Anda di halaman 1dari 17

LEMBAR KERJA

PRAKTIKUM FITOKIMIA

Nama : KAJOL AYUSARI


NIM : 48401020010

POLITEKNIK KALTARA
TARAKAN
2022
A. Simplisia

Uraian Simplisia

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
division (phylum) : Spermatophyta
class : Dicotyledoneae
order : Piperales
family : Piperaceae
Gambar simplisia (utuh) genus : Piper
species : Piper aduncum L

TIDAK ADA

Gambar Bunga Gambar Daun Gambar Batang

TIDAK ADA

Gambar Buah Gambar Biji Gambar Akar

Kandungan kimia (Berdasarkan literatur):


Kandungan kimia dari daun sirih hijau yang tumbuh di bali dengan metode GC-
MS.hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak sirihh mempunyai 31 senyawa yang
komponen utama nya yaitu eugenol( 25,03%),asam 2-5 dimetilbenzoat ( 12.08%) 1,2,3,4
4a,5,6 ,8a-oktahidro4a-metilnaftalena (13,43%).

Manfaat dibidang kesehatan (Berdasarkan literatur)


Daun sirih merupakan tanaman tradisional yang telah diketahui efektif dalam
mengobati berbagai jenis penyakit secara tradisional,seperti karies gigi.dan dalam studi
farmakologi daun sirih hijau dapat digunakan sebagai obat analgesik anti bisul,anti
alergi,anti bakteri

B. Pengeringan Simplisia

Berat simplisia basah : 1.200 gram


Berat simplisia kering : 350 gram
Bobot susut : Berat simplisia basah – berat simplisia kering
: 1.200 gram – 350 gram = 850 gram
% Bobot susut : Bobot susut/berat simplisia basah x 100%
: 850 gram / 1.200 gram x 100% = 70,83%

Gambar simplisia basah Gambar simplisia kering


C. Ekstraksi 1

Metode ekstraks : Maserasi


Pelarut : Etanol 95%
Volume pelarut : 995 ml
Berat sampel : 35 gram
Volume ekstrak cair : 950 ml
Bobot ekstrak kental/Kering : 7,1 gram

Gambar proses ekstraksi


D. Ekstraksi 2

Metode ekstraksi : Reflux


Pelarut : Air
Volume pelarut : Secukupnya
Berat sampel : Secukupnya
Volume ekstrak cair : Tidak di dapat hasil ekstrak murni dikarenakan waktu yang singkat

Gambar proses ekstraksi Gambar ekstrak cair


E. Skrining Fitokimia
Identifikasi Pereaksi Warna Hasil (+/-) Keterangan
Tidak terbentuk
Alkaloid Mayer Endapan putih (-)
endapan putih
Endapan
Tidak terbentuk
Alkaloid Dragendorf cokelat (-)
endapan
kemerahan
Endapan Terbentuk
Alkaloid wagener cokelat (+) endapan cokelat
kemerahan pudar
Menunjukkan
Hijau gelap/
Tanin FeCl 1% (+) warna hijau
hijau kebiruan
gelap
Tidak terbentuk
Tanin Gelatin 1% Endapan putih (-)
endapan
Tidak
Lieberman -
Terpenoid Warna merah (-) menunjukkan
Burchard
warna merah
Lieberman - Menunjukkan
Steroid Warna biru (+)
Burchard warna biru
Saponin Dikocok Busa 1 cm (-) Busa menghilang
Dikocok + asam
Saponin Busa 1 cm (-) Busa menghilang
klorida
Gambar Hasil Skrining Fitokimia

Identifikasi Gambar Reaksi Identifikasi Hasil


Kandungan Sebelum Setelah (+/-)

( + ) Dan
ALKALOID
(-)

TANIN (+)

SAPONIN (-)

TERPENOID (-)

STEROID (+)
SKRINING FITOKIMIA
I. ALKALOID
A. Uji skrining fitokimia senyawa golongan alkaloid dilakukan dengan menggunakan
metode Culvenor dan Fitzgerald.
1. Bahan tanaman segar sebanyak 5-10 gram diekstraksi dengan kloroform beramonia
lalu disaring.
2. Selanjutnya ke dalam filtrat ditambahkan 0,5-1 ml asam sulfat 2N dan dikocok
sampai terbentuk dua lapisan.
3. Lapisan asam (atas) dipipet dan dimasukkan ke dalam tiga buah tabung reaksi.
Tabung reaksi yang pertama ditambahkan dua tetes pereaksi Mayer, tabung reaksi
kedua ditambahkan dua tetes pereaksi Dragendorf dan dalam tabung reaksi yang
ketiga dimasukkan dua tetes pereaksi Wagener.
4. Adanya senyawa alkaloid ditandai dengan terbentuknya endapan putih pada tabung
reaksi yang pertama dan timbulnya endapan berwarna coklat kemerahan pada tabung
reaksi kedua dan ketiga.
II. TANIN
A. Uji pereaksi FeCl3
1. Dua ml ekstrak air dari suatu bagian tanaman ditambahkan ke dalam 2 ml air suling.
2. Selanjutnya, larutan ekstrak tersebut ditetesi dengan satu atau dua tetes larutan FeCl 3
1%.
3. Adanya kandungan tanin ditandai dengan timbulnya warna hijau gelap atau hijau
kebiruan.
B. Uji Gelatin
Esktrak bagian tanaman mengandung tanin jika terbentuk endapan putih, setelah diberi
larutan gelatin 1% yang mengandung NaCl 10%.

