Terpenoid derivat dehidrogenasi dan oksigenasi dari
senyawa terpen. Terpen merupakan suatu golongan hidrokarbon yang banyak dihasilkan oleh tumbuhan dan hewan Rumus molekul terpen adalah (C5H8)n Langkah biosintesis terpenoid dapat menentukan kandungan senyawa terpenoid di dalam tumbuhan. Terpenoid merupakan kelas terbesar dari metabolit sekunder tumbuhan yaitu 36.000 anggota terpenoid yang telah dilaporkan keberadaannya
Sifat Umum Terpenoid 1. Sifat Fisika a. Dalam keadaan segar merupakan cairan tidak berwarna, tetapi jika teroksidasi warna akan berubah menjadi gelap b. Mempunyai bau yang khas c. Indeks bias tinggi d. Kebanyakan berupa optis aktif e. Kerapatan lebih kecil dari air f. Larut dalam pelarut organik : eter dan alkohol 2. Sifat Kimia a. Senyawa tidak jenuh (rantai terbuka atau siklik) b. Isoprenoid kebanyakan bentuknya khiral dan terjadi dalam dua bentuk enantiomer Rangka karbon terpena dan aturan isoprena Terpena adalah senyawa hasil alam yang terdiri dari gabungan unit C 5 yang berbentuk rangka 2-metil butena.
Peraturan isoprena menyatakan bahwa: Yang disebut terpena adalah senyawa yang merupakan multiplikasi satuan C5 yang dihubungkan satu sama lain secara kondensasi kepala-ke ekor (head-to-tail condensation)
Klasifikasi Terpenoid Berdasarkan jumlah satuan isoprena yang terikat, senyawa-senyawa terpenoid dapat diklasifikasikan menjadi: 1. C 5 - Hemiterpena 2. C 10 - Monoterpena 3. C 15 - Seskuiterpena 4. C 20 - Diterpena 5. C 25 - Sesterterpena 6. C 30 - Triterpena 7. C 40 - Tetraterpena
Terpenoid Secara umum biosintesis dari terpenoid dengan terjadinya 3 reaksi dasar yaitu : 1. Pembentukan isopren aktif berasal dari asam asetat melalui asam mevalonat. 2. Penggabungan kepala dan ekor 2 unit isopren akan membentuk monoterpen, sesquiterpen, diterpen, sesterterpen dan politerpen 3. Penggabungan ekor dan ekor dari unit C15 atau C20 menghasilkan triterpenoid dan steroid
Mekanisme dari tahap reaksi biosintesa terpenoid Asam asetat (koenzim A) Kondensasi jenis claisen Asam asetoasetat (asetil koenzim A) Kondensasi jenis aldol
Rantai karbon bercabang (asam mevalonat) -fosforilasi -eliminasi asam posfat -dekarboksilasi
O SCoA O SCoA O 2 O SCoA C O OH SCoA HOO Asetil CoA (Asetil Coenzim-A) Aseto asetil CoA -Hidroksi--metil glutaril CoA OH O OH OH OP O OPP O H CH 3 OPP ATP (R)-asam mevalonat 3-fosfo-5-pirofosfat asam mevalonat isopentenil pirofosfat isomerase enzim OPP , , dimetil allil pirofosfat . Lanjutan.. IPP + DMAPP (langkah awal dari polimerisasi isopren terpenoid) GPP (Geranil piroposfat) (senyawa antara semua monoterpen) Penggabungan selanjutnya: I unit IPP + GPP
FPP (Farnesol pirofosfat) (senyawa antara sesquiterpen)
Sesterterpenoid (C-25) 1. Ophiobolin Ophiobolin A adalah senyawa phytotoxin merupakan metabolit beracun dari jamur Helminthosporiurn muydis Nisikado and Miyake (Leung, dkk., 1982). Senyawa ini beracun dan menstimulasi kebocoran elektrolit dan glukosa dari akar jagung (Leung, dkk., 1982). 2. HELIOSIDA Merupakan hasil dari penggabungan dari 5 unit isoproprenil (Stipanovic, et al.,1977). Analisis dari daun tanaman G. hirsutum menunjukkan adanya keberadaan grup sesterterpen yang dikenal sebagai heliosida (Stipanovic, et al.,1977). OH Geraniol minyak atsiri bunga mawar OH Farnesol OH Geranil Geraniol Farnesol Geranil OH Farnesil Farnesil skualena ekor ekor Bagi Seskuiterpena (C 15 ) Bagi Diterpena (C 20 ) Bagi Sesterterpena(C 25 ) Bagi Triterpena (C 30 ) Penggabungan kepala-ekor unit isoperene membentuk senyawa terpenoid. 3. Leucosceptrane
Kelas leucosceptrane sesterterpenoids 1-10, memiliki , dan -laktone yang tidak jenuh, yang telah terisolasi dari daun dan bunga Leucosceptrum canum dan ditemukan bahwa menunjukkan aktivitas anti-feedant terhadap serangga yang makan tanaman (Luo dkk, 2013).
