Pembimbing:
dr. Rahmat Hadi S, Sp. A
Oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-Nya, laporan kasus Pediatri tentang “Kejang Demam Komplek”dapat
saya selesaikan. Laporan kasus ini disusun sebagai bagian dari proses belajar
selama kepaniteraan klinik di bagian Pediatri dan saya menyadari bahwa laporan
kasus ini tidaklah sempurna. Untuk itu saya mohon maaf atas segala kesalahan
dalam pembuatan laporan ini.
Saya berterima kasih kepada dokter pembimbing, dr. Rachmat Hadi S, Sp.A
atas bimbingan dan bantuannya dalam penyusunan laporan kasus ini. Saya sangat
menghargai segala kritik dan masukan sehingga laporan kasus ini bisa menjadi
lebih baik dan dapat lebih berguna bagi pihak-pihak yang membacanya di
kemudian hari.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
2.1 Definisi.................................................................................................. 3
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal diatas 38,5o C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
Kejang demam ini terjadi pada 2% - 4 % anak berumur 6 bulan – 5 tahun. Anak
yang pernah mengalami kejang tanpa demam, kemudian kejang demam kembali
tidak termasuk dalam kejang demam. Kejang demam harus dibedakan dengan
epilepsi, yaitu yang ditandai dengan kejang berulang tanpa demam. Anak yang
pernah mengalami kejang tanpa demam kemudian kejang demam kembali tidak
termasuk dalam kejang demam. Kejang disertai demam pada bayi berumur kurang
dari 1 bulan tidak termasuk dalam kejang demam. Bila anak berumur kurang dari
6 bulan atau lebih dari 5 tahun mengalami kejang didahuluidemam, kemungkinan
lain harus dipertimbangkan misalnya infeksi SSP, atau epilepsi yang kebetulan
terjadi bersama demam
Faktor-faktor yang berperan dalam etiologi kejang demam yaitu faktor
demam, usia, riwayat keluarga, riwayat prenatal (usia saat ibu hamil),
riwayat perinatal (asfiksia, usia kehamilan dan bayi berat lahir
rendah).Prognosis kejang demam baik, kejang demam bersifat benigna.
Angka kematian hanya 0,64% - 0,75%. Sebagian besar penderita kejang demam
sembuh sempurna, sebagian berkembang menjadi epilepsi sebanyak 2-7%.
Walaupun prognosis kejang demam baik,bangkitan kejang demam cukup
mengkhawatirkan bagi orang tuanya. Kejang demam juga dapat mengakibatkan
gangguan tingkah laku serta penurunan intelegensi dan pencapaian tingkat
akademik.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal > 38oC) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
kejadian pada bayi dan anak biasanya terjadi antara umur 6 bulan dan 5 tahun
League Against Epilepsy (ILAE) adalah kejang yang terjadi setelah usia 1
bulan yang berkaitan dengan demam yang bukan disebabkan oleh infeksi
susunan saraf pusat, tanpa riwayat kejang sebelumnya pada masa neonatus
dan tidak memenuhi kriteria tipe kejang akut lainnya misalnya karena
Kejang demam terjadi pada 2-4% anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun.
Bila anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun mengalami
susunan saraf pusat atau epilepsi yang kebetulan terjadi bersama demam. 1,2
2.2 Epidemiologi
yang mengalami kejang demam pertama sebelum berumur 5-6 bulan atau
setelah berumur 5-8 tahun. Biasanya setelah berumur 6 tahun pasien tidak
3
kejang demam lagi/ namun, beberapa pasien masih dapat mengalami kejang
anak umur kurang dari 5 tahun.Di Asia angka kejadian kejang demam
dilaporkan lebih tinggi dan sekitar 80-90% dari seluruh kejang demam adalah
10%.3
kejang berhenti, anak tidak memberi reaksi apapun untuk sejenak, tetapi
setelah beberapa detik atau menit anak terbangun dan sadar embali tanpa
beberapa hari.1,8
4
2.4 Faktor Resiko Kejang Demam
yaitu: demam, usia, riwayat keluarga, faktor prenatal (usia saat ibu hamil,
toksik), faktor perinatal (asfiksia, bayi berat lahir rendah, usia kehamilan,
partus lama, cara lahir) dan faktor paskanatal (kejang akibat toksik, trauma
kepala).3,4
a. Faktor demam.
