GAWAT DARURAT
Oleh Kelompok 4 :
Haerunnisa (A.18.10.023)
Janniati (A.18.10.028)
S1 KEPERAWATAN (A)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
Endokrin"
Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas dari ibu dosen Nadia
Alfira, S. Kep, Ns, M. Kep. Saya menyadari bahwa makalah yang tersusun ini
belumlah sempurna, maka dari itu apabila ada kesalahan atau kekurangan, kami
mohon ma’af dan mengharap segala saran dan kritik demi sempurnanya
Akhirnya hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa semata, saya berharap
semoga penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang
fungsi, maka kadar hormon di dalam darah bisa menjadi tinggi atau rendah,
maka pelepasan setiap hormon harus diatur dalam batas-batas yang tepat.
kehidupan.
kan gangguan dari sistem endokrin, sehingga terjadi kondisi mengancam jiwa
suatu kelenjar endokrin. Kondisi gawat darurat sistem endokrin antara lain :
c) Krisis Addison
d) Hipoglikemia.
jiwa.
endokrin ?
1.3 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
menenangkan tachycardinya
4. Cairan isotonik seperti NaCl 9% diberikan untuk menambah volume dan garam.
8. Obati penyakit dasarnya seperti infeksi dan perdarahan, untuk infeksi dapat
atau norepineprin.
Pengobatan harus cpat dilakukan. Bila pasien masi sadar tindakan dapat dilakukan oleh
pasien itu sendii dengan minum larutan gula 10-30 g. pada pasien tidk sadar diberikan
bolus dekstrosa 15-25g. bila tindakan tersebut belum dapat dilakukan, oleskan madu
Bila hipoglikemia terjadi pada pasien yang mendapatkan terapi insulin, maka
selain dekstrosa dapat juga digunakan suntikan glucagon 1mg im, lebih-lebih bila
Bila koma hipoglikmia terjadi pada pasien yang mendapat sulfomilure sebaiknya
pasien tersebut dirawat dirumah sakit, karena ada resiko jatuh koma lagi setelah
selama ± 3 hari. Monitr glukoa darah setiap 3-6 jam sekali dan kadarnya diertahankan
glucagon.
Sebagian kecil pasien tidak berespon terhadap pengobatan diatas dan tetap
tidak sadar walaupun kadar glukosa darah sudah diatas normal. Pada pasien ini
biasanya terjadi edema serebri dan perlu pengobatan dengan manitol atau
destrametason 10mg bolus dilanjutkan 2mg setiap 6 jam. Pasien tetap mendapat infus
dekstosa 10% dan glukosa darah dipertahankan sekitar 180mg%, disamping dicari
penyebab koma yan lain. Hindari fruktuasi kadar glikosa yang besar karena akan
memperberat edema serebri. Bila koma berlangsung lama, perlu diberikan insulin
B. TRIAGE
1. Keluhan Utama
Keluarga klien mengatakan alasan masuk ke IGD karena terjadi
penurunan kesadaran 3 jam SMRS
3. TTV
TD : 131/89 mmHg
RR : 26 x/i
N : 86 x/i
S : 360c
SpO2 : 94%
C. PRIMARY SURVEY
1. Airway
Tidak adanya sumbatan jalan nafas. Jalan nafas bersih.
2. Breathing
Merasa kekurangan oksigen dan napas tersengal – sengal, RR 26
x/menit, irama teratur, menggunakan otot bantu pernafasan, tampak
mengangkat bahu pada saat inspirasi.
I: bentuk dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada
P: Vokal Vermitus lebih kuat kanan
P : Redup pada paru kiri
A : Vesikuler pada paru kanan, vesikuler melemah pada paru kiri
3. Circulation
Keringat dingin, TD: 131/89 mmHg, Nadi: 86 x/i (teraba lemah),
Suhu: :360c, akral dingin, capillary refill kembali dalam 2 detik,
konjungtiva tidak anemis
4. Disability
Terjadi penurunan kesadaran, karena kekurangan suplai nutrisi ke
otak, tingkat kesadaran somnolen, GCS : E2 V4 M6, pupil isokor
besar pupil kiri kanan isokor atau sama besar 2/2, reaksi pupil
terhadap cahaya positif. Tidak terjadi paralisis dan tingkat kekuatan
otot (4)
4 4
4 4
5. Exposure
Tidak terjadi hipotermi, Suhu: 360c dan tidak ditemukan adanya
luka/infeksi pada bagian tubuh klien.
