PRAKTIKUM FITOKIMIA
POLITEKNIK KALTARA
TARAKAN
2022
A. Simplisia
Uraian Simplisia
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
division (phylum) : Spermatophyta
class : Dicotyledoneae
order : Piperales
family : Piperaceae
Gambar simplisia (utuh) genus : Piper
species : Piper aduncum L
TIDAK ADA
TIDAK ADA
B. Pengeringan Simplisia
( + ) Dan
ALKALOID
(-)
TANIN (+)
SAPONIN (-)
TERPENOID (-)
STEROID (+)
SKRINING FITOKIMIA
I. ALKALOID
A. Uji skrining fitokimia senyawa golongan alkaloid dilakukan dengan menggunakan
metode Culvenor dan Fitzgerald.
1. Bahan tanaman segar sebanyak 5-10 gram diekstraksi dengan kloroform beramonia
lalu disaring.
2. Selanjutnya ke dalam filtrat ditambahkan 0,5-1 ml asam sulfat 2N dan dikocok
sampai terbentuk dua lapisan.
3. Lapisan asam (atas) dipipet dan dimasukkan ke dalam tiga buah tabung reaksi.
Tabung reaksi yang pertama ditambahkan dua tetes pereaksi Mayer, tabung reaksi
kedua ditambahkan dua tetes pereaksi Dragendorf dan dalam tabung reaksi yang
ketiga dimasukkan dua tetes pereaksi Wagener.
4. Adanya senyawa alkaloid ditandai dengan terbentuknya endapan putih pada tabung
reaksi yang pertama dan timbulnya endapan berwarna coklat kemerahan pada tabung
reaksi kedua dan ketiga.
II. TANIN
A. Uji pereaksi FeCl3
1. Dua ml ekstrak air dari suatu bagian tanaman ditambahkan ke dalam 2 ml air suling.
2. Selanjutnya, larutan ekstrak tersebut ditetesi dengan satu atau dua tetes larutan FeCl 3
1%.
3. Adanya kandungan tanin ditandai dengan timbulnya warna hijau gelap atau hijau
kebiruan.
B. Uji Gelatin
Esktrak bagian tanaman mengandung tanin jika terbentuk endapan putih, setelah diberi
larutan gelatin 1% yang mengandung NaCl 10%.
III. FLAVONOID
Sebanyak 1 g serbuk simplisia ditambahkan dengan etanol 95% sampai semua sampel
terendam dan dipanaskan. Lapisan atas dipipet dan ditambahkan dengan HCl pekat 2 N
dan serbuk Mg. Jika terbentuk endapan warna merah, maka sampel positif mengandung
flavonoid.
IV. ANTRAKUINON
Sebanyak 1 g ekstrak ditambah 10 ml KOH 0,5 M dan 1 ml hidrogen peroksida 5%
dipanaskan selama 10 menit, kemudian disaring, diasamkan dengan asam asetat, dan
diekstraksi dengan 5 ml
benzena. Lapisan benzena dipisahkan dan ditambahkan amoniak. Hasil positif
ditunjukkan jika pada lapisan amoniak terbentuk warna merah dan lapisan benzena tidak
berwarna
VI. SAPONIN
Sebanyak 0,5 g sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 10 ml air
panas, didinginkan dan kemudian dikocok kuat-kuat selama 10 detik (jika zat yang
diperiksa berupa sediaan cair, diencerkan 1 ml sediaan yang diperiksa dengan 10 ml air
dan dikocok kuat-kuat selama 10 menit). Reaksi positif jika terbentuk buih yang mantap
selama tidak kurang dari 10 menit, setinggi 1 cm sampai 10 cm. Pada penambahan 1 tetes
asam klorida 2 N buih tidak hilang.
PEMBUATAN BAHAN/PEREAKSI
1. Kloroform beramonia
Amonia 1 ml pekat 28% ditambahkan ke dalam 250 ml kloroform. Kemudian
dianhidrasi dengan penambahan 2,5 gram Natrium sulfat anhidrat dan disaring.
2. Mayer
HgCl2 sebanyak 1,5 gram dilarutkan dengan 60 ml akuades. Di tempat lain dilarutkan
KI sebanyak 5 gram dalam 10 ml akuades. Kedua larutan yang telah dibuat tersebut
kemudian dicampur dan diencerkan dengan akuades sampai volume 100 ml. pereaksi
Mayer yang diperoleh selanjutnya disimpan dalam botol gelap.
3. Dragendorf
Bismuth subnitrat sebanyak 1 gram dilarutkan dalam campuran 10 ml asam asetat
glasial dan 40 ml akuades. Di tempat lain 8 gram KI dilarutkan dalam 20 ml akuades.
Kedua larutan yang telah dibuat dicampur kemudian diencerkan dengan akuades
sampai volumenya 100 ml
4. Wagner
KI sebanyak 2 gram dan iodine sebanyak 1,3 gram kemudia dilarutkan dengan
akuades sampai volumenya 100 ml kemudian disaring. Pereaksi Wagner ini juga
harus disimpan dalam botol yang gelap.
5. Pereaksi Besi (III) Klorida 1%
1 g FeCl3 dilarutkan dalam akuades hingga volume 100 ml, larutan dipindahkan
kedalam erlenmeyer
6. Pereaksi Liebermann-Burchard
Pereaksi Liebermann-Burchard terdiri dari anhidrida asam asetat (p.a) dan asam sulfat
(p.a) dengan perbandingan 3:1.
F. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Tujuan dilakukannya KLT
1. Pemisahan senyawa dari kelompok senyawa (Proses isolasi)
2. Identifikasi zat terkandung dalam senyawa
3. Mencari eluen yang cocok untuk kromatografi kolom
4. Identifikasi simplisia
Identifikasi letak noda hasil KLT dapat ditetapkan dengan:
1. Pengamatan langsung (visual)
2. Pengamatan dengan cahaya Ultra Violet
3. Disemprot/ Penampak noda yang sesuai
4. Identifikasi zona hambat pada medium pertumbuhan bakteri bagi noda dengan
aktifitas antibakteri
Prosedur Kerja
1. Alat
a. Gelas ukur
b. Corong
c. Kertas saring
d. Pipet tets
e. Lempeng KLT
f. Chamber
g. Pipa kapiler
h. Lampu UV 254 & 366 nm
i. Spray kaca
j. Kompor listrik + Plat logam
2. Bahan
a. Ekstrak
b. N-Heksan
c. Etyl asetat
d. Kloroform
e. Metanol
f. Asam sulfat P
3. Cara Kerja
a. Siapkan ekstrak/fraksi uji (Larutkan dan encerkan dalam pelarut yang sesuai)
b. Siapkan lempeng KLT, potong-potong menjadi bagian yang kecil kira-kira
7x1 cm
c. Beri tanda dengan pensil batas bawah (tempat awal penotolan, kira-kira 1 cm
dari ujung plat) dan batas atas (0,5 cm dari bagian atas plat)
d. Totolkan ekstrak dengan menggunakan pipa kapiler. Keringkan sebentar di
udara terbuka
e. Isi chamber yang telah dibersihkan dan dikeringkan dengan eluen setinggi 0,5
cm. Jenuhkan chamber dengan memberikan kertas saring yang dijulurkan dari
dasar hingga atas chamber. Cahmber dianggap jenuh bila seluruh kertas saring
telah terbasahi.
f. Masukkan plat yang telah ditotolkan ekstrak. Elusi sampai tanda batas atas.
g. Amati bercak/noda yang terbentuk secara visual, dibawah lampu UV dan
disemprotkan dengan penampak bercak yang sesuai
h. Identifikasi bercak yang nampak
i. Hitung Rf untuk semua bercak yang nampak
Contoh:
Hasil Praktikum
1. Menggunakan Eluent Eter : Etil Asetat (3:1)
Gambar Penampak
bercak
Gambar visual Gambar UV
Gambar Penampak
bercak
Gambar visual Gambar UV
Gambar Penampak
bercak
Gambar visual Gambar UV
Ekstrak etanol kering yang didapat dari maserasi diambil sebanyak 5 gram, dipartisi padat
cair dengan menggunakan pelarut dietil eter sebanyak 25 ml, ketika hasil partisi telah
sempurna kemudian dipartisi kembali dengan pelarut etil asetat sebanyak 25 ml, ketika
hasil partisi telah sempurna kemudian dipartisi kembali dengan n-Butanol sebanyak 25
ml.
Partisi padat-cair
Pelarut dietil eter
Partisi padat-cair
Pelarut etil asetat
Partisi padat-cair
Pelarut n-Butanol