Demam ialah hasil pengukuran suhu tubuh di atas 37,8oC aksila atau
tetapi yang tersering pada anak disebabkan oleh infeksi dan infeksi virus
kanal ion dan metabolisme seluler serta produksi ATP. Setiap kenaikan
5
kejang dan memudahkan timbulnya bangkitan kejang.Demam juga dapat
b. Faktor usia
1. Neurulasi
2. Perkembangan prosensefali
3. Proliferasi neuron
4. Migrasi neural
5. Organisasi
6. Mielinisasi.
6
Corticotropin releasing hormon (CRH) merupakan neuropeptid
perkembangan otak fase organisasi yaitu saat anak berusia kurang dari 2
terjadi pada anak antara usia 6 bulan sampai dengan 5 tahun, dengan
c. Riwayat keluarga
Apabila salah satu orang tua memiliki riwayat kejang demam maka
riwayat kejang demam maka risiko terjadi kejang demam hanya 9%.
Pewarisan kejang demam lebih banyak oleh ibu dibandingkan ayah yaitu
7
d. Faktor Prenatal dan Perinatal
Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun dapat
seperti demam.4
e. Faktor Paskanatal
8
2.5 Patogenesis Kejang Demam
listrik yang berlebihan di sel neuron otak karena gangguan fungsi pada
potensial membran ini akan tetap sama selama sel tidak mendapatkan
rangsangan.
hipoksemia.
hipomagnesemia.
9
oksigen akan lebih cepat habis, terjadilah keadaan hipoksia. Transport
jantung, otot, dan terjadi gangguan pusat pengatur suhu. Demam akan
bertambah. Pada kejang yang lama akan terjadi perubahan sistemik berupa
belum matang/immatur.
10
Gambar 1. Mekanisme terjadinya kejang demam
2.6 Diagnosis
pada sistem respirasi atas, otitis media, infeksi virus herpes termasuk roseola.
Lebih dari 50% kejadian kejang demam pada anak kurang dari 3 tahun
berhubungan dengan infeksi virus herpes (Human Herpes Virus 6 dan 7).6
11
Hal – hal yang perlu ditanyakan saat anamnesis yaitu 11 :
akut/OMA, dll)
keluarga
12
- Pemeriksaan neurologi: tonus, motorik, reflex fisiologis, reflex
patologis11
untuk dilakukan pada pasien dengan kejang demam sederhana kecuali jika
ada tidaknya infeksi saluran kemih jika ternyata tidak ditemukan fokus
fosfor, magnesium dan glukosa yang biasa dilakukan pada pasien kejang
tanpa demam juga kurang memberikan arti yang bermakna jika dilakukan
Perlambatan ditemukan pada 88% pasien bila EEG dikerjakan pada hari
kejang dan ditemukan pada 33% pasien bila EEG dilakukan 3 sampai 7 hari
13
Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk menyingkirkan
karena manifestasi klinisnya tidak jelas, oleh karena itu pemeriksaan pungsi
lumbal harus dilakukan pada bayi berumur < 6-12 bulan, sangat dianjurkan
pada bayi berumur 12-18 bulan dan tidak rutin dilakukan pada bayi berumur
>18 tahun jika tidak disertai riwayat dan gejala klinis yang mengarah ke
meningitis.1,2,6,9
14
Pada kejang demam sederhana tidak diperlukan pemeriksaan penunjang
baik berupa pungsi lumbal, EEG, radiologi maupun biokimia darah karena
demam sederhana menurut konsensus ikatan dokter anak Indonesia yaitu jika
- Kejang berbentuk umum tonik dan atau klonik tanpa gerakan fokal
2.7 Tatalaksana
Pada tatalaksana kejang demam ada 3 hal yang perlu diperhatikan yaitu 1:
Pada waktu pasien datang dalam keadaan kejang maka hal yang harus
dilakukan ialah membuka pakaian yang ketat dan posisi pasien dimiringkan
dan fungsi jantung. Suhu tubuh yang tinggi diturunkan dengan kompres air
15
hangat dan pemberian antipiretik. Tidak ditemukan bukti bahwa penggunaan
Indonesia sepakat bahwa antipiretik tetap dapat diberikan ketika anak demam
diberikan 4 kali sehari dan tidak lebih dari 5 kali. Dosis ibuprofen 5-10
Obat yang paling cepat untuk menghentikan kejang adalah diazepam yang
darah akan tercapai dalam waktu 1-3 menit apabila diazepam diberikan secara
intravena dan dalam waktu 5 menit apabila diberikan secara intrarektal. Dosis
