Anda di halaman 1dari 2

PEMBAHASAN ST3

4. Berdasarkan hasil percobaan diatas, berapakah orde peruraian amoksisilin, berikan penjelasan!

 Secara teoritis orde peruraian amoksisilin adalah orde 1 karena pada kurva 1/T vs log K
berupa garis lurus. Tapi dalam percobaan ini harga K tidak konstan, kurva 1/T vs log K tidak
linear, hal ini disebabkan oleh beberapa hal :
 Amoksisilin tidak stabil, mengalami peruraian dalam pendiaman
 Suhu tidak sesuai
 NaOH mudah terhidrolisis
 Waktu pengamatan tidak tepat
 Perlakuan kurang kuantitatif

5. Mengapa pada percobaan uji stabilitas dipercepat perlu ditetapkan dulu prdr reaksi peruraiannya?

 Tujuannya agar dapat menentukan harga K yang kemudian dibuat kurva 1/T vs log K. Grafik
ini dapat diekstrapolasi untuk memperoleh harga K pada suhu kamar sehingga dapat dipakai
untuk menghitung batas kadalruwasa produk

6. Hal-hal apakah yang harus diperhatikan pada percobaan diatas agar dapat dijamin laju peruraian
tunggal?

 pH : untuk mendapat pH yang sesuai digunakan dapar untuk mempertahankan pH


 Katalis : digunakan enzim yang dapat mengkatalis amoksisilin
 Temperatur : mempengaruhi laju degradasi obat
 Konstanta laju maksima : untuk menentukan waktu paruh dan batas kadalruwasa

7. mengapa harga Ea perlu ditentukan dalam percobaan diatas?

 Karena metode uji stabilitas dipercepat hanya berlaku jika peruraian merupakan
fenomena termal dengan Ea sekitar 10-30 kal/mol sehingga dapat diperkirakan
stabilitas obat pada suhu kamar
Ea < 10, laju peruraian terlalu cepat
Ea > 30, laju peruraian terlalu lambat
 Energi aktivasi (Ea) yaitu kemampuan suatu sediaan untuk dapat mengalami
penguraian suatu zat. Energi aktivasi (Ea) harus ditentukan dengan cara mengamati
perubahan konsentrasi pada suhu tinggi, dengan membandingkan dua harga konstanta
penguraian zat pada temperatur atau suhu yang bebeda sehingga ditentukan energi
aktivasinya.

Variasi suhu yang diguanakan dalam proses percobaan yaitu suhu ruang, 30°, 40°, 50° dimana
maksud dari dilakukannya variasi suhu tersebut yaitu agar diketahui pada suhu berapa suatu sediaan
secara optimum dapat stabil dan untuk mengetahui pengaruh temperatur terhadap kecepatan reaksi
suatu obat.
Variasi waktu yang digunakan dalam percobaan yaitu 0, 15, 30, 45 dan 60 dimana maksud
dilakukannya variasi waktu tersebut yaitu untuk mngetahui dimana pada setiap waktu kestabilan suatu
sediaan atau obat makin berkurang atau batas kadalruwasa obat semakin cepat.
Mekanisme kerja spektofotometer yaitu sinar dari sumber sinar adalah sinar polikromatis maka
dilewatkan terlebih dahulu melalui monokromator, kemudian sinar monokromatis dilwatkan melalui
kuvet yang berisi sampel makan akan menghasilkan sinar yang ditransmisikan dan diterima oleh
detektor untuk diubah menjadi energi listrik yang kekuatannta dapat diamati oleh alat pembaca
(satuan yang dihasilkan adalah absorban atau transmitan).
Beberapa faktor kesalahan pada percobaan ini adalah suhu yang tidak konstan dan stabil, waktu
pemipetan yang kurang tepat, dan kesalahan pada penimbangan.

Pustaka : Lachman. 1994. “Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi 3” UI-Press. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai