Fraksinasi adalah suatu proses pemisahan senyawa – senyawa berdasarkan tingkat
kepolaran. Pembagian atau pemisahan ini didasarkan pada bobot dari tiap fraksi, fraksi yang lebih berat akan berada paling dasar sedang fraksi yang lebih ringan akan berada diatas. Fraksinasi yang dilakukan merupakan jenis fraksinasi bertingkat. Fraksinasi bertingkat biasanya menggunakan pelarut organik seperti eter, aseton, benzena, etanol, diklorometana, atau campuran pelarut tersebut. Prinsip dari ekstraksi cair-cair adalah pemisahan senyawa berdasarkan tingkat kepolarannya menggunakan pelarut yang tidak saling bercampur, dalam hal ini pelarut memiliki beda kepolaran. Pelarut yang digunakan berupa n-heksan yang bersifat nonpolar dan etil asetat yang memiliki sifat semipolar, serta air yang memiliki sifat polar. Ekstrak etanol pekat yang diperoleh sebanyak 10 gram dilarutkan dalam 50 mL etanol kemudian dimasukkan ke dalam corong pisah kemudian difraksinasi menggunakan pelarut non polar yaitu n-heksan dengan perbandingan 1:10. Fraksinasi dilakukan dengan mengocok corong pisah selama 5 menit dalam rentang 30 menit lalu didiamkan selam 24 jam. Fraksinasi dilakukan hingga fraksi n-heksan berwarna bening yang mengindikasikan bahwa semua senyawa non polar yang terkandung di dalam ekstrak etanol sudah tertarik ke fraksi n-heksana. Fraksinasi dengan pelarut organik yang bersifat nonpolar seperti n-heksan bertujuan untuk mengurangi kandungan senyawa-senyawa yang bersifat nonpolar yang terdapat dalam ekstrak sehingga diharapkan dapat menyederhanakan tahapan proses isolasi selanjutnya. Fraksinasi dengan pelarut n-heksan dilakukan sebanyak dua kali fraksinasi. Fraksi polar sisa yang diperoleh kemudian difraksinasi kembali dengan pelarut semipolar yaitu etil asetat dengan perbandingan 1:10. Fraksinasi dilakukan hingga fraksi etil asetat berwarna bening yang mengindikasikan bahwa semua senyawa semipolar yang terkandung di dalam fraksi etanol (ekstrak yang dilarutkan dalam etanol) sudah tertarik ke fraksi etil asetat. Fraksinasi dengan etil asetat dilakukan hingga dua kali tahapan. Hasil fraksi etil asetat berwarna kuning jernih. Fraksi n-heksana, etil asetat kemudian diuapkan. Ketiga fraksi yang didapatkan pada proses ekstraksi cair-cair, yaitu fraksi n- heksan, fraksi etil asetat, dan fraksi air, kemudian dianalisis dengan menggunakan kromatografi lapis tipis untuk mengetahui senyawa piperin terdapat pada fraksi yang mana.
Hasil Pemantauan Keterangan
Fase diam : Silika
Fase gerak : n-Heksan:etil
asetat (3:2)
Keterangan:
1: fraksi air
2: fraksi ekstrak
3: fraksi etil asetat
4: Fraksi n-heksan
5. baku piperin
Baku : Baku piperin (Rf =
0.64)
Tabel Hasil KLT Fraksi
Gambar diatas menunjukkan hasil KLT fraksi yang sebelumnya dielusi
menggunakan fase gerak n-heksan:etil asetat (3:2). Dan didapat Rf fraksi n-heksan dengan baku piperin sebesar 0,64. Sehingga dapat dinyatakan senyawa piperin berada pada fraksi n-heksan. Maka pada proses isolasi selanjutnya yang digunakan adalah fraksi n-heksan.