kecepatan 1-2 mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit dengan dosis maksimal
16
Tatalaksana kejang demam dan kejang secara umum yaitu tampak pada
pasien demam.Obat yang diberikan harus cepat diabsorpsi dan cepat masuk
17
penyerapannya lebih cepat. Dapat digunakan diazepam intrarektal tiap 8 jam
pada kenaikan suhu mencapai 38,5oC atau lebih yaitu dengan dosis 1:
Diazepam dapat pula diberikan secara oral dengan dosis 0,5 mg/kgBB/hari
dibagi dalam 3 dosis pada waktu pasien demam. Efek samping diazepam
Obat lain yang dapat digunakan yaitu asam valproat dengan dosis 15-40
tahun setelah kejang terakhir kemudian dihentikan secara bertahap selama 1-2
bulan. 1
atau perkembangan
kandung
18
- Kejang demam lebih lama dari 15 menit, fokal atau diikuti kelainan
- Kejang demam terjadi pada bayi berumur < 12 bulan atau terjadi
2.8 Prognosis
melaporkan kelainan neurologis pada sebagian kecil kasus dan kelainan ini
biasanya terjadi pada kasus kejang yang lama atau kejang berulang baik fokal
19
BAB 3
LAPORAN KASUS
Identitas
• Nama : An. H
• Umur : 1 tahun
• Agama : Islam
• Suku : Jawa
• Bangsa : Indonesia
• RM : 44 33 72
Keluhan Utama
Kejang
kejang yang pertama selama 20 detik, kejang yang kedua selama 1 menit, kejang
ketiga 2 menit. Kejang terjadi pada seluruh bagian tubuh dan mata melirik ke atas.
Saat kejang anak tidak sadar dan diantara kejang anak langsung menangis.
Sebelumnya pada hari Senin siang jam 11.00 (1 hari yll) pasien mulai demam,
demam naik turun sampai saat ini demam (38,1 C). Sejak hari senin mual(-),
muntah(-), batuk (+) pilek (-), anak rewel, nafsu makan berkurang, minum asi
20
Riwayat Penyakit Dahulu
kembang anak normal seperti anak biasanya. Makan tambahan bubur tim
Riwayat Imunisasi
Riwayat Alergi
9 bulan/sptB/bidan/3000gr
Pemeriksaan Fisik
• KU : Lemah
• GCS : 456
• TD : 90/60 mmHg
• HR : 104 x/mnt
• RR : 24 x/mnt
• S : 38,1 C
• BB : 11 Kg
• PB : 80 cm
21
• Gizi : Baik
Kepala / Leher
• Kepala
• Mata
– Edema periorbital D/S (-), anemis -/- , cowong -/- , ikterik -/- ,
• THT
– Telinga : otorea (-), MAE hiperemis (-) nyeri tekan tragus (-)
hiperemis (-)
• Mulut
• Leher
Thoraks
• Inspeksi
pernapasan -/-
• Palpasi
• Perkusi : Sonor
• Auskultasi
22
– Suara napas normal vesikuler / vesikuler , Rhonki -/-, Wheezing -/-
Jantung
• Inspeksi
• Palpasi
• Perkusi
batas jantung atas terdapat pada ICS III parasternal line sinistra
Abdomen
• Palpasi : supel, undulasi (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba,
Ekstremitas
23
Pemeriksaan Penunjang
DL
Hb 10,4 GDA 82
Trombosit 272.000
- Eosinofil 0
- Basofil 0
- Stab -
- Segmen 60
- Limfosit 26
- Monosit 14
• Demam
• Batuk (+)
Problem List
2. ISPA
Diagnosis
24
Kejang Demam Kompleks
ISPA
Diagnosis banding
Epilepsy
Planning Diagnosis
Planning Terapi
Medikamentosa
Inf D5 ¼ NS 1000cc/24jam
Vallepsi 2x1,5 cc
Non medikamentosa
Diet TKTP
Planing Monitoring
- Tanda-tanda vital (suhu)
- Tanda-tanda kejang berulang
- Tanda-tanda distress napas
- Tanda bahaya dan infeksi
- Saturasi oksigen dan gerak napas
Planing Edukasi
Menjelaskan kepada keluarga tentang keadaan pasien
Menjelaskan tentang pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan
Menjelaskan tentang tatalaksana yang akan diberikan kepada pasien
Menjelaskan tentang komplikasi dan prognosis yang mungkin akan terjadi
25
Menjelaskan kepada orang tua dan keluarga pasien untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi bayi.
26
SOAP
27
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada kasus ini subjek pembahsan adalah anak laki-laki usia 1 tahun
01.00, kejang yang pertama selama 20 detik, kejang yang kedua selama 1 menit,
kejang ketiga 2 menit. Kejang terjadi pada seluruh bagian tubuh dan mata melirik
ke atas. Saat kejang anak tidak sadar dan diantara kejang anak langsung menangis.
