TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal lebih dari 38ºC) yang disebabkan oleh suatu proses
Anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam, kemudian kejang demam
kembali tidak termasuk dalam kejang demam. Kejang disertai demam pada bayi
berumur kurang dari 1 bulan tidak termasuk dalam kejang demam. Bila anak
berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun mengalami kejang didahului
demam, pikirkan kemungkinan lain, misalnya infeksi sistem saraf pusat atau pun
2. Epidemiologi
Asia prevalensi kejang demam meningkat dua kali lipat bila dibandingkan Eropa
sedangkan di Hong Kong angka kejadian kejang demam sebesar 0,35%, dan di
mencapai14%.1
bangkitan kejang demam pada usia 6 bulan. Kejang demam merupakan salah satu
kelainan saraf tersering pada anak. Berkisar 2 – 5% anak dibawah 5 tahun pernah
3
4
mengalami bangkitan kejang demam. Lebih dari 90% pendertita kejang demam
terjadi pada anak berusia dibawah 5 tahun. Terbanyak kasus bangkitan kejang
demam terjadi pada anak berusia antara 6 bulan sampai dengan 22 bulan. Insiden
3. Klasifikasi
sederhana dan kejang demam kompleks. Kejang demam sederhana terjadi dengan
durasi < 15 menit, tipe kejang umum (melibatkan seluruh tubuh), terjadi 1x dalam
24 jam, sedangkan kejang demam kompleks adalah kejang dengan durasi >15
menit, tipe kejang dapat umum ataupun fokal (separuh tubuh) dan terjadi >1x
dalam 24 jam.5
4. Faktor risiko
Faktor resiko terjadinya kejang demam yaitu demam, usia, dan riwayat
keluarga, faktor prenatal (usia saat ibu hamil, riwayat pre-eklamsi, hamil
badan lahir rendah, usia kehamilan, partus lama, cara lahir) dan faktor pascanatal
a. Faktor Demam
aksila atau diatas 38°C rektal. Demam dapat disebabkan oleh berbagai sebab,
tetapi pada anak tersering disebabkan oleh infeksi. Demam merupakan faktor
utama timbulnya bangkitan kejang demam. Demam disebabkan oleh infeksi virus
dan eksitabilitas neural, karena kenaikan suhu tubuh berpengaruh pada kanal ion
dan metabolisme seluler serta produksi ATP. Setiap kenaikan suhu tubuh satu
jaringan otak. Keadaan ini akan menganggu fungsi normal pompa Na+ dan
reuptake asam glutamate oleh sel glia. Kedua hal tersebut mengakibatkan
masuknya ion Na+ ke dalam sel meningkat dan timbunan asam glutamate
sel terhadap ion Na+ sehingga semakin meningkatkan masuknya Na+ ke dalam sel.
Masuknya ion Na+ ke dalam sel dipermudah dengan adanya demam, sebab demam
konsentrasi ion Na+ intra dan ekstrasel tersebut akan mengakibatkan perubahan
kenaikan suhu tubuh secara pelan tidak menyebabkan kenaikan kadar asam
b. Faktor usia
eksitator lebih awal dibandingkan dengan inhibitor. Pada keadaan otak belum
matang reseptor untuk asam glutamate sebagai reseptor eksitator yang aktif,
sedangkan GABA sebagai inhibitor yang kurang aktif, sehingga eksitasi lebih
Belum dapat dipastikan cara pewarisan sifat genetik terkait dengan kejang
Apabila salah satu orang tua penderita dengan riwayat pernah menderita kejang
demam mempunyai resiko untuk terjadi bangkitan kejang demam sebesar 20% -
22%. Dan apabila kedua orang tua penderita tersebut mempunyai riwayat pernah
7
apabila kedua orang tua penderita tidak pernah mempunyai riwayat kejang demam
Usia ibu pada saat hamil sangat menentukan status kesehatan bayi yang
akan dilahirkan. Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun dapat
mengakibatkan janin dan asfiksia. Pada asfiksia akan terjadi hipoksia dan iskemia.
fungsi neuron eksitasi, sehingga mudah timbul kejang bila ada rangsangan yang
memadai.5
eklamsia dapat menyebabkan asfiksia pada bayi. Eklamsia dapat terjadi pada
kehamilan primipara atau usia pada saat hamil diatas 30 tahun. Penelitian terhadap
penderita kejang pada anak sebesar 9% disebabkan oleh karena adanya riwayat
pada bayi yang dapat berakibat timbulnya kejang. Hipertensi pada ibu dapat
ditemukan lebih tinggi pada anak pertama. Hal ini kemungkinan besar disebabkan
pada primipara lebih sering terjadi penyulit persalinan. Penyulit persalinan yang
mungkin terjadi adalah partus lama, persalinan dengan alat, dan kelainan letak.
Penyulit persalinan dapat menimbulkan cedera karena kompresi kepala yang dapat
berakibat distorsi dan kompresi otak sehingga terjadi perdarahan atau udem otak.
manifestasi klinisnya.5
seperti menelan obat-obatan tertentu yang daopat merusak otak janin, mengalami
infeksi, minum alkohol atau mengalami cedera atau mendapat penyinaran dapat
kehamilan meningkatkan resiko kerusakan pada janin. Dampak lain dari merokok
pada saat hamil adalah terjadinya plasenta previa. Plasenta previa dapat
menyebabkan perdarahan berat pada kehamilan atau persalinan dan bayi sungsang
sehingga diperlukan seksio sesarea. Keadaan ini dapat menyebabkan trauma lahir
h. Asfiksia
intrakranial. Penyebab yang paling banyak akibat gangguan prenatal dan proses
persalinan adalah asfiksia, yang akan menimbulkan lesi pada daerah hipokampus
9
dan selanjutnya menimbulkan kejang. Pada asfiksia perinatal akan terjadi hipoksia
dan iskemi di jaringan otak. Keadaan ini dapat menimbulkan bangkitan kejang,
baik pada stadium akut dengan frekuensi bergantung pada derajat beratnya
asfiksia, usia janin dan lamanya asfiksia berlangsung. Bangkitan kejang biasanya
mulai timbul 6 – 12 jam setelah lahir dan didapat pada 50% kasus, setelah 12 – 24
jam bangkitan kejang menjadi lebih sering dan hebat. Pada 75% - 90% kasus akan
terjadi edema otak. Hipoksia dapat mengakibatkan rusaknya faktor inhibisi dan
atau meningkatnya fungsi neuron eksitasi, sehingga mudah timbul kejang bila ada
Bayi berat lahir rendah (BBLR) dapat menyebabkan asfiksia atau iskemia
dan hipokalsemia. Keadaan ini dapat menyebabkan kerusakan otak pada periode
selanjutnya.5
sehingga belum berfungsi dengan baik. Pada 50% bayi premature menderita
apnea, asfiksia berat, dan sindrom gangguan pernapasan sehingga bayi menjadi
hipoksia. Keadaan ini menyebabkan aliran darah ke otak berkurang. Bila keadaan
10
ini sering timbul dan tiap serangan lebih dari 20 detik maka kemungkinan
Pada bayi yang dilahirkan lewat waktu atau postmatur akan terjadi proses
Komplikasi yang dapat dialami oleh bayi yang lahir postmatur ialah suhu yang
k. Partus lama
Partus lama yaitu persalinan kala I lebih dari 12 jam dan kala II lebih dari
1 jam. Pada primigravida biasanya kala I sekitar 13 jam dan kala II 1,5 jam.
Persalinan yang sukar dan lama meningkatkan resiko terjadinya cedera mekanik
dan hipoksia janin. Manifestasi klinis dari cedera mekanik dan hipoksia dapat
berupa kejang.5
5. Patofisiologi
bahwa pada keadaan demam terjadi peningkatan reaksi kimia tubuh. Dengan
demikian reaksi-reaksi oksidasi terjadi lebih cepat dan akibatnya oksigen akan
lebih cepat habis, terjadilah keadaan hipoksia. Transport aktif yang memerlukan
meningkat.5 Pada saat kejang demam akan timbul kenaikan konsumsi energi di
otak, jantung, otot, dan terjadi gangguan pusat pengatur suhu. Demam akan
Pada kejang yang lama akan terjadi perubahan sistemik berupa hipotensi arterial,
hiperpireksia sekunder akibat aktifitas motorik dan hiperglikemia. Semua hal ini
a. Demam dapat menurunkan nilai ambang kejang pada sel-sel yang belum
matang
meninggalkan gejala sisa. Pada kejang demam yang lama (lebih dari 15 menit)
kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet), asidosis laktat
hipoksemia dan edema otak, pada akhirnya terjadi kerusakan sel neuron.
