PEMBAHASAN
2.1 Definisi
2.1.1 Imunitas
melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengindentifikasi dan membunuh
patogen serta sel tumor. Sistem imun dapat mendeteksi berbagai macam pengaruh biologis
luar yang luas, sehingga organisme akan melindungi tubuh dari infeksi, bakteri, virus hingga
cacing parasit serta menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkannya dari sel
organisme yang sehat agar jaringan tetap dapat berfungsi seperti biasa.
kekebalan tidak berfungsi adekuat, sehingga infeksi lebih sering terjadi, lebih sering
berulang. Luar biasa berat dan berlangsung lebih lama dari biasanya
Jika suatu infeksi terjadi secara berulang dan berat 9 pada bayi baru lahir, anak anak
maupun dewasa), serta tidak memberikan respons terhadap antibiotic, maka kemungkinan
menyebabkan kenker atau infeksi virus, jamur atau bakteri yang tidak biasa.
sekelompok besar dari berbagai penyakit yang disebabkan sebagian dari komponen sistem
imun/kekebalan tubuh (terutama sel dan protein) tidak bekerja dengan semestinya. Dalam
keadaan normal, sistem imun membantu tubuh untuk melawan infeksi oleh mikroorganisme
seperti bakteri, virus atau jamur. Oleh karena itu, pasien dengan IDP lebih rentan untuk
Sistem imun dibagi menjadi sistem imun alamiah (innate immunity) dan adaptif (atau
didapat)
1. Sistem imun alamiah terdiri dari berbagai tipe sel yang bereaksi segera terhadap
mikro-organisme yang masuk tanpa memandang apakah tubuh sudah pernah dengan mikro-
organisme tersebut sebelumnya. Sel-sel ini terdiri dari 1) sel fagosit (misalnya: neutrofil dan
makrofag); 2) leukosit lain (misalnya: eosinofil, basofil dan sel mast) yang melepaskan zat
yang mengakibatkan peradangan dan toksik terhadap mikro-organisme yang masuk; dan 3)
sel natural killer (sel NK) yang menghancurkan sel tubuh yang terinfeksi.
2. Sistem imunitas adaptif (didapat) bertindak sebagai memori jika terpajan oleh
molekul baru, sel ini akan mengenali molekul tersebut sebagai benda asing (antigen),
membuat respons imun spesifik yang secara cepat diaktivasi jika tubuh kontak dengan
antigen tersebut lagi. Sel utama yang terlibat adalah sel T dan B (juga dikenal sebagai
limfosit T dan B). Sel T menyerang mikro-organisme yang masuk ke dalam sel tubuh dan
memproduksi zat kimia yang disebut sitokin, yang membantu mengumpulkan dan mengatur
sel imun yang lain. Sel B memproduksi imunoglobulin (atau antibodi) yang membunuh
Sel-sel ini berinteraksi dan bekerja sama dengan berbagai cara (dan dengan komponen
lain seperti komplemen, dibahas di bawah) untuk melawan infeksi dan melindungi terhadap
terjadinya kanker. Terdapat lebih dari dua ratus IDP yang dikelompokkan menurut bagian
yang tepat untuk menegakkan diagnosis IDP. Sangat penting bagi dokter untuk
mempertimbangkan kemungkinan adanya IDP pada pasien anak-anak maupun dewasa yang
menunjukkan gejala-gejala yang relevan dan melakukan pemeriksaan yang sesuai. Beberapa
pemeriksaan sederhana tersedia untuk dokter pada umumnya bila mereka waspada terhadap
IDP. Pemeriksaan lain yang lebih khusus biasanya dilakukan oleh dokter yang
Kelainan pada defisiensi antibody atau sel B mencakup sebuah spektrum penyakit
yang diamati dengan menurunnya kadar antibody mulai dari bentuk penyakit dengan tidak
dihasilkan imunoglobin dari semua kelas antibody sampai dengan bentuk defisiensi selektif
terhadap defisiensi antibody kelas tertentu saja. Derajat keparahan penyakit tergantung pada
mengalami defisiensi semua kelas Ig akan lebih cepat menunjukkan manifestasi daripada
penderita dengan defisiensi antibody bentuk selektif kelas tertentu. Sampai saat ini baru
dijumpai kekurangan antibody selektif untuk kelas Ig M, Ig G, dan Ig A. Selain itu ada
sejenis penyakit yang dengan defisiensi Ig A dan Ig G dengan disertai kenaikan kadar Ig M.
Gejala umum yang dijumpai pada defisiensi antibody adalah berualngnya kejadian
infeksi terutama yang bersifat piogenik. Khusus untuk penderita defisiensi Ig A, sering
diperkirakan terdapat pada populasi normal berkisar antara 1:800 dan 1:600 (Ammann,
1971). Masih merupakan perdebatan apakah keadaan dengan defisiensi Ig A merupakan hal
“normal” atau kah mempunyai kaitan yang jelas dengan penyakitnya. Dari pengkajian yang
secara luas dilakukan memberi petunjuk bahwa tidak adanya Ig A akan memberikan peluang
Pada laporan survey populasi dengan jelajah atau pik ditemukan kejadian defisiensi
selektif Ig A sebesar 1:400 sampai 1:200 dibandingkan dengan populasi masyarakat normal
sebesar 1:800 sampai 1:600. Walaupun belum diperoleh penjelasan hubungan keadaan
antibody yang berkompetisi dengan Ig E. mungkin juga penderita yang tidak memiliki Ig A
dalam sekresinya akan menuliskan antigen yang dapat menimbulkan reaksi alergi. Bahkan
dilaporkan oleh Bruton dalam tahun 1952 mengenai seorang anak laki laki. Ternyata kelainan
ini berkaitan dengan gangguan kromosom X. Kejadian jenis penyakit ini di Amerika Serikat
tidak diketahui secara pasti tetapi perkiraan di Kerajaan Inggris terjadi setiap seratus ribu
penduduk. Kebanyakan mereka menderita kegagalan produksi imunoglobulin dari semua
kelas sejak dilahirkan. Walaupun sangat diduga adanya kaitan dengan gangguan kromosom
X, namun pernah dilaporkan bahwa ada seseorang bayi perempuan menderita penyakit
Pada pemerintahan selanjutnya didapatkan bahwa dalam sumsum tulang dan darah
perifer penderita hipogamaglobulinemia tersebut masih ditemukan sel sel dari populasi pre-B,
sehingga diduga bahwa kelainan tersebut terletak tidak mampunya sel pre-B untuk
kerusakan imunitas sel T saja sangat jarang. Pada umumnya penderita kerusakan sel T
dibarengi oleh kelainan imunitas humoral. Hal ini mencerminkan pentingnya kerja sama
antara sel T dan sel B sebelum dihasilkan antibody. Hampir semua penderita dengan
Beberapa penderita menunjukkan kadar antibody yang normal, namun akan tampak adanya
defisiensi apabila yang bersangkutan mendapatkan imunisasi karena mereka gagal dalam
mensintesis antobody spesifik terhadap antigen yang diberikan. Penderita penderita tersebut
Penderita dengan defisiensi imun seluler sangat mudah mengalami infeksi berbagai
jenis patogen termasuk virus, jamur, mikobakteria, dan protozoa baik bermanifestasi dalam
bentuk kronik maupun akut. Dalam menentukan gangguan limfosit T, perlu diperhatikan sub
populasi limfosit T yang terlibat. Misalnya sel T sitotoksik (sel efektor) Sel T supresor atau
DiGeorge. Berbeda dengan kelainan pasa sindroma Bruton yang sulit ditetapkan
patogenesisnya, maka sindroma DiGeorge didapatkan aplasia atau hipoplasia kelenjar timus
secara kongenital. Penderita sindroma DiGeorge sering disertai kelainan kongenital lain
seperti gangguan pertumbujan wajah secara normal, kelenjar tiroid dan jantung. Penyakit ini
dijumpai baik pada laki laki maupun perempuan. Kalaupun ditemukan limfosit T pada
penderita sindroma ini, namun limfosit T yang sedikit itu mengalami gangguan
perkembangan, khususnya dalam pembentukan antigen permukaannya. Hal ini nyata sekali
adanya gangguan reaksi terhadap mitogen seperti ConA dan PHA ataupun pembentukan roset
bersangkutan dapat mengalami reaksi GvH (graft versus Host reaction) apabila kelak
menerima transplantasi sumsum atau limfosit hidup dari individu yang imunokompeten dan
berbeda HLA nya. Reaksi GvH diakibatkan oleh sel sel imunokompeten pendatang yang
akan menyerang sel sel tubuh inang ( host) sehingga kadang kadang dapat menyebabkan
kematian.
Pengobatan sindroma diGeorge dengan transplantasi kelenjar timus janin. Dalam beberapa
transplantasi dan akan membawa ke arah lengkapnya limfosit T sehingga pulihnya imunitas
timbulnya reaksi GvH, sebaiknya jaringan timus berasal dari janin yang umurnya tidak lebuh
tua dari 14 minggu. Timus yang berasal dari janin umur 14 minggu sudah cukup memberikan
sel sel epitel timus yang diperlukan untuk pertumbuhan sel sel dari sum sum tulang dan
belum mengandung sel sel T dewasa yang imunokompeten. Tanpa pengobatan, sindroma
jamur candida albicans. Penderita penyakit kulit ini mengalami defisiensi limfosit T dalam
bentuk selektif oleh karena mereka masih memiliki imunitas seluler terhadap mikroorganisme
lain kecuali terhadap candida albicans, demikian pula mereka pula masih mampu
Kelainan yang menyebabkan penyakit kulit tersebut dapat menyerang baik laki laki
maupun perempuan dan ada beberapa petunjuk bahwa kelaninan ini diturunkan. Lagipula
anak anak yang menderita penyakit kulit ini mempunyai kecendrungan menderita berbagai
SCID merupakan kelompok penyakit yang mencakup kelainan sistem imun karena
kegagalan sel sel induk untuk berdeferensiasi menjadi sel T dan atau sel B yang
bermanifestasi dalam bentuk bentuk yang sangat heterogen. Kelainan ini menunjukkan
pengurangan yang sangat parah dari jumlah limfosit dalam peredaran darah dengan marka
marka sel T atau sel B. Bahkan pada penderita, limfosit yang ada tidak memiliki antigen
Penderita SCID sangat peka terhadap hampir semua infeksi mikroba (virus, bakteri,
jamur dan protozoa), khususnya cytomegalovirus, pnemococus carinii dan candida. Gejala
gejala penyakit SCID dimulai sejak bayi dan jika tidak diobati terhadap infeksinya sangat
jarang penderita dapat hidup lebih lama dari satu tahun. Penderita SCID dapat diobati dengan
transplantasi sumsum tulang. Gejala yang mencolok yaitu adanya lymfopenia, sehingga
penderita ini tidak dianjurkan mendapatkan vaksinasi dengan mikroorganisme hidup yang
dilemahkan. Penyakit ini diwariskan baik melalui kromosom X atau melalui otosom yang
bersifat resesif. Jenis SCID yang menyerang hampir 50% penderita dengan bentuk otosom
resesif mempunyai ikatan dengan adanya defisiensi enzim adenosine deaminase (ADA).
