Anda di halaman 1dari 29

Gangguan Mental

Organik

dr. Sherly Limantara, SpKJ


1
Gangguan Mental Organik
(GMO)
Gangguan mental yang berkaitan dengan
penyakit / gangguan organik :
 Pada otak.
 Penyakit sistemik yang mengakibatkan
disfungsi otak.
Etiologi : penyakit organik di otak atau gangguan
sistemik extracerebral.
Penyakit jasmaniah spesifik yang berkaitan
dengan gangguan mental, misal : trauma
kepala, toksik, penyakit SSP.
2
Tanda / Gejala Organik
Penurunan kesadaran : GCS ↓, apatis –
delirium, berfluktuasi.
Gangguan kognitif :
 Disorientasi : gangguan pemahaman terhadap
lingkungan.
 Gangguan daya ingat : lupa.
 Atensi dan konsentrasi terganggu.
 Taraf kecerdasan ↓, berkurangnya
kemampuan untuk menggunakan hal2 yang
telah dipelajari.
Mood dan afek biasanya labil.
Gangguan persepsi biasanya halusinasi visual.
3
Terapi utama mengatasi kondisi organiknya,
psikofarmaka hanya simptomatis.
Prognosis sesuai kondisi organiknya. Jika
penyakit membaik, gangguan jiwa juga
membaik.
GMO antara lain :
Demensia
Delirium
Psikosis Epilepsi.

4
DEMENSIA

5
Demensia
Suatu sindrom akibat terganggunya fungsi otak.
Kronik progresif.
Gangguan fungsi kognitif multipel : daya ingat,
daya nilai, kemampuan belajar, berbahasa,
visuospatial, dll.
Dapat disertai kemerosotan (deteriorasi) dalam
pengendalian emosi, perilaku sosial, dan
motivasi hidup.

6
B ehavioral and
P sychological
S ymptoms of
D emensia

7
8
BPSD
Pasif → apatis.
Pencuriga → waham curiga.
Halusinasi visual : menembus dinding.
Bingung.
Gelisah (agitasi) → agresivitas.
Berjalan tanpa tujuan (wandering).
Perilaku seksual menyimpang.

9
Sebagai konsekuensi dari : PAID
 Physical problem : nyeri, infeksi, gangguan
kemampuan fisik.
 Aktivitas : perubahan jadwal rutin, aktivitas
dipaksakan (misal : ganti baju, dsb).
 Intrinsik, misalnya : perubahan kepribadian.
 Delusi (waham, halusinasi) atau Depresi.

10
Penyulit :
 Wandering sampai tersesat.
 Jatuh dan fraktur.
 Kecelakaan.
 Mencelakai diri sendiri atau orang lain.
 Masalah hukum.

11
Penatalaksanaan :
Usahakan plateau (tidak progresif).
Fisik : sesuai penyebab, gizi, olahraga.
Psikis : manajemen stress, psikoterapi.
Sosial : caregiver yang suportif, lingkungan
yang nyaman.
Spiritual : tujuan hidup yang realistis, makna
hidup.

12
Or loose it

13
Delirium

14
Delirium
Suatu disfungsi metabolisme otak yang
menyeluruh.
Akut – reversibel.
Ada underlying disease organik.
Ada fluktuasi gejala, lucid interval,
sundowning.

15
Gejala :
Penurunan kesadaran.
Gangguan kognitif : disorientasi, gangguan
daya ingat, dll.
Gangguan psikomotor : hipoaktif atau
hiperaktif.
Gangguan siklus tidur- bangun, insomnia.
Gangguan emosional : labil.
Halusinasi, terutama visual.

16
Resiko tinggi :
Anak-anak
Manula (≥ 60 tahun)
Gangguan SSP : stroke, tumor otak, dll
Pasca bedah
Luka bakar
Kondisi lepas zat (withdrawal) pada
penderita ketergantungan NAPZA
Riwayat delirium sebelumnya.

17
Berbagai kondisi medis dapat menyebabkan
delirium, antara lain :
Infeksi, febris, sepsis.
Gangguan metabolik : asidosis, alkalosis,
gagal ginjal, gangguan fungsi liver, gangguan
keseimbangan elektrolit, dehidrasi.
Gangguan kardiovaskuler : aritmia, infark
miokard, decomp cordis.
Hipoksia, gagal nafas, anemia.
Intoksikasi.
Obat : anestesi.
Kondisi terminal.
Die in Dignity
18
Penatalaksanaan delirium :
Atasi kausa organik.
Observasi vital sign.
Tempatkan pasien di ruangan yang tenang,
penerangan cukup, dan ditunggui oleh keluarga
terdekat.
Bila gejala-gejala psikiatrik sangat mengganggu,
dapat diberikan psikofarmaka.

19
Psikosis
Epileptik
20
Epilepsi
Perubahan kesadaran mendadak
dalam waktu singkat
berulang
dengan atau tanpa gerakan involunter
bukan karena gangguan metabolik, peredaran
darah, obat atau keracunan.

Dasar gangguan : gangguan elektrobiokimiawi.

21
Otak manusia : 1011 neuron.
22
23
24
Penyebab
Rudapaksa perinatal, malformasi kongenital,
genetik, tumor otak, dll.
77 % idiopatik.

?
25
Psikosis Epileptik
40 % penderita epilepsi lobus temporalis
mengalami gejala psikosis.
 Thought broadcasting.
 Delusion of control.
 Delusion of influence.
 Thought withdrawal.
 Halusinasi auditorik : berkomentar, berdiskusi.
 Delusional perception.
Epilepsi lobus temporalis sering berhubungan
dengan halusinasi olfaktorik dan waham religius.
Gangguan di subcortical or limbik → waham yang
kompleks.
26
Pemeriksaan Penunjang
Electroencephalografi (EEG)

27
Penatalaksanaan
Antiepilepsi.
Antipsikotik simptomatis.

28
29

Anda mungkin juga menyukai