Anda di halaman 1dari 2

4.1.

4 Fraksinasi ECC

Fraksinasi adalah suatu proses pemisahan senyawa – senyawa berdasarkan tingkat


kepolaran. Pembagian atau pemisahan ini didasarkan pada bobot dari tiap fraksi, fraksi
yang lebih berat akan berada paling dasar sedang fraksi yang lebih ringan akan berada
diatas. Fraksinasi yang dilakukan merupakan jenis fraksinasi bertingkat. Fraksinasi
bertingkat biasanya menggunakan pelarut organik seperti eter, aseton, benzena, etanol,
diklorometana, atau campuran pelarut tersebut.
Prinsip dari ekstraksi cair-cair adalah pemisahan senyawa berdasarkan tingkat
kepolarannya menggunakan pelarut yang tidak saling bercampur, dalam hal ini pelarut
memiliki beda kepolaran. Pelarut yang digunakan berupa n-heksan yang bersifat
nonpolar dan etil asetat yang memiliki sifat semipolar, serta air yang memiliki sifat
polar. Ekstrak etanol pekat yang diperoleh sebanyak 10 gram dilarutkan dalam 50 mL
etanol kemudian dimasukkan ke dalam corong pisah kemudian difraksinasi
menggunakan pelarut non polar yaitu n-heksan dengan perbandingan 1:10. Fraksinasi
dilakukan dengan mengocok corong pisah selama 5 menit dalam rentang 30 menit lalu
didiamkan selam 24 jam. Fraksinasi dilakukan hingga fraksi n-heksan berwarna
bening yang mengindikasikan bahwa semua senyawa non polar yang terkandung di
dalam ekstrak etanol sudah tertarik ke fraksi n-heksana. Fraksinasi dengan pelarut
organik yang bersifat nonpolar seperti n-heksan bertujuan untuk mengurangi
kandungan senyawa-senyawa yang bersifat nonpolar yang terdapat dalam ekstrak
sehingga diharapkan dapat menyederhanakan tahapan proses isolasi selanjutnya.
Fraksinasi dengan pelarut n-heksan dilakukan sebanyak dua kali fraksinasi. Fraksi
polar sisa yang diperoleh kemudian difraksinasi kembali dengan pelarut semipolar
yaitu etil asetat dengan perbandingan 1:10. Fraksinasi dilakukan hingga fraksi etil
asetat berwarna bening yang mengindikasikan bahwa semua senyawa semipolar yang
terkandung di dalam fraksi etanol (ekstrak yang dilarutkan dalam etanol) sudah tertarik
ke fraksi etil asetat. Fraksinasi dengan etil asetat dilakukan hingga dua kali tahapan.
Hasil fraksi etil asetat berwarna kuning jernih. Fraksi n-heksana, etil asetat kemudian
diuapkan. Ketiga fraksi yang didapatkan pada proses ekstraksi cair-cair, yaitu fraksi n-
heksan, fraksi etil asetat, dan fraksi air, kemudian dianalisis dengan menggunakan
kromatografi lapis tipis untuk mengetahui senyawa piperin terdapat pada fraksi yang
mana.

Hasil Pemantauan Keterangan

Fase diam : Silika

Fase gerak : n-Heksan:etil


asetat (3:2)

Keterangan:

1: fraksi air

2: fraksi ekstrak

3: fraksi etil asetat

4: Fraksi n-heksan

5. baku piperin

Baku : Baku piperin (Rf =


0.64)

Tabel Hasil KLT Fraksi

Gambar diatas menunjukkan hasil KLT fraksi yang sebelumnya dielusi


menggunakan fase gerak n-heksan:etil asetat (3:2). Dan didapat Rf fraksi n-heksan
dengan baku piperin sebesar 0,64. Sehingga dapat dinyatakan senyawa piperin berada
pada fraksi n-heksan. Maka pada proses isolasi selanjutnya yang digunakan adalah
fraksi n-heksan.

Anda mungkin juga menyukai