Semua sel dalam tubuh penderita SCID jenis ini tidak memiliki ADA termasuk dalam sel
limfoid. Khsusnya dalam sel limfoid , tidak adanya ADA akan mengganggu kehidupan sel
bersangkutan karena kelebihan ATP dan deoxyATP yang bersifat toksik akan tertimbun
Diagnosa dini sangat diperlukan, oleh karena pengobatan terhadap komplikasi yang
telah mencapai tahap ireversible tidak akan berguna. Pengobatan pada tahap dini dilakukan
dengan transplantasu sumsum tulang yang kompatibel akhir akhir ini telah berhasil
dilakukan kloning terhadap gena untuk ADA sehingga memungkinkan untuk mengadakan
tersebut diatas (limfopenia, penurunan kadar IgA,IgE, dan kadang kadang IgG), seringkali
menunjukkan adanya kelainan kelainan lain, yaitu gejala kelainan saraf (ataxia), pelebaran
muda dengan gejala tambahan trombositopenia, eksema dan infeksi berulang . pada penderita
tersebut dapat dijumpai pendarahan berulang dengan infeksi berulang seperti otitis media,
meningitis dan pneumonia karena bakteri. Kerusakan yang mendasari sindroma ini belum
diketahui dengan jelas, karena gangguan imunnya sangat luas baik mengenai imunitas
humoral atapun seluler. Anehnya jumlah limfosit dalam darah tampak normal namun
responnya sangat rendah terhadap antigen. Salah satu gangguanya terdapat pada
ketidakmammpuan penyediaan limfosit sitotoksik. Pengobatan yang tepat terhadap infeksi
bakteri dan virus sangat diperlukan pada setiap serangan, telah dilaporkan adanya usaha
melengkapi limfosit T atau B dengan transplantasi sumsum tulang. Tanpa pengobatan yang
baik, penderita sindroma ini jarang mencapai umur lebih dari 3 tahun.
Gangguan system imun yang telaah dibahas diatas termasuk gangguan yang
menyangkut respon imun spesifik khususnya melibatkan limfosit T dan Limfosit B . oleh
karena sel-sel fagositik, baik sel netrofil maupun sel makrofag,sangat berperan dalam kedua
system imunitas , maka gangguan pada sel-sel tersebut akan membawa gejala penyakit
gangguan antibody , komponen komplemen atau limfokin yang dapat mengaktifkan sel
fagosit. Factor intrinsic sebagai gangguan dalam lintasan metabolikdalam fagosit yang
fagositosis. Gangguan tersebut misalnya terjadi karena defisiensi berapa enzim seperti:
enzim lisosom dan fungsi abnormal dan mikrotubuli. Gangguan ini dikemukakan pada
mikroorganisme oleh fagosit. Penyakit ini berlangsung kronik dan cenderung di wariskan
h245 yang penting untuk aktivitas oksidasi, sedang penderitaan perempuan yang memiliki
cytochrome h245 mengalami gangguan pada factor lain yang perlu untuk aktivasi oksidasi.
Gejala penyakit dimulai pada umur 2 tahun pertama. Biasanya penderita sangat peka
terhadap infeksi organisme yang biasanya tidak begitu ganas, seperti Staphytoccus
hepatosplenomegali yang disebabkan oleh infeksi kronis ataua akut pada kelenjar limfe, kulit,
Pengobatan dilakukan secara agresif dengan antibiotika yang ber spectrum lebar
disertai anti-jamur. Walaupun dengan pengobatan secara dini, namon prognosis tetap jelek.
glikoprotein pada permukaan leukosit sehingga menyulitkan penempelan sel tersebut. Maka
granulosit, monosit, dan limfosit akan mengalami gangguan fungsi yang tergantung kepada
merupakan pilihan sebagai tindakan pengobatan yang memberikan harapan bagi penderita
LAD.
opsonisasi dan kemotaksis. Disamping itu sangat perlu untuk mencegah timbunan kompleks
imin dalam jaringan. Oleh karena itu defisiensi dalam komponen dapat memberikan akibat
dalam berbagai bentuk mulai dari infeksi baktero berulang sampai peningkatan kepekaan
terhadap penyakit otoimun. Sebaliknya kelebihan salah satu komponen ataupun kekurangan
factor penghambat aktivasi komplemen dapat pula mengakibatkan berbagai penyakut parah.
tertentu dari komplemen. Kerusakan ini diwariskan secara resesif melalui otosom, sedang
pada orang yang heterozigot akan memberikan manifestasi produksi komponen bersangkutan
sebanyak separuhnya.
Gangguan pada C1 terdapat pada penderita hereditary angloneurotic edema yang mengalami
kelainan pada inhitor untuk esterase C1 oleh karena C1 yang aktif tidak dihambat maka
enzim ini akan memecah C2 dan C4 secara tidak terkendali. Sebagai akibatnya, banyak
terbentuk peptide yang berfungsi vasoaktif. Disamping itu C1 sendiri mengatur system
kalikrein yang diubah menjadi bradikinin yang juga bersifat vasoaktif. Peptide vasoaktif
terbentuknya udema udema dapat berlangsung pada semua tempat, sehingga sangat
timbulnya gejala seperti trauma. Disamping itu pemberian inhibitor esterase C1 dengan infus
dideritanya
Penderita dengan kekurangan komponen komplemen C5-C8 mempunyai
hemolysis pada waktu malam. Penderita penderita ini memiliki defisiensi DAF (Decay
accelerating factor) yang perlu untuk pengaturan beberapa komponen komplemen tertentu
herediter atau diperoleh sesudah lahir dalam limfosit T atau B, sel-sel fagostik atau system
komponen, maka penyakit penyakit defisiensi imun sekunder meliputi penyakut yang
gangguan system imunnya disebabkan oleh penyakit lain sehingga menimbulkan komplikasi
selanjutnya. Penyakit penyakit defisiensi imun sekunder dapat merupakan akibat hilangnya
sel-sel T atau B atau terganggunya fungsi sel-sel tersebut oleh karena suatu penyakit seperti
leukemia.pada leukemia,sel-sel lekosit yang berubah menjadi ganas akan mendesak sel sel
nrgara maju sebagian besar oleh penggunaan obat obatan dalam rangka pengobatan terhadap
penderita kangker. Pada umumnya obat obatan yang digunakan tersebut bersifat toksik
terhadap sel-sel sumsum tulang dan limfosit T dan B. demikian pula pada penggunaan secara
sengaja obat obat imunosupresi terhadap penderita yang menerima cangkok dapat
infeksi bakteria yang sangat berkelebihan sehingga dapat menimbulkan macetnya respon
imun. Keadaan ini sering membawa kepada tidak mempannya pengobatan dengan antibiotika
Penyakit defisiensi imun yang juga desebabkan oleh infeksi, yang pada saat ini
menarik perhatian dunia yaitu penyakit AIDS. Anehnya infeksi oleh virus AIDS ini justru
menyerang di daerah Negara-negara yang telah maju. Maka pada Bab ini akan dibahas agar
(manusia) karena virus ini hanya dapat menginfeksi manusia, immuno-deficiency karena efek
virus ini adalah menurunkan kemampuan sistem kekebalan tubuh dan termasuk golongan
virus karena salah satu karakteristiknya adalah tidak mampu memproduksi diri sendiri,
melainkan memanfaatkan sel-sel tubuh. HIV adalah virus yang hanya hidup dalam tubuh
manusia yang dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia.Virus HIV menyerang sel darah
putih manusia dan dapat menyebabkan turunnya kekebalan tubuh sehingga mudah terserang
pecandu alcohol yang menjalankan diet tidak berimbang serta sindrom mal absorbsi.
Pada tikus defisiensi vitamin A menyebabkan sel sel kolumnar menjadi tipe
squamosal dan berkeratinisasi, sel sel sekretori kelenjar saliva juga menjadi sel squamosa dan
berkeratinasi. Tapi tidak ada bukti bahwa difisiensi vitamin A pada manusia menyebabkan
perubahan besar
Pada beberapa kasus terdapat stomatitis angularis berupa fissure merah pada sudut
mulut sakit dan membrane mukosa bewarna merah mengkilap. Lidah biasanya
Penderita akan kehilangan nafsu makan diikuti oleh glossitis atau stomatitis dan
dermatitis bagian ujung dan lateral margin lidah menjadi merah. Bagian dorsum lidah dilapisi
Penyakit yang terjadi adalah scurvy.Dampak utama adalah dermatitis dan purpura,
pada kasus berat anemia penyembuhan yang lambat pada luka dan gusi bengkak berdarah
Anorexia nervosa adalah penolakan terhadap makanan secara tegas dan terus menerus yang
berakibat pada tubuh kurus bahkan kematian.Bulimia adlah keadaan dimana seseorang
Agammaglobulinemia X – linked
Kelainan limfosit T
o Anomaly di George
o Ataksia – teleangiektasia
3. Penyakit diamana terjadi kelainan pada fungsi pembunuh dari sel darah putih
Sindroma Chediak – Higashi
Kekurangan mieloperoksidase
Hiperimmunoglobulinemia E
anak alki laki dan merupakan akibat dari penurunan jumlah atau tidak adanya limfosit B serta
Bayi akan menderita infeksi paru paru, sinus dan tulang. Biasanya karena bakteri(
misalnya hemophilius dan streptococcus) dan bisa terjadi infeksi virus yang tidak biasa di
otak. Tetapi infeksi biasanya baru terjadi setelah 6 bulan karena sebelunya bayi memiliki
antibody perlindungan di dalam darahnya yang berasal dari ibunya. Jika tidak mendapatkan
faksinasi polio, anak anak bisa menderita polio, mereka juga bisa menderita artritis.Suntikan
atau infus immunoglobulin diberikan selama hidup penderita agar penderita memiliki
antibody sehingga bisa membantu mencegah infeksi.Jika terjadi infeksi bakteri diberikan
antibiotic.Anak laki laki penderita agammanoglobulinemia X – linked banyak yang
menderita infeksi sinus dan paru paru menahun dan cenderung menderita kanker.
Immunodefisiensi yang berubah ubah terjadi pada pria dan wanita pada usia
berapapun, tetap biasanya baru muncul pada usia 10 – 20 tahun. Penyakit ini terjadi akibat
sangat rendahnya kadar antibody meskipun jumlah limfosit B nya normal. Pada beberapa
penderita limfosit T berfungsi secara normal, sedangkan pada penderita lainnya tidak.
Sering terjadi penyakit autoimun, seperti penyakit Addison, tiroiditis dan artritis
rematoid, biasanya terjadi diare dan makanan pada saluran pencernaan tidak diserap dengan
baik suntikkan atau infus immunoglobulin diberikan selama hidup penderita.Jika terjadi
Pada penyakit ini, kadar antibody total adalah normal, tetapi terdapat kekurangan
antibody jenis tertentu. Yang paling sering terjadi adalah kekurangan IgA. Kadang
kekurangan IgA sifatnya diturunkan, tetapi penyakit ini lebis sering terjadi tanpa penyebab
yang jelas penyakit ini juga bisa timbul akibat pemakian fenitoin ( obat antu kejang).
Sebagian besar penderita kekurangan IgA tidak mengalami gangguan atau hanya mengalami
gangguan rinagn, tetapi penderita lainnya bisa mengalami infeksi pernafasan menahun dan
alergi. Jika diberikan tranfusi darah, plasma atau immunoglobulin yang mengandung IgA,
beberapa penderita menghsilkan antibody anti IgA, yang bisa menyebabkan reaksi alergi
yang hebat ketika mereka menerima plasma atau immunoglobulin berikutnya.Biasanya tidak
ada pengobatan untuk kekurangan IgA.Antibiotic diberikan pada mereka yang mengalami
infeksi berulang.
yang paling serius.Terjadi kekurangan limfosit B dan antibody, disertai dengan kekurangan
atau tidak berfungsinya limfosit T, sehingga penderita tidak mampu melawan infeksi secara
adekuat. Sebagian besar bayi akan mengalami pneumonia dan thrush (infeksi jamur di mulut)
diare biasanya baru muncul pada usia 3 bulan. Bisa juga terjadi infeksi yang lebih serius,
seperti pneumonia pneumokistik. Jika tidak diobati, biasanya anak akan meninggal pada usia
tali pusar.
Sindroma wiskott Aldrich hanya akan menyerang anak laki laki dan menyebabkan eksim,
penurunan jumlah trombsit serta kekurangan limfosit T dan B yang menyebabkan terjadinya
infeksi berulang. Akibat rendahnya jumlah trombosit, maka gejala pertamanya bisa berupa
anak rentan terinfeksi bakteri, virus dan jamur. Sering terjadi infeksi saluran pernafasan.
Anak yang bertahan samapai usia 10 tahun, kemungkinan akan menderita kanker..
memiliki jumlah trombosit yang sedikit dan dihancurkan di dalam limfa.antibioti dan infus
Adalah suatu penyakit keturunan yang mnyerang system kekebalan dan system saraf.
Kelainan pergerakan biaasnya timbul ketika anak mulai bisa berjalan,tetapi juga bisa baru
muncul pada usia 4 tahun. Anak tidak dapat berbicara dengan jelas, otot ototnya lemah dan
Talangiektasi adalah suatu keadaan dimana terjadi pelebaran kapiler dikulit dan mata.
Telangiektasi terjadi pada usia 1 – 6 tahun, biasanya paling jelas terlihat dimata, telinga dan
bagian pinggir hidung dan lengan. Sering terjadi pneumonia, infeksi bronkus dan infeksi
sinus yang dapat menyebabkan kelainan paru menahun.kelainan pada system endokrin dapat
membuat ukuran buah zakar yang kecil, kemandulan dan diabetes.Banyak anak anak yang
menderita kanker, terutama leukemia, kanker otak, dan kanker lambung.Antibiotic dan
suntikan atau infus immunoglobulin bisa membantu mencegah infeksi, tetapi tidak dapat
immunodefiensiensi yang ditandai dengan sangat tingginya kadar anti badi IgE dan infeksi
stafilokokus berulang, infeksi bisa menyerang kulit, paru paru, sendi atau organ lainnya
.banaykn penderita yang memiliki tulang yang lemah sehingga sering mengalami patah
tulang. Beberapa penderita yang menunjukkan gejala alergi, seperti eksim, hidung tersumbat
dan asma.
