Anda di halaman 1dari 42

STEROID

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI


SENYAWA STEROID DARI KULIT
BATANG TUMBUHAN MAJA
(Aegle marmelos
Correa)
KELOMPOK(L.)
2

Annita Karunia Savitri | M. Dimas


Septeyadi
Sumi Sumiati| Whasfi
Velasufah

CIRI UMUM STEROID

PENGERTIAN STEROID

Steroid adalah senyawa organik lemak sterol


tidak terhidrolisis yang dapat dihasilkana dari
reaksi penurunan dari terpena atau skualena.
Steroid mempunyai struktur dasar yang
terdiri dari 17 atom karbon yang membentuk
tiga cincin sikloheksana dan satu cincin
siklopentana.

STRUKTUR STEROID
TERDIRI ATAS 3 CINCIN PIRAN DAN 1 CINCIN FURAN
17 ATOM KARBON
Kerangka Dasar Sama = SIKLOPENTANO PERHIDROFENANTREN

1,2-Siklopenteno-perhidrofenantren
Kerangka dasar karbon steroid

Struktur Senyawa Steroid dan


Kereaktifannya

Gambar 1.
Steroid
Struktur
Perbedaan
antara berbagai kelompok steroid
ditentukan pada subtituen R1, R2, dan R3
Perbedaan dalam satu kelompok tergantung
juga pada :

Panjang subtituen R1
Gugus fungsi subtituen R1, R2, dan R3
Jumlah dan posisi ikatan rangkap

STEREOKIMIA STEROID

Asal Usul Steroid


Steroid yang terdapat di alam berasal dari triterpenoid.
Steroid dalam jaringan hewan berasal dari triterpenoid lanosterol
Steroid dalam jaringan tumbuhan berasal dari triterpenoid
sikloartenol.

Gambar 1. Lanosterol

Gambar 2. Sikloartenol
(Sumber : Chemspider.com)

Asal Usul Steroid

Secara umum telah dikenali bahwa semua steroid pada


hewan bersumber dari lanosterol, sedangkan sikloartenol
adalah precursor dari steroid-steroid yang terdapat pada
tumbuh-tumbuhan.

Hasil deduksi ini berdasarkan 3 fakta yaitu :


1. Sikloartenol digunakan dalam pembentukan steroid
tumbuhan (fitosterol)
2. Sikloartenol banyak ditemukan dalam tumbuhan sedangkan
lanosterol jarang.
3. Jaringan hati tidak dapat menggunakan sikloartenol sebagai
pengganti lanosterol dalam pembuatan kolesterol dan
setroid lainnya.

Klasifikasi Senyawa Steroid Pada Makhluk Hidup Melalui


Proses Biosintesisnya
Serangga
Bertulang
Belakang

Ecdysteroids seperti
ecdysterone
Steroid hormon
Hormon Seks
Kortikosteroid
Steroid Anabolik
Kolesterol

Phytosterols
Brassinosteroids

Ergosterol

Steroid Pada
Serangga

Ecdysteroids seperti
ecdysterone

Sebuah ekdisteroid adalah jenis hormon steroid


pada serangga yang berasal dari modifikasi
enzimatik kolesterol
Ecdysone dan 20-hydroxyecdysone mengatur
molts larva, onset pembentukan puparium, dan

Steroid Pada Hewan Bertulang


Belakang

Steroid seks adalah subset dari hormon


seks yang menghasilkan perbedaan jenis
kelamin atau dukungan reproduksi .
Mereka termasuk androgen , estrogen,
dan progestagens
Kortikosteroid termasuk glukokortikoid
dan mineralokortikoid . Glukokortikoid
mengatur banyak aspek metabolisme
dan fungsi kekebalan tubuh , sedangkan
mineralokortikoid membantu
mempertahankan volume darah dan
mengontrol ginjal ekskresi elektrolit
Steroid anabolik adalah kelas steroid
yang berinteraksi dengan reseptor
androgen untuk meningkatkan otot dan
tulang sintesis

Steroid
Hormon
Steroid
Seks

Kortikostero
id

Steroid
Anabolik

Steroid Pada Hewan Bertulang


Belakang

Kolesterol

Semua sel hewan memproduksi kolesterol dengan


tingkat produksi relatif bervariasi menurut jenis sel
dan fungsi organ. Sekitar 20-25% dari produksi total
kolesterol harian terjadi di hati ; situs lain dari tingkat
yang lebih tinggi sintesis termasuk usus , kelenjar
adrenal , dan organ reproduksi.

Steroid Pada
Tumbuhan

Phytoster
ols

Phytosterol merupakan senyawa steroid mirip


dengan kolesterol yang terjadi pada tanaman dan
berbeda hanya dalam rantai samping karbon dan /
atau ada tidaknya ikatan ganda.

Steroid Pada
Tumbuhan

Brassinosteroi
ds

Brassinosteroids (BRs) adalah kelas


polyhydroxysteroids yang telah diakui sebagai
hormon tanaman. Diperoleh dari hasil isolasi
serbuk sari dari Brassica napus

Steroid Pada Jamur

Ergosterol

Ergosterol
(ergosta-5
,7,22-trien-3-ol)
adalah sterol yang ditemukan dalam jamur, dan
nama untuk ergot Ini adalah komponen dari ragi
dan jamur membran sel , melayani fungsi yang
sama kolesterol melayani dalam binatang sel .

BIOSINTESIS
O

CH3 C

CH3 C

O
CH3 C

SCoA

SCoA

Asetil Coenzim A

2 NAP+ + CoA-HS
CH2
C
H3C

SCoA

CH3 C

SCoA

Asetoasetil CoA

O
HO

H2
C

2 NADPH + 2 H+
O

H2
CH2 C OH

HO

OH

Asam Mevalonat

O
CH2
C
H3C

CH2 C

SCoA

OH

Hidroksi - Metil Glutaril CoA

3 ATP
3 ADP
O
HO

H2
C
H3C

H2
C

H2
C O

OPO3H

O
P

O
O

O-

Asam 3-Posfo-5-Pirofospo Mevalonat

P
O-

CO2
O-

H2PO4

H2C
C
H3C

H2 H2
C C O

O
P
O-

O
O

P
O-

3-Metil-3-butenil-Pirofosfat

O-

OPP

OPP

DMAP

GERANIL PIROFOSFAT

OPP
IPP

ISOPREN
DMAP / IPP

OPP
FARNESIL PIROFOSFAT

PPO
OPP

2MOL FARNESIL PIROFOSFAT

SESQUITERPEN

-2 OPP

H+ O
SKUALEN

2,3-EPOKSI SKUALEN

+H
H

H
CH2
H
HO

H
HO

- H+

HO

- H+

HO
Sikloartenol

Lanosterol

-3C

FITOSTEROL

KOLESTEROL
HO

H
H

R2
HO

R3

LANOSTEROL

H
H

H
H
H

HO

H
SIKLOARTENOL

STEROID

R1

FUNGSI-FUNGSI STEROID
Pada umunya steroid berfungsi sebagai hormon
Dapat digunakan sebagai obat

Secara rinci beberapa manfaat steroid pada tumbuhan


adalah sebagai berikut :
* meningkatkan laju perpanjangan sel tumbuhan
* menghambat penuaan daun (senescence)
* mengakibatkan lengkuk pada daun rumput-rumputan
* menghambat proses gugurnya daun
* menghambat pertumbuhan akar tumbuhan
* meningkatkan resistensi pucuk tumbuhan kepada stress
lingkungan
* menstimulasi perpanjangan sel di pucuk tumbuhan
* merangsang pertumbuhan pucuk tumbuhan
* merangsang diferensiasi xylem tumbuhan
* menghambat pertumbuhan pucuk pada saat kahat udara
dan endogenus karbohidrat.

SIFAT-SIFAT STEROID
Beberapa contoh reaksi steroid yang dipengaruhi oleh faktor
stereokimia molekul akan diuraikan dibawah ini
1. Pengaruh Konformasi Terhadap Kestabilan
Pada sikloheksan monosiklik kesetimbangan konformasi
mudah dicapai, dimana substituen yang besar ukurannya
akan mengambil kedudukan ekuatorial. P
Pada turunan sikloheksan berikut, kesetimbangan mudah
dicapai dimana substituen R yang ukurannya lebih besar
daripada hidrogen akan mengambil kedudukan ekuatorial
daripada aksial

2. Pengaruh Konformasi Terhadap Esterifikasi

Berbagai reaksi esterifikasi, yang lazim dikenal, dapat


pula digunakan dalam steroid.

Pada Umumnya Reaksi Esterifikasi :

R-OH + CH3CO-O-COCH3 R-OOOCH3


Anhidrida Asetat
Ester Asetat
R-OH + C6H5-CO-Cl R- OCOC6H5
Benzoil Klorida
Ester Benzoat
R-OH + CH3C6H4-SO2Cl R-OSO2C6H4CH3
Toluen-p-Sulfonnil Klorida Ester Toluen-pSulfonat
R-OH + C2H5O-CO-Cl R-OCO-OC2H5
Etil Kloroformat
Ester Katilat

(Lanjutan)

Laju
esterifikasi
gugus
hidroksil yang terdapat pada
posisi
yang
berlainan
seringkali
berbeda
pula.
Perbedaan laju esterifikasi ini
disebabkan oleh halangan
ruang (faktor sterik) yang
menghalangi
terjadinya
serangan
pada
gugus
hidroksil itu.

Kereaktifan
suatu
gugus
hidroksil
terhadap
reaksi
esterifikasi
ditentukan
oleh
orientasi gugus itu, aksial atau
ekuatorial.
Tanpa
kecuali,
gugus hidroksil yang ekuatorial
lebih
mudah
diesterifikasi
daripada gugus hidroksil yang
aksial, yang terikat pada posisi
yang sama.

3. Hidrolisa Ester Steroid


Salah satu reaksi ester yang terpenting ialah hidrolisis dalam suasana
basa (saponifikasi) yang menghasilkan alkohol.
Hidrolisis ini biasanya dilakukan dengan jalan memanaskan ester steroid
dengan natrium hidroksida atau kalium hidroksida dalam metanol atau
etanol. Dengan reaksi umum sebagai berikut:

Seperti pada esterifikasi, kereaktifan ngugus ester dari


molekul steroid terhadap hidrolisa tergantung pada
konformasi dan keadaan lingkungan dari gugus itu.
Umumnya gugus ester yang ekuatorial
dihidrolisis daripada gugus ester aksial

lebih

mudah

3. Oksidasi Steroid

Oksidasi alkohol sekunder menjadi keton dapat


dilakukan dengan menggunakan berbagai oksidator
Oksidator yang biasa digunakana ialah kromium
trioksida dalam asam asetat glasial.
Pada oksidasi alkohol sekunder dari steroid dengan
asam kromat. Gugus hidroksil yang aksial lebih
mudah
dioksidasi
daripada
gugus
hidroksil
ekuatorial.

ABSTRAK
The isolation of steroid compounds from bark of Aegle marmelos (L.) Correa
has been carried out by methanol solvent using maceration technique. The
crude extract formed was extracted partition by n-hexane-water (1:1). The
extract of n-hexane yielded was put into column chromatography by using
silica gel 60 G (Art Merck107734) 30-70 mesh. It was eluted with n-hexaneethyl acetate with comparison (7:3, v/v). n-hexane-ethylacetate (7:3) fraction
yielded crystal. The crystal resulted form white needle amount 18 mg with
m.p 170-171oC. Crystal was analyzed with the infrared and NMR-1H
spectroscopy. The result of analysis shown that the compound was assumed
to be steroid and the basis of comparison of its spectrum with literature data
thec ompound was stigmasterol.
Keywords : A. marmelos, Rutaceae, Steroid, Stigmasterol

PENDAHULUAN

Tumbuhan Aegle marmelos (L.)


Correamerupakan salah satu
jenis tumbuhan obat yang
terdapat
di
hutan
tropis
Indonesia.
Tumbuhan
ini
memiliki beberapa nama daerah
seperti maja,gelepung, maja
gedang, maja lumut, maja
pahit,maja paek, dan maos.

Aegle
marmelosberupapohon
dengan batang lurus, sampai
300 m di ataspermukaan laut,
dahan banyak duri. Durinya ada
didalam ketiak daun dengan
panjang 2-3 cm(Sastroamidjojo,
1997).

PENDAHULUAN

Bagian dari tumbuhan ini banyak


digunakansebagai obat tradisional.
Daun tumbuhan A.marmelos
menghasilkan essensial oil
yangmempunyai aktivitas antifungal
(Rana et al., 1997).

Ekstrak
metanol
dari
daunA.
Marmelos menunjukkan aktivitas
antiviral
dengan
mortalitas75%
pada
dosis
150
mg/kg
BB
(Balasubramanian et al., 1997),

menunjukkan
aktivitas
toksit(Veerappanet al., 2007),

menunjukkan aktivitas analgesik


(Shankarananthet al., 2007).

PENDAHULUAN

Berbagai hasil penelitian mengenai


kandungan kimia pada tumbuhan
ini telah dilaporkan. Lebih dari 30
senyawa telah diidentifikasi dari
daun
Aegle
marmelostelah
dilaporkan.

