Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN

WAHAM
Definisi

 Kesalahan dalam menilai diri sendiri, atau keyakinan dengan isi pikirannya padahal
tidak sesuai dengan kenyataan. Atau kepercayaan yang telah terpaku/terpancang kuat
dan tidak dapat dibenarkan berdasarkan fakta dan kenyataan tetapi tetap
dipertahankan. Jika disuruh membuktikan berdasar akal sehatnya, tidak bias. Atau
disebut juga kepercayaan yang palsu dan sudah tidak dapat dikoreksi
 Apakah waham termasuk gangguan jiwa?
 Ya, waham termasuk gangguan jiwa. Waham adalah keyakinan yang salah yang tidak dapat
diubah oleh bukti rasional. Waham dapat menjadi gejala dari berbagai gangguan jiwa,
termasuk skizofrenia, gangguan bipolar, gangguan delusi, dan gangguan kepribadian
paranoid.
 Apa saja jenis-jenis waham?
Ada banyak jenis waham, tetapi beberapa jenis yang paling umum adalah:
Apakah waham termasuk gangguan jiwa?
Apa saja jenis-jenis waham?
Bagaimana cara perawat dapat membantu pasien dengan waham?
 Bagaimana cara perawat dapat membantu pasien dengan waham?
Jawaban
1. Perawat dapat membantu pasien dengan waham dengan cara berikut:2
2. .Mendengarkan pasien dengan empati: Perawat harus mendengarkan pasien dengan empati dan
tanpa menghakimi.
3. Memberikan dukungan: Perawat harus memberikan dukungan emosional dan praktikal kepada
pasien.
4. Membantu pasien untuk mengikuti rencana pengobatan: Perawat harus membantu pasien untuk
mengikuti rencana pengobatan yang diresepkan oleh dokter.
5. Mengembangkan strategi untuk mengatasi waham: Perawat dapat membantu pasien untuk
mengembangkan strategi untuk mengatasi waham mereka, seperti terapi perilaku kognitif (CBT).
Faktor Predisposisi Waham
1. Teori Biologis
 Faktor-faktor genetik yang pasti mungkin terlibat dalam perkembangan suatu kelainan ini
adalah mereka yang memiliki anggota keluarga dengan kelainan yang sama (orang tua,
saudara kandung, sanak saudara lain).
 Secara relatif ada penelitian baru yang menyatakan bahwa kelainan skizofrenia mungkin pada
kenyataannya merupakan suatu kecacatan sejak lahir terjadi pada bagian hipokampus otak.
Pengamatan memperlihatkan suatu kekacauan dari sel-sel pramidal di dalam otak dari orang-
orang yang menderita skizofrenia.
 Teori biokimia menyatakan adanya peningkatan dari dopamin neurotransmiter yang
dipertukarkan menghasilkan gejala-gejala peningkatan aktivitas yang berlebihan dari
pemecahan asosiasi-asosiasi yang umumnya diobservasi pada psikosis.
Teori Psikososial

2. Teori Psikososial
Teori sistem keluarga Bawen dalam Towsend (1998 : 147) menggambarkan perkembangan
skizofrenia sebagai suatu perkembangan disfungsi keluarga. Konflik diantara suami istri
mempengaruhi anak. Penanaman hal ini dalam anak akan menghasilkan keluarga yang selalu
berfokus pada ansielas dan suatu kondsi yang lebih stabil mengakibatkan timbulnya suatu
hubungan yang saling mempengaruhi yang berkembang antara orang tua dan anak-anak.
Teori interpersonal menyatakan bahwa orang yang mengalami psikosis akan menghasilkan
hubungan orang tua anak yang penuh akan kecemasan. Anak menerima pesan-pesan yang
membingungkan dan penuh konflik dari orang tua dan tidak mampu membentuk rasa percaya
terhadap orang lain.
Con’t