kelainan pada sel sel darah putih yang menyebabkan terganggunya kemampuan mereka untuk
membunuh bekteri dan jamur tertentu.Sel darah putih tidak menghasilkan hydrogen
Gejala biasanya muncull pada masa kanak kanak awal tetapi bilsa juga baru timbul
pada usia belasan tahun. Infeksi kronis terjadi pada kulit, paru paru, kelenjar getah bening,
mulut hidung dan usus.Bisa terjadi abses di sekitar anus, di dalam tulang dan otak.Kelnjar
getah bening cendrung membesar dan mongering.Hati dan limfa membesar serta
setiap minggu bisa menurunkan kejadian infeksi. Pada beberapa kasus, pencangkokan sum
Pada penyakit ini, bayi memiliki kadar anti body yang rendah, yang mulai terjadi pada
usia 3 – 6 bulan. Keadaan ini lebih sering ditemukan pada bayi bayi yang lahir premature
karena selama did alam masa kandungan, mereka menerima antibody ibunya dalam junlah
yang lebih sedikit, penyakit ini tidak diturunkan, menyerang anak laki laki dan perempuan
Sebagian bayi mempu membuat antibody dantidak memiliki masalah dengan infeksi,
immunoglobulin sangat efektif untuk mencegah dan membantu mengobati infeksi biasanya
janin.Keadaan ini tidak diturunkan dan bisa menyerang anak laki laki maupun anak
perempuan.Anak anak tidak memiliki kelenjar thymus, yang merupakan kelenjar yang
penting untuk perkembangan limfosit T yang normal.Tanpa limfosit T, penderita tidak dapat
melawan infeksi dengan baik. Segera setelah lahir, akan terjadi infeksi berulang. Beratnya
gangguan kekebalan sangat bervariasi kadang kelainan bersifat parsial dan fungsi limfosit T
akan membaik dengan sendirinya. Anak anak memiliki kelainan jantung dan gambaran wajah
yang tidak biasa( telinganya lebih rendah, tulang rahngnya kecil dan menonjol serta jarak
antara kedua matanya lebih lebar). Penderita juga tidak memiliki kelenjar paratiroid, sehingga
kadar kalium darahnya rendah dan segera setelah lahir seringkali mengalami kejang. Jika
pencangkokan kelenjar thymus dari jenin atau bayi baru lahir.Kadang kelainan jantungnya
lberat daripada kelainan kekebalan sehingga perlu dilakukan pembedahan jantung untuk
mencegah gagal jantung yang berat dan kematian. Untuk mengatasi rendahnya dar kalsium
dalam darah diperlukan intervensi supaya kadar kalsium darah bisa normal.
Kandidiasi mukokutaneus kronis terjadi akibat buruknya fungsi sel darah putih, yang
menyebabkan infeksi jamur candida yang menetap pada bayi atau dewasa muda. Jamur bisa
menyebabkan infeksi mulut (thrush), infeksi pada kulit kepala, kulit dan kuku.Penyakit ini
lebih sering ditemukan pada anak perempuan dan beratnya bervariasi.Beberapa penderita
mengalami hepatitis dan penyakit paru paru menahun.Penderita lainnya memiliki kelainan
endokrin.
Infeksi internal oleh candida jarang sekali.Biasanya infeksi bisa diobati dengan obat
anti jamur nistatin atau klotrimazol.Infeksi yang lebih berat memerlukan obat anti jamur yang
2.3.19 HIV-AIDS
berarti didapat, Immuno berarti sistem kekebalan tubuh, Deficiency berarti kekurangan,
Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak.
Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih
sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika
diserang penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampakny aadalah kita dapat
Agen Etiologik Serikat) dan HIV-2 ( lazim terdapat di Afrika barat dan negara-negara
Reservoir Manusia.
Penularan Virus terdapat di dalam darah dan serum yang berasal dari cairan tubuh,
ditularkan Dari orang ke orang lain melalui hubungan anal atau vaginal,
dengan darah atau cairan tubuh yang terinfeksi pada membran mukosa atau
kontak/ genital dan berciuman dalamd an lama (French kissing). Tidak ada
laporan tentang penularan melalui saliva, air mata, urin, sekresi bronkial,
resistensi
kepetugas positifbervariasimenurutnegarabagian.
kesehatans
etempat
Manifestasiklinik
dalamwaktusatuatauduabulansetelahterinfeksi.
timbulnyasangatbervariasipadasetiapindividu.Padakondisiasimptomatiktersebut, virus
merusakdanmembunuhseltersebuttanpamenunjukkangejalapenyakit.Padasaatsistemimunsang
Penatalaksanaan
1. Pengendalianinfeksioportunistik
sepsis.Digunakanagen-agenfarmakologispesifikuntukmengidentifikasiorganismejugaagen-
2. ARV
ArvbisadiberikanpadapasienUntukmenghentikanaktivitas virus,
memulihkansistemimundanmengurangiterjadinyainfeksioportunistik,
memperbaikikualitashidup, danmenurunkankecacatan. Arvetidakmenyembuhkanpasien HIV,
namunbisamemperbaikikualitashidupdanmemperpanjangusiaharapanhiduppenderita HIV
AIDS.
a. Cara kerjaarv
1. Entry (saatmasuk)
2. Early replication
3. Late replication
b. Obatarvterdiriatasbeberapagolongan, yaitu :
Jenisobat-obatanARV :
4. Protease Inhibitor
5. Fusion Inhibitor
AT
Jamganminumoba n
tlarutmalam
osong
akulit. aktumakan
meningkatkan ,
absorbsi terutamasaatm
Pertimbaganobat engkonsumsim
Janganminumanti makdan
histaminkecualide protein.
nganoengawasand
okter
Pada saat ini belum dapat diperoleh vaksin yang cukup efektif untuk terapi AIDS.