Hasil uji fitokimia yang telah


dilakukan
menunjukkan
bahwa
dalam
kulit
batang
A.
marmelosmengandung
senyawa
golongan
steroid.
Beberapa
senyawa
steroid
mempunyai
aktivitas
seperti
sebagai
antiinflamasi (Frotan et al., 1983)

1. ALAT DAN BAHAN

ALAT

BAHAN

3. PROSEDUR KERJA
.

3. PROSEDUR KERJA
(lanjutan)

HASIL PEMBAHASAN
Isolat murni yang diperoleh dari fraksi
n-heksana sebanyak 18 mg berupa
kristal berwarnaputih berbentuk
jarum dengan titik leleh 170-171oC.
Uji fitokimia dengan menggunakan
pereaksi Liebermann-Burchard
memberikan warna hijau,
menunjukkan bahwa isolat tersebut
positif steroid.

HASIL PEMBAHASAN

Spektrum inframerah (Gambar 1) menunjukkan bahwa isolat menyerap


pada bilangan gelombang yang karakteristik yaitu v 3429,6 cm -1 yang
diduga adalah serapan uluran untuk gugus O-H (3200-3550 cm -1). Dugaan
ini diperkuat oleh adanya serapan pada daerah bilangan gelombang v
1054,2 cm-1 yang menunjukkan uluran C-OH siklik (990-1060 cm-1). Pita
serapan ini memberikan gambaran bahwa senyawa isolat merupakan suatu
senyawa siklik (steroid) yang mengandung gugus OH. Adanya pita tajam
dengan intensitas kuat pada bilangan gelombang v 2956,5 cm-1 merupakan
uluran C-H dari CH3 dan pada bilangan gelombang v
2871,6 cm-1
merupakan uluran C-H dari CH2. Ha lini diperkuat dengan adanya serapan
pada bilangan gelombang 1371,2 cm-1 yang menunjukkan tekukan C-H

Pita serapan pada daerah bilangan gelombang v 1654,9 cm-1


ditimbulkan dari gugus C=C non konjugasi(1620-1680 cm-1. Pita
serapan pada bilangan gelombang 969,3 cm-1 dan 835,5 cm-1
menunjukkan tekukan -C-H dari 22 dan 5. Dari data inframerah
diinterpretasikan bahwa senyawa isolat mengandung inti siklik,
adanya gugus hidroksi (OH), dan ikatan rangkap (ena).
37

Spektrum NMR-1H (Gambar 2)


menunjukkan adanya terdapat dua
singlet pada H 1,259 dan H1,059
yang diduga merupakan group metal
pada C-19 dan C-18. Doublet pada
H 5,323; 5,372 dihasilkan oleh
proton pada 22 sedangkan triplet
pada H 5,092 dihasilkan oleh
proton pada C-6. Suatu multiplet
yang terjadi pada H3,25-3,90
dihasilkan oleh proton aksial pada C3.

HASIL PEMBAHASAN
Bila dibandingkan dengan spektrum
NMR-1H standar senyawa sterol,
spektrum ini mirip dengan senyawa
stigmasterol seperti terlihat pada
Gambar 3.

Spektrum NMR-1H yang mirip dengan


spektrum database stigmasterol
sehingga struktur molekul senyawa
yang disarankan adalah sebagai
berikut :

KESIMPULAN
1. Uji fitokimia terhadap fraksi vial 15-22 dengan pereaksi
Liebermann-Burchard
memberikan
warna
hijau,
menunjukkan bahwa isolat adalah senyawa steroid
2. Spektrum inframerah mempunyai beberapa serapan
karakteristik
seperti
O-H
pada
daerahbilangan
gelombangv
3429,6
cm-1
yang
diperkuat
oleh
serapanv1054,2 cm-1; C-Hpada 2871,6 - 2956,5 cm-1
merupakan serapan ulur dari CH2dan CH3 yang diperkuat
oleh 1371,2 - 1460,1 cm-1 merupakan serapan tekukan
dari CH3dan CH2; CC nonkonjugasi pada 1654,9 cm-1
22
diperkuat
969,3 cm-1 untuk
C-H (pada
)
Spektrum
NMR oleh
- 1H menunjukkan
dua singlet
H 1,259
3. yang
5
dan
835,5
cm-1
untuk (CH
C-H
(pada
). 5,323; 5,372
(CH-19)
dan
1,059
-18),
doublet
3

(proton pada 22), triplet H 5,092 (H-6) dan suatu


multiplet H 3,25-3,90 dihasilkan oleh proton aksial H-3.
4. Dari
keseluruhan
data
spektrum
yangdiperoleh
disarankan bahwa senyawa hasil isolasi adalah senyawa
steroid golongan sterol yang memiliki gugus ena
terkonjugasi.Spektrum NMR - 1H yang mirip dengan
spektrum database stigmasterol

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai