0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
33 tayangan3 halaman
1. Metode pemisahan larutan campuran meliputi filtrasi, sentrifugasi, kristalisasi, destilasi, ekstraksi pelarut, pertukaran ion, dan kromatografi.
2. Kromatografi pertama kali digunakan pada tahun 1906 oleh Michael Tswett untuk memisahkan ekstrak tumbuhan menggunakan kolom CaCO3.
3. Archer J.P. Martin dan Richard L.M. Synge mengembangkan kromatografi cair dan gas pada abad pertengahan untuk mem
1. Metode pemisahan larutan campuran meliputi filtrasi, sentrifugasi, kristalisasi, destilasi, ekstraksi pelarut, pertukaran ion, dan kromatografi.
2. Kromatografi pertama kali digunakan pada tahun 1906 oleh Michael Tswett untuk memisahkan ekstrak tumbuhan menggunakan kolom CaCO3.
3. Archer J.P. Martin dan Richard L.M. Synge mengembangkan kromatografi cair dan gas pada abad pertengahan untuk mem
1. Metode pemisahan larutan campuran meliputi filtrasi, sentrifugasi, kristalisasi, destilasi, ekstraksi pelarut, pertukaran ion, dan kromatografi.
2. Kromatografi pertama kali digunakan pada tahun 1906 oleh Michael Tswett untuk memisahkan ekstrak tumbuhan menggunakan kolom CaCO3.
3. Archer J.P. Martin dan Richard L.M. Synge mengembangkan kromatografi cair dan gas pada abad pertengahan untuk mem
Macam-macam metode dalam pemisahan suatu larutan campuran ada beberapa
cara yaitu : a. Filtrasi Metode filtrasi ini pemisahan suatu zat yang terdapat dalam larutan campuran dengan ukuran partikel berbeda-beda menggunakan alat corong berpori (penyaring buncher) didalam corong ini akan dilapisi kertas saring. Corong pisah tersebut akan menahan ukuran partikel yang lebih besar dan ukuran partikel yang kecil akan lewat. Hasil yang tertinggal di dalam corong ini disebut residu dan yang larutan lewat disebut filtrat dalam bentuk larutan. Contoh dari metode filtrasi ini dalam kehidupan sehari-hari adalah pemisahan campuran air dengan pasir. Campuran air dan pasir ini setelah dilarutkan maka pasir sebagian akan larut dan sebagiannya lagi tidak. Ketika kita melakukan filtrasi atau penyaring maka pasir akan tertinggal di saringan yang disebut residu dan larutan ada yang lewat sebagian disebut filtrat. b. Sentrifugasi Prinsip metode ini memisahkan padatan yang tercampur dalam suatu suspensi dalam jumlah yang sedikit yang didasarkan atas gaya sentrifugal dan gaya gravitasi dimana akan terbentuknya endapan. c. Kristalisasi Pemisahan kristalisasi ini didasarkan atas perbedaan titik beku kelarutan bahan dengan pelarut. Apabila suhu dinaikkan maka akan berkurangnya suatu kelarutan zat sehingga terpisah terbentuknya kristal. Contoh dalam penerapan sehari-hari metode kristalisasi ini adalah proses pembuatan garam laut. d. Destilasi (penyulingan) Prinsip kerja dari metode ini adalah pemisahan suatu zat yang tercampur atas perbedaan titik didih masing-masing larutan yang tercampur. Destilasi pemisahan cairan dengan penguapan yang dilanjuti kondensasi, hasil dari kondensasi ini adalah larutan yang sudah dimurnikan tadi. Contoh yang memakai metode ini adalah penyulingan minyak bumi. e. Ekstraksi pelarut Pemisahan kandungan dari campuran yang menggunakan beberapa pelarut yang tidak bercampur. Yang diinginkan dari proses metode ini adalah memisahkan gugus yang diinginkan dari gugus pengganggu. Gugus pengganggu ini terkadang di ekstraksi secara selektif. Ekstraksi ini menggunakan alat yang bernama corong pisah dalam pengerjaan laboratorium. Hasil dari ekstraksi ini larutan akan membentuk beberapa fase. f. Pertukaran ion Pemisahan suatu senyawa campuran dengan pertukaran ion antara fase gerak dengan fase diam. Prinsip dari pertukaran ion yaitu perbedaan kecepatan migrasi ion didalam kolom kromatografi. g. Kromatografi Kromatografi merupakan cara pemisahan suatu kandungan dengan memanipulasi suatu zat penyusun suatu campuran. Prinsip dari metode kromatografi ini sendiri menggunakan satu fasa statis dan fasa mobile. Kromatografi melibatkan fenomena yaitu adsorpsi, partisi, pertukaran ion dan eksklusi molekul. h. Elektroforesis Merupakan teknik pemisahan molekul yang bermuatan suatu zat berdasarkan tingkat migrasinya. Prinsip kerjanya yaitu pergerakan molekul yang bermuatan negatif akan menuju kutub positif, sedangkan yang bermuatan positif menuju ke kutub negatif.
2. Sejarah ditemukannya kromatografi dalam eksperimen Tswett
Kromatografi pertama kali digunakan pada tahun 1906, oleh Michael Tswett ahli botani di Rusia. Dalam percobaannya kali ini ia bertujuan untuk memisahkan kandungan ekstrak yang terdapat di dalam tumbuhan dengan menggunakan kolom CaCO3 dan fase geraknya petrolum eter. Ekstrak tersebut diletakkan pada bagian atas kolom dan dituangkan petrolum eter yang akan mengalir kebawah berdasarkan gaya gravitasi. Komponen dalam ekstrak tadi akan bergerak dengan kecepatan yang berbeda-beda sehingga terjadinya pemisahan dan pembentukkan berupa pita-pita berwarna. Kromatografi yang dikembangkan oleh Tswett ini dinamakan kromatografi kolom, CaCO3 sebagai fase diam dan petrolum eter sebagai fase gerak.
3. Penemuan kromatografi cair dan gas
Setelah kromatografi dalam percobaan Tswett terkenal ada sedikit perubahan pada abad pertengahan oleh Archer J.P Martin dan Richard L.M Synge. Mereka menggembangkan kromatografi partisi guna memisahkan bahan kimia dengan perbedaan koefisien partisi antar dua pelarut cair. Sebelum Martin bekerja sama dengan Synge ia pernah bekerja dalam kimia vitamin. Martin membawa pengalaman proyeknya memisahkan asam amino kepada Synge. Namun percobaan yang dilakukan tidak berhasil dan metode kromatografi cair cairan bergerak ke arah yang berlawanan. Martin mendapatkan ide menggunakan gel silika untuk menahan air dan pelarut organik mengalir melalui kolom. Martin dan Synge menambahkan metil merah ke dalam kolom untuk menunjukkan metode tersebut dan menandakan asam amino berada pada range berapa. Pada tahun 1949 Archer J.P Martin bersama A.T James mengembangkan kromatografi gas yang fase geraknya berupa gas. Pemisahan ini terjadi perbedaan titik didih komponen yang akan dipisahkan dan perbedaan interakasi komponen. Dalam percobaan yang kali ini Martin dan James menggunakan kolom silika dimana asam stearat sebagai fase stasioner dan nitrogen sebagai fase mobile (fase gerak).
4. Jelaskan definisi, prinsip dan fenomena kromatografi
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul yang didasarkan antara fase gerak dan fase diam. Molekul yang tercampur pada fase gerak akan lewat melalui kolom fase diam dan yang mempunyai ikatan yang kuat akan susah untuk begerak cepat dibandingkan dengan ikatan yang lemah. Prinsip kerja kromatografi adalah pemisahan dengan metode ini dapat terjadi jika suatu zat memiliki sifat yang berbeda, memiliki kelarutan yang beda dengan pelarut, sifat untuk berikatannya berbeda dengan fase diam, memiliki sifat volatil pada suhu berbeda. Kromatografi penukaran ion adalah proses penambahan jenis molekul ionik yang terjadi pada fase stasioner. Fase stasioner merupakan matriks dengan permukaan yang memiliki muatan berupa postif maupun negatif. Kerja dari kromatografi ini daya tarik elektrostatik. Kromatografi kolom adsorpsi adalah teknik pemisahan berdasarkan daya adsorpsi suatu absorben pada senyawa yang akan dilarutkan dengan sedikit pelarut. Prinsip kerjanya dilihat dari daya serap masing-masing komponen yang di analisis senyawa yang polar akan terserap lebih cepat dan menurunnya lambat sedangkan senyawa non-polar lebih lama terserap serta cepat menurunnya. Kromatografi eksklusi jenis kromatografi yang fase diamnya berupa penyaring molekul polimer (karbohidrat dan akrilamida). Prinsip kerja kromatografi eksklusi adalah pemisahan atas perbedaan ukuran molekul, perbedaan molekul ini akan menimbulkan kecepatan pergerakan partikel yang lebih cepat mengakibatkan perbedaan migrasi. Kromatografi partisi, pemisahan yang didasarkan atas adsorpsi analit yang dilapiskan partikel pada fase diam. Prinsipnya adalah perbedaan kelarutan komponen pada fase diam atau perbedaan perbedaan kelarutan komponen fase gerak dengna fase diam.
5. Deskripsikan masing-masing contoh pekerjaan laboratorium yang
menggunakan kromatografi untuk tujuan analitik dan tujuan preparatif ! - Contoh pengerjaan laboratorium yang menggunakan kromatografi tujuan analitik adalah kromatografi lapis tips (KLT), pengerjaan KLT ini sangat sederhana yaitu melihat noda dan jarak noda yang terbentuk. Prinsip dari KLT daya serap komponen-komponen suatu larutan yang dianalisis. Jika suatu komponen tersebut bersifat polar maka daya serapnya cepat dan lambat untuk bergerak begitu juga sebaliknya apabila komponen yang bersifat non-polar. - Kromatografi tujuan preparatif. Preparatif itu sendiri adalah teknik memurnikan atau mengisolasi suatu komponen larutan yang tercampur. Kromatografi Lapis Tipis preparatif dalam hal pengerjaan yang dilihat adalah tingkat kepolaran suatu senyawa yang dianalisis serta kepekatan warnanya.