III. FLAVONOID
Sebanyak 1 g serbuk simplisia ditambahkan dengan etanol 95% sampai semua sampel
terendam dan dipanaskan. Lapisan atas dipipet dan ditambahkan dengan HCl pekat 2 N
dan serbuk Mg. Jika terbentuk endapan warna merah, maka sampel positif mengandung
flavonoid.

IV. ANTRAKUINON
Sebanyak 1 g ekstrak ditambah 10 ml KOH 0,5 M dan 1 ml hidrogen peroksida 5%
dipanaskan selama 10 menit, kemudian disaring, diasamkan dengan asam asetat, dan
diekstraksi dengan 5 ml
benzena. Lapisan benzena dipisahkan dan ditambahkan amoniak. Hasil positif
ditunjukkan jika pada lapisan amoniak terbentuk warna merah dan lapisan benzena tidak
berwarna

V. TERPENOID & STEROID


A. Uji dengan pereaksi Lieberman-Burchard.
1. Bahan sampel tanaman sebanyak 5 gram diekstraksi dengan pelarut n-heksana atau
petroleum eter sebanyak 10 ml kemudian disaring.
2. Ekstrak yang diperoleh diambil sedikit dan dikeringkan di atas papan spot test,
ditambahkan tiga tetes anhidrida asetat dan kemudian satu tetes asam sulfat pekat.
3. Adanya senyawa golongan terpenoid akan ditandai dengan timbulnya warna merah
sedangkan adanya senyawa golongan steroid ditandai dengan munculnya warna biru.

VI. SAPONIN
Sebanyak 0,5 g sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 10 ml air
panas, didinginkan dan kemudian dikocok kuat-kuat selama 10 detik (jika zat yang
diperiksa berupa sediaan cair, diencerkan 1 ml sediaan yang diperiksa dengan 10 ml air
dan dikocok kuat-kuat selama 10 menit). Reaksi positif jika terbentuk buih yang mantap
selama tidak kurang dari 10 menit, setinggi 1 cm sampai 10 cm. Pada penambahan 1 tetes
asam klorida 2 N buih tidak hilang.

PEMBUATAN BAHAN/PEREAKSI
1. Kloroform beramonia
Amonia 1 ml pekat 28% ditambahkan ke dalam 250 ml kloroform. Kemudian
dianhidrasi dengan penambahan 2,5 gram Natrium sulfat anhidrat dan disaring.
2. Mayer
HgCl2 sebanyak 1,5 gram dilarutkan dengan 60 ml akuades. Di tempat lain dilarutkan
KI sebanyak 5 gram dalam 10 ml akuades. Kedua larutan yang telah dibuat tersebut
kemudian dicampur dan diencerkan dengan akuades sampai volume 100 ml. pereaksi
Mayer yang diperoleh selanjutnya disimpan dalam botol gelap.
3. Dragendorf
Bismuth subnitrat sebanyak 1 gram dilarutkan dalam campuran 10 ml asam asetat
glasial dan 40 ml akuades. Di tempat lain 8 gram KI dilarutkan dalam 20 ml akuades.
Kedua larutan yang telah dibuat dicampur kemudian diencerkan dengan akuades
sampai volumenya 100 ml
4. Wagner
KI sebanyak 2 gram dan iodine sebanyak 1,3 gram kemudia dilarutkan dengan
akuades sampai volumenya 100 ml kemudian disaring. Pereaksi Wagner ini juga
harus disimpan dalam botol yang gelap.
5. Pereaksi Besi (III) Klorida 1%
1 g FeCl3 dilarutkan dalam akuades hingga volume 100 ml, larutan dipindahkan
kedalam erlenmeyer
6. Pereaksi Liebermann-Burchard
Pereaksi Liebermann-Burchard terdiri dari anhidrida asam asetat (p.a) dan asam sulfat
(p.a) dengan perbandingan 3:1.
F. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Tujuan dilakukannya KLT
1. Pemisahan senyawa dari kelompok senyawa (Proses isolasi)
2. Identifikasi zat terkandung dalam senyawa
3. Mencari eluen yang cocok untuk kromatografi kolom
4. Identifikasi simplisia
Identifikasi letak noda hasil KLT dapat ditetapkan dengan:
1. Pengamatan langsung (visual)
2. Pengamatan dengan cahaya Ultra Violet
3. Disemprot/ Penampak noda yang sesuai
4. Identifikasi zona hambat pada medium pertumbuhan bakteri bagi noda dengan
aktifitas antibakteri
Prosedur Kerja
1. Alat
a. Gelas ukur
b. Corong
c. Kertas saring
d. Pipet tets
e. Lempeng KLT
f. Chamber
g. Pipa kapiler
h. Lampu UV 254 & 366 nm
i. Spray kaca
j. Kompor listrik + Plat logam
2. Bahan
a. Ekstrak
b. N-Heksan
c. Etyl asetat
d. Kloroform
e. Metanol
f. Asam sulfat P
3. Cara Kerja
a. Siapkan ekstrak/fraksi uji (Larutkan dan encerkan dalam pelarut yang sesuai)
b. Siapkan lempeng KLT, potong-potong menjadi bagian yang kecil kira-kira
7x1 cm
c. Beri tanda dengan pensil batas bawah (tempat awal penotolan, kira-kira 1 cm
dari ujung plat) dan batas atas (0,5 cm dari bagian atas plat)
d. Totolkan ekstrak dengan menggunakan pipa kapiler. Keringkan sebentar di
udara terbuka
e. Isi chamber yang telah dibersihkan dan dikeringkan dengan eluen setinggi 0,5
cm. Jenuhkan chamber dengan memberikan kertas saring yang dijulurkan dari
dasar hingga atas chamber. Cahmber dianggap jenuh bila seluruh kertas saring
telah terbasahi.
f. Masukkan plat yang telah ditotolkan ekstrak. Elusi sampai tanda batas atas.
g. Amati bercak/noda yang terbentuk secara visual, dibawah lampu UV dan
disemprotkan dengan penampak bercak yang sesuai
h. Identifikasi bercak yang nampak
i. Hitung Rf untuk semua bercak yang nampak
Contoh:
Hasil Praktikum
1. Menggunakan Eluent Eter : Etil Asetat (3:1)

Gambar proses elusidasi KLT

Gambar Penampak
bercak
Gambar visual Gambar UV

Noda/Bercak Jarak noda (cm) Jarak elusi (cm) Nila Rf


a b c d=b/c
1. Visual - - -
2. Sinar uv - - -
3. pembakara - - -
n
4
Dst.
Hasil Praktikum
2. Menggunakan Eluent Eter : Etil Asetat (1:3)

Gambar proses elusidasi KLT

Gambar Penampak
bercak
Gambar visual Gambar UV

Noda/Bercak Jarak noda (cm) Jarak elusi (cm) Nila Rf


a b c d=b/c
1. Visual 3,7 cm 5,5 cm 0,6 cm
2. Visual 4 cm 5,5 cm 0,72 cm
3. Sinar uv 4 cm 5,5 cm 0,72 cm
4. Pembakara - - -
n
Dst.
Hasil Praktikum
3. Menggunakan Kloroform : Etil Asetat (1:1)

Gambar proses elusidasi KLT

Gambar Penampak
bercak
Gambar visual Gambar UV

Noda/Bercak Jarak noda (cm) Jarak elusi (cm) Nila Rf


a b c d=b/c
1. Visual 4,8 cm 5,5 cm 0,87 cm
2. Visual 2,4 cm 5,5 cm 0,43 cm
3. Sinar uv 4,5 cm 5,5 cm 0,81 cm
4. Sinar uv 2,6 cm 5,5 cm 0,47 cm
5. Pembakara 2,3 cm 5,5 cm 0,41 cm
n
G. Ektraksi padat-cair

Ekstrak etanol kering yang didapat dari maserasi diambil sebanyak 5 gram, dipartisi padat

cair dengan menggunakan pelarut dietil eter sebanyak 25 ml, ketika hasil partisi telah

sempurna kemudian dipartisi kembali dengan pelarut etil asetat sebanyak 25 ml, ketika

hasil partisi telah sempurna kemudian dipartisi kembali dengan n-Butanol sebanyak 25

ml.

Ekstrak etanol 5 gram

Partisi padat-cair
Pelarut dietil eter

residu Ekstrak dietil eter = 6,1 g

Partisi padat-cair
Pelarut etil asetat

residu Ekstrak etil asetat = 1,1 g

Partisi padat-cair
Pelarut n-Butanol

Ekstrak n-Butanol = 0,3 g

Anda mungkin juga menyukai