Anda di halaman 1dari 28

SKRINING

FITOKIMIA

Asep Roni
Universitas Bhakti Kencana
SKRINING FITOKIMIA

• Merupakan langkah awal dalam penelitian


mengenai tumbuhan obat

• Meliputi pemeriksaan golongan alkaloid,


flavonoid, saponin, kuinon, tanin dan
steroid/triterpenoid
Tujuan • Mengetahui golongan senyawa yang
terdapat dalam simplisia, ekstrak,
Skrining fraksi, subfraksi dan isolat

Fitokimia • Menetukan metode yang akan


digunakan dalam mengisolasi senyawa
dari simplisia
• Pencarian senyawa aktif baru,
prekursor bagi sintesis obat-obat baru
atau prototipe senyawa obat
berkeaktifa tertentu yang berasal dari
tanaman
Alkaloid
• Bersifat basa karena adanya pasangan
elektron bebas pada atom nitrogennya

• Mampu membentuk senyawa


kompleks tidak larut dengan logam
berat

• Mayer : KI dan HgCl2  putih

• Dragendorff : Bi(NO3)3  jingga-


coklat
• Beberapa senyawa non alkaloid juga dapat
mengendap dengan pereaksi-pereaksi tersebut 
reaksi positif palsu
Contoh : protein, kumarin, dll

• Alkaloid kuaterner tidak dapat diubah menjadi basa


dan tetap berada dalam sel (tidak tertarik oleh
pelarut)  reaksi negatif palsu
(Prosedur wall)
Pemeriksaan Alkaloid
Prosedur kiang douglas

SAMPEL
+ Amonia 25%
+ CHCl3  gerus
- Saring

AMPAS FILTRAT
• Ekstraksi dengan HCl
10%
• Fase air di ambil
• Bagi 3 bagian

BLANKO + Mayer Dragendorff

Endapan
Endapan putih
jingga
Pereaksi Mayer

• Pembuatan pereaksi Mayer

• Reaksi dengan alkaloid


Pereaksi Dragendorff

• Pembuatan pereaksi Dragendorff

• Reaksi dengan alkaloid


Flavonoid

• Pengenalan flavonoid dilakukan dengan uji Wilstater


sianidin
• Reaksi didasarkan pada reduksi gugus karbonil pada
lingkar δ-lakton menjadi alkohol yang berwarna-
warna (garam flavilium) tergantung gugus fungsi
pada lingkar A atau B
• Warna merah sampai jingga  flavon, warna merah
tua  flavonol atau flavonon, warna hijau sampai
biru  aglikon atau glikosida
• Warna ini dapat ditarik oleh amil alkohol
Pemeriksaan Flavonoid

SAMPEL
+ air panas  didihkan
- Saring

AMPAS FILTRAT
+ Serbuk Mg, + alkohol : HCl (1:1)
+ Amil alkohol
- Kocok kuat  biarkan memisah

Warna jingga-merah pada lapisan amil alkohol


 + Flavonoid
Reaksi Uji
Wilstater
Mg + 2HCl  MgCl2 + H2
Saponin
• Pada umumnya saponin merupakan suatu glikosida

• Bila dihidrolisis akan menghasilkan bagian glikon


(gula) dan aglikon (non gula)

• Dengan pengocokan kuat glikosida mampu


membentuk buih dalam air yang terhidrolisis menjadi
gula dan senyawa lain

• Pemeriksaan saponin dilakukan dengan uji Forth


berdasarkan kemampuannya membentuk buih dalam
air
Pemeriksaan saponin

SAMPEL
+ air panas  didihkan
- Saring

AMPAS FILTRAT
• Kocok secara vertikal selama 10 detik
• Biarkan 10 menit
• Busa > 1 cm

+ HCl 2N  busa stabil (positif saponin)


Reaksi
hidrolisis
saponin
Kuinon

• Senyawa kuinon umumnya merupakan turunan p-


benzokuinon

• Pemeriksaan dilakukan dengan uji Brontager

• Didasarkan pada kemampuannya membentuk garam


berwarna antara hidrokuinon dengan larutan alkali kuat

• Gugus keton pada hidrokuinon terionisasi oleh NaOH


membentuk ikatan rangkap terkonjugasi berwarna
merah terang karena adanya garam alkali (kuinoid)
Pemeriksaan kuinon

SAMPEL
+ air panas  didihkan
- Saring

AMPAS FILTRAT

+ NaOH

Warna kuning-merah
Reaksi uji
Brontager
O OH OH

NaOH

O OH ONa
Tanin dan • Tanin merupakan suatu
polifenolat senyawa polifenolat

• Gugus fenol akan


memberikan warna hijau,
biru atau hitam dengan
FeCl3

• Ciri khas tanin 


mengendapkan protein dan
makromolekul lain
• Dua jenis tanin :

 Tanin galat : terhidrolisis dengan asam,


basa atau enzim

 Tanin katekat : membentuk warna merah


coklat (flobafen) dengan penambahan
asam dan pemanasan
Pemeriksaan tanin

SAMPEL
+ air panas  didihkan
- Saring

AMPAS FILTRAT
+ FeCl3

Warna hijau-hitam  polifenolat


+ steasny (T 90°C) + gelatin 1%
Endapan merah muda Endapan putih
FILTRAT  tanin katekat
+ Na asetat
saring  tanin
+ FeCl3
Warna hijau
 tanin galat
Reaksi Polifenol dengan FeCl3
Reaksi Tanin dengan Gelatin
Reaksi Tanin dengan Steasny

• Pereaksi stesny terdiri dari formalin 3% : HCl


(2:1)
• Tanin katekat (polimer katekin) dapat
berkondensasi dengan formaldehid
• Dengan penambahan HCl dan panas akan
memutuskan ikatan antara karbon-karbon
penghubung dalam tanin  melepaskan
monomer antosianidin (endapan merah)
Steroid dan • Golongan steroid dan
Triterpenoid terpenoid merupakan
senyawa yang mirip karena
tersusun dari satuan isopren

STEROID TRITERPENOID
• Reagen Liebermann-Burchard dapat digunakan
untuk membedakan kedua golongan senyawa
• Gugus yang berperan pada steroid adalah adanya
dua ikatan rangkap terkonjugasi di cincin B atau satu
ikatan rangkap dan gugus metilen di C7 yang dapat
mengalami oksidasi dan dehidrogenasi
• Pada triterpenoid gugus yang berperan adalah
metilen di C11 pada cincin C
Naturally occuring
Cholesterol
is of the b
configuration
Pemeriksaan Steroid dan
Triterpenoid
SAMPEL
• Maserasi dalam eter
• Saring

AMPAS FILTRAT
• Uapakan
• + pereaksi LB

Waran biru-hijau  steroid


Warna merah ungu  triterpenoid
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai