya faktor psikologis
 25 - 50% mengalami depresi berat
 60 – 100% mengalami ggn distimik/gejala depresi
Diagnosis (DSM-IV-TR)
 A. Nyeri pada satu tempat anatomis atau lebih yang
cukup berat
 B. Nyeri menyebabkan penderitaan subyektif atau
hendaya dibidang sosial, pekerjaan dan fungsi
penting lainnya
 C. Faktor psikologis berperanan penting dalam
awitan, keparahan dan kontinuitas nyeri
 D. Bukan disengaja atau berpura-pura
 E. Nyeri bukan krn ggn mood, ggn cemas atau ggn
psikotik
Terapi
 Farmakologis :
- analgetik
- antidepresan trisiklik
- SSRI
- amfetamin yang memiliki efek analgetik
 Psikoterapi
- membangun aliansi terapeutik dengan pasien
(jangan konfrontatif)
- terapi kognitif berguna utk mengubah pikiran
negatif dan mengembangkan sikap positif
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai