Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang
salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang
budaya, ketidakmampuan merespon stimulus internal dan eksternal melalui proses
interaksi atau informasi secara akurat (Keliat, 1999). Waham adalah keyakinan terhadap
sesuatu yang salah dan secara kukuh dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang
lain dan bertentangan dengan realita normal (Stuart dan Sundeen, 1998)
Waham adalah keyakinan atau persepsi palsu yang tetap tidak dapat diubah meskipun
ada bukti yang membantahnya. Gangguan proses piker waham mengacu pada suatu
kondisi seseorang yang menampilkan satu atau lebih khayalan ganjil selama selama
paling sedikit satu bulan. Waham merupakan suatu keyakinan yang salah yang
dipertahankan secara kuat atau terusmenerus, tetapi tidak sesuai kenyataan, klien
meyakini bahwa dirinya adlaha seperti apa yang ada didalam pikirannya (Myers,2007)
Waham merupakan gejala spesifik psikosis. Psikosis sendiri merupakan gangguan
jiwa yang berhubungan dengan ketidakmampuaan seseorang dalam menilai realita dan
fantasi yang ada di dalam dirinya. Terlepas dari khyalan mereka,orang-orang dengan
gangguan waham mungkin terus bersosialisasi, bertindak secara normal, dan perilaku
mereka tidak selalu tampak aneh.
Waham sering ditemui pada penderita gangguan jiwa berat. Beberapa bentuk waham
yang spesifik sering ditemukan pada penderita skizofrenia. Akan tetapi gangguan waham
berbeda dengan skizofrenia jika seseorang memiliki gangguan waham, umumnya tidak
terganggu dan perilaku tidak jelas atau aneh keciali khayalan. Selain itu waham bukan
merupakan kondisi medis atau kondisi akibat penyalahgunaan zat.
B. FASE TERJADINYA WAHAM
Waham dimulai dengan terabtasnya kebutuhan fisik maupun psikis klien. Secara fisik
klien dengan gangguan waham memiliki keterbatsaan status social dan ekonomi,
keinginan klien yang biasanya sangat miskin dan menderita untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya mendorongnya untuk melakukan kompensasi (pencairan kepuasan dalam suatu
bidang tertentu yang salah.
Gangguan waham ini juga dapat terjadi pada klien yang cukup secara financial, tetapi
memiliki kesenjangan antara realita dan ideal diri yang sangat tinggi waham ini terjadi
karena klien merasa bahwa pengakuan atas keeksisan atau kehadirannya adalah sesuatu
hal yang sangat penting. Gangguan ini juga terjadi akibat minimnya penghargaan saat
tumbuh kembang (Life span history)
Ketiadaan pengakuan dari lingkungan, tingginya kesenjangan antara ideal diri dan
realita dan kebutuhan yang tak terpenuhi sesuai dengan standar lingkungan membuat
seseorang merasa menderita, malu, dan merasa tidak berharga.
Klien dengan gangguan waham menghadapi kenyataan adalah suatu hal yang sulit.
Klien mencoba berpikir secara logis bahwa apa yang diyakini dan apa yang dikatakannya
adalah suatu kebohongan yang dilakukan untuk menutupi kekurangannya. Kekurangan
itu seperti ketidakcukupan materi, kebutuhan akan pengakuan dan penerimaan,
merupakan sesuatu yang belum terpenuhi secara optimal sejak kecil. Oleh karena itu
kebutuhan akan pengakuan dan penerimaan dilingkungan tersebut menjadi prioritas
utama dan mendominasi dalam hidupnya.
4. Fase dukungan lingkunga (Environment support)
Kepercayaan beberapa orang dalam lingkungan terhadap klien membuat klien
merasa didukung. Lama-kelamaan perkataan yang terus-menerus diulang oleh orang
dilingkungannya tersebut membuat klien kehilangan kendali diri dan mengakibatkan
tidak berfungsinya norma (super ego) yang ditandai dengan ketiadaan perasaan berdosa
saat berbohong.
C. ETIOLOGI
Etiologi secara umum dari waham ini ialah gangguan pada konsep diri, harga diri
rendah, dengan perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk hilangnya kepercayaan
diri dan meras gagal dalam mencapai keinginannya.
E. AKIBAT
Akibat dari pasien waham ialah mengalami kerusakan komunikasi verbal yang
ditandai dengan pikiran yang tidak realistis, pengulangan kata-katayang didengar dan
kontak mata yang kurang akibat lainnya dari waham ini bisa beresiko menciderai dari,
orang lain dan lingkungannya.
G. FAKTOR PENYEBAB
a) Faktor Predisposisi
1. Teori Biologis Teori biologis terdiri dari beberapa pandangan yang berpengaruh
terhadap waham:
a. Faktor-faktor genetik yang pasti mungkin terlibat dalam perkembangan suatu
kelainan ini adalah mereka yang memiliki anggota keluarga dengan kelainan yang
sama (orang tua, saudara kandung, sanak saudara lain)
b. Secara relatif ada penelitian baru yang menyatakan bahwa kelainan skizofrenia
mungkin pada kenyataannya merupakan suatu kecacatan sejak lahir terjadi pada
bagian hipokampus otak. Pengamatan memperlihatkan suatu kekacauan dari sel-sel
pramidal di dalam otak dari orang-orang yang menderita skizofrenia
c. Teori biokimia menyatakan adanya peningkatan dari dopamin neurotransmiter yang
dipertukarkan menghasilkan gejala-gejala peningkatan aktivitas yang berlebihan dari
pemecahan asosiasi-asosiasi yang umumnya diobservasi pada psikosis.
2. Teori Psikososial
a. Teori sistem keluarga Bawen dalam Towsend menggambarkan perkembangan
skizofrenia sebagai suatu perkembangan disfungsi keluarga. Konflik diantara suami
istri mempengaruhi anak. Penanaman hal ini dalam anak akan menghasilkan keluarga
yang selalu berfokus pada ansielas dan suatu kondsi yang lebih stabil mengakibatkan
timbulnya suatu hubungan yang saling mempengaruhi yang berkembang antara orang
tua dan anakanak. Anak harus meninggalkan ketergantungan diri kepada orang tua dan
anak dan masuk ke dalam masa dewasa, dan dimana dimasa ini anak tidak akan
mamapu memenuhi tugas perkembangan dewasanya.
b. Teori interpersonal menyatakan bahwa orang yang mengalami psikosis akan
menghasilkan hubungan orang tua anak yang penuh akan kecemasan. Anak menerima
pesan-pesan yang membingungkan dan penuh konflik dari orang tua dan tidak mampu
membentuk rasa percaya terhadap orang lain.
c. Teori psikodinamik menegaskan bahwa psikosis adalah hasil dari suatu ego yang
lemah. Perkembangan yang dihambat dan suatu hubungan saling mempengaruhi
antara orang tua, anak. Karena ego menjadi lebih lemah penggunaan mekanisme
pertahanan ego pada waktu kecemasan yang ekstrim menjadi suatu yang maladaptif
dan perilakunya sering kali merupakan penampilan dan segmen id dalam kepribadian.
b) Faktor Presipitasi
1. Biologis Stressor biologis yang berhubungan dengan neurobiologis yang maladaptif
termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur perubahan isi
informasi dan abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi rangsangan.
Pada pasien dengan waham, pemeriksa MRI menunjukkan bahwa derajat lobus
temporal €tidak simetris. Akan tetapi perbedaan ini sangat kecil, sehingga
terjadinya waham kemungkinan melibatkan komponen degeneratif dari neuron.
Waham somatic terjadi kemungkinan karena disebabkan adanya gangguan sensori
Universitas Universitas Sumatera Sumatera Utara pada sistem saraf atau kesalahan
penafsiran dari input sensori karena terjadi sedikit perubahan pada saraf kortikal
akibat penuaan (Boyd, 2005 dalam Purba dkk, 2008).
2. Stres Lingkungan Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stres yang
berinterasksi dengan sterssor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan
prilaku.
3. Pemicu yang biasanya terdapat pada respon neurobiologis yang maladaptif
berhubungan dengan kesehatan lingkungan, sikap dan prilaku individu, seperti : gizi
buruk, kurang tidur, infeksi, keletihan, rasa bermusuhan atau lingkungan yang
penuh kritik, masalah perumahan, kelainan terhadap penampilan, stres gangguan
dalam berhubungan interpersonal, kesepain, tekanan, pekerjaan, kemiskinan,
keputusasaan dan sebagainya.
H. MACAM-MACAM WAHAM
2) Waham curiga : Individu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang
berusaha merugikan/menceerai dirinya dan diucapkan berulang kali, tetapi
tidak sesuai kenyataan. Contoh, “saya tahu seluruh saudara saya ingin
menghancurka hidup saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya”.
I. RENTANG RESPON
c.Terapi musik
Dengan musik klien terhibur,rileks dan bermain untuk mengebalikan kesadaran klien
1) Status Mental
a. Pada pemeriksaan status mental, menunjukkan hasil yang sangat normal, kecuali
bila ada sistem waham abnormal yang jelas.
b. Mood klien konsisten dengan isi wahamnya.
c. Pada waham curiga didapatkannya perilaku pencuriga
d. Pada waham kebesaran, ditemukan pembicaraan tentang peningkatan identitas diri,
mempunyai hubungan khusus dengan orang yang terkenal
e. Adapun sistem wahamnya, pemeriksa kemungkinan merasakan adanya kualitas
depresi ringan. Universitas Universitas Sumatera Sumatera Utara
f. Klien dengan waham, tidak memiliki halusinasi yang menonjol/menetap., kecuali
pada klien dengan waham raba atau cium. Pada beberapa klien kemungkinan
ditemukan halusinasi dengar.
c. Klien waham hampir seluruh memiliki insight (daya tilik diri) yang jelek.
Perubahan proses
piker atau waham
Isolasi sosial
PEMBAHASAN
A. KASUS
Seorang laki-laki 50 tahun sudah 4 minggu dirawat di rumah sakit jiwa dengan keluhan
sering tertawa sendiri sering salat sering melakukan khotbah sering berdzikir dan dia
mengatakan kepada semua orang bahwa dia adalah nabi setelah nabi Muhammad.
B. PERTANYAAN KLINIS
Intervensi apa yang tepat pada kasus diatas
C. PICO
P : Pasien Tn. S usia 50th
I : Mengaku sebagai nabi setelah Nabi Muhammad