TUGAS 4
KELOMPOK 4
KELAS : F
DOSEN PEMBIMBING:
PROGRAMSTUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
Tinjauan Pustaka
1.1. JUDUL
Tumbuhan ini berbentuk pohon, Batang jelas terlihat, berkayu (lignosus), silindris,
permukaanya licin dan terlihat lepasnya kerak (bagian kulit yang mati), batang berwarna
coklat muda, percabangan dikotom. Arah tumbuh cabang condong keatas dan ada pula
yang mendatar. Jambu biji memiliki cabang sirung pendek (virgula atau virgula sucre
scens) yaitu cabang-cabang kecil dengan ruas-ruas yang pendek.
Bunga tanaman jambu biji (Psidium guajava) dapat berbunga sepanjang tahun. Bunga
keluar di ketiak daun. Kelopak dan mahkota masing-masing terdiri dari lima helai.
Benang sari banyak dengan tangkai sari berwarna putih. Bunganya ada yang sempurna
(hermaprodit) sehingga pembuahannya akan terbentuk bila terjadi penyerbukan. Ada pula
yang tanpa penyerbukan (partenokarpi) sehingga terbentuk buah jambu biji tanpa biji.
Jumlah bunga di setiap tangkai antara 1 – 3 bunga.
Jambu biji berkembang biak secara vegetatif dan generatif. Pembibitan pohon jambu
biji dilakukan melalui sistem pencangkokan dan okulasi,walaupun dapat juga dilakukan
dengan cara menanam biji dengan secara langsung. Menurut Depkes Umumnya
masyarakat sekitar memakai daun jambu biji sebagai penyembuhan penyakit karena Daun
jambu biji memiliki kandungan tanin sebanyak 9-12%, minyak lemak, asam malat dan
minyak atsiri. Pada tanaman jambu biji ini memiliki senyawa metabolit sekunder yang
terkandung didalamnya. Kandungan senyawa kimia yang ada pada tanaman jambu biji ini
yaitu benzaldehid, D-sukrosa , L-arabinosa, D-ribosa, D-galaktosa, D-glukosa, D-fruktosa,
dan D-ramnosa (Departemen kesehatan, 1989). Jambu biji memiliki kandungan kimia
yaitu pada buah, daun dan kulit batang pohon jambu biji mengandung tanin, sedang pada
bunganya tidak banyak mengandung tanin. Daun jambu biji juga mengandung zat lain
kecuali tanin, seperti minyak atsiri, asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam
oleanolat, asam guajaverin dan vitamin. Dalam 100 gram buah jambu biji mengandung :
1. Polifenol
Ada senyawa kuersetin yang mana termasuk golongan senyawa flavonoid jenis
flavonol dan flavon. Ciri-ciri senyawa polifenol memiliki cincin aromatis yang ada
terkandung satu atau dua gugus hidroksil (Harbone, 1987).
2. Tanin
Tanin disebut juga senyawa polifenol serta memiliki kemampuan membentuk
senyawa kompleks dengan protein membentuk polimer yang tidak dapat larut dalam
air. Tanin juga termasuk senyawa golongan flavonoid karena strukturnya mempunyai
dua cincin aromatik yang mana diikat tiga atom karbon. Tanin dibagi menjadi 2
macam,yaitu :
a) Tanin terkondensasi
Tanin terkondensasi disebut juga proantosianidin yang mana merupakan polimer
flavonoid (flavan-3-ol atau flavan-3-4-diol) yang ikatan C-C sulit di dihidrolisi.
b) Tanin terhidrolisis
Tanin terhidrolisis adalah turunan asam galat (asam 3,4,5-trihidroksil benzoat). Tanin
terhidrolisis terbagi menjadi 2 golongan :
1. Gallotanin
2. Ellagitanin
(Harbone, 1987).
1.5. Kromatografi Lapis Tipis
Cara pemisahan zat lain pada sediaan zat berkhasiat, dengan jalan penyerapan atau
penukaran ion pada zat padat berpori, menggunakan gas atau cairan yang mengalir di
sebut dengan Kromatografi. Zat kromatografi sebagai percobaan penetapan kadar atau
identifikasi kadar. (Materia Medika Jilid V-VI : 523).
Penggunaan KLT biaasanya untuk menentukan seberapa banyak komponen dalam
campuran, iidentifikasi senyawa suatu reaksi,menetukan kondisi yang sesuai untuk
kromatografi kolom, serta melakukan screening sampel untuk obat. Analisa kualitatif
KLT dilakukan untuk uji identifikasi senyawa baku. Parameter KLT digunakan untuk
identifikasi nilai Rf. KLT digunakan untuk memisahkan zat dengan cepat, menggunakan
zat penyerap berupa serbuk halus yang dilapiskan rata pada lempeng kaca.
PROSEDUR KERJA
A. PREPARASI SAMPLE
0,3 gram ekstrak + 10 ml aquadest panas, diaduk dan dibiarkan sampai temperatur
kamar, lalu + 3-4 tetes 10% NaCl, diaduk dan disaring
B. UJI GELATIN
Jika pada penambahan gelatin dan NaCl tidak timbul endapan putih, tetapi
setelah ditambahkan dengan larutan FeCl3 terjadi perubahan warna menjadi
hijau biru hingga hitam, menujukkan adanya senyawa polifenol.
Cahyono B, 2010. Sukses budidaya jambu biji di pekarangan dan perkebunan. Lily Publisher
: Andi.Yogyakarta.
Anna zakiyah. 2011. Jurnal Akademi analisis farmasi dan makanan yayaan harapan bangsa
banda aceh.
Fadhilah, A, Susanti S, Gultom T. 2018. Karakterisasi tanaman jambu biji (Psidium guajava
L). Desa Namoriam pancur batu kabupaten Deli Serdang Sumatra Utara.
Depkes, 1989. Vademakum bahan obat alam. Dirjen POM departemen kesehatan RI.
Jakarta. Hal 84-86.
Hapson dan Hasanah, Y., 2011. Budidaya Tanaman Obat dan Rempah. USU Press Medan
Harbone, J.B. 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan.
Penerbit ITB. Bandung
Arnelia, 2002, Fitokimia: Komponen Ajaib Cegah PJK, Diabetes Melitus & Kanker.