Dan belum ada yang dicoba kepada manusia dengan hasil efektif terhadap infeksi HIV.AIDS
pada kera yang disebabkan oleh infeksi SIV.Diharapkanmerupakan model yang baik untuk
pengembangan usaha usaha profilaksis dan terapi terhadap indeksi HIV. Namun demikian,
sambil menunggu dengan harapan didapatkannya cara profilaksis dan terapi yang efektif
suntikan, pengujian bahan bahan tranfusi sebelum dipakai terhadap protein protein virus atau
anti body antivirus. Hal hal tersebut malah tetap merupakan cara cara utama untuk
Selain penyakit penyakit yang telah disebutkan dengan gangguan defisiensi imun
yang menonjol sebagai penyebabnya masih terdapat penyakit yang disevbabkan justru
mendesak system imun yang normal sehingga akibatnya pun menjadi seperti defisiensi
abnormal dari limfosit B dan sel sel plasma.Penyakit penyakit ini berkaitan dengan produksi
berlebihan immunoglobulin (ig) atau dalam bentuk rantai rantai ig yang terlepas. Oleh karena
ig tadi dihasilkan dari sel sel yang dihasilkan dari satu klon yang sama, maka ig nya adalah ig
monoclonal dan penyakitnya dinmakan gemopathy monoclonal. Ada 3 jeni gemopathy
monoclonal utama , yaitu: multiple myeloma, macroglobulinemia dan heavy chain disease.
Penyakit ini paling banyak ditemukan diantara penyakit penyakit yang termasuk
gemopathy dan merupakan manifestasi dan isotope ( protein M) dengan rantai lamda atau k.
pada multiple myeloma mungkin jga terdapat rantai rantai ringan lamda atau k dalam
keadaan bebas serum atau urine. Protein protein ini biasa dinamakan protein bence-jones.
Oleh karena sel sel plasma yang ganas dapat berada diberbagai organ tubuh, maka
penyakit ini dapat menyerang berbagai organ seperti karangka tulang, system saraf, sum sum
tulang dan ginjal pada pengamatan dengan sinir s. nyak tulang tulang menunjukkan adanya
osteolisis.
normal, sehingga para penderita sangat peka terhadap infeksi bakteri dan virus.
2.4.2 Macroglobullinaemia
sisntesis dan pelepasan sejumlah besar igM. Begitu banyaknya igM dalam darah sehingga
Ciri khas daru penyakit ini selaind ari kelebihan IgM. Selalu dibarengi dengan
menurunnya sintesis Ig lain sehingga terjadi hipo gamaglobullinemia dengan segala akibat
yang merugikan.
dengan BM 55 kd yang sama dengan fragmen fc dari IgG, igA atau IgM. Orang yang
menderita penyakit yang jarang ini mengalami infeksi bakteri berulang.Perbesaran kelenjar
getah bening dan anemia. Kematian pasien sering disebabkan karena infeksi berulang.
Seperti gemopathy yang debabkan oleh keganasan sel sel plasma, maka hal tersebut
dapat dijumpai pula adanya keganasan sel T ataupun sel B yang lebih muda.
merupakan hasil dari adanya translokasi sepotong kromosom ke kromosom lain. Salah satu
diantaranya yaitu terdapat limfoma.Dari burkit yang merupakan tumor sel B yang menyerang
Demikian pula terdapat tumor sel T yang dapat mengalami translokasi kromosom 9 –
penyakit immune defesiensi yang sifatnya diturunkan. Pada beberapa penyakit,jumlah sel
darah putihnya menurun, pada penyakit lainnya jumlah sel darah putih adalah normal tetapi
fungsinya mengalami gangguan. Pada sebagian penyakit lainnya, tidak terjadi kelainan pada
seld arah putih, tetapi system kekebalan lainnya mengalami kelainan atau hilang.
Immunodefisensi yang didapat biasanya terjadi akibat suatu
kekebalan yang ringan, sedangkan penyakit lainnya menghancurkan kemampuan tubuh untuk
melawan Infeksi.Pada infeksi HIV yang menyebabkan AIDS, virus menyerang dan
menghancurkan sel darah putih yang dalam keadaan normal melawan infeksi virus dan
jamur.
setiap penyakit serius menahun menyebabkan gangguan pada system kekebalan orang yang
dan menghancurkan bakteri dari organisme infeksi lainnya yang masuk kedaalam peredaran
darah. Limpa merupaka salah satu tempat pembentukan antibody.Jika limpa diangkat atau
mengalami kerusakan akibat penyakit gangguan system kekebalan. Jika tidak memiliki limpa,
seseorang (terutama bayi) akan sangat peka terhadap infeksi bakteri tertentu. Selain vaksin
yang biasa diberikan kepada anak anak, seorang anakn yang tidak memiliki limpa harus
limpa harus terus menerus mengkonsumsi antibiotic selama 5 tahun pertama.semua orang
yangtidak memiliki limpa, harus segera mengkonsumsi antibiotic begitu ada demam sebagai
Malnutrisi juga bisa secara serius menyebabkan gangguan kekbalan, jika malnutrisi
mnyebabkan berat badan berkurang 80% dari berat ideal, maka biasanya akan terjadi
gangguan system kekebalan ringan. Jika berat badan turun hingga 70 % dari berat ideal, maka
biasanya terjadi gangguan system kekebalan yang berat. Infeksi ak;an mengurangi nafsu
makan dan akan meningkatkan metabolisme tubuh, sehingga akan semakin memperburuk
keadaan malnutrisi. Beratnya gangguan system kekebalan tergantung kepada beratnya dan
lamanya malnutrisi da nada tidaknya penyakit. Jika malnutrisi berhasil diatasi, maka system
Diabetes
Sindroma down
Gagal ginjal
Malnutrisi
Kemoterapi kanker
Kortikosteroid
Obat imunodepresan
Terapi penyinaran
3. Infeksi
Cacar air
Infeksi stimegalovirus
Campak jerman
Infeksi HIV
Mononucleosis infeksiosa
Campak
Agranulositosis
Anemia aplastic
Histiositosis
Leukemia
Limfoma
Mielofibrosis
Myeloma
Luka bakar
Pengangkatan limpa
6. Lain lain
Hepatitis kronis
Serkoidosis
atau lebih dalam setahun. Terutama jika tertular dengan anak lain. Bayi dengan gangguan
system kekebalan biasanya menderita infeksi bakteri berat yang menetap, berulang atau
yang biasanya terjadi setelah demam dan sakit tenggorokan.Bronkitis bisa berkembang
menjadi pneumonia kulit dan selaput lender yang melapisi mulut, mata dan alat kelamin
Thrush disertai luka di mulut serta peradangan gusi, bisa jadi adalah pertanda awal
dari adanya gangguan system kekebalan tubuh. Peradangan mata, rambut rontok, eksim yang
berat dan pelebaran kapiler dibawah kulit juga merupakan pertanda dari penyakit
Infeksi yang menetap atau berulang, atau infeksi berat yang disebabkan oleh
mikroorganisme yang biasanya tidak menyebabkan infeksi berat, bisa merupakan petunjuk
Infeksi oportunistik
Kadar antibody/immunoglobulin
Jumlah limfosit T
Kadar komplemen
sindroma wiskott – Aldrich dan penderita yang tidak memiliki limpa diberikan antibiotic
kekebalan belum berhasil mengobati penderita dengan sel darah putihnay sedikit atau
fungsinya tidak optimal. Peningkatan kadar antibody dapat dilakukan dengan suntikan atau
infus immunoglobulin, yang biasanya dilakukan setiap bilan. Untuk mengobati penyakit
Pencangkokan sel sel thymus dan sel sel lemak hati janin masih bersifat
dilakukan terapi sulih enzim.Jika ditemukan kelainan genetic, maka terapi genetic
kengenital yang berat.Prosedur ini biasanya hanya dilakukan pada penyakit yang paling berat,
kelainan sel darah putih tidak dilakukan tranfusi darah kecuali darah yang didonorkan
sebelumnya telah disinar, karena seldarah p’utih didalam darah donor bisa menyerang darah
penderita sehingga terjadi penyakit serius yang bisa berakibat fatal (penyakit graft versus
host).
2.8 Diagnosis Pada Kelainan Sistem Imun
Pada pusat pusat kesehatan modern karena telah tersedia peralatan yajng cukup
cangginh tidaklah dijumpai kesulitan dalam memperoleh data yang rinci dari seseorang yang
imun.Diindonesia tersedianya alat alat yang dibutuhkan belum merata ke seluruh daerah,
namun untuk meyani penderita penderita yang diduga menderita kelainan imun tersebut dapat
diilakukan pemeriksaan awal sebagai pemeriksaan penapisan (screening). Paling tidak hasil
pemeriksaan awal tersebut sudah dapat menunjang 75 % dari penegakan diagnosis penyakit
Dibawah ini disajikan secara singkat langkah langkah yang dapat dilakukan dengan fasilitas
terbatas.
Penapisan awal
a) Jumlah absolut limfosit dan perbandigan jenis jenis sel darah putih
3. Fagositosis
d) Uji NBT
4. Komplemen
Hal hal yang sebaiknya dilakukan oleh penderita penyakit immunodefisiensi antara lain:
diberikan vaksin virus atau bakteri yang sudah dimatikan.jika diketahui ada anggota keluarga
yang membawa gen penyait immunodefisiensi sebaiknya melakukan konseling agar anaknya
tidak menderita penyakit ini. Beberapa penyakit immunodefisiensi yang bisa didiagnosis
pada janin dengan melakukan pemeriksaan pada contoh darah janin atau cairan ketuban:
Agammaglobulinemia
Pada kebanyakan penyakit ini, orang tua atau saudara kandungnya dapat menjalani
pemeriksaan untuk menentukan apakah mereka membaawa gen dari penyakit ini.