Anda di halaman 1dari 16

TEKNOLOGI SEDIAAN BAHAN ALAM

“Studies on Antimicrobial and Antioxidant Activity of Methanolic Extract of Samadera


indica”
“Development and Evaluation of Antimicrobial Herbal Formulations Containing the
Methanolic Extract of Samadera indica for Skin Diseases”

Disusun oleh

Hananun Zharfa Hanifah (1041111062)


Hanny Setyowati (1041111063)
Ie Febby Angela (1041111068)

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI “YAYASAN PHARMASI”

Jl. Letjen Sarwo Edie Wibowo Km. 1 Plamongansari –Semarang

Telp. (024) 6706147 / 6725272 Fax (024) 6706148


“Studies on Antimicrobial and Antioxidant Activity of Methanolic Extract of Samadera
indica” (Viswanad dkk, 2011)
“Development and Evaluation of Antimicrobial Herbal Formulations Containing the
Methanolic Extract of Samadera indica for Skin Diseases” (Viswanad dkk, 2012)

Deskripsi Tanaman Samadera indica Gaetrn

Gambar 1. Tanaman Samadera indica Gaetrn

Nama Umum
Indonesia : Salangi, getep pait, papus
Inggris : Horse mango

Klasifikasi Samadera indica Gaetrn


Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Sub kingdom : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)
Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
Sub divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Simaroubaceae
Genus : Samadera
Spesies : Samadera indica Gaertn.
(http://www.plantamor.com/index.php?plant=1378)
Preparasi Serbuk Daun Samadera indica Gaetrn
Tanaman Samadera indica Gaetrn dikumpulkan dari daerah lokal distrik Ernakulam,
India selama bulan Februari. Seluruh bagian tanaman diidentifikasi terlebih dahulu untuk
memastikan spesiesnya pada Departemen Farmakognosi Sekolah Tinggi Amrita, Kochi,
India. (Viswanad dkk, 2011: 59)
Bagian daun segar diambil, kemudian dilakukan serangkaian tahapan pembuatan
simplisia, yaitu
1) Pengumpulan daun Samadera indica Gaetrn
2) Sortasi basah
Proses sortasi basah adalah pemilahan daun Samadera indica Gaetrn dari bahan-bahan
pengotor, seperti debu dan kotoran dan bagian tanaman lain yang tidak digunakan yang
melekat pada daun Samadera indica Gaetrn.
3) Pengeringan
Proses pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air sampai dibawah 10%. Hal ini
bertujuan untuk mencegah tumbuhnya kapang dan bakteri serta menjaga agar
kandungan kimia (flavonoid) dalam daun Samadera indica Gaetrn pada keadaan
mantap. Seperti diketahui bahwa air adalah media bagi pertumbuhan mikroorganisme
dan dapat menimbulkan reaksi enzimatis yang menurunkan aktivitas dari senyawa
dalam daun Samadera indica Gaetrn sehingga proses pengeringan sangat penting dalam
mencegah terjadinya kerusakan simplisia.
4) Sortasi kering
Proses sortasi kering dilakukan untuk menghilangkan adanya debu atau hewan yang
menempel pada simplisia daun Samadera indica Gaetrn yang sudah dikeringkan.
Proses sortasi sangat penting karena merupakan tahap pemilahan terakhir sebelum
simplisia daun Samadera indica Gaetrn siap digunakan.
5) Pembuatan serbuk daun Samadera indica Gaetrn
Setelah dilakukan sortasi maka dilanjutkan dengan pembuatan serbuk daun Samadera
indica Gaetrn. Simplisia daun Samadera indica Gaetrn dihaluskan dengan blender
kemudian diayak dengan ayakan no mesh 40 sehingga didapatkan ukuran serbuk yang
seragam. Tujuan penghalusan ini adalah untuk memaksimalkan proses ekstraksi karena
dengan ukuran partikel yang kecil menghasilkan luas permukaan yang besar sehingga
kontak serbuk dengan cairan penyari semakin banyak, akibatnya semakin besar
kemampuan cairan penyari dalam mengekstraksi senyawa aktif dalam daun Samadera
indica Gaetrn. (Viswanad dkk, 2011: 59)
Metode Ekstraksi
Ekstraksi serbuk daun Samadera indica Gaetrn (50 gram) menggunakan metode
sokhletasi dengan tabung soxhlet dan dua jenis cairan penyari yang berbeda, yakni n-heksan
dan metanol. (Viswanad dkk, 2011: 59)
Metode soxhletasi merupakan metode ektraksi cara panas yang mana simplisia
dimasukkan ke dalam tabung soxhlet sedangkan cairan penyari berada pada labu alas bulat
yang dimasukkan dalam tangas air. Prinsip soxhletasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang
kontinyu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik (kondensor)
Ketika cairan penyari dipanaskan, maka uap cairan penyari akan mengalir menuju pipa
samping kemudian dengan adanya pendingin balik (kondensor) akan terjadi kondesasi
(pengubahan uap menjadi tetes-tetes cairan) yang kemudian menuju tabung soxhlet untuk
menyari serbuk daun Samadera indica Gaetrn. Cairan penyari kemudian mengalir menuju
sifon dan akan turun menuju labu alas bulat ketika cairan penyari sudah setinggi sifon sambil
membawa senyawa hasil ekstraksi daun Samadera indica Gaetrn. Oleh karena itu, seolah-
olah cairan penyari yang digunakan selalu baru karena adanya sistem ekstraksi yang
berkesinambungan. Satu kali siklus pada soxhletasi dihitung dari uap cairan penyari yang
mengalami kondensasi hingga jatuhnya tetesan cairan penyari yang membawa senyawa hasil
ekstraksi menuju labu alas bulat. (Winefordner, 2003:145)

Gambar 2. Alat Soxhletasi


Pada proses soxhletasi daun Samadera indica Gaetrn dilakukan dua kali dengan
menggunakan pergantian cairan penyari. Prosedur pertama digunakan cairan penyari n-
heksan yang bertujuan untuk menghilangkan senyawa non polar seperti lemak dalam daun
Samadera indica Gaetrn. Hasil filtrat dan ampasnya dipisahkan, kemudian ampas yang bebas
lemak diekstraksi dengan metanol selama 48 jam dan disaring. Filtrat metanol ini dipekatkan
dengan rotary evaporator hingga didapatkan ekstrak kental yang siap diuji aktivitas
antimikroba (antibakteri dan antijamur) serta diformulasikan dalam sediaan topikal krim dan
gel. (Viswanad dkk, 2012: 107)

Serbuk daun
(50 gram)

Ektraksi dengan Soxhletasi


menggunakan n-heksan, disaring

Filtrat Ampas

Ektraksi dengan
Soxhletasi menggunakan
metanol

Filtrat Ampas

Dipekatkan dengan rotary


evaporator

Ekstrak kental

Gambar 3. Bagan Proses Ekstraksi


Skrining Fitokimia Ekstrak Kental Samadera indica Gaetrn
Ekstrak kental Samadera indica Gaetrn diidentifikasi kandungan senyawa aktifnya
yang mana hasil positif ditunjukkan pada golongan senyawa alkaloid, tanin, triterpen,
karbohidrat, steroid, protein, dan flavonoid.

Tabel 1. Skrining Fitokimia Ekstrak Kental Samadera indica Gaetrn


Senyawa aktif Ekstrak kental Samadera indica Gaetrn
Alkaloid +++
Tanin +++
Saponin -
Triterpen ++
Karbohidrat +
Steroid ++
Gum dan mucilago -
Protein +++
Flavonoid +++

Standarisasi Ekstrak Kental Samadera indica Gaetrn


Pengujian parameter spesifik
1) Kadar fenolik total
Penetapan kadar fenolik total dilakukan dengan menggunakan reagen Folin-
Ciocateu.

Ekstrak kental dilarutkan dengan metanol hingga konsentrasi 1


mg/ml

Diambil 200 𝜇L larutan

Dicampur dengan reagen Folin-Ciocateu dan 800 𝜇L Natrium


karbonat, dikocok, kemudian didiamkan selama 2 jam

Dibaca absorbansi pada panjang gelombang 750 nm


Dihitung kadar fenolik total dengan memplotkan absorbansi
sampel pada persamaan kurva baku asam gallat

Kadar fenolik total (mg/g ekstrak kental)

Hasil kadar fenolik total sebesar 3,54 mg/gram ekstrak kental yang equivalen
dengan asam galat.
2) Kadar flavonoid total
Prosedur penetapan kadar flavonoid total adalah

Ekstrak kental dilarutkan dengan metanol hingga konsentrasi 1


mg/ml

Diambil 200 𝜇L larutan

Dicampur dengan 4 ml Vanilin, kemudian didiamkan selama 15


menit

Dibaca absorbansi pada panjang gelombang 500 nm


Dihitung kadar flavonoid total dengan memplotkan absorbansi
sampel pada persamaan kurva baku phloroglucinol

Kadar flavonoid total (mg/g ekstrak kental)

Kadar flavonoid total adalah 3,25 mg/g ekstrak kental yang equivalen dengan
phloroglucinol.

Pengujian parameter non-spesifik


1) Kadar abu total
Kadar abu total bertujuan untuk mengetahui kandungan mineral/bahan anorganik
internal dan eksternal yang berasal dari proses awal hingga terbentuknya ekstrak kental
Samadera indica Gaetrn. (Depkes RI, 2000: 17) Kadar abu total ekstrak kental
Samadera indica Gaetrn adalah 6,36%.
2) Kadar abu larut air
Kadar abu larut asam merupakan kelanjutan dari kadar abu total yang mana kadar abu
larut air ekstrak kental Samadera indica Gaetrn adalah 1,66%.
3) Kadar abu tidak larut air
Kadar abu tidak larut air merupakan kelanjutan dari kadar abu total yang mana kadar
abu larut air ekstrak kental Samadera indica Gaetrn adalah 2,14%.

Uji aktivitas ekstrak kental Samadera indica Gaetrn


Uji antioksidan
1) Metode Nitrit Oksida

10 𝜇g 20 𝜇g 30 𝜇g 40 𝜇g 50 𝜇g

+ 1 ml Natrium Nitroprusida
Diinkubasi pada suhu ruang selama 150
menit
+ 0,5 ml reagen Griess (1% Sulfanilamida,
2% H3P0, dan 0,1% N-Naftil etilendiamin

Warna pink

Dibaca dengan spektrofotometer pada


panjang gelombang 546 nm

Ditetapkan kadar antioksidan yang dibandingkan dengan baku


Quercetin

Hasil uji antioksidan dengan metode nitrit oksida adalah semakin tinggi
konsentrasi ekstrak, maka semakin tinggi pula aktivitas antioksidannya, seperti terlihat
pada grafik di bawah
Gambar 4. Grafik Uji Antioksidan dengan Metode Nitrit Oksida

2) Metode Superoksida Anion

10 𝜇g 20 𝜇g 30 𝜇g 40 𝜇g 50 𝜇g
0,1 ml 0,1 ml 0,1 ml 0,1 ml 0,1 ml

+ 1 ml Tetrazolium nitroblue
+ 1 ml nikotin amida adenin dinukleotida
, dicampur homogen
+ 100 𝜇g fenazine metosulfat
Diinkubasi pada suhu ruang selama 5 menit

Hasil

Dibaca dengan spektrofotometer pada


panjang gelombang 560 nm

Ditetapkan kadar antioksidan yang dibandingkan dengan baku


Quercetin
Hasil uji antioksidan dengan metode superoksida sama dengan metode nitrit
oksida yang mana semakin tinggi konsentrasi ekstrak, maka semakin tinggi pula
aktivitas antioksidannya, seperti terlihat pada grafik di bawah

Gambar 5. Grafik Uji Antioksidan dengan Metode Superoksida Anion

Uji antimikroba
1) Uji antibakteri
Uji antibakteri dilakukan terhadap bakteri Proteus vulgaris, Pseudomonas
aeruginosa, Eschericia coli, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis. Prosedur yang
dilakukan adalah

Media Muller Hinton steril

Diinokulasi dengan bakteri selama 48 jam


suhu 37oC

Media + bakteri

Diberi ekstrak dengan konsentrasi 250, 500, dan


1000 𝜇g/mL
Diinkubasi selama 24 jam suhu 37oC

Hasil diameter zona hambat dibandingkan dengan kontrol positif


Chloramphenicol 30 𝜇g/mL
Dari hasil pengujian aktivitas antibakteri terlihat bahwa semakin tinggi
konsentrasi, semakin tinggi pula aktivitas antibakteri dari ekstrak Samadera indica
Gaetrn. Dari semua bakteri, ekstrak Samadera indica Gaetrn paling baik aktivitasnya
terhadap bakteri B. subtilis.

2) Uji antijamur
Uji antijamur dilakukan terhadap jamur Candida albicans, Aspergillus niger, dan
Aspergillus fumigatus. Prosedur yang dilakukan adalah

Media Saburoud Dextrose Agar steril

Diinokulasi dengan jamur

Media + jamur

Diberi ekstrak dengan konsentrasi 250, 500, dan


1000 𝜇g/mL
Diinkubasi selama 48 jam suhu 28oC

Hasil diameter zona hambat dibandingkan dengan kontrol positif


Amfoterisin
Dari hasil pengujian aktivitas antijamur terlihat bahwa semakin tinggi
konsentrasi, semakin tinggi pula aktivitas antijamur dari ekstrak Samadera indica
Gaetrn. Dari semua jamur, ekstrak Samadera indica Gaetrn paling sensitif terhadap
jamur C. albicans.

Formulasi Sediaan Topikal


Sediaan Ointment Sediaan Gel
Ekstrak 5% Ekstrak 5%
Emulgide 30% Carbopol 1%
Paraffin putih 50% Trietanolamin 0,5%
Paraffin cair 20% Propilenglikol 10%
Etanol 2,5%
Air ad 100%

Uji antimikroba
1) Uji antibakteri
Uji antibakteri dilakukan terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan
Pseudomonas aeruginosa sesuai dengan hasil pada uji aktivitas ekstrak yang mana S.
aureus dan P. aeruginosa adalah bakteri yang sensitif terhadap ekstrak kental
Samadera indica Gaetrn. Prosedur yang dilakukan adalah
Media Muller Hinton steril

Diinokulasi dengan bakteri selama 48 jam


suhu 37oC

Media + bakteri

Diberi krim dan gel ekstrak daun Samadera indica


Gaetrn
Diinkubasi selama 24 jam suhu 37oC

Hasil diameter zona hambat dibandingkan dengan sediaan


Betadine ointment

Dari hasil pengujian aktivitas antibakteri terlihat bahwa sediaan krim ekstrak
Samadera indica Gaetrn memiliki aktivitas antibakteri lebih tinggi dibandingkan
dengan sediaan gel, juga paling mendekati dengan kontrol positif betadine ointment.

2) Uji antijamur
Uji antijamur dilakukan terhadap jamur Candida albicans karena jamur ini yang
paling sensitif terhadap ekstrak kental Samadera indica Gaetrn. Prosedur yang
dilakukan adalah
Media Saburoud Dextrose Agar steril

Diinokulasi dengan jamur

Media + jamur

Diberi krim dan gel ekstrak daun Samadera indica


Gaetrn
Diinkubasi selama 48 jam suhu 28oC

Hasil diameter zona hambat dibandingkan dengan kontrol positif


Klotrimazol krim

Dari hasil pengujian aktivitas antijamur terlihat bahwa sediaan krim ekstrak
Samadera indica Gaetrn memiliki aktivitas antijamur lebih baik dibanding sediaan gel
serta aktivitas antijamur yang mendekati kontrol positif Klotrimazol.

Stabilitas Krim dan Gel Ekstrak Daun Samadera indica Gaetrn


1) Disimpan pada temperatur 4 2oC dan 30 2oC selama 3 bulan.
2) Dievaluasi pH dan viskositas setelah 3 bulan, dibandingkan dengan pH dan viskositas
awal.
Gambar 6. Uji Stabilitas Sediaan Krim dan Gel Ekstrak Samadera indica Gaetrn.

Dari hasil di atas terlihat bahwa pH sebelum pengujian dan pH setelah pengujian tidak
berbeda secara bermakna sehingga dapat dikatakan bahwa baik sediaan krim maupun gel
Samadera cukup stabil pada suhu 4 2oC dan 30 2oC serta memiliki viskositas yang baik.

Kesimpulan
Formulasi krim dan gel ekstrak kental Samadera indica Gaetrn menunjukkan aktivitas
antibakteri dan antijamur yang mana sediaan krim memiliki aktivitas lebih tinggi dibanding
sediaan gel. Pada uji stabilitas terlihat bahwa sediaan krim dan gel cukup stabil baik dari uji
pH maupun viskositas sehingga memenuhi syarat untuk sediaan topikal.

Daftar Pustaka
Depkes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Depkes RI.

http://www.plantamor.com/index.php?plant=1378, diakses 6 April 2014 pukul 15.34

Viswanad, Vidya dkk. 2011. Studies on Antimicrobial and Antioxidant Activity of


Methanolic Extract of Samadera indica. International Journal of Pharmaceutical
Sciences Review and Research. Volume 11 (2): 59-64.

Viswanad, Vidya dkk. 2012. Development and Evaluation of Antimicrobial Herbal


Formulations Containing the Methanolic Extract of Samadera indica for Skin Diseases.
Journal of Advanced Pharmaceutical Technology and Research. Volume 3 (2): 106-
111.

Winefordner, J.D. 2003. Sample Preparation Techniques in Analytical Chemistry Volume


162:142-145. New Jersey: John Wiley & Sons.

Anda mungkin juga menyukai