Triterpenoid (C-30) Kerangka karbon berasal dari enam satuan isoprena dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C-30 asiklik, yaitu skualena Tidak berwarna, berbentuk kristal, bertitik leleh tinggi dan bersifat optis aktif (Deny, dkk., 2013).
> 4000 jenis triterpenoid telah diisolasi dengan > 40 jenis kerangka dasar yang telah dikenal dan prinsipnya yaitu berdasarkan Proses Siklisasi dari Skualena. Berasal dari dimerisasi C-15 dan bukan dari polimerisasi terus menerus dari unit C-5. Dimerisasi FPP (Farnesil PiroPhosphate) skualena : triterpenoid dasar dan sumber dari triterpenoid lainnya
Skualena diisolasi dari minyak hati ikan hiu Squalus sp. Skualena juga ditemukan di hati tikus dan ragi. Minyak nabati juga mengandung skualena seperti yang berasal dari tanaman Amaranthus cruentus (bayam)
Menurut Achmad (2006), Uji golongan triterpenoid menggunakan reagen Liberman- Burchard. Pereaksi Liberman- Burchard digunakan untuk identifikasi senyawa golongan triterpenoid dengan penampakan warna merah jingga dan steroid dengan warna hijau (Deny, dkk., 2013) Contoh Senyawa C-30 1. Lanosterol Menurut Sanglard et al (1998) lanosterol dapat digunakan sebagai antifungi yang menggantikan keresistenan agen antifungi yaitu azol. Khususnya untuk fungsi Candida albicans. Lanosterol diisolasi dari tanaman Garcinia prainiana 2. Liquiritin Wang, dkk (2008) menyatakan bahwa akar Glycirrhizae uralensis (Licorice) juga mengandung senyawa terpenoid yaitu liquiritin dan isoliquiritin antidepressan 3. Asam oleanolat (Asam 3-Hidroksiolean-12-en-28-oat) Penelitian mengenai kulit batang durian spesies tumbuhan D. testudinarum Becc telah diisolasi senyawa triterpenoid : asam oleanolat (Asam 3- Hidroksiolean-12-en-28-oat) yang dapat bertindak sebagai antitumor (Deny dkk,2013). asam 3-O-trans-kaffeoil-2- hidroksiolean-12-en-28 oat 4. Cycloartenol dan senyawa 9,19- cyclolanost-24-en-3-ol,acetate. Ekstrak air buah buncis (Phaseolus vulgaris Linn) : senyawa cycloartenol dan senyawa 9,19-cyclolanost- 24-en-3-ol,acetate sebagai antikanker (Balafif dkk., 2013)
4. -Amirin Muharni dan Elfita (2011) juga menemukan senyawa triterpenoid dari ekstrak kulit batang G. bancana, struktur triterpenoidnya yaitu:
Triterpenoid -Amirin
Manfaat Triterpenoid Senyawa golongan triterpenoid menunjukkan aktivitas farmakologi yang signifikan, seperti antiviral, antibakteri, antiinflamasi, sebagai inhibisi terhadap sintesis kolesterol dan sebagai antikanker (Nassar et al, 2010) Bagi tumbuhan yang mengandung senyawa triterpenoid terdapat nilai ekologi karena senyawa ini bekerja sebagai antifungi, insektisida, antipemangsa, antibakteri dan antivirus (Widiyati, 2006).
