berbagai fungsi biokimiawi dan yang umumnya tidak disintesis oleh tubuh sehingga
harus dipasok dari makanan. Vitamin yang pertama kali ditemukan adalah vitamin A
dan B , dan ternyata masing-masing larut dalam lemak dan larut dalam
air.Kemudian ditemukan lagi vitamin-vitamin yang lain yang juga bersifat larut
dalam lemak atau larut dalam air. Sifat larut dalam lemak atau larut dalam air
dipakai sebagai dasar klassifikasi vitamin. Vitamin yang larut dalam air ,seluruhnya
diberi symbol anggota B kompleks ( kecuali vitamin C ) dan vitamin larut dalam
lemak yang baru ditemukan diberi symbol menurut abjad (vitamin A,D,E,K ).Vitamin
yang larut dalam air tidak pernah dalam keadaan toksisitas di didalam tubuh karena
kelebihan vitamin ini akan dikeluarkan melalui urin.
Vitamin yang larut dalam lemak merupakan molekul hidrofobik apolar, yang semua
nya adalah derivat isoprene. Molekul-molekul ini tidak disintesis tubuh dalam jumlah
yang memadai sehingga harus disuplai dari makanan. Pemasokan vitamin yang
larut dalam lemak ini memerlukan absorbsi lemak yang normal agar vitamin
tersebut dapat diabsorbsi secara efisien. Begitu diabsorbsi molekul vitamin tersebut
harus diangkut dalam darah yaitu oleh lipoprotein atau protein pengikat yang
spesifik.
Bentuk aktif vitamin C adalah asam askorbat itu sendiri dimana fungsinya sebagai
donor ekuivalen pereduksi dalam sejumlah reaksi penting tertentu. Asam askorbat
dioksidasi menjadi asam dehidroaskorbat ,yang dengan sendirinya dapat bertindak
sebagai sumber vitamin tersebut. Asam askorbat merupakan zat pereduksi dengan
potensial hydrogen sebesar +0,008 V, sehingga membuatnya mampu untuk
mereduksi senyawa-senyawa seperti oksigen molekuler, nitrat, dan sitokrom a serta
c. Defisiensi atau kekurangan asam askorbat menyebabkan penyakit skorbut,
penyakit ini berhubungan dengan gangguan sintesis kolagen yang diperlihatkan
dalam bentuk perdarahan subkutan serta perdarahan lainnya , kelemahan otot, gusi
yang bengkak dan menjadi lunak dan tanggalnya gigi, penyakit ini dapat
disembuhkan dengan memakan buah dan sayur-sayuran yang segar.
1.1.
Latar Belakang
bahwa ada senyawa-senyawa zat makanan lain diperlukan untuk menjaga kesehatan di
samping karbohidrat, lemak atau protein.
Pada tahun 1912, Funk, seorang sarjana biokimia bangsa Polandia yang bekerja di
London untuk pertama kali memperkenalkan istilahvitamin (amine yang vital) yang
kemudian terkenal dengan nama vitamin (dari bahasa Latin, vital yang berarti hidup),
untuk menandakan kelompok dari senyawa-senyawa organik tersebut.
1.2.
Tujuan
Makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.3.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
II.
Rumusan Masalah
2.1.
Sejarah Vitamin
Roma, Persia, dan Arab, telah menggunakan ekstrak senyawa (diduga vitamin) dari hati
yang kemudian digunakan untuk menyembuhkan penyakit kerabunan pada malam hari.
Penyakit ini kemudian diketahui disebabkan oleh defisiensi vitamin A. Walau pada masa
tersebut ekstrak hati tersebut banyak digunakan, para ahli pengobatan masih belum
dapat mengidentifikasi senyawa yang dapat menyembuhkan penyakit kerabunan
tersebut. Oleh karena itu, era ini dikenal dengan era penyembuhan empiris
(berdasarkan pengalaman).
Christiaan Eijkman, salah satu tokoh penting dalam sejarah penemuan vitamin.
Era karakterisasi defisiensi
Perkembangan besar berikutnya mengenai vitamin baru kembali muncul pada tahun
1890-an. Penemuan ini diprakarsai oleh Lunin dan Christiaan Eijkman yang melakukan
penelitian mengenai penyakit defisiensi pada hewan. Penemuan inilah yang kemudian
memulai era kedua dari lima garis besar sejarah vitamin di dunia. Penelitian mereka
terfokus pada pengamatan penyakit akibat defisiensi senyawa tertentu. Beberapa tahun
berselang, ilmuwan Sir Frederick G. Hopkins yang sedang melakukan analisis penyakit
beri-beri pada hewan menemukan bahwa hal ini disebabkan oleh kekurangan suatu
senyawa faktor pertumbuhan (growth factor). Pada tahun 1911, seorang ilmuwan
kelahiran Amerika bernama Dr. Casimir Funk berhasil mengisolasi suatu senyawa yang
telah dibuktikan dapat mencegah peradangan saraf (neuritis) untuk pertama kalinya. Dr.
Casimir juga berhasil mengisolasi senyawa aktif dari sekam beras yang diyakini
memiliki aktivitas antiberi-beri pada tahun berikutnya. Pada saat itulah (dan untuk
pertama kalinya), Dr Funk mempublikasikan senyawa aktif hasil temuannya tersebut
dengan istilah vitamine (vital dan amines). Pemberian nama amines pada senyawa
vitamin ini karena diduga semua jenis senyawa aktif ini memiliki gugus amina (amine).
Hal tersebut kemudian segera disanggah dan diganti menjadi vitamin (dengan
penghilangan akhiran huruf e) pada tahun 1920. vitamin tidak dapat diproduksi
mamusia
Masa keemasan
Era ketiga sejarah vitamin terjadi beberapa dekade berikutnya. Pada masa tersebut,
terjadi banyak penemuan besar mengenai vitamin itu sendiri, meliputi penemuan
vitamin jenis baru, metode penapisan yang diperbahurui, penggambaran struktur
lengkap vitamin, dan sntesis vitamin B12. Oleh karena hal tersebutlah, era ketiga dari
garis besar sejarah vitamin ini dikenal dengan masa keemasan (golden age). Banyak
penelti yang mendapatkan hadiah nobel atas penemuannya di bidang vitamin ini. Sir
Walter N. Hawort mendapatkan nobel di bidang kimia atas penemuan vitamin C pada
tahun 1937. Hadiah nobel lainnya diperoleh oleh Carl Peter Henrik Dam di bidang
Fisiologi Pengobatan pada tahun 1943 atas penemuannya terhadap vitamin K. Fritz A
Litmann juga turut memenangkan nobel atas dedikasinya dibidang penelitian mengenai
penemuan koenzim A dan perannya di dalam metabolisme tubuh.
Tadeus Reichstein, seorang ahli kimia yang berhasil memproduksi vitamin C secara
massal untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Era karakterisasi fungsi dan produksi
Era keempat ditandai dengan banyaknya penemuan mengenai fungsi biokimia vitamin
di dalam tubuh, perannya dalam makanan yang kita konsumsi sehari-hari, dan produksi
komersial vitamin untuk pertama kalinya dalam sejarah. Pada tahun 1930-an, para
peneliti menemukan bahwa vitamin B2 merupakan bagian dari enzim kuning. Vitamin
B2 ini sendiri diperoleh dari ekstrak ragi. Melalui penelitian ini juga, kelompok vitamin B
diketahui berperan sebagai koenzim yang penting di dalam tubuh manusia. Produksi
masal vitamin untuk pertama kalinya juga terjadi pada era ini. Dikomersilkan pertama
kali oleh Tadeus Reichstein pada tahun 1933, vitamin C telah dijual kepada masyarakat
luas dengan harga yang relatif murah sehingga terjangkau bagi khalayak ramai. Vitamin
C yang juga dikenal dengan istilah asam askorbat ini kemudian banyak dipakai sebagai
suplemen makanan, penelitian, dan gizi tambahan bagi hewan ternak. Atas hasil
penemuan ini, Tadeus Reichstein mendapatkan nobel di bidang Fisiologi Pengobatan
pada tahun 1950.
