Oleh:
Kelompok 1 – C 2016
260110160107 - Lupita Churry A 260110160121 - Sheila Frizqia
260110160108 - Stefanny Agnes Salim 260110160122 - Florencia Irena
260110160109 - Katherine Augustia T 260110160123 - Rusydina Sabila
260110160110 - Sarah Syafira 260110160124 - Marcellino
260110160111 - Hilma Awalia R 260110160125 - Ega Megawati
260110160112 - Asri Savitri 260110160126 - Nita Rahmasari
260110160113 - Ira Safitri 260110160127 - Nabilah
260110160114 - Ismi Chairunisa 260110160128 - Hafiz Firnandi
260110160115 - Nur Azizah Ali 260110160129 - Aslam Nurfikri
260110160116 - Arida Safira 260110160130 - Sri Indrayani
260110160117 - Gita Widi 260110160131 - Aurizal Risandy I.
260110160118 - Iznintyas Ajeng M 260110160133 - Rezkia Azka K.
260110160119 - Michelle Ferdinand 260110160134 - Restu Amelia A.
260110160120 - Atikah Khairunnisa
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
KASUS
Ibu Sulastri berusia 50 tahun mengeluhkan bahwa fisiknya semakin cepat lelah,
lesu, cepat lupa, emosi tidak stabil, sakit sendi, dan merasa panas terutama pada
bagian punggung serta berkeringat pada saat tidur. Pasien juga mengatakan bahwa
siklus menstruasi dalam 6 bulan lalu sudah tidak normal. Untuk mengatasi keluhan
yang dirasakan, dokter lebih menyarankan ibu Sulastri untuk menggunakan
terapi Fitoestrogen daripada Hormon Replacement Therapy (HRT) untuk
menghindari risiko terjadinya breast cancer, ovarian cancer, atau uterine cancer
dan CHD akibat penggunaan jangka panjang dari HRT.
a. Kumarin
Kumarin adalah salah satu senyawa fenol yang memiliki kerangka dasar α-
benzo pyron, kerangka a-benzo pyron dari kumarin berasal dari asam-asam
sinamat melalui orto-hidroksilasi. Kumarin dan turunannya telah diisolasi
dari semanggi, rumput banteng dan woodruff, semua senyawa turunan
kumarin memiliki cincin benzen yang bergabung dengan inti piron.
Coumestrol (C15H8O5) merupakan senyawa turunan kumarin yang
memiliki struktur molekul seperti hormon estrogen (disebut sebagai
fitoestrogen)
Struktur coumestrol
(Morina, 2006)
b. Lignan
Lignan adalah Senyawa kimia yang ditemukan pada dinding sel tanaman.
Tanaman mengandung beberapa kandungan alam yang berfungsi sebagai
esterogenik atau anti esterogenik pada manusia. Lignan telah terbukti
merangsang sintesis hepatik globin yang dapat mengikat hormon sex
(SHBG) sehingga dapat meningkatkan pembersihan sirkulasi estrogen
untuk mengikat reseptor estrogen pada SHBG sehingga estrogen
menghambat dan mengikat testosteron. Entrodiol dan Enterolactone
merupakan hasil metabolisme dari lignan tumbuh-tumbuhan yaitu
Matauresinol dan Sekoisolarisiresinol. Enterodiol dibentuk dengan cara
dehidroksilasi dan demetilasi sekoisolarisiresinol oleh mikroflora usus,
sedangkan Enterolactone selain dibentuk dari matairesinol juga dibentuk
dengan oksidasi sekoisolarisiresinol oleh mikroflora lumen usus
(Heinonen., et al. 20001).
Lignan ditemukan dalam padi-padian dan sereal, gandum, wijen, dan
sayuran seperti bawang putih, brokoli wortel. (Casey, 1980).
c. Kumestan
d. Triterpenoid
e. Isoflavon
Terdiri dari 3 komponen yaitu daidzein, genistein dan glisetein. Genistein
dan daidzein merupakan dua komponen utama isoflavon. Genistein
merupakan inhibitor kuat untuk protein tirosin kinase dan dapat
memengaruhi faktor-faktor pertumbuhan proliferasi sel. Isoflavon
mengalami konversi metabolik kompleks secara enzimatis yang terjadi
dalam saluran pencernaan dan membentuk fenol heterosiklik. Fenol
heterosiklik memiliki kesamaan struktur yang mirip dengan estrogen.
Metabolisme yang terjadi di dalam usus merubah genistein menjadi
komponen inaktif pethylphenol dan daidzein dirubah menjadi equol,
dihydrodaidzein, serta O desmethylangiolensin (O-DMA). Metabolit equol
daidzein memiliki konsentrasi terbesar dalam darah dan urin manusia.
Genistein dan daidzein terdapat pada semua makanan asal kedelai sebagai
bentuk tidak terkonjugasi (aglikon) atau sebagai bentuk terkonjugasi
(glikosida).
(Rishi,2002)
f. Glikosida
Manfaat Fitoesterogen
1. Biji Gandun
2. Bawang Putih
3. Toge
4. Apricot kering
6. Almond
7. Minyak Zaitun
8. Jagung
9. Red Clover
11. Hops
12. Kava
13. Silverwood
Ariyanti, H., dan Ety Apriliana. 2016. Pengaruh Fitoestrogen terhadap Gejala
Menopause. Jurnal Majority. 5(5): 1-5.
Casey, J. P. 1980. Pulp and paper chemistry and chemical technology. Third
edition. New York: Willey-Interscience Publisher Inc.
Cassidy, Aedin. 2004. Phytoestrogens and women’s health. USA: The Medicine
Publishing Company. p30-33.
Glover dan Ascender. 2006. Acute exposure of adult male rats to dietary
phytoestrogens reduces fecundity and alters epididymal steroid hormone
receptor expression. Journal Endocrinol 189(3)
Han,K., Soares, J.M., Haidar, M.A., de Lima, G.R., Baracat, E.C. 2002. Benefits of
Soy Isoflavone: Therapeutic Regimen on Menopausal Symptoms, USA: The
American College of Obstetricians and Gynecologists. p389-395.