DENGAN KEHILANGAN
Di susun Oleh :
Kelompok 1
Nama : Atirah Mopoliu Nim : 711440119005
Nama : Risintiawati Bawinto Nim : 7114401190
Nama: Weinjely Ponamon Nim : 7114401190
Nama : Angelina Mokodongan Nim : 7114401190
Nama :Novelanda Malendes Nim : 7114401190
Nama : Esther Natalia Mangowal Nim : 7114401190
Kasus Fiktif
Ny. A 20 tahun salah satu mahasiswi Poltekkes Kemenkes Manado. Pasien akan dilakukan operasi
pengangkatan ginjal kiri. Hasil pengkajian didapatkan data pasien tampak murung, tidak mau makan
apa yang di sajikan. Menurut orang tua pasien sejak di diagnos batu ginjal dan akan dilakukan operasi
pengangkatan ginjal kiri pasien menjadi pendiam, murung, tidak mau memulai pembicaraan dan bila
menjawab hanya seperlunya. Menurut orang tua pasien tidak dapat tidur sejak 2 hari yang lalu dan
sering menangis pada malam hari. Padahal selama ini pasien merupakan anak yang ceria dan banyak
bercerita tentang aktivitasnya di kampus. Hasil pemeriksaan didapatkan data TD 130/90 mmHg, Nadi
90 x/menit. Pasien lebih banyak mendominasi pembicaraan dan selalu bertanya tentang penyakitnya.
Fokus pertanyaan hanya berkisar kepada bagaimana operasi pengangkatan payudara.
1. Keluhan Utama
DS : Keluarga klien mengatakan klien menjadi murung dan pendiam sejak di diagnosa
batu ginjal dan akan dilakukan pengangkatan ginjal kiri. Keluarga klien juga
mengatakan sejak 2 hari yang lalu, klien sulit tidur dan sering menangis pada malam
hari.
DO : Klien tampak murung, klien mengeluh tidak mau makan, tanda-tanda vital TD
130/90 mmHg, Nadi 90 x/menit, klien tampak gelisah dan selalu bertanya tentang
penyakitnya.
3. Pohon Masalah
Berduka
Kelompok 4 Kecil
Atirah Mopoliu
Angelina Mokodongan
STRATEGI PELAKSANAAN
Proses Keperawatan
1) Kondisi pasien
DS : Keluarga klien mengatakan klien menjadi murung dan pendiam sejak di diagnosa batu
ginjal dan akan dilakukan pengangkatan ginjal kiri. Keluarga klien juga mengatakan
sejak 2 hari yang lalu, klien sulit tidur dan sering menangis pada malam hari.
DO : Klien tampak murung, klien mengeluh tidak mau makan, tanda-tanda vital TD 130/90
mmHg, Nadi 90 x/menit, klien tampak gelisah dan selalu bertanya tentang penyakitnya.
2) Diagnosa Keperawatan : Berduka (D.0081)
3) Tujuan Keperawatan : Setelah diajarkan teknik napas dalam, ansietas pasien Menurun
Perawat : “Selamat pagi Bu, saya Perawat Atirah yang bertugas diruangan ini dari jam 07.00-14.00.
saya senang dipanggil Suster Tia. Oh Iya Bu, saya yang akan memeriksa Ibu hari ini. Apakah
ini benar dengan Ibu Angel?”
Pasien : “Selamat pagi…iya Sus
Perawat : “ Saya lihat bapak murung dan tampak sedih? Ada sesuatu yang Ibu pikirkan ?”
Pasien : “(terdiam dan tidak menjawab pertanyaan dari perawat)”
Perawat :”Coba Ibu ceritakan apa yang sedang dialami. Mungkin dengan ibu menceritakan masalah
yang Ibu alami sekarang membantu Ibu lebih tenang. Ibu tidak perlu khawatir, saya tidak
akan menceritakan hal ini pada siapapun. Bagaiaman Bu?
Pasien : “Iya Sus, asalakan suster janji tidak akan memberitahukannya pada siapapun.
Perawat : “ Baik Bu, akan berapa lama kita berbicara Bu? Bisa 15 menit?”
Pasien : “ Iya sus, 10 menit saja”
Perawat : “ Bagaimana kalau kita bicara disini saja Bu? Tujuannya agar Ibu menjadi tenang, tidak
sedih dan dapat membantu menyelesaikan masalah Ibu.
Pasien : “Iya sus disini saja.”
Perawat : “Baik kalau begitu Bu, saya akan mendengarkan dengan baik Bu.”
Tahap Kerja
Pasien :”Begini sus, 3 hari yang lalu saya datang ke poliklinik karena saya merasa nyeri di bagian
punggung, nyeri saat buang air kecil, dan sering sekali buang air kecil. Saat dokter
selesai
memeriksa, dokter mengatakan bahwa saya mengidap batu ginjal, dan harus segera
dioperasi. Saya takut sus, kalau saya kehilangan salah satu dari ginjal saya, apakah saya
masih bisa melanjutkan hidup? Saya juga belum menikah sus.? Saya merasa saya masih
terlalu muda untuk memiliki penyakit seperti in sus. Dan ditambah lagi saya mengikuti
pelatihan untuk volly putry sus”
Perawat : “Ohh baikk Bu. Selain ikut pelatihan volly, apakah ibu memiliki kegiatan diluar rumah lain?
Pasien : “Saya juga punya kelompok melukis”
Perawat : “ Bagus sekli Bu, apakah sudah pernah ada yang membeli lukisan yang sudah Ibu buat?
Pasien : “Iya sus, tahun lalu kami sekelompok mendapat ide untuk membuat lukisan tentang hari
kemerdekaan, dan lukisan itu ada yang membelinya.”
Perawat : “Wah apakah Ibu bisa melukis wajah saya?
Pasien : “ Bisa sus, tapi perlengkapan lukisannya ada dirumah Bu.
Perawat : “Ohhiyaa, nanti kapan-kapan tolong lukis wajah saya yaa Bu.
Paisen : “Iya sus”
Perawat : “Bagimana mulai sekarang Ibu melukis? Nanti Ibu bisa melukis suasana disini.supaya Ibu
bisa terhibur dengan lukisan yang ibu buat, dan bisa juga untuk mengurangi rasa sedih Ibu?
Pasien : “ Iya sus, saya juga ingin sekali melukis untuk hari Kemerdekaan besok”
Perawat :” Jadi kapan ibu akan mulai melukis?
Pasien : “Sebentar sus, nanti saya minta tolong keluarga saya untuk membawakan perlengkapan
lukis saya sus”
Perawat :” Baikk bagus sekali Bu”
Tahap Terminasi
Perawat :” Bagaimana perasaan Ibu sekarang?
Pasien : “ Saya merasa lebih tenang dan sedikit melupakan masalah yang sedang saya alami sus.
Perawat :”Bagus sekali Bu. Baik kalau begitu bisa Ibu jelaskan kembali kegiatan apa yang akan Ibu
lakukan?
Pasien : “saya akan melukis suasana disini”
Perawat :” Benar sekali Ibu. Kalau begitu karena kita sudah 15 menit bercakap-cakap, saya permisi
dulu yah buu, untuk memeriksa pasien lain.”
Pasien :”Iya sus Terimakasih”
Perawat :” selamat pagi”
Pasien :”Selamat pagiiiiii”
Pertemuan :2
Perawat mendatangi pasien untuk pertemuan kedua sesuai dengan kontrak waktu
pertemuan pertama
Orientasi
Perawat : “Selamat pagi Bu! masih ingat dengan saya ya?”
Pasien : “Pagi.. Iya Sus”
Perawat : “Coba Ibu ceritakan apa yang dialami sejak kita terakhir bertemu beberapa hari yang
lalu? Apakah lukisannya sudah selesai?”
Pasien : “Sedikit lagi selesai sus”
Perawat : “ Bisa saya lihat lukisannya Bu?”
Pasien : “Bisa sus (sambil menunjukkan lukisan)
Perawat : “Wah bagus sekali Bu. Apakah dengan melukis bisa mengurangi rasa sedih Ibu?”
Pasien : “Iya sus, dengan melukis membuat saya melupakan masalah yang sedang saya alami
sekarang.”
Perawat : Oh ternyata benar ya Bu dengan Ibu membuat lukisan, mengurangi rasa sedih Ibu yaa. Jadi
bagaimana perasaan Ibu sekarang?”
Pasien : “Alhamdulillah (untuk islam) puji Tuhan (untuk kirsten) untuk sedihnya sedikit berkurang, tapi
saat saya berhenti melukis, karena kelelahan, rasa sedih saya muncul kembali sus.”
Perawat :”Oh baik kalau begitu, saya periksa tekanan darah ibu yaa.
Pasien : “Iya sus”
Perawat :”Jadi tekanan darahnya normal 120/70 mmHg dan nadi ibu 78 x/menit. Ibu juga terlihat santai
dan relaks . Ibu juga mampu menjadi pendengar yang baik. Nah sekarang bagaimana kalau
kita akan mulai teknik distraksi 5 jari untuk mengurangi rasa sedih dan membuat Ibu lebih
tenang. Untuk latihannya 10 menit saja yah Bu.
Pasien :”Oh iya baik Sus”
Tahap Kerja
Perawat : Sekarang Ibu duduk yang relaxs ya dan santai sekarang tarik napas pelan-pelan
dari hidung dan keluarkan dari mulut tarik beberapa kali pelan ya Nona nah
sekarang coba Nona katupkan ibu jari dengan kelingking dan bayangkan kondisi
Ibu dalam keadaan sehat ya, kemudian ke dua ibu jari dengan jari manis.
Bayangkan Ibu berada ditengah2 tengah orang yang sangat Ibu sayangi dan
Cintai. Selanjutnya bayangkan ketika Ibu berada di suasana atau tempat yang
sangat nyaman di tengah orang-orang yang sangat ibu cintai dan terakhir
bayangkan Ibu mendapatkan pujian dari orang yang sangat Ibu sayangi.
Bayangkan terus yaa Bu, sampai Ibu merasa nyaman.
Pasien :“(mengikuti arahan dari perawat)
Perawat :”Bagus sekali Bu…..Bagaimana apakah menjadi lebih nyaman dan lebih tenang ?
Pasien :”Iya sus, perasaan lebih tenang dan merasa nyaman…”
Perawat :”Kalau begitu lakukan teknik ini 3-5 kali saat ibu merasa sedih dan lelah saat melukis
yaa.”
Pasien :”Iya baik sus”
Perawat :”Baik untuk mengetahui apakah ibu paham dengan latihan tadi, saya akan bertanya
pada Ibu. Apa yang akan dilakukan saat ibu merasa sedih?”
Pasien :” Untuk mengurangi rasa sedih saya, saya melakukan kegiatan sesuai hoby saya
melukis, dan jika saya lelah dan rasa sedih saya kembali lagi, saya akan melakukan
teknik distraksi 5 jari (sambil menjelaskan teknik 5 jari)
Perawat :” Wahh benar sekali Bu.Baik saya rasa Ibu sudah mengerti dengan apa yang telah kita
lakukan tadi.
Tahap Terminasi
Perawat : Bagaimana perasaan Ibu setelah kita bercakap-cakap?
Pasien : Jauh sedikit lebih tenang Sus
Perawat : Bagus .. Apakah Ibu sudah paham, apa yang saya jelaskan dan ajarkan?
Pasien : Iya Sus saya sudah paham.
Perawat : Baik kalau sudah paham. Karena kita sudah 10 menit bercakap-cakap saya
harus kembali keruang perawat
Pasien : Baik sus
IDENTITAS
Nama : Nn.A.M
Umur : 23 Tahun
Istri/anak/Ibu/Ayah
Pekerjaan : Mahasiswa
Pendidikan : Mahasiswa
a. Pasien :
Pasien mengatakan sedih dengan penyakit yang di deritanya, dan klien merasa malu dengan
penyakitnya.
b. Keluarga
Ibu pasien mengatakan merasa sedih dengan apa yang terjadi kepada anaknya yang masih muda dan
belum menikah tetap mengidap batu ginjal.
Status Mental
a. Emosi
Sedih dan depresi.
b. Konsep Diri
Pasien mengatakan belum bisa menerima keadaannya yang sekarang ini. Pasien juga mengatakan
khawatir dengan masa depannya.
c. Pola Interaksi
Saat melakukan interaksi baik perawat maupun keluarga, wajah pasien sering menghadap kebawah.
Saat ditanya pasien menjawab karena pasien malu dengan penyakitnya
Hubungan Sosial : Pasien mengatakan sangat dekat dengan Ibunya. Karena Ibunya selalu
mendengarkan apapun yang pasien rasakan
Sosiol-budaya : Keluarga Pasien mengatakan pasien sangat aktif dalam mengikuti ibadah
maupun kegiatan keagamaan
Gaya Hidup : Kluarga pasien mengatakan bahwa pasien adalah anak yang selalu takut akan
Tuhan, selalu beribadah, dan berbakti pada kedua orangtuanya. Itulah mengapa
pasien tidak bisa menerima keadaan saat ini, karena gaya hidup pasien tidak
mempengaruhi kesehatannya saat ini.
Riwayat Keluarga
a. Genogram
Keterangan :
: Klien
: Laki-laki
: Perempuan
Pengkajian Fisik
a. Riwayat Penyakit
Pasien tampak murung, saat berinteraksi wajah pasien sering menghadapa kebawah, pasien mengeluh
sulit tidur dan kehilangan nafsu makan. Pasien juga selalu bertanya tentang penyakitnya. TD : 130/90
mmHg, Nadi 90 x/menit
b. Kebiasaan yang berhubungan dengan kesehatnnya
Merokok : Pasien mengatakan tidak pernah merokok
Alkohol/obat-obatan : Pasien mengatakan tidak pernah minum alkohol dan tidak pernah
menggunakan obat-obatan terlarang.
Istirahat dan Tidur : Keluarga pasien mengatakan pasien sulit tidur dan sering menangis
pada malam hari
Nutrisi : Pasien mengatakan tidak nafsu makan.
Eliminasi : Keluarga pasien mengatakan pasien BAK 2-3 x/hari. BAB 1 x/hari.
Orientasi : Keluarga pasien mengatakan pasien jarang untuk berinteraksi dengan
keluarga dan pasien lain.
Tingkat Energi : Pasien mampu melakukan aktivitasnya secara mandiri namu pasien
tampak murung.
Analisa Data