Anda di halaman 1dari 4

TUGAS REVIEW IMMUNOLOGI VIDEO HIV & AIDS

Judul : HIV & AIDS


Sub Judul : Pengantar HIV & AIDS (Tanda – tanda, gejala, transmisi,
penyebab terjadinya dan patologi
Durasi : 9 menit 55 detik
Tahun : 18 April 2016
Sumber : Channel Osmosis

Reviewer : Lisa Andriyani Siregar (1601103)


Livia Nathania (1601104)
Liza Elvira (1601105)
Kelas : S1 – VI C
Tanggal : 02 April 2019
Dosen Pembimbing : Dra. Sylvia Hasti, M.Farm, Apt.
Mata Kuliah : Immunologi

 PEMBAHASAN (Isi Video)


HIV atau Human Immunodefieciency Virus adalah suatu virus yang dapat
menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem
kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Bila
sistem kekebalan tubuh sudah rusak atau lemah, maka seseorang akan dengan mudahnya
terserang berbagai penyakit yang ada di sekitar kita seperti TBC, diare, sakit kulit, dll.
Kumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh kita itulah yang disebut AIDS. nfeksi
HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). AIDS adalah stadium akhir dari infeksi
virus HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang
sepenuhnya.

HIV dapat dibagi menjadi dua tipe, yakni tipe 1 dan tipe 2. HIV-1 dapat
ditemukan di seluruh dunia, sementara HIV-2 jarang ditemukan di tempat lain selain di
Afrika Barat. Kedua tipe virus ini ditularkan dengan cara yang sama dan sama-sama
dapat menyebabkan AIDS. Akan tetapi, tampaknya HIV-2 lebih sulit menular dan
infeksi HIV-2 jauh lebih lambat berubah menjadi AIDS dibandingkan HIV-1.Virulensi
dan viral load yang rendah dari HIV-2 menjadi penyebab keadaan tersebut. HIV-2
memiliki setidaknya delapan subtipe, dimana subtipe A dan B adalah yang tersering
ditemukan.

Diduga HIV-1 berkembang dari Simian Immunodeficiency Virus (SIV) yang


menginfeksi simpanse (SIVcpz) sementara HIV-2 berkembang dari SIV yang
menginfeksi monyet sooty mangabey (SIVsmm).

Kerja HIV didalam tubuh yakni dengan :

1) Pertama, HIV masuk ke tubuh dan mencari sel-sel CD4 positif, kemudian virus
ini masuk ke sel CD4 positif untuk melumpuhkan dan menguasainya dengan
cara memperbanyak diri di dalam sel CD4 positif ini.
2) Kedua, sel-sel HIV baru yang telah menjadi banyak ini kemudian keluar dan
mencari sel-sel CD4 positif lainnya dan mengulangi proses yang sama.
3) Lalu ketiga, sel-sel penyerang datang dan menghancurkan sel CD4 positif yang
telah terinfeksi HIV. Namun, sel-sel HIV yang baru telah menjadi banyak dan
cepat mencari sel-sel CD4 positif dan memperbanyak diri lagi di dalamnya.
4) Keempat, setelah melewati beberapa waktu, tubuh akan semakin banyak
kehilangan sel-sel CD4 positif dan sistem kekebalan tubuh menjadi lemah.

Hal ini terjadi karena tugas sel-sel CD4 positif untuk mengenali sel-sel asing yang
masuk ke dalam tubuh tersebut telah dikalahkan virus HIV. Karena sel-sel tubuh
CD4 positif berkurang dalam tubuh, maka tubuh tidak bisa menerima informasi
yang cukup untuk membentuk sel-sel penyerang yang dibutuhkan.

Mekanisme Kerja Infeksi HIV Akut

Pada tahap ini HIV akan menginduksi R5 Strain HIV yang mengikat co-reseptor
CCR5 yang menyerang pada makrofag, sel dendrit dan sel T yang umunmnya
terdapat pada sel epitel atau mukosa jaringan tubuh dimana saat memasuki tubuh
dan bermigrasi ke kelenjar getah bening dimana pada kelenjar banyak sel imun
tubuh. Disini strain R5 akan sel T helper, makrofag, dan sel dendrit yang
mempercepat perbanyakan dan penyebaran virus didalam darah. Sel imun akan
bereaksi dalam membunuh virus ini hal ini terjadi dalam 12 minggu pertama.
Sedangkan Mekanisme kronik HIV terjadi selama 2-10 tahun

Manusia dapat terjangkit HIV melalui penularan :

1. Hubungan seks yang berisiko


Yang dimaksud berisiko di sini adalah jika salah satu pasangan terjangkit virus
HIV kemudian melakukan hubungan seks tanpa menggunakan pengaman.
Salah satu cara paling mudah untuk pencegahan HIV adalah dengan
menggunakan kondom dan tidak berganti-ganti pasangan
2. Penularan lewat jarum suntik
Penggunaan jarum suntik secara bergantian juga merupakan salah satu cara
penularan AIDS yang paling umum. Penggunaan jarum suntik tidak hanya bisa
ditemukan di rumah sakit, namun juga di kalangan pengguna narkoba, layanan
akupuntur hingga jasa tato. Karena itu pastikan Anda mendapatkan jarum
suntik yang baru saat akan menggunakan layanan akupuntur maupun tato.
3. Transfusi darah
Dalam beberapa kasus, cara penularan penyakit AIDS juga bisa terjadi melalui
transfusi darah. Namun saat ini semakin jarang terjadi akibat adanya uji
kelayakan donor darah yang semakin ketat. Dengan adanya uji kelayakan yang
ketat dapat menekan risiko penerima donor darah memiliki risiko HIV.
4. Penularan HIV melalui ASI
Ibu yang mengidap HIV/AIDS dapat menularkan virus HIV pada anak yang
disusuinya. Namun hal ini dapat dicegah dengan mewaspadai sejak awal
kehamilan untuk menekan risiko penularan HIV pada bayi.

Hingga saat ini belum ditemukan obat-obatan sebagai pencegahan HIV dan
menyembuhkan infeksi HIV/AIDS. Obat yang tersedia saat ini adalah untuk
menekan aktivitas virus dalam tubuh dan mengendalikan laju infeksi tersebut
sehingga penderita HIV memiliki harapan hidup lebih panjang.

Cara Mencegah Penularan HIV:


Cara mencegah penularan HIV/AIDS yang paling aman adalah dengan melakukan
serangkaian upaya dan cara pencegahan HIV, di antaranya:
1. Menggunakan kondom
Cara pencegahan HIV sebaiknya menggunakan kondom setiap kali melakukan
hubungan seks baik secara vaginal, anal, maupun oral, apalagi jika Anda tidak
mengetahui apakah pasangan Anda mengidap virus HIV atau tidak.
2. Hindari penggunaan jarum suntik bekas
Setiap Anda akan menggunakan jarum suntik baik itu di rumah sakit, tempat
terapi akupuntur, maupun jasa gambar tato atau tindik, pastikan Anda selalu
mendapatkan jarum suntik baru yang masih tersegel rapi, ini merupakan cara
pencegahan HIV. Segera tolak jika Anda mendapatkan jarum bekas karena
berisiko penularan HIV.
3. Hindari obat-obatan terlarang
Penggunaan obat-obatan terlarang melalui jarum suntik secara bergantian juga
dapat menyebabkan penularan HIV. Selain itu obat-obatan terlarang juga
membuat Anda sulit berpikir jernih sehingga Anda cenderung mengambil
keputusan yang buruk. Jadi, cara pencegahan HIV dengan menghindari obat-
obatan terlarang dan jarum suntik bekas.
4. Jika posisif HIV saat hamil, dapatkan perawatan
Jika Anda hamil, cara pencegahan HIV dengan segera mendapatkan perawatan
medis. Karena ibu hamil positif HIV dapat menularkan infeksi pada bayi dalam
kandungan atau saat menyusui. Tetapi jika menerima perawatan selama
kehamilan, Anda dapat mengurangi risiko bayi tertular HIV secara signifikan.
5. Sunat pada pria
Cara pencegahan HIV berikutnya pertimbangkan sunat pada laki-laki. Ada
bukti bahwa sunat laki-laki dapat membantu mengurangi risiko seorang pria
terkena infeksi HIV.