6. Folley Catheter
Pasien terpasang kateter urin uk. 16 untuk memenuhi kebutuhan
eliminasi klien
7. Gastric Tube
Pasien tidak terpasang NGT
8. Heart Monitor
Pasien dilakukan pemeriksaan EKG dengan hasil LVH.
D. SECONDARY SURVEY
1. Anamnesis
Keluarga mengatakan pasien mengalami penurunan kesadaran 3 jam
SMRS, tidak ada riwayat alergi obat ataupun makanan, klien sedang
mengonsumsi obat-obatan seperti metformin 500mg (3x1), coditam
(2x1), cilostazol 100mg (2x1), betaserc 24mg (2x1), asam mefenamat
500mg (2x1), diminum sesudah makan dan insulin, klien sebelumnya
memiliki riwayat penyakit diabetes, hipertensi dan epilepsi, klien
makan nasi dengan sayur, terakhir sehabis maghrib kira-kira pukul
18.00 WIB. Keluarga mengatakan klien kecapean selepas acara
keluarga dan merasa sesak setelahnya. Klien tampak pingsan disertai
kejang 1 kali, keadaan umum lemas dan sesak nafas, kesadaran
somnolen, GCS: E2V4M6, riwayat mondok di RS Ken Saras tanggal 27
Agustus sampai 3 September 2019.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala :
Muka : sianosis (-), ukuran pupil kanan/kiri 2mm/2mm, rangsang
cahaya pupil kanan/kiri +/+
Hidung : bersih, cuping hidung (-), terpasang O2 NRM 10 lpm
Telinga : simetris, bersih, serumen (-)
Leher : JVP (-), pembesaran kelenjer tiroid (-)
b. Dada :
I: bentuk dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada
P: Vokal Vermitus lebih kuat kanan
P : Redup pada paru kiri
A : Vesikuler pada paru kanan, vesikuler melemah pada paru kiri
c. Abdomen :
I : simetris antara kanan dan kiri, terlihat gerakan diafragma, tidak
ada lesi atau luka diperut
A : bising usus 8 x/menit
P : tympani
P : tidak ada pembesaran hati, tidak ada distensi
d. Ekstremitas :
Atas : tangan kiri terpasang infus D10 20 tpm,
Bawah : terpasang DC no. 16, tidak terdapat memar baik dikaki
kanan ataupun kaki kiri
Kekuatan otot
4 4
4 4
Keterangan :
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan GDS :
a. Hasil GDS 1 : 39 mg/dL
b. Hasil GDS 2: 87 mg/dL
c. Hasil GDS 3 : 137 mg/dL
2. Pemeriksaan EKG :
Diagnosa EKG : LVH (Left Ventrikular Hipertrophy)
F. PROGRAM TERAPI
Nama Terapi/
Jenis Kegunaan
Obat
Memenuhi kebutuhan oksigen yang
Oksigen 10 lpm NRM
adekuat
D10 (30 tpm) IVFD Untuk mengatasi hipoglikemi dan
D40 2 flash IV kekurangan cairan
Citicoline 500mg IV Vitamin untuk saraf untuk
mempertahankan fungsi otak secara
normal
Ondansentron 8mg IV Anti emetik untuk mencegah dan
mengobati mual dan muntah
Ozid 2 mg IV Mengatasi nyeri lambung dengan kerja
lebih cepat
G. ANALISA DATA
DO :
1. Klien tampak
pingsan pertama
kali masuk IGD
disertai kejang 1
kali setelah itu
tampak sesak
sambil
memegang
dadanya
2. Klien tampak
lemas dan sulit
bernafas
3. RR : 26 x/i
SpO2 : 94%
4. Klien tampak
mengangkat
bahu pada saat
inspirasi
5. Adanya
penggunaan otot
bantu
pernafasan
6. Hasil auskultasi:
Vesikuler pada
paru kanan,
vesikuler
melemah pada
paru kiri
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidaksetabilan kadar glukosa darah b.d gangguan status
kesehatan fisik (ketidakmampuan ginjal mensekresi insulin)
(00179)
2. Ketidakefektifan pola napas b.d keletihan (00032)
NO Hari/Tang
NOC NIC
DX gal/ Jam
1 Rabu, Setelah dilakukan Management Hipoglikemia (20130)
04/09/2019, tindakan selama 1 x 2 -Monitor kadar glukosa darah
22.15 WIB jam diharapkan kadar sesuai indikasi
glukosa darah dapat -Memantau gejala hipoglikemia
kembali normal seperti:tremor, berkeringat, gugup,
dengan kriteria hasil : takikardi, palpitasi, mengigil,
1. peningkatan kadar perubahan perilaku, coma.
