2. Dasar teori
Pisang merupakan tanaman yang memiliki banyak kegunaan, mulai dari buah, batang, daun,
kulit hingga bonggolnya. Pisang tumbuhan berdaun besar memanjang dari suku Musaceae.
Iklim tropis yang sesuai serta kondisi tanah yang banyak mengandung humus memungkinkan
tanaman pisang tersebar luas di Indonesia. Saat ini hampir diseluruh daerah penghasil pisang
[2]. Kulit dan buah pisang susu mentah merupakan bahan buangan (limbah buah pisang)
yang banyak jumlahnya. Pada umumnya kulit pisang belum dimanfaatkan secara nyata,
hanya dibuang sebagai limbah organik saja atau digunakan sebagai makanan ternak seperti
kambing, sapi, dan kerbau. Kulit pisang susu mentah ( kulit dan buah ) memiliki senyawa
metabolit sekunder yang berpotensi sebagai pestisidanabati yaitu senyawa flavonoid, tannin
danterpenoid [13].Berbagai upaya penelitian dilakukan untuk mengungkap potensi pisang
susu mentah ( kulit dan buah ) agar dapat dimanfaatkandengan baik. Ekstrak pisang susu
mentah ( kulit dan buah ) dapat dimanfaatkan sebagai sumber antioksidan pada produksi tahu
[13].Perlakuan ekstrak pisang susu mentah ( kulit dan buah ) dapat meningkatkan tingkat
zona hambat dari bakteri pathogen yang digunakan dalam percoban[10].Pemanfaatan pisang
susu mentah (kulit dan buah ) tidak terlepas dari adanya kandungan fitokimia di dalamnya.
Cara untuk mengetahui fitokimia atau bahan aktif pada tumbuhan adalah melalui uji fitokimia
atau skrining fitokimia. Uji fitokimia dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif.
Uji fitokimia kulit pisang kepok (musa paradisiacal.) Bahan alam sebagai pestisida nabati
berpotensi menekan serangan serangga hama tanaman umur pendek Jurnal Sains dan
Kesehatan. Pada penelitian ini dilakukan uji fitokimia secara kualitatif terhadap pisang susu
mentah ( kulit dan buah ) sampelnya diambil dari para pedagang penjual gorengan.
Kandungan fitokimia tanaman dari suatu daerah dapat berbeda dengan daerah lain. Terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi potensi tanaman obat diantaranya umur tanaman,
pelarut yang digunakan dalam ekstraksi, metode ekstraksi serta waktu panen tanaman [7].
Pengetahuan tentang kandungan fitokimia tanaman dapat digunakan sebagai dasar untuk
melakukan pemanfaatan lebih lanjut dari kulit buah pisang kepok, yaitu sebagai bahan
pestisida nabati. Pemanfaatan kulit dan buah pisang susu mentah sebagai pestisida nabati
diharapkan dapat membantu meningkatkan produktivitas tanaman umur pendek dengan
mengurangi intensitas serangan hama pada tanaman produksi
Alat : Tabung reaksi, pipet volume, beaker glass, plat KLT, chamber
4. Prosedur kerja
A. Uji Kualitatif
5. Hasil praktikum
N Perlakuan Penggamatan
O
1. Uji kualitatif a. Etanol
Filtrat A = Bening
Mengambil sampel secukpnya kemudian Filtrat B = Agak kuning
diuapkan di cuci dengan n-heksana sampai Filtrat C = kuning
jernih . Residu di larutkan dalam 20ml etanol
saring dan filtrate di bagi menjadi 3 b. N-heksan
Filtrat A : Blanko Filtrat A = Bening
Filtart B : + 0,5ml HCL pekat dipanaskan
Filtrat B = Agak kuning
terjadi perubahan warna merah tua – ungu
hasil +
Filtrat C = kuning
Filtrat C : + 0,5ml HCL + logam Ng diamati
perubahan warna yang teradi warna merah c. Etil asetat
jingga senyawa flavon . warna merah tua di Filtrat A = Bening
berikan oleh flavon / flavon warna hijau tua Filtrat B = Kuning keruh
aglikan atau glokisida Filtrat C = Abu-abu
Perhitungan :
a. Etanol
a. Filtrat A = Bening
b. Filtrat B = Agak kuning
c. Filtrat C = kuning
b. N-heksan
a. Filtrat A = Bening
b. Filtrat B = Agak kuning
c. Filtrat C = kuning
c. Etil asetat
a. Filtrat A = Bening
b. Filtrat B = Kuning keruh
c. Filtrat C = Abu-abu
Pada praktikum kali ini kita melakukan uji kualitatif golongan flavonoid . pada
praktikum kali ini di lakukan 2 cara yaitu uji kualitatif dan uji analisis senyawa
dengan klt , uji kualitatif ini di lakukan dengan 3 sampel ( ekstak etanol , n-heksan,
etil asetat ) secukupnya kemudian sampel diuapkan di cuci dengan n-heksana sampai
jernih . Residu di larutkan dalam 20ml etanol saring dan filtrate di bagi menjadi 3 yaitu
Filtrat A : Blanko , Filtart B : + 0,5ml HCL pekat dipanaskan terjadi perubahan warna merah
tua – ungu hasil + , Filtrat C : + 0,5ml HCL + logam Ng diamati perubahan warna yang teradi
warna merah jingga senyawa flavon . warna merah tua di berikan oleh flavon / flavon warna
hijau tua aglikan atau glokisida dan langka kedua adalah Analisa senyawa flavonoid
menggunakan KLT menotolkan 3 sampel ekstrak kemudian plat dielusi dengan
butenol : asam asetat ( 3:1:1 ) kemudian di keringkan dam diamati pada sinar uv
254nm dan 366nm . kemudian plat disemprot dengan ammonia . dikeringkan dan di
amati kembali pada cahaya tampak adanya warna kuning maka terdapat senyawa
flavonoid pada uji analisi mendapatkan hasil
a. Etanol
a. Filtrat A = Bening
b. Filtrat B = Agak kuning
c. Filtrat C = kuning
b. N-heksan
a. Filtrat A = Bening
b. Filtrat B = Agak kuning
c. Filtrat C = kuning
c. Etil asetat
a. Filtrat A = Bening
b. Filtrat B = Kuning keruh
c. Filtrat C = Abu-abu
b. N-heksan
a. Filtrat A = Bening
b. Filtrat B = Agak kuning
c. Filtrat C = kuning
c. Etil asetat
a. Filtrat A = Bening
b. Filtrat B = Kuning keruh
c. Filtrat C = Abu-abu
8. Daftar pustaka
1. Buku petunjuk fitokimia S1 farmasi stikes rs anwar medika
2. Dirjen pom 1979 farmakope edisi III departemen kesehatan RI
3. Ahmad sa 1986 kimia organic bahan alam Jakarta komunika
9. Lampiran