PEMBAHASAN
Makalah ini membahas laporan kasus tentang anak laki-laki 3 tahun 2 bulan
dengan diagnosis kejang demam sederhana yang dirawat di ruang anak RSUD Dr.
Dari anamnesis dengan orang tua pasien mengalami kejang kurang lebih 2
jam SMRS ke IGD RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh kejang terjadi 1x dengan
durasi kurang lebih 5 menit, kejang seluruh tubuh dengan gerakan tonik klonik
dan bola mata pasien keatas saat kejang, saat kejang pasien tidak menyahut saat
dipanggil, setelah kejang pasien menangis. Kejang didahului oleh demam, demam
sejak 1 hari SMRS, demam tinggi saat diukur dirumah suhu tubuh 38,9ºC, diberi
penurun panas paracetamol 3 kali 1 sendok takaran sirup obat, demam turun tapi
kemudian demam lagi. Muntah (+) sejak 1 hari SMRS, muntah berisi cairan
sedikit (3 - 5 cc), muntah 3 - 4x SMRS, muntah setiap minum. Saat ini pasien
masih demam dan batuk tidak lagi mengalami muntah dan kejang. Pasien
3x150 mg dan Inj Diazepam 4,5 mg jika kejang, inj cibital 2x40 mg, puyer batuk
3x1.
kejang demam dibagi menjadi dua kelompok yaitu kejang demam sederhana dan
kejang demam kompleks. Kejang demam sederhana terjadi dengan durasi < 15
30
31
menit, tipe kejang umum (melibatkan seluruh tubuh), terjadi 1x dalam 24 jam,
sedangkan kejang demam kompleks adalah kejang dengan durasi >15 menit, tipe
kejang dapat umum ataupun fokal (separuh tubuh) dan terjadi >1x dalam 24 jam.5
Pada kasus ini pasien diterapi dengan injeksi diazepam 4,5 mg intravena jika
terjadi kejang. Saat ini diazepam merupakan obat pilihan utama untuk kejang
demam fase akut, karena diazepam mempunyai masa kerja yang singkat.
intramuskular absorbsinya lambat. Dosis diazepam pada anak adalah 0,3 mg/kg
Pada kasus, diberikan pengobatan IVFD RL 14 tpm dan antibiotik yaitu inj
ceftriaxone 2x750 mg. Pemberian antibiotik pada kasus ini untuk mencegah
terjadinya infeksi.8 Inj Antrain 3x100 mg dalam kasus ini digunakan sebagai
analgesik.