Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM FITOKIMIA

TUGAS 4

IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN POLIFENOL DAN


TANIN (Psidium guajava )
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Fitokimia

KELOMPOK 4

KELAS : F

EMILDA NUR AGUSTIN (201710410311044)

DOSEN PEMBIMBING:

Drs.Herra Studiawan, M.Si.,Apt


Siti Rofida, S.Si, M.Farm., Apt
Amaliyah Dina Anggraeni, M.Farm.,Apt

PROGRAMSTUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
Tinjauan Pustaka

1.1. JUDUL

Identifikasi senyawa golongan Polifenol dan Tanin dalam tanaman.

1.2. TUJUAN PRAKTIKUM


1. Mengidentifikasi senyawa golongan Tanin dan polifenol dari Ekstrak Psidium guajava
L dengan Uji Gelatin dan Uji Ferri klorida.
2. Golongan Tanin dan polifenol dari ekstrak Psidium guajava L dengan metode
Kromatografi Lapis Tipis (KLT).
1.3. Psidium guajava
Jambu Biji (Psidium guajava) adalah tanaman tropis yang berasal dari Brazil, tersebar
meluas sampai ke Asia Tenggara termasuk Indonesia, sampai Asia Selatan, India dan
Srilangka. Jambu biji termasuk tanaman perdu dan memiliki banyak cabang dan ranting
serta memiliki batang pohon yang keras. Permukaan kulit luar pohon jambu biji berwarna
coklat dan licin. Apabila kulit kayu jambu biji tersebut dikelupas, akan terlihat permukaan
batang kayunya basah. Bentuk daunnya umumnya bercorak bulat telur dengan ukuran
yang agak besar. Bunganya kecil-kecil berwarna putih dan muncul dari balik ketiak daun.
Tanaman ini dapat tumbuh subur di daerah dataran rendah sampai pada ketinggian 1200
meter diatas permukaan laut. Pada umur 2-3 tahun jambu biji sudah mulai berbuah.
Bijinya banyak dan terdapat pada daging buahnya. Umumnya tanaman ini bisa hidup
sekitar 30-40 tahun. Jambu biji sering disebut juga jambu klutuk, jambu siki, atau jambu
batu.
Klasifikasi Ilmiah :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae (suku jambu-jambuan)
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava L.

Gambar: Pohon Psidium guajava L.

Tumbuhan ini berbentuk pohon, Batang jelas terlihat, berkayu (lignosus), silindris,
permukaanya licin dan terlihat lepasnya kerak (bagian kulit yang mati), batang berwarna
coklat muda, percabangan dikotom. Arah tumbuh cabang condong keatas dan ada pula
yang mendatar. Jambu biji memiliki cabang sirung pendek (virgula atau virgula sucre
scens) yaitu cabang-cabang kecil dengan ruas-ruas yang pendek.

Gambar: Batang Psidium guajava

Gambar: Daun Psidium guajava  L.


Daun jambu biji memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) yang mana daun
ini memiliki satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan merupakan terusan
tangkai daun dari ibu tulang kesamping, keluar tulang-tulang cabang, sehingga
susunannya mengingatkan kita kepada susunan sirip-sirip pada ikan. Jambu biji memiliki
ujung daun yang tumpul. Pangkal daun membulat (rotundatus), ujung daun tumpul
(obtusus). Jambu biji memiliki tepi daun yang rata (integer), daging daun (intervinium)
seperti perkamen (perkamenteus). Pada umumnya warna daun pada sisi atas tampak lebih
hijau licin jika di bandingkan dengan sisi bawah karena lapisan atas lebih hijau, jambu biji
memiliki permukaan daun yang berkerut (rogosus). Tangkai daun berbentuk silindris dan
tidak menebal pada bagian pangkalnya.

Gambar : Bunga Psidium guajava

Bunga tanaman jambu biji (Psidium guajava) dapat berbunga sepanjang tahun. Bunga
keluar di ketiak daun. Kelopak dan mahkota masing-masing terdiri dari lima helai.
Benang sari banyak dengan tangkai sari berwarna putih. Bunganya ada yang sempurna
(hermaprodit) sehingga pembuahannya akan terbentuk bila terjadi penyerbukan. Ada pula
yang tanpa penyerbukan (partenokarpi) sehingga terbentuk buah jambu biji tanpa biji.
Jumlah bunga di setiap tangkai antara 1 – 3 bunga.

Gambar: Buah Psidium guajava


Buah jambu biji (Psidium guajava) berbentuk bulat atau bulat lonjong dengan kulit
buah berwarna hijau saat muda dan berubah kuning muda mengkilap setelah matang.
Untuk jenis tertentu, kulit buah berwarna hijau berbelang kuning saat muda dan berubah
menjadi kuning belang-belang saat matang. Ada pula yang berkulit merah saat muda dan
merah tua saat tua. Aroma buah biasanya beraroma harum saat buah matang.

Tanaman jambun biji (Psidium guajava) berakar tunggang. Perakarannya lateral,


berserabut cukup banyak, dan tumbuh relatif cepat. Perakaran jambu biji cukup kuat dan
penyerapan unsur haranya cukup efektif sehingga mampu berbuah sepanjang tahun.

Jambu biji berkembang biak secara vegetatif dan generatif. Pembibitan pohon jambu
biji dilakukan melalui sistem pencangkokan dan okulasi,walaupun dapat juga dilakukan
dengan cara menanam biji dengan secara langsung. Menurut Depkes Umumnya
masyarakat sekitar memakai daun jambu biji sebagai penyembuhan penyakit karena Daun
jambu biji memiliki kandungan tanin sebanyak 9-12%, minyak lemak, asam malat dan
minyak atsiri. Pada tanaman jambu biji ini memiliki senyawa metabolit sekunder yang
terkandung didalamnya. Kandungan senyawa kimia yang ada pada tanaman jambu biji ini
yaitu benzaldehid, D-sukrosa , L-arabinosa, D-ribosa, D-galaktosa, D-glukosa, D-fruktosa,
dan D-ramnosa (Departemen kesehatan, 1989). Jambu biji memiliki kandungan kimia
yaitu pada buah, daun dan kulit batang pohon jambu biji mengandung tanin, sedang pada
bunganya tidak banyak mengandung tanin. Daun jambu biji juga mengandung zat lain
kecuali tanin, seperti minyak atsiri, asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam
oleanolat, asam guajaverin dan vitamin. Dalam 100 gram buah jambu biji mengandung :

Energi 49,00 kal


Protein 0,90 gram
Lemak 0,30 gram
Karbohidrat 12,20 gram
Kalsium 14,00 mg
Fosfor 28,00 mg
Besi 1,10 mg
Vitamin A 25 SI
Vitamin B1 0,05 mg
Vitamin B2 0,04 mg
Vitamin C 87,00 mg
Niacin 1,10 mg
Serat 5,60 mg
Sumber Author:WaskitoTrisnoadi© 2008 Kompa
Dengan berbagai macam kandungan nutrisi yang terkandung di dalamnya, maka
tanaman  jambu biji memiliki banyak manfaat untuk kesehatan antara lain sebagai berikut :
1.        Diare dan Disentri
Jambu biji sangat kaya zat pengikat (persenyawaan zat yang terkandung dalam jambu
dengan zat dalam mulut kita pada saat mengunyah daun jambu atau buah jambu biji mentah
maka kita akan merasa segar) zat tersebut yang membantu mengikat usus pada penderita
diare.
Jambu biji ini mengandung zat alkaline alami, desinfektan dan anti bakteri sehingga
membantu dalam penyembuhan disentri yang disebabkan oleh pertumbuhan mikroba dan
mengurangi produksi lendir yang berlebih dalam usus.
2.    Sembelit
Karena jambu biji juga mengandung serat maka bisa dimanfaatkan untuk obat sembelit.
Pemanfaatannya dengan memakan langsung buah jambu biji yang masih segar.
3.    Batuk dan Pilek
Vitamin C yang terkandung dalam jambu biji dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh
dalam melawan berbagai infeksi, dengan demikian kita tidak mudah terkena flu.
Pemanfaatannya dengan meminum jus jambu dan air rebusan daun jambu biji 2 kali sehari.
4.    Perawatan Kulit
Kandungan vitamin A, B, C sangat baik sebagai anti oksidan sehingga kulit tetap segar dan
bebas dari noda dan keriput. Pemanfaatannya dengan mengkonsumsi buah yang setengah
matang dan mencuci kulit dengan air rebusan kulit luar pohon jambu biji.
5.    Menurunkan Berat Badan
Jambu biji sangat berguna bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan karena
kandugan yang terdapat di dalamnya berupa vitamin, protein, dan serat. Sehingga dengan
mengkonsumsi jambu biji pada siang hari, maka kita tidak akan merasa lapar sampai malam.
Bahkan bagi yang kurus tubuhnya akan tetap ideal. Hal itu terjadi dikarenakan kekayaan gizi
yang terkandung dalam jambu biji akan membantu menjaga metabolism dan membantu
penyerapan gizi.
6.    Maag
Pemanfaatannya :
Bahan: 8 lembar daun jambu biji yang masih segar.
Cara membuat: direbus dengan 1,5 liter air sampai mendidih, kemudian disaring untuk
diambil airnya.
Cara menggunakan: diminum 3 kali sehari, pagi, siang dan sore.
7.    Diabetes Mellitus
Pemanfaatannya :
Bahan: 1 buah jambu biji setengah masak
Cara membuat: buah jambu biji dibelah menjadi empat bagian dan direbus dengan 1 liter air
sampai mendidih, kemudian disaring untuk diambil airnya.
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore
8.    Masuk Angin
Pemanfaatannya :
Bahan: 10 lembar daun jambu biji yang masih muda, 1 butir cabai merah, 3 mata buah asam,
1 potong gula kelapa, garam secukupnya.
Cara membuat: semua bahan tersebut direbus bersama dengan 1 literair sampai mendidih
kemudian disaring untuk diambil airnya.
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari.
9.    Sariawan
Pemanfaatannya :
Bahan: 1 genggam daun jambu biji, 1 potong kulit batang jambu biji.
Cara membuat: direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih, kemudian disaring
untuk diambil airnya.
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari.
1.4. Golongan Senyawa polifenol dan tanin
Pada tanaman jambu biji kandungan utamanya adalah kuersetin yang memilki senyawa
lain seperti tannin, minyak lemak, kariofelinjilorofi, sitosterol, saponin ,asammaslen,
karoten, amygdalin, minyak atsiri, asammalat dan asam guaijavol (Depkes, 1989).
Struktur Kuersetin (3,3',4',5,7-pentahidroksiflavon), C15H10O7 termasuk jenil flavonol
dari kelompok senyawa flavonoid polifenol yang biasanya ditemukan hamoir rata-rata
disetiap jenis tanaman,terutama ada dibuah-buahan.

Gambar 2. Struktur kuersetin

1. Polifenol
Ada senyawa kuersetin yang mana termasuk golongan senyawa flavonoid jenis
flavonol dan flavon. Ciri-ciri senyawa polifenol memiliki cincin aromatis yang ada
terkandung satu atau dua gugus hidroksil (Harbone, 1987).

2. Tanin
Tanin disebut juga senyawa polifenol serta memiliki kemampuan membentuk
senyawa kompleks dengan protein membentuk polimer yang tidak dapat larut dalam
air. Tanin juga termasuk senyawa golongan flavonoid karena strukturnya mempunyai
dua cincin aromatik yang mana diikat tiga atom karbon. Tanin dibagi menjadi 2
macam,yaitu :
a) Tanin terkondensasi
Tanin terkondensasi disebut juga proantosianidin yang mana merupakan polimer
flavonoid (flavan-3-ol atau flavan-3-4-diol) yang ikatan C-C sulit di dihidrolisi.
b) Tanin terhidrolisis
Tanin terhidrolisis adalah turunan asam galat (asam 3,4,5-trihidroksil benzoat). Tanin
terhidrolisis terbagi menjadi 2 golongan :
1. Gallotanin
2. Ellagitanin
(Harbone, 1987).
1.5. Kromatografi Lapis Tipis
Cara pemisahan zat lain pada sediaan zat berkhasiat, dengan jalan penyerapan atau
penukaran ion pada zat padat berpori, menggunakan gas atau cairan yang mengalir di
sebut dengan Kromatografi. Zat kromatografi sebagai percobaan penetapan kadar atau
identifikasi kadar. (Materia Medika Jilid V-VI : 523).
Penggunaan KLT biaasanya untuk menentukan seberapa banyak komponen dalam
campuran, iidentifikasi senyawa suatu reaksi,menetukan kondisi yang sesuai untuk
kromatografi kolom, serta melakukan screening sampel untuk obat. Analisa kualitatif
KLT dilakukan untuk uji identifikasi senyawa baku. Parameter KLT digunakan untuk
identifikasi nilai Rf. KLT digunakan untuk memisahkan zat dengan cepat, menggunakan
zat penyerap berupa serbuk halus yang dilapiskan rata pada lempeng kaca.
PROSEDUR KERJA

A. PREPARASI SAMPLE

0,3 gram ekstrak + 10 ml aquadest panas, diaduk dan dibiarkan sampai temperatur
kamar, lalu + 3-4 tetes 10% NaCl, diaduk dan disaring

Filtrat dibagi menjadi 3 bagian, masing-masing ± 3 ml dan disebut sebagai larutan


IVA, IVB, dan IVC

B. UJI GELATIN

Larutan IV A sebagai Blanko, larutan IV B + dengan sedikit larutan gelatin 2


gtt dan 5 ml larutan NaCl 10%

Jika terjadi endapan putih menunjukkan adanya tanin

C. UJI FERRI KLORIDA

Sebagai larutan IV C diberi beberapa tetes larutan FeCl3 Kemudian diamati


terjadinya perubahan warna

Jika terjadi warna hijau kehitaman menujukkan adanya tanin.

Jika pada penambahan gelatin dan NaCl tidak timbul endapan putih, tetapi
setelah ditambahkan dengan larutan FeCl3 terjadi perubahan warna menjadi
hijau biru hingga hitam, menujukkan adanya senyawa polifenol.

Fecl3 positif, uji gelatin positif tanin (+)

FeCl3 positif, uji gelatin negatif Polifenol (+)

FeCl3 negatif polifenol (-), tanin (-)


D. KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

Sebagai larutan IV C digunakan untuk pemeriksaan KLT.

Fase Diam : Kiesel Gel 254

Fase Gerak : Kloroform-Etil asetat-Asam formiat (0,5 : 9 : II


gtt)

Penampak Noda : Pereaksi FeCl3

Jika timbul warna hitam menunjukkan adanya polifenol dalam sampel.


Daftar Pustaka

Cahyono B, 2010. Sukses budidaya jambu biji di pekarangan dan perkebunan. Lily Publisher
: Andi.Yogyakarta.

Mittal, P, V Gupta, G Kaur, AK Gaug, A Singh, 2010. Phytochemistry and Pharmacological


Activities of Psidium guajava.IJOSR.1:9-19.

Anna zakiyah. 2011. Jurnal Akademi analisis farmasi dan makanan yayaan harapan bangsa
banda aceh.

Fadhilah, A, Susanti S, Gultom T. 2018. Karakterisasi tanaman jambu biji (Psidium guajava
L). Desa Namoriam pancur batu kabupaten Deli Serdang Sumatra Utara.

Depkes, 1989. Vademakum bahan obat alam. Dirjen POM departemen kesehatan RI.
Jakarta. Hal 84-86.

Biotropic the journal of thopical biology, 2018.

Farmakope Herbal Indonesia Edisi 1, 2008.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia,1977. Materia Medika Indonesia Jilid I. Jakarta

Hapson dan Hasanah, Y., 2011. Budidaya Tanaman Obat dan Rempah. USU Press Medan

Elisa.ugm.ac.id (diakses pada tanggal 23 Maret 2019)

Cahyono, B. 2010. Mengenal Guava. Edisi pertama. Yogyakarta: Lily Publisher

Harbone, J.B. 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan.
Penerbit ITB. Bandung

Arnelia, 2002, Fitokimia: Komponen Ajaib Cegah PJK, Diabetes Melitus & Kanker.

Anda mungkin juga menyukai