DAFTAR PUSTAKA Achmad, S. A., 2006. Keanekaragaman Sumber Alam Hayati sebagai Sumber Senyawa Kimia yang Berguna. Makalah Seminar Nasional Kimia. Makasar : Universitas Negeri Makasar. Deny, Rudiyansyah, Puji Ardiningsih. 2013. Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Triterpenoid dari Fraksi Kloroform Kulit Batang Durian Kura (D. testudinarum Becc.). JKK volume 2 (1), halaman 7-12. ISSN 2303-1077 7 Wang, dkk. 2008. Antidepressant-like Effect Of Liquiritin And Isoliquiritin From Glycirrhizae uralensis In The Forced Swimming Test And Tail Suspension Test In Mice. Elsevier Inc. Vo. 32 (5) ISSN : 1179-1184 Sanglard et all. 1998. Amino Acid Substitutions in the Cytochrome p-450 Lanosterol 14 - Demethylase (CYP51A1) from Azole-Resistent Candida albicans Clinical Isolates Contributed to Resistance to Azole Antifungal Agents. US : Medicine National Institutes of Health Sihombing, Noventy C. 2010. formula gel antioksidan ekstrak buah buncis (phaseulus vulgaris L) dengan menggunakan basis AQUPEC 505 HV. Jurnal ilmiah universitas padjadjaran.
Balafif dkk., 2013. Analisis senyawa triterpenoid dari hasil fraksinasi ekstrak air buah buncis (Phaseolus vulgaris Linn) . Chem. Prog. Vol. 6, No.2. Muharni dan Elfita. 2013. Triterpenoid -Amirin dari Kulit Batang Garcinia bancana Miq. Jurnal Penelitian Sains . Volume 14 Nomor 4(C) 14407 Nassar, Zeyad., & Abdalrahim, Amin MS. 2010. The Pharmacological Properties of terpenoid from Sandoricum Koetjape. Journal Medcentral. 1- 11. Widiyati, Eni. 2006. Penentuan Adanya Senyawa Triterpenoid Dan Uji Aktifitas Biologi Pada Beberapa Spesies Tanaman Obat Tradisional Masyarakat Pedesaan Bengkulu. Jurnal gradien, 2, 116- 122 Wink, Michael. 2010. Annual Plant Reviews Volume 40 Biochemistry Of Plant Secondary Metabolism Second Edition. USA : A John Wiley & Sons, Ltd., Publication Paul M Dewick. 2002. Medicinal Natural Products. USA : John Wiley & Sons, Ltd., Publication Leung et all. 1982. Ophiobolin A-A Natural Product Inhibitor of Calmodulin. The Journal of Biological Chemistry. Vol. 259, No. 5, Issue of March 10, pp. 2742-2747
Luo et all. 2013. Defense sesterterpenoid lactones from Leucosceptrum canum. Volume 86. Stipanovic, R. D., Bell, A. A., OBrien, D. H., and Lukefahr, M. J. 1977b. Heliocide H2: an insecticidal sesterterpenoid from cotton (Gossypium). Tetrahedron Lett 6:567-570. SOAL DAN JAWABAN 1. Sebutkan sifat fisika dari terpenoid ! Jawaban : Sifat Fisika dari Terpenoid yaitu : a. Dalam keadaan segar merupakan cairan tidak berwarna, tetapi jika teroksidasi warna akan berubah menjadi gelap b. Mempunyai bau yang khas c. Indeks bias tinggi d. Kebanyakan berupa optis aktif e. Kerapatan lebih kecil dari air f. Larut dalam pelarut organik : eter dan alkohol
2. Sebutkan 3 reaksi dasar biosintesis terpenoid ! Jawaban : 1. Pembentukan isopren aktif berasal dari asam asetat melalui asam mevalonat. 2. Penggabungan kepala dan ekor 2 unit isopren 3. Penggabungan ekor dan ekor dari unit C15 atau C20 menghasilkan triterpenoid dan tetraterpen
3. Sebutkan masing-masing 2 contoh senyawa sesterterpen (C25) dan triterpen (C30)! Jawaban : a. Sesterterpen : Ophiobolin, Heliosida b. Triterpen : Lanosterol, Liquiritin