6. Diagnosis
12
Kejang berlangsung hanya satu kali selama 24 jam dan kurang dari 5
menit
bangkitan kejang pada bayi dan anak, biasanya terjadi antara umur 3 bulan dan 5
kejang demam kompleks. Kejang demam sederhana adalah kejang demam yang
lama kejangnya kurang dari 15 menit, umum dan tidak berulang pada satu episode
demam. Kejang demam kompleks adalah kejang demam yang lebih lama dari 15
menit baik bersifat fokal atau multipel. Kejang demam berulang adalah kejang
demam yang timbul pada lebih dari satu episode demam. Penggolongan tidak lagi
13
menurut kejang demam sederhana dan epilepsi yang diprovokasi demam tetapi
rumat.3
Demam pada kejang demam sering disebabkan oleh karena infeksi. Pada
anak-anak infeksi yang sering menyertai kejang demam adalah tonsilitis, infeksi
(7-9%). Anak-anak yang terkena infeksi dan disertai demam, bila dikombinasikan
dengan ambang kejang yang rendah, maka anak tersebut akan lebih mudah
kejang demam mengalami kejang pada suhu <37,9ºC, sedangkan 14-40% kejang
terjadi pada suhu antara 38°-38,9ºC, dan 40-56% pada suhu antara 39°C-39,9ºC.1
tidak dikerjakan secara rutin, tetapi dapat dikerjakan untuk mengevaluasi sumber
misalnya darah perifer, elektrolit dan gula darah. Pungsi lumbal untuk memeriksa
6,7%. Pungsi lumbal menjadi pemeriksaan rutin pada kejang demam bila usia
unilateral. Pemeriksaan EEG dilakukan pada kejang demam kompleks atau anak
gangguan demielinasi, dan dianjurkan pada anak usia kurang dari 2 tahun yang
7. Tatalaksana
Anak yang sedang mengalami kejang, prioritas utama adalah menjaga agar
jalan nafas tetap terbuka. Pakaian dilonggarkan, posisi anak dimiringkan untuk
mencegah aspirasi. Sebagian besar kasus kejang berhenti sendiri, tetapi dapat juga
berlangsung terus atau berulang. Pengisapan lendir dan pemberian oksigen harus
dilakukan teratur, kalau perlu dilakukan intubasi. Keadaan dan kebutuhan cairan,
kalori dan elektrolit harus diperhatikan. Suhu tubuh dapat diturunkan dengan
Saat ini diazepam merupakan obat pilihan utama untuk kejang demam fase
akut, karena diazepam mempunyai masa kerja yang singkat. Diazepam dapat
lambat. Dosis diazepam pada anak adalah 0,3 mg/kg BB, diberikan secara
15
intravena pada kejang demam fase akut, tetapi pemberian tersebut sering gagal
pada anak yang lebih kecil. Jika jalur intravena belum terpasang, diazepam dapat
diberikan per rektal dengan dosis 5 mg bila berat badan kurang dari 12 kg dan 10
mg pada berat badan lebih dari 12 kg. Pemberian diazepam secara rektal aman
dan efektif serta dapat pula diberikan oleh orang tua di rumah. Bila diazepam
tidak tersedia, dapat diberikan luminal suntikan intramuskular dengan dosis awal
Kejang dengan suhu badan yang tinggi dapat terjadi karena faktor lain, seperti
diindikasikan pada anak pasien kejang demam berusia kurang dari 2 tahun, karena
gejala rangsang selaput otak lebih sulit ditemukan pada kelompoknumur tersebut.
seperti pemeriksaan darah rutin, kadar gula darah dan elektrolit. Pemeriksaan CT-
Scan dilakukan pada anak dengan kejang yang tidak diprovokasi oleh demam dan
keluarga dan bila berlangsung terus dapat menyebabkan kerusakan otak yang
Terapi yang diberikan pada pasien untuk mengatasi kejang demam sudah sesuai
mengalami demam dengan dosis 10-15 mg/kgBB/kali dapat diulang setiap 6 jam.
dapat diberikan pada pasien yang suhunya mencapai 38,5 °C untuk mencegah
merupakan pilihan tepat dibanding obat anti kejang lain. Pemberian Diazepam
• Sebelum kejang demam yang pertama sudah ada kelainan atau gangguan
perkembangan neurologis.
• Terdapat riwayat kejang tanpa demam yang bersifat genetik pada orang tua atau
saudara kandung.
• Kejang demam lebih lama dari 15 menit, fokal atau diikuti kelainan neurologis
• Kejang demam terjadi pada bayi berumur kurang dari 12 bulan atau terjadi
kejang demam berat, tetapi tidak dapat mencegah timbulnya epilepsi di kemudian
dengan menurunkan dosis. Obat lain yang dapat digunakan adalah asam valproate
upaya mencegah dan menghadapi kejang demam diantara lain adalah sebagai
berikut:
Orang tua atau pengasuh anak harus diberi cukup informasi mengenai
mg/kg BB perhari, per oral pada saat anak menderita demam. Sebagai alternatif
dibatasi sampai 6 – 12 bulan kejang tidak berulang lagi dan kadar fenobarbital
18
dalam darah dipantau tiap 6 minggu – 3 bulan, juga dipantau keadaan tingkah laku
kaloridan elektrolit harus diperhatikan. Suhu tubuh juga dapat diturunkan dengan
mengkompres pasien dengan air hangat (diseka) secara aktif selain dengan
pemberian antipiretik. Orang tua atau pengasuh anak juga harus diberi
penanggulangan yang sesuai dan cepat, maka prognosis pada pasien baik dan