Organik
4
DEMENSIA
5
Demensia
Suatu sindrom akibat terganggunya fungsi otak.
Kronik progresif.
Gangguan fungsi kognitif multipel : daya ingat,
daya nilai, kemampuan belajar, berbahasa,
visuospatial, dll.
Dapat disertai kemerosotan (deteriorasi) dalam
pengendalian emosi, perilaku sosial, dan
motivasi hidup.
6
B ehavioral and
P sychological
S ymptoms of
D emensia
7
8
BPSD
Pasif → apatis.
Pencuriga → waham curiga.
Halusinasi visual : menembus dinding.
Bingung.
Gelisah (agitasi) → agresivitas.
Berjalan tanpa tujuan (wandering).
Perilaku seksual menyimpang.
9
Sebagai konsekuensi dari : PAID
Physical problem : nyeri, infeksi, gangguan
kemampuan fisik.
Aktivitas : perubahan jadwal rutin, aktivitas
dipaksakan (misal : ganti baju, dsb).
Intrinsik, misalnya : perubahan kepribadian.
Delusi (waham, halusinasi) atau Depresi.
10
Penyulit :
Wandering sampai tersesat.
Jatuh dan fraktur.
Kecelakaan.
Mencelakai diri sendiri atau orang lain.
Masalah hukum.
11
Penatalaksanaan :
Usahakan plateau (tidak progresif).
Fisik : sesuai penyebab, gizi, olahraga.
Psikis : manajemen stress, psikoterapi.
Sosial : caregiver yang suportif, lingkungan
yang nyaman.
Spiritual : tujuan hidup yang realistis, makna
hidup.
12
Or loose it
13
Delirium
14
Delirium
Suatu disfungsi metabolisme otak yang
menyeluruh.
Akut – reversibel.
Ada underlying disease organik.
Ada fluktuasi gejala, lucid interval,
sundowning.
15
Gejala :
Penurunan kesadaran.
Gangguan kognitif : disorientasi, gangguan
daya ingat, dll.
Gangguan psikomotor : hipoaktif atau
hiperaktif.
Gangguan siklus tidur- bangun, insomnia.
Gangguan emosional : labil.
Halusinasi, terutama visual.
16
Resiko tinggi :
Anak-anak
Manula (≥ 60 tahun)
Gangguan SSP : stroke, tumor otak, dll
Pasca bedah
Luka bakar
Kondisi lepas zat (withdrawal) pada
penderita ketergantungan NAPZA
Riwayat delirium sebelumnya.
17
Berbagai kondisi medis dapat menyebabkan
delirium, antara lain :
Infeksi, febris, sepsis.
Gangguan metabolik : asidosis, alkalosis,
gagal ginjal, gangguan fungsi liver, gangguan
keseimbangan elektrolit, dehidrasi.
Gangguan kardiovaskuler : aritmia, infark
miokard, decomp cordis.
Hipoksia, gagal nafas, anemia.
Intoksikasi.
Obat : anestesi.
Kondisi terminal.
Die in Dignity
18
Penatalaksanaan delirium :
Atasi kausa organik.
Observasi vital sign.
Tempatkan pasien di ruangan yang tenang,
penerangan cukup, dan ditunggui oleh keluarga
terdekat.
Bila gejala-gejala psikiatrik sangat mengganggu,
dapat diberikan psikofarmaka.
19
Psikosis
Epileptik
20
Epilepsi
Perubahan kesadaran mendadak
dalam waktu singkat
berulang
dengan atau tanpa gerakan involunter
bukan karena gangguan metabolik, peredaran
darah, obat atau keracunan.
21
Otak manusia : 1011 neuron.
22
23
24
Penyebab
Rudapaksa perinatal, malformasi kongenital,
genetik, tumor otak, dll.
77 % idiopatik.
?
25
Psikosis Epileptik
40 % penderita epilepsi lobus temporalis
mengalami gejala psikosis.
Thought broadcasting.
Delusion of control.
Delusion of influence.
Thought withdrawal.
Halusinasi auditorik : berkomentar, berdiskusi.
Delusional perception.
Epilepsi lobus temporalis sering berhubungan
dengan halusinasi olfaktorik dan waham religius.
Gangguan di subcortical or limbik → waham yang
kompleks.
26
Pemeriksaan Penunjang
Electroencephalografi (EEG)
27
Penatalaksanaan
Antiepilepsi.
Antipsikotik simptomatis.
28
29