Era penemuan nilai kesehatan vitamin
Hanya dalam waktu 1 dekade berikutnya setelah era vitamin keempat, perkembangan
ilmu pengetahuan telah membawa vitamin keera berikutnya, yaitu era kelima dimana
banyak ditemukan nilai kesehatan dari masing-masing jenis vitamin dan penemuan
baru mengenai fungsi biokimia vitamin bagi tubuh. Masa ini dimulai pada tahun 1955
ketika Rudolf Altschul menemukan bahwa niasin (vitamin B3) dapat menurunkan kadar
kolesterol dalam darah. Peranan kesehatan ini terlepas dari efek defisiensi vitamin B3
itu sendiri maupun perannya sebagai koenzim dalam metabolisme tubuh.
2.2.
Klasifikasi Vitamin
Vitamin yang larut dalam air memiliki sifat-sifat umum, antara lain :
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
2.3.
Vitamin larut lemak dan vitamin larut air memiliki cara kerja berbeda, seperti berikut:
1.
Vitamin yang larut dalam lemak : Vitamin yang larut dalam lemak akan
disimpan di dalam jaringan adiposa (lemak) dan di dalam hati. Vitamin ini
kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan ke seluruh tubuh saat
dibutuhkan. Beberapa jenis vitamin hanya dapat disimpan beberapa hari
saja di dalam tubuh, sedangkan jenis vitamin lain dapat bertahan hingga 6
bulan lamanya di dalam tubuh.
2.
Vitamin yang larut dalam air : Berbeda dengan vitamin yang larut
dalam lemak, jenis vitamin larut dalam air hanya dapat disimpan dalam
jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama aliran makanan.
Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas akan
masuk ke dalam aliran darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh.
Apabila tidak dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang tubuh bersama
urin. Oleh karena hal inilah, tubuh membutuhkan asupan vitamin larut air
secara terus-menerus.
2.5.
Vitamin yang larut lemak atau minyak, jika berlebihan tidak dikeluarkan
oleh, tubuh, melainkan akan disimpan. Sebaliknya, vitamin yang larut dalam air, yaitu
vitamin B kompleks dan C, tidak disimpan, melainkan akan dikeluarkan oleh sistem
pembuangan tubuh. Akibatnya, selalu dibutuhkan asupan vitamin tersebut setiap hari.
Vitamin yang alami bisa didapat dari sayur, buah dan produk hewani. Seringkali vitamin
yang terkandung dalam makanan atau minuman tidak berada dalam keadaan bebas,
melainkan terikat, baik secara fisik maupun kimia. Proses pencernaan makanan, baik di
dalam lambung maupun usus halus akan membantu melepaskan vitamin dari makanan
agar bisa diserap oleh usus. Vitamin larut lemak diserap di dalam usus bersama
dengan lemak atau minyak yang dikonsumsi.
Vitamin diserap oleh usus dengan proses dan mekanisme yang berbeda. Terdapat
perbedaan prinsip proses penyerapan antara vitamin larut lemak dengan vitamin larut
air. Vitamin larut lemak akan diserap secara difusi pasif dan kemudian di dalam dinding
usus digabungkan dengan kilomikron (lipoprotein) yang kemudian diserap sistem
limfatik, baru kemudian bergabung dengan saluran darah untuk ditransportasikan ke
hati. Sedangkan vitamin larut air langsung diserap melalui saluran darah dan
ditransportasikan ke hati. Proses dan mekanisme penyerapan vitamin dalam usus halus
diperlihatkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Proses dan Mekanisme Penyerapan Vitamin dalam Usus Halus
Jenis Vitamin
Mekanisme Penyerapan
Vitamin A, D, E, K dan
beta-karoten
Vitamin C
Vitamin B1 (Tiamin)
Vitamin B2 (Riboflavin)
Difusi pasif
Niasin
Vitamin B6 (Piridoksin)
Difusi pasif
Menggunakan Na+
Vitamin B12
III.
PEMBAHASAN
3.1.
Fat Soluble Vitamin adalah vitamin yang larut dam lemak. Vitamin larut lemak ini
memiliki fungsi yang sangat penting dalam menjaga agar tubuh kita tetap sehat,
termasuk fungsi diferensiasi sel, fungsi sistem kekebalan tubuh dan juga berfungsi
untuk membantu menjaga tulang agar tetap kuat dan tidak keropos. Vitamin larut lemak
ini dapat disimpan oleh tubuh dalam hati dan kulit. Kelebihan vitamin yang larut dalam
lemak ini dapat berbahaya dan menyebabkan kerusakan sel tubuh kerana itu kita
disarankan untuk berhati-hati dengan suplemen diet yang terlalu banyak mengandung
Bitamin yang larut dalam lemak (Fat- soluble Vitamins).
Sebelum ditemukan vitamin yang larut dalam lemak, orang menduga bahwa lemak
hanya berfungsi sebagai sumber energi. Vitamin yang larut dalam lemak biasanya
ditimbun dalam tubuh dan karenanya tidak perlu disediakan setiap hari dalam makanan.
Absorpsi vitamin larut lemak yang normal ditentukan oleh absorpsi normal dari lemak.
Gangguan absorpsi lemak yang disebabkan oleh gangguan sistim empedu akan
menyababkan gangguan absorpsi vitaminvitamin yang larut lemak. Setelah diabsorpsi,
vitamin ini dibawa ke hepar dalam bentuk kilomikron dan disimpan di hepar atau dalam
jaringan lemak. Di dalam darah, vitamin larut lemak diangkut oleh lipoprotein atau
protein pengikat spesifik (Spesific Binding Protein), dan karena tidal larut dalam air,
maka ekskresinya lewat empedu, yang dikeluarkan bersama-sama feses.
3.2.
A.
Kita butuh beragam vitamin salah satunya adalah vitamin A. Vitamin A adalah salah
satu dari berbagai vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Vitamin A, yang juga dikenal
dengan nama retinol, merupakan vitamin yang berperan dalam pembentukkan indra
penglihatan yang baik, terutama di malam hari, dan sebagai salah satu komponen
penyusun pigmen mata di retina. Selain itu, vitamin ini juga berperan penting dalam
menjaga kesehatan kulit dan imunitas tubuh. Vitamin ini bersifat mudah rusak oleh
paparan panas, cahaya matahari, dan udara.Vitamin A penting untuk penglihatan
normal, pertumbuhan yang memadai, fungsi sistem kekebalan tubuh dan untuk
pembelahan sel dan diferensiasi.
Terdapat beberapa senyawa yang digolongkan ke dalam kelompok vitamin A, antara
lain:
retinol,
retinil palmitat,
retinil asetat.
Akan tetapi, istilah vitamin A seringkali merujuk pada senyawa retinol dibandingkan
dengan senyawa lain karena senyawa inilah yang paling banyak berperan aktif di dalam
tubuh. Vitamin A atau retinol dipercaya mempunyai dampak positif meningkatkan
pertumbuhan dan imunitas.
Fungsi dari vitamin A adalah : menjaga lapisan mukosa dalam tubuh, menjaga
penglihatan, dan mencegah hingga memulihkan penyakit rabun.
Sumber Vitamin A
Manfaat vitamin A
Beberapa manfaat vitamin A adalah:
B. Vitamin D
Kita butuh beragam vitamin salah satunya adalah vitamin D. Menurut Wikipedia,
ensiklopedia bebas, Vitamin D adalah grup vitamin yang larut dalam lemak
prohomon. Vitamin D dikenal juga dengan nama klasiferol. Penamaan ini
berdasarkan International Union of Pure and Applied Chemist (IUPAC). Di dalam
tubuh, vitamin ini banyak berperan dalam pembentukkan struktur tulang dan gigi yang
baik. Vitamin D dibutuhkan untuk menyerap dan memanfaatkan kalsium, yang menjaga
tulang dan gigi yang kuat. Vitamin D tidak ditemukan dalam banyak makanan kecuali
mereka telah difortifikasi. Biasanya, tubuh kita menghasilkan vitamin D saat kulit kita
terkena sinar matahari.
Bentuk vitamin D
Terdapat dua bentuk aktif dari vitamin ini, yaitu:
pada kulit manusia. Pada ginjal, vitamin D dikonversi menjadi bentuk aktif
yang disebut 1,25 dihydroxycholecalciferol.
Sumber vitamin D
Sumber vitamin D yang paling utama dapat diperoleh dari sinar matahari dan dari
berbagai makanan berikut ini:
Sayuran hijau
Jeruk
Strawberry
Tomat yang juga
kaya likopen
Brokoli
Minyak ikan cod
Salmon dan mackerel
Ikan tuna dan sardines
Sereal yang telah
diperkaya dengan vitamin D
telur, termasuk kuning
telurnya
Margarin yang telah
diperkaya dengan vitamin
Manfaat vitamin D
Beberapa manfaat vitamin D dapat disebutkan sebagai berikut:
Dosis vitamin D
Dosis aman mengkonsumsi vitamin D adalah:
usia 14-50 tahun , 5 microgram atau 200 internasional unit (IU) per
hari.
usia 51 -70 tahun, 10 microgram atau 400 IU per hari.
C.
Vitamin E
Sayur-sayuran, terutama
kecambah
Minyak gandum
Almond
Biji bunga matahari
Minyak bunga matahari
Kacang tanah dan
mentega kacang
Minyak jagung
Bayam
Brokoli
Minyak kedelai
Kiwi
Mangga
Susu
Mentega
Telur
Alfafa
Selada
Asparagus
Buncis
Ubi jalar
Manfaat vitamin E
Menurut dr Pericone yang membuat kita menua adalah peradangan atau inflamasi, hal
ini karena banyak serangan radikal bebas tetapi kurang perlawanan
Mungkin karena banyaknya manfaat dari vitamin ini yang mendukung harga suplemen
vitamin E relatif lebih mahal dibandingkan dengan suplemen vitamin yang lain.
Dosis vitamin E
Tidak lebih dari 1.000 miligram (1.500 IU) per hari. Sedangkan bila
D.
Vitamin K
dan kubis
Minuman sehat: seperti susu sapi, susu kedelai, teh hijau, wedang
kacang hijau
yoghurt
Manfaat vitamin K
Selain sebagai vitamin peningkat kesuburan, dan membantu pembekuan darah, vitamin
K juga mempunyai beberapa manfaat lain seperti:
senyawa insulin
dapat menekan proses pendarahan di hati yang seringkali muncul
paru
dapat meningkatkan kepadatan tulang sehingga terbentuk struktur
Dosis harian vitamin K yang disarankan adalah 22 IU untuk pria dan wanita di atas usia
19 termasuk wanita hamil, dan 28 IU untuk wanita menyusui.
3.3.
Ester vitamin E yang terdapat di dalam makanan dihidrolisis oleh enzim lipase dari
sekresi pankreas vitamin E yang disebabkan diserap bersama lipoid dan asam lemak
hasil pencernaan. Vitamin E mempergunakan misel yang dibentuk oleh asam lemak
dan garam empedu sebagai carrier dalam proses penyerapan, bersama dengan vitamin
A, Vitamin D, dan Vitamin K setelah diserap, transpor lebih lanjut dalam kilomikron
melalui jalur duktus toracicus, pada mamalia. Pada sepesies burung setelah diserap
vitamin E oleh patokimron kejalur vena potra. Ekskresi vitamin E ditemukan dalam
feses maupun urine.
4.
a.
1)
2)
Sakit kepala,
Mual,
Nyeri sendi,
Iritasi
Kerontokan rambut
b.
1.
depresi
kombinasi hipertensi dan kekurangan vitamin D dapat meningkatkan
kepadatan tulang.
2.
Akibat Kelebihan vitamin D
Kelebihan mengkonsumsi vitamin D dapat menyebabkan tubuh mengalami :
Batu ginjal
Hiperkalsemia (kelebihan kalsium dalam darah)
Diare
Berkurangnya berat badan
Muntah-muntah
Dehidrasi
Kanker kulit bila paparan sinar matahari berlebihan
c.
1.
2.
Meskipun pada umumnya vitamin E dianggap sebagai bahan yang cukup aman, namun
dalam beberapa kasus, kelebihan vitamin E menimbulkan:
d.
Keracunan
Sakit kelapa
Lelah
Pusing
Gangguan penglihatan
Kelebihan dan Kekurangan Vitamin K
1.
Kekurangan Vitamin K
Kelebihan Vitamin K
Kelebihan vitamin K terjadi bila vitamin K diberikan dalam bentuk berlebihan berupa
vitamin K sintetik menadion. Gejalanya adalah hemolisis sel darah merah, sakit kuning
(jaundice) dan kerusakan pada otak.
3.5.
Sebagian besar vitamin larut air merupakan komponen system enzim yang
banyak terlibat dalam membantu metabolism energy. Vitamin larut air biasanya tidak di
simpan di dalam tubuh dan di keluarkan melalui urin dalam jumlah kecil. Oleh sebab itu
vitamin larut air perlu di konsumsi tiap hari untuk mencegah kekurangan yang dapat
menggangu fungsi tubuh normal.
Vitamin larut air di kelompokan menjadi vitamin C dan vitamin B, viatamin B terdiri dari
8 faktor yang saling berkaitan fungsinya di dalam tubuh dan terdapat di dalam bahan
makanan yang hampir sama. Fungsi terkait ddalam proses metabolism sel hidup, baik
dalam tumbuh-tumbuhan maupun hewan sebagai koenzim atau kofaktor.
3.6.
Vitamin larut dalam air adalah vitamin yang hanya dapat disimpan dalam
jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama aliran makanan. Saat suatu
bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas akan masuk ke dalam aliran
darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila tidak dibutuhkan, vitamin ini akan
segera dibuang tubuh bersama urin. Oleh karena hal inilah, tubuh membutuhkan
asupan vitamin larut air secara terus-menerus.
Vitamin yang larut dalam air adalah:
Vitamin C
Vitamin B dengan 8 ragamnya (tiamin, riboflavin, niasin, asam
Tubuh tidak dapat memproduksi vitamin sendiri. Oleh karena itu, tubuh membutuhkan
asupan vitamin C dari makanan agar fungsi vitamin C dalam tubuh berjalan optimal.
Vitamin yang bisa digunakan sebagai bahan diet pengusir kerut ini berasal dari
sumber makanan antara lain:
stroberi,
tomat,
buah kiwi,
raspberi,
adas,
melon,
asparagus,
kentang
hati
Manfaat vitamin C
Banyak manfaat vitamin C bagi tubuh, diantaranya adalah:
3.7.
terutama disimpan di dalam hati, jantung dan ginjal. Simpanan riboflavin terutama
dalam bentuk FAD yang mewakili 70-90% vitamin tersebut.
Vitamin yang terikat pada protein ini dihidrolisis menjadi biostin yang diabsorpsi
bersama biotin dalam bagian atas usus halus. Biotin diabsorpsi secara aktif dalam
duodenum dan ileum bagian atas, serta disimpan atau digunakan setelah diubah
menjadi biotinil-5-adenilat di dalam hati, otot dan ginjal. Biostin dihidrolisis menjadi
biotin di dalam pelasma. Biotin dan metabolitnya dikeluarkan melalui urin dalam jumlah
6-50 ug/hari.
Asam pantotenat dikonsumsi sebagai bagian dari KoAyang oleh enzim pospatase
dalam saluran cerna dihidrolisis menjadi 4-fofopantotein dan asam pantotenat
kemudian diabsorpsi. KoA disintesis kembali di dalam sel-sel hati. Asam pantotenat
dikeluarkan melalui urin, terutama sebagai hasil metabolisme Koenzim A.
Sebelum diabsorpsi, vitamin B6 di dalam Makanan yang terutama terdapat dalam
bentuk fosforilasi dihidrolisis oleh enzim fosfatase di dalam usus halus . Di dalam hati,
ginjal, dan otak vitamin B6difosforilasi kembali untuk kemudian diubah menjadi bentuk
PLP oleh enzim oksidasi. Fosforilasi dan perubahan oksidatif vitamin B 6juga dapat
terjadi di dalam sel darah, daerah dimana PLP terikat pada hemoglobin. Sebanyak 50%
jumlah vitamin B6 dalam tubuh disimpan dalam otot. PLP dihati diikat oleh apoenzim
dan beredar di dalam darah dalam keadaan terikat dengan albumin. PLP yang tidak
terikat diubah menjadi asam piridoksat oleh enzim oksidase di dalam hati dan ginjal,
yaitu metabolit utama yang di keluarkan melalui urin.
3.8.
Akibat Kelebihan dan Kekurangan Vitamin Larut Air
1)
Pada orang dewasa skorbut terjadi setelah beberapa bulan menderita kekurangan
vitamin C dalam makanannya. Gejala gejalanya ialah pembengkakan dan pendarahan
pada gusi, gingivalis, kaki menjadi empuk, anemia, dan deformasi tulang.
Penyakit sariawan yang akut dapat disembuhkan dalam beberapa waktu dengan
pemberian 100 sampai 200 mg vitamin C per hari. Bila penyakit sudah kronik perlu
diperlukan waktu lebih lama untuk penyembuhannya dan suplai vitamin C yang lebih
ditingkatkan.
Dampak Kelebihan Vitamin C
Kelebihan vitamin C dari makanan tidak menimbulkan gejala. Tetapi mengkonsumsi
vitamin C berupa suplemen secara berlebihan tiap hari dapat menimbulkan
hiperoksaluria dan resiko lebih tinggi lagi terhadap batu ginjal. Dengan konsumsi 5-10gr
vitamin C baru sedikit asam askorbat dikeluarkan melalui urine. Resiko batu oksalat
dengan suplemen vitamin C dosis tinggi dengan demikian rendah, akan tetapi hal ini
dapat menjadi berarti pada seseorang yang mempunyai kecendrungan untuk
pembentukan batu ginjal. Tubuh hanya akan menggunakan vitamin C sejumlah yang
dibutuhkan. Kelebihan vitamin C justru akan menghambat metabolisme tubuh.
Kecukupan gizi (dosis) yang dianjurkan untuk vitamin C pada orang dewasa adalah 75
mg per hari untuk wanita dan 90 mg per hari untuk pria. Sedang untuk orang dewasa
perokok, dosis harian akan lebih besar yaitu 110 mg untuk wanita dan 125 mg untuk
pria.
Dosis yang lebih tinggi mungkin akan dibutuhkan saat sedang stres, demam, atau
menderita infeksi. Seseorang akan mengalami overdosis vitamin C jika mengkonsumsi
200-500 mg per hari dalam jangka lama.
Overdosis vitamin C dapat menyebabkan diare, gas pada perut, atau sakit perut. Efek
samping lain meliputi kram perut, mual, diare, dan peningkatan risiko terjadinya batu
ginjal. Dalam jumlah besar, vitamin C dapat mengurangi tingkat tembaga dalam tubuh.
Orang dengan penyakit kelebihan zat besi harus menghindari kelebihan vitamin C
karena vitain ini akan meningkatkan penyerapan zat besi. Individu yang memiliki batu
ginjal juga harus lebih waspada terhadap overdosis vitamin C.
a.
Menyebabkan kematian
Sembelit
Pada Bayi
Kekurangan Vitamin
B1a.
Lemas
b.
Hilangnya refleks
Gangguan absorbsi
Kegelisahan, gangguan
tidur.
Kelebihan Vitamin B1
Gemetar
Abnormalitas detak
jantung
b.
B6
Kekurangan vitamin
Anemia
Kejang
Gatal-gatal
Gangguan ginjal
Kulit bersisik
Kelebihan Vitamin
B6
Mengganggu
pertumbuhan janin
Pada Bayi
Kekurangan vitamin B6
Kekurangan vitamin B6
pada bayi dapat
menyebabkan kejang dan
anemia.
Keterbelakangan
mental yang berat
Kelebihan Vitamin
B6a.
menyebabkan
kerusakan saraf yang hebat,
dimana terjadi kerusakan
sebagian urat saraf tulang
belakang.
Pada anak
Kekurangan vitamin B6
Kulit bersisik
Gatal-gatal
Terganggunya
pertumbuhan gigi
Sariawan
Kelebihan Vitamin B6
Kesulitan dalam
berjalan, karena
mempengaruhi saraf.
Pada remaja
Kekurangan vitamin B6
Kulit bersisik
Gatal-gatal
Gangguan ginjal
Pada Dewasa
Kelebihan Vitamin B6
Kekurangan vitamin B6
Kulit bersisik
Bengkeng
Anemia
Ganggguan ginjal
c.
Kelebihan Vitamin B6
Kekurangan vitamin B6
Melahirkan prematur
Cacat tabung saraf janin
Tabung saraf tidak menutup dengan sempurna, sehingga
otak bayi akan terpapar cairan ketuban.
Anemia
Keguguran
Pada Bayi
Kekurangan vitamin B9
1.
Kecacatan pada otak dan sumsum tulang belakang
2.
Bayi lahir dengan bibir sumbing
Gangguan jantung
Emosinya tinggi
d.
Pada Bayi
Kekurangan vitamin B12
Anemia
Refleks menurun
Diare
Pada anak
Kekurangan vitamin B6
Anemia
Refleks menurun
Menyebabkan kebodohan
Pada remaja
Kekurangan vitamin B6
Mudah marah
Kerusakan saraf
Pada Dewasa
Kekurangan vitamin B12
Anemia
Gangguan pendengaran
IV.
Kesimpulan
PENUTUP
1.
Pengertian Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina yang sangat
penting dan sangat dibutuhkan oleh tubuh, karena vitamin berfungsi untuk membantu
pengaturan atau proses kegiatan tubuh (vitamin mempunyai peran sangat penting
dalam metabolisme tubuh), karena vitamin tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Jika
manusia, hewan dan ataupun makhluk hidup lain tanpa asupan vitamin tidak akan
dapat melakukan aktivitas hidup dengan baik, kekurangan vitamin menyebabkan tubuh
kita mudah terkena penyakit.
2.
Berdasarkan kelarutannya, vitamin digolongkan dalam dua kelompok, yaitu
vitamin yang larut dalam lemak dan vitamin yang larut dalam air, karena yang pertama
dapat diekstraksi dari bahan makanan dengan pelarut lemak dan yang terakhir dengan
air. Beberapa vitamin larut lemak adalah vitamin A, D, E, dan K, yang hanya
mengandung unsur- unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Vitamin yang larut dalam air
terdiri atas asam askorbat (C) dan B-komplek (B1 sampai B12), yang selain mengandung
unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen, juga mengandung nitrogen, sulfur atau kobalt.
3.
Beberapa vitamin berfungsi langsung dalam metabolisme penghasilan energi
Jalur metabolisme yang menghasilkan energi untuk mendukung kerja sel diantaranya
adalah glikolisis, siklus kreb, transport elektron, dan oksidasi.
4.
Vitamin yang larut lemak atau minyak, jika berlebihan tidak dikeluarkan oleh,
tubuh, melainkan akan disimpan. Sebaliknya, vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin
B kompleks dan C, tidak disimpan, melainkan akan dikeluarkan oleh sistem
pembuangan tubuh. Akibatnya, selalu dibutuhkan asupan vitamin tersebut setiap hari.
Vitamin yang alami bisa didapat dari sayur, buah dan produk hewani. Seringkali vitamin
yang terkandung dalam makanan atau minuman tidak berada dalam keadaan bebas,
melainkan terikat, baik secara fisik maupun kimia. Proses pencernaan makanan, baik di
dalam lambung maupun usus halus akan membantu melepaskan vitamin dari makanan
agar bisa diserap oleh usus. Vitamin larut lemak diserap di dalam usus bersama
dengan lemak atau minyak yang dikonsumsi.
Vitamin diserap oleh usus dengan proses dan mekanisme yang berbeda. Terdapat
perbedaan prinsip proses penyerapan antara vitamin larut lemak dengan vitamin larut
air. Vitamin larut lemak akan diserap secara difusi pasif dan kemudian di dalam dinding
usus digabungkan dengan kilomikron (lipoprotein) yang kemudian diserap sistem
limfatik, baru kemudian bergabung dengan saluran darah untuk ditransportasikan ke
hati. Sedangkan vitamin larut air langsung diserap melalui saluran darah dan
ditransportasikan ke hati.
DAFTAR PUSTAKA
Suhardjo dan M. Kusharto, Clara. 1992. Prinsip-prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta : Kanisius.
Yuniastuti, Ari. 2007, Gizi dan Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
http://diajengsurendeng.blogspot.com/2012/01/jenis-vitamin-yang-larutdalam-lemak.html
http://ridwanaz.com/kesehatan/pengertian-vitamin-jenis-jenis-vitaminsumber-sumber-vitamin/
http://purwatiwidiastuti.wordpress.com/2012/05/12/kesehatan-mata-danvitamin-a/
http://purwatiwidiastuti.wordpress.com/2012/05/13/mencegah-flu-denganvitamin-d/
http://purwatiwidiastuti.wordpress.com/2012/05/13/merawat-kecantikandengan-vitamin-e/
http://purwatiwidiastuti.wordpress.com/2012/05/13/mempercepa