Sebelumnya pada hari Senin siang jam 11.00 (1 hari yll) pasien mulai demam,
demam naik turun sampai saat ini demam (38,1 C). Sejak hari senin mual(-),
muntah(-), batuk (+) pilek (-), anak rewel, nafsu makan berkurang, minum asi
mau, BAB & BAK normal. Sesuai teori bahwa kejang demam adalah bangkitan
kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal > 38oC) yang
disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium dan biasanya terjadi antara umur 6
bulan dan 5 tahun berhubungan dengan demam tetapi tidak terbukti adanya
demam pada pasien ini diklasifikasikan sebagai kejang demam komplek karena
sesuai teori kejang demam komplek adalah kejang demam yang berdurasi lebih
dari 15 menit, berulang dalam 24 jam, bersifat umum/fokal. Pada pasien ini
kejang berulang 2 kali dalam dengan jarak waktu yang tidak terlalu lama atau
Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu tubuh 38,1 C, meningeal sign (-),
28
pemeriksaan fisik pasien ini mengarah pada kejang demam. Pada pemeriksaan
normal, namun pada hitung sel leukosit didapatkan peningkatan monosit dari
batas normal sehingga dicurigai adanya infeksi oleh virus. Pemeriksaan lain
seperti gula darah acak dalam batas normal, serum elektrolit dalam batas normal.
Pada beberapa literatur usia kurang dari 12 bulan sangat dianjurkan untuk
pemeriksaan lumbal pungsi, namun bila secara klinis yakin bukan meningitis
Sesuai dengan protap kejang demam untuk terapi rumatan dapat diberikan Asam
Valproat, karena As. Valproat merupakan terapi pilihan. Dosis Asam valproat
adalah 15-40 mg/kg/hari dibagi dalam 2 dosis. Untuk mengatasi panas badannya
Indonesia sepakat bahwa antipiretik tetap dapat diberikan. Dosis parasetamol yang
digunakan adalah 10-15 mg/kg/kali diberikan tiap 4-6 jam, pada pasien ini
diberikan antibiotik.
Prognosis kejang demam pada pasien ini baik, kejang demam bersifat
benigna. Angka kematian hanya 0,64% - 0,75%. Sebagian besar penderita kejang
29
dilaporkan.Kematian akibat kejang demam juga tidak pernah
melaporkan kelainan neurologis pada sebagian kecil kasus dan kelainan ini
biasanya terjadi pada kasus kejang yang lama atau kejang berulang baik fokal atau
kejang umum.
30
BAB 5
KESIMPULAN
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal > 38oC) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
kejadian pada bayi dan anak biasanya terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun
berhubungan dengan demam tetapi tidak terbukti adanya infeksi intrakranial atau
penyebab tertentu. Terdapat enam faktor yang berperan dalam etiologi kejang
demam, yaitu: demam, usia, riwayat keluarga, faktor prenatal (usia saat ibu
toksik), faktor perinatal (asfiksia, bayi berat lahir rendah, usia kehamilan, partus
lama, cara lahir) dan faktor paskanatal (kejang akibat toksik, trauma kepala).
bahwa pada keadaan demam terjadi peningkatan reaksi kimia tubuh. Dengan
demikian reaksi-reaksi oksidasi terjadi lebih cepat dan akibatnya oksigen akan
lebih cepat habis, terjadilah keadaan hipoksia. Transport aktif yang memerlukan
meningkat.
31
diagnosis banding tersebut, meningitis merupakan penyebab kejang yang lebih
mendapat perhatian.
yang diberikan secara intravena atau intrarektal. Kadar diazepam tertinggi dalam
darah akan tercapai dalam waktu 1-3 menit apabila diazepam diberikan secara
intravena dan dalam waktu 5 menit apabila diberikan secara intrarektal. Dosis
1-2 mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit dengan dosis maksimal 20 mg
32
DAFTAR PUSTAKA
IDAI, Jakarta.
3. Kusuma, D., Yuana I., (2010), Korelasi antara Kadar Seng Serum dengan
4. Fuadi, F., (2010), Faktor Risiko Bangkitan Kejang Demam pada Anak,
5. Jones, T., Jacobsen, S.J., (2007), Childhood Febrile Seizures: Overview and
33
11. Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2010). Pedoman Pelayanan Medis Ikatan
12. Mangunatmadja, I., Widodo, D.P., (2011), Simposium dan Workshop Tata
Laksana Terkini Kejang Demam dan Epilepsi pada Anak, Ikatan Dokter Anak
34