glukosa darah dalam -Memberikan karbohidrat
batas normal sederhana yang sesuai
2. kelemahan -Memberikan glukosa melalui IV
berkurang -Lindungi jangan sampai cedera
3. kejang berkurang -Mengajarkan pasien dan keluarga
atau hilang mengenai gejala, faktor resiko,
4. gangguan pencegahan hipoglikemia, dan
konsentrasi berkurang manajemen diabetes.
J. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
DO :
TTV :
TD: 131/89 mmHg
RR: 26 x/i
N: 86 x/i
S: 360c
Kesasadaran: somnolen
GCS E2V4M6
Hasil GDS 1: 39
mg/dL
22.30 WIB 1, 2 -Memantau gejala hipoglikemi DS:
-Memberikan glukosa melalui IV klien bersedia di
dengan memasang infus D10 pasang infus dan o2
sekaligus mengambil sampel
darah DO:
-Memasang O2 nrm 10 lpm klien terpasang infus
D10 dengan Ivcath
N0. 20, 30 tpm, serta
sampel darah sudah
diambil
SP02: 97%, RR: 28x/i
DO:
hasil dari pemeriksaan
EKG: LVH dan
keluarga dapat
memahami apa yang
disampaikan perawat
dan mahasiswa
DO:
-KU: tampak lemah
-TTV
TD: 130/85 mmHg
RR: 24 x/i
N: 82 x/i
S: 360c
Hasil GDS 2: 87
mg/dL
23.15 WIB 1, 2 -Memasang DC urin ukuran 16 G DS:
klien bersedia dan
kooperatif dipasang
DC ukuran 16
DO:
klien tampak rileks
dan urine keluar
dengan lancar dalam
urine bag
DO:
- Hasil GDS 2:137
mg/dL
- KU: lemah
-TTV
TD: 130/85 mmHg
RR: 20 x/i
N: 82 x/i
S: 360c
DO:
klien tampak rileks dan
dipindahkan oleh
perawat meggunakan
bed ke ruang rawat
Diamond A
K. EVALUASI KEPERAWATAN
A:
Masalah belum teratasi sepenuhnya
(sebagian)
P:
Pertahankan intervensi seperti:
1. monitor kadar gula darah sesuai
indikasi
2. memantau gejala hipoglikemi
3. memantau tanda-tanda vital
4. berkolaborasi dalam pemberian terapi
sesuai indikasi
Rabu, 2 S:
04/09/2019, klien mengatakan sesaknya sudah mulai
24.05 WIB berkurang
O:
-Klien masih tampak lemah
- Masih terpasang NRM 8 lpm
-RR: 20 x/i
SPO2: 98%
A:
Masalah belum teratasi sepenuhnya
(sebagian)
P:
Pertahankan intervensi seperti:
1. pertahankan jalan nafas yang adekuat
dan beri posisi nyaman
3. memantau tanda-tanda vital
4. observasi tanda-tanda hipoventilasi
5. berkolaborasi dalam pemberian terapi
sesuai indikasi
- -
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
kan gangguan dari sistem endokrin, sehingga terjadi kondisi mengancam jiwa
suatu kelenjar endokrin. Kondisi gawat darurat sistem endokrin antara lain :
Krisis Addison
Hipoglikemia.
jiwa.
3.2 Saran
dapat lebih baik lagi karena kami akui masih banyak kekurangan dalam
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.4shared.com/office/gdPXMZAZ/askep_hipoglikemia.html
2. http://www.scribd.com/doc/140967097/ASKEP-HIPOGLIKEMIA diakses
3. Brunner & Suddarth, 2002, ”Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi
php?key=thyroid_crisis.