 Teori psikodinamik menegaskan bahwa psikosis adalah hasil dari suatu ego yang lemah.
Perkembangan yang dihambat dan suatu hubungan saling mempengaruhi antara orang tua,
anak. Karena ego menjadi lebih lemah penggunaan mekanisme pertahanan ego pada waktu
kecemasan yang ekstrim menjadi suatu yang maladaptif dan perilakunya sering kali
merupakan penampilan dan segmen id dalam kepribadian.
Faktor Presipitasi Waham
1. Biologis
Stressor biologis yang berhubungan dengan neurobiologis yang maladaptif termasuk gangguan dalam putaran
umpan balik otak yang mengatur perubahan isi informasi dan abnormalitas pada mekanisme pintu masuk
dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi rangsangan.
2. Stress Lingkungan
Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stres yang berinterasksi dengan sterssor lingkungan
untuk menentukan terjadinya gangguan prilaku.
3. Pemicu gejala
Pemicu yang biasanya terdapat pada respon neurobiologis yang maladaptif berhubungan dengan kesehatan
lingkungan, sikap dan prilaku individu, seperti : gizi buruk, kurang tidur, infeksi, keletihan, rasa bermusuhan
atau lingkungan yang penuh kritik, masalah perumahan, kelainan terhadap penampilan, stres gangguan dalam
berhubungan interpersonal, kesepain, tekanan, pekerjaan, kemiskinan, keputusasaan dan sebagainya.
Sumber Koping

 Ada beberapa sumber koping individu yang harus dikaji yang dapat berpengaruh terhadap
gangguan otak dan prilaku kekuatan dalam sumber koping dapat meliputi seperti : modal
intelegensi atau kreativitas yang tinggi. Orang tua harus secara aktif mendidik anak-anaknya,
dewasa muda tentang keterampilan koping karena mereka biasanya tidak hanya belajar dan
pengamatan. Sumber keluarga dapat berupa pengetahuan tentang penyakit, finansial yang
cukup, ketersediaan waktu dan tenaga dan kemampuan untuk memberikan dukungan secara
berkesinambungan.
Tanda dan gejala waham

1. Status Mental
 Pada pemeriksaan status mental, menunjukkan hasil yang sangat normal, kecuali bila ada sistem
waham abnormal yang jelas.
 Mood klien konsisten dengan isi wahamnya.
 Pada waham curiga didapatkannya perilaku pencuriga
 Pada waham kebesaran, ditemukan pembicaraan tentang peningkatan identitas diri, mempunyai
hubungan khusus dengan orang yang terkenal
 Adapun sistem wahamnya, pemeriksa kemungkinan merasakan adanya kualitas depresi ringan.
 Klien dengan waham, tidak memiliki halusinasi yang menonjol/menetap., kecuali pada klien
dengan waham raba atau cium. Pada beberapa klien kemungkinan ditemukan halusinasi
dengar.
2. Sensorium dan kognisi
Pada waham, tidak ditemukan kelainan dalam orientasi, kecuali yang memiliki wham spesifik
tentang waktu, tempat, dan situasi.
Daya ingat dan proses kognitif klien dengan intak (utuh)
Klien waham hampir seluruh memiliki insight (daya tilik diri) yang jelek.
Klien dapat dipercaya informasinya, kecuali jika membahayakan dirinya, keputusan yang
terbaik bagi pemeriksa dalam menentukan kondisi klien adalah dengan menilai perilaku masa
lalu, masa sekarang dan yang direncanakan.
Tanda dan gejala waham berdasarkan jenis waham

a. Waham kebesaran: individu meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus
dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, “saya ini pejabat
departemen kesehatan lho!” atau, “saya punya tambang emas”.
b. Waham curiga: Individu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha
merugikan/menceerai dirinya dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh,
“saya tahu seluruh saudara saya ingin menghancurka hidup saya karena mereka iri dengan
kesuksesan saya”.
c. Waham agama: Individu memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan dan
diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Contoh, “kalau saya mau masuk
surga, saya harus menggunakan pakaian putih setip hari”.
d. Waham somatic: Individu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau
terserang penyakit dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Contoh,
“saya sakit kanker”. (Kenyataannya pada pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan tanda-tanda
kanker, tetapi pasien terus mengataka bahwa ia sakit kanker.)
e. Waham nihilistic: Individu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada didunia/meniggal dan
diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai dengan kadaan nyata. Misalnya, “Ini kana lam kubur
ya, semua yang ada disini adalah roh-roh.”
Kemampuan Menilai Pasien

 Daya Nilai Sosial: kemampuan seseorang untuk menilai situasi secara benar (situasi nyata
dalam kehidupan sehari-hari) dan bertindak yang sesuai dalam situasi tersebut dengan
memperhatikan kaidah sosial yang berlaku di dalam kehidupan sosial budayanya. Pada
gangguan jiwa berat atau kepribadian antisosial maka daya nilai sosialnya sering terganggu.
 Uji Daya Nilai: kemampuan untuk menilai situasi secara benar dan bertindak yang sesuai
dalam situasi imajiner yang diberikan (Kaplan dan Shadock, 1997)
Bentuk-bentuk defends mechanism semakin hari semakin banyak, karena pada dasarny manusia ingin
bertahan dari jenis-jenis ancaman tersebut. Jenis-jenis ancaman ini akan bertambah banyak pada kehidupan
yang lebih kompleks atau modern, diantaranya:
1. Denial, yaitu menolak, dalam bentuk melupakan atau melakukan tindakan-tindakan lain yang
bertentangan dengan suatu realitas yang tidak menyenangkannya.
2. Fantasi, yaitu realitas-realitas yang tidak menyenangkan ia persepsikan justru sebagai hal yang
menyenangkan. 3. Projection, yaitu menumpahkan pengalaman dan penghayatan atau ingatan yang tidak
menyenangkan di dalam dirinya pada hal lain atau pihak lain.
4. Kompensasi, yaitu melakukan tindakan untuk “mengurangi atau menyembunyikan “kekurangan yang
dirasakannya. Kompensasi berlebih atau “over compensation” merupakan istilah yang lebih penting dalam
wacana gangguan kejiwaan, yang berarti tindakan berlebihan (Wiramihardja, 2007).
 Apakah waham bisa disembuhkan??
 Bagaimana tatalaksana gangguan waham??
Strategi Pelaksanaan pada Pasien Waham

Strategi pertemuan adalah pelaksanaan standar asuhan keperawatan terjadwal yang diterapkan
pada klien dan keluarga pasien yang bertujuan untuk mengurangi masalah keperawatan jiwa yang
ditangani, dalam asuhan keperawatan jiwa pada pasien waham.

Tujuan
1. Pasien dapat berorientasi pada realitas secara bertahap
2. Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar
3. Pasien mampu berinteraksi denan orang lain dan lingkungannya
4. Pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar.
STRATEGI PELAKSANAAN WAHAM

1. Membina Hubungan saling percaya


Sebelum memulai mengkaji pasien waham, perawat harus membina hubungan saling percaya
terlebih dahulu agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan perawat, tindakan
yang harus perawat lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya, yaitu
a. Mengucapkan salam terapeutik
b. Berjabat tangan
c. Menjelaskan tujuan interaksi
d. Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien.
STRATEGI PELAKSANAAN WAHAM

2. Membantu orientasi realitas


a. Tidak mendukung atau membantah waham
b. Meyakinkan pasien berada dalam keadaan aman
c. Mengobservasi pengaruh waham pada aktifitas sehari-hari
d. Jika pasien terus-menerus membicarakan wahamnya, dengarkan tanpa memberikan dukungan
atau menyangkal sampai pasien berhenti membicarakannya.
e. Memberikan pujian jika penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan realitas.
3. Mendiskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi sehingga menimblkan kecemasan, rasa takut da
marah.
4. Meningkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional pasien
5. Mendikusikan tentang kemampuan positif yang dimiliki
6. Membantu melakukan kemampuan yang dimiliki
7. Mendiskusikan tentang obat yang diminum
8. Melatih minum obat yang benar
EVALUASI

Proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada pasien atau kemampuan, hasil yang
diharapkan dari pasien yang mengalami waham setelah diberikan tindakan keperawatan.
Pasien mampu:
a. Mengungkapkan keyakinannya sesuai dengan kenyataan
b. Berkomunikasi sesuai dengan kenyataan
c. Menggunakan obat dengan benar dan patuh

Anda mungkin juga menyukai