Faktor Risiko Tertular HIV :


Ketika HIV/AIDS pertama kali muncul di Amerika Serikat, ini cenderung
memengaruhi laki-laki yang berhubungan seks sesama jenis atau homoseksual.
Namun, sekarang jelas bahwa HIV juga menyebar melalui hubungan seks
heteroseksual.
Siapa pun dari segala usia, ras, jenis kelamin, atau orientasi seksual dapat
terinfeksi. Namun, Anda berisiko terbesar terkena HIV / AIDS jika:
1. Melakukan hubungan seks tanpa kondom
Gunakan kondom lateks atau polyurethane baru setiap kali melakukan
hubungan seks. Seks anal lebih berisiko daripada seks vaginal. Risiko HIV
meningkat jika sering berganti pasangan seksual.
2. Pengidap penyakit menular seksual
Banyak penyakit menular seksual (PMS) menghasilkan luka terbuka pada alat
kelamin. Luka-luka ini bertindak sebagai pintu masuk penularan HIV untuk
memasuki tubuh.
3. Mengunakan obat intravena
Orang yang menggunakan obat intravena sering berbagi jarum dan alat suntik.
Ini menularkan HIV pada tetesan darah orang lain.
4. Seorang pria yang tidak disunat
Studi menunjukkan bahwa pria yang tidak disunat meningkatkan risiko
penularan HIV heteroseksual.

Diagnosa HIV & AIDS


Untuk memastikan apakah pasien terinfeksi HIV, maka harus dilakukan tes HIV.
Skrining dilakukan dengan mengambil sampel darah atau urine pasien untuk diteliti di
laboratorium. Jenis skrining untuk mendeteksi HIV adalah:

 Tes antibodi. Tes ini bertujuan mendeteksi antibodi yang dihasilkan tubuh
untuk melawan infeksi HIV. Meski akurat, perlu waktu 3-12 minggu agar
jumlah antibodi dalam tubuh cukup tinggi untuk terdeteksi saat pemeriksaan.
 Tes antigen. Tes antigen bertujuan mendeteksi p24, suatu protein yang
menjadi bagian dari virus HIV. Tes antigen dapat dilakukan 2-6 minggu
setelah pasien terinfeksi.

Bila skrining menunjukkan pasien terinfeksi HIV (HIV positif), maka pasien
perlu menjalani tes selanjutnya. Selain untuk memastikan hasil skrining, tes berikut
dapat membantu dokter mengetahui tahap infeksi yang diderita, serta menentukan
metode pengobatan yang tepat. Sama seperti skrining, tes ini dilakukan dengan
mengambil sampel darah pasien, untuk diteliti di laboratorium. Beberapa tes tersebut
antara lain:

 Hitung sel CD4. CD4 adalah bagian dari sel darah putih yang dihancurkan oleh
HIV. Oleh karena itu, semakin sedikit jumlah CD4, semakin besar pula
kemungkinan seseorang terserang AIDS. Pada kondisi normal, jumlah CD4
berada dalam rentang 500-1400 sel per milimeter kubik darah. Infeksi HIV
berkembang menjadi AIDS bila hasil hitung sel CD4 di bawah 200 sel per
milimeter kubik darah.
 Pemeriksaan viral load (HIV RNA). Pemeriksaan viral load bertujuan untuk
menghitung RNA, bagian dari virus HIV yang berfungsi menggandakan diri.
Jumlah RNA yang lebih dari 100.000 kopi per mililiter darah, menandakan infeksi
HIV baru saja terjadi atau tidak tertangani. Sedangkan jumlah RNA di bawah
10.000 kopi per mililiter darah, mengindikasikan perkembangan virus yang tidak
terlalu cepat. Akan tetapi, kondisi tersebut tetap saja menyebabkan kerusakan
perlahan pada sistem kekebalan tubuh.
 Tes resistensi (kekebalan) terhadap obat. Beberapa subtipe HIV diketahui kebal
pada obat anti HIV. Melalui tes ini, dokter dapat menentukan jenis obat anti HIV
yang tepat bagi pasien.

Anda mungkin juga menyukai

  • Katpeng Dafis
    Katpeng Dafis
    Dokumen2 halaman
    Katpeng Dafis
    Lisa Andriyani
    Belum ada peringkat
  • SWOT
    SWOT
    Dokumen5 halaman
    SWOT
    Lisa Andriyani
    Belum ada peringkat
  • Defisiensi Imun Primer
    Defisiensi Imun Primer
    Dokumen40 halaman
    Defisiensi Imun Primer
    Lisa Andriyani
    Belum ada peringkat
  • 137 141
    137 141
    Dokumen3 halaman
    137 141
    Lisa Andriyani
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
    Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
    Dokumen12 halaman
    Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
    Lisa Andriyani
    Belum ada peringkat
  • Integumen
    Integumen
    Dokumen15 halaman
    Integumen
    Lisa Andriyani
    Belum ada peringkat
  • Tiket
    Tiket
    Dokumen1 halaman
    Tiket
    Lisa Andriyani
    Belum ada peringkat
  • Kotak Etiket Krim
    Kotak Etiket Krim
    Dokumen3 halaman
    Kotak Etiket Krim
    Lisa Andriyani
    Belum ada peringkat
  • Cover KIE
    Cover KIE
    Dokumen3 halaman
    Cover KIE
    Lisa Andriyani
    Belum ada peringkat
  • Kasus Gerd
    Kasus Gerd
    Dokumen1 halaman
    Kasus Gerd
    asri nurul ismi
    Belum ada peringkat
  • Brosur Krim
    Brosur Krim
    Dokumen1 halaman
    Brosur Krim
    Lisa Andriyani
    Belum ada peringkat
  • Asses Ment
    Asses Ment
    Dokumen1 halaman
    Asses Ment
    Lisa Andriyani
    Belum ada peringkat
  • Dapus
    Dapus
    Dokumen1 halaman
    Dapus
    Lisa Andriyani
    Belum ada peringkat
  • Kasus Gerd
    Kasus Gerd
    Dokumen1 halaman
    Kasus Gerd
    asri nurul ismi
    Belum ada peringkat
  • Jurnal
    Jurnal
    Dokumen13 halaman
    Jurnal
    Lisa Andriyani
    Belum ada peringkat
  • Tiket
    Tiket
    Dokumen1 halaman
    Tiket
    Lisa Andriyani
    Belum ada peringkat
  • PERTUSIS
    PERTUSIS
    Dokumen10 halaman
    PERTUSIS
    Lisa Andriyani
    Belum ada peringkat
  • Kotak Suspensi Kering
    Kotak Suspensi Kering
    Dokumen1 halaman
    Kotak Suspensi Kering
    Lisa Andriyani
    Belum ada peringkat
  • Brosur
    Brosur
    Dokumen1 halaman
    Brosur
    Lisa Andriyani
    Belum ada peringkat
  • Tiket
    Tiket
    Dokumen1 halaman
    Tiket
    Lisa Andriyani
    Belum ada peringkat
  • Kontroversi PP 51 Tahun 2009
    Kontroversi PP 51 Tahun 2009
    Dokumen4 halaman
    Kontroversi PP 51 Tahun 2009
    Lisa Andriyani
    Belum ada peringkat
  • Asses Ment
    Asses Ment
    Dokumen1 halaman
    Asses Ment
    Lisa Andriyani
    Belum ada peringkat
  • Mercutio
    Mercutio
    Dokumen1 halaman
    Mercutio
    Lisa Andriyani
    Belum ada peringkat
  • Brosur
    Brosur
    Dokumen1 halaman
    Brosur
    Lisa Andriyani
    Belum ada peringkat
  • Kalibrasi
    Kalibrasi
    Dokumen1 halaman
    Kalibrasi
    Lisa Andriyani
    Belum ada peringkat
  • Asses Ment
    Asses Ment
    Dokumen1 halaman
    Asses Ment
    Lisa Andriyani
    Belum ada peringkat
  • Fardas
    Fardas
    Dokumen14 halaman
    Fardas
    Lisa Andriyani
    Belum ada peringkat
  • Uuk Materi 5
    Uuk Materi 5
    Dokumen21 halaman
    Uuk Materi 5
    Lisa Andriyani
    Belum ada peringkat
  • Uuk Materi 5
    Uuk Materi 5
    Dokumen21 halaman
    Uuk Materi 5
    Lisa Andriyani
    Belum ada peringkat