Anda di halaman 1dari 19

PRAKTEK KLINIK PROFESI KEPERAWATAN MATERNITAS

PSIK FK UNAIR T.A. 2001/2002

LAPORAN PENDAHULUAN
Nama Mahasiswa : ANAS TAMSURI Tempat Praktek : Ruang Kandungan
NIM : 019930006 B Tanggal : 9 April 2001

Topik : Myoma uteri

Faktor Presipitasi :
- Keturunan (herediter)
- Riwayat persalinan buruk sebelumnya
- Konsumsi makanan siap saji/carsinogenic
Faktor Predisposisi : -

MYOMA UTERI
(Pertumbuhan jaringan otot berlebih pada jaringan uterus dan sekitarnya)

Hamil Tidak Hamil

Perdarahan & Abortus Nyeri Abdomen Kurang


Pengetahuan

Shock Gangguan Rasa Nyaman Cemas

Resiko tinggi Infeksi Devisit Vol. Cairan Gangguan Perawatan Diri

Pemeriksaan Diagnostik :

1. Test HCG Urine Indikator kehamilan Positif/negatif


2. Ultra Sonografi Kondisi janin/cavum ut terdapat jaringan patologis
3. Kadar Hematocrit/Ht Status Hemodinamika Turun (< 35 mg%)/normal
4. Kadar Hemoglobin Status Hemodinamika Turun (< 10 mg%)/normal
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Devisit Volume Cairan s.d perdarahan
2. Gangguan rasa nyaman: Nyeri s.d kerusakan jaringan/desakan
intrauteri
3. Resiko tinggi Infeksi s.d perdarahan, kerusakan jaringan intrauterina
4. Gangguan Perawatan Diri s.d kelemahan, penurunan sirkulasi,nyeri
5. Cemas s.d kurang pengetahuan

INTERVENSI KEPERAWATAN :

1. Devisit Volume Cairan s.d Perdarahan


Tujuan :
Tidak terjadi devisit volume cairan, seimbang antara intake dan output baik
jumlah maupun kualitas.
Intervensi :
a. Kaji kondisi status hemodinamika
R : Pengeluaran cairan pervaginal sebagai akibat abortus memiliki
karekteristik bervariasi
b. Ukur pengeluaran harian
R : Jumlah cairan ditentukan dari jumlah kebutuhan harian ditambah dengan
jumlah cairan yang hilang pervaginal
c. Berikan sejumlah cairan pengganti harian
R : Tranfusi mungkin diperlukan pada kondisi perdarahan masif
d. Evaluasi status hemodinamika
R : Penilaian dapat dilakukan secara harian melalui pemeriksaan fisik

2. Gangguan rasa nyaman : Nyeri s.d Kerusakan/desakan jaringan intrauteri


Tujuan :
Klien dapat beradaptasi dengan nyeri yang dialami
Intervensi :
a. Kaji kondisi nyeri yang dialami klien
R : Pengukuran nilai ambang nyeri dapat dilakukan dengan skala maupun
dsekripsi.
b. Terangkan nyeri yang diderita klien dan penyebabnya
R : Meningkatkan koping klien dalam melakukan guidance mengatasi nyeri
c. Kolaborasi pemberian analgetika
R : Mengurangi onset terjadinya nyeri dapat dilakukan dengan pemberian
analgetika oral maupun sistemik dalam spectrum luas/spesifik

3. Resiko tinggi Infeksi s.d perdarahan, kerusakan jaringan intrauterine


Tujuan :
Tidak terjadi infeksi selama perawatan perdarahan
Intervensi :
a. Kaji kondisi keluaran/dischart yang keluar ; jumlah, warna, dan bau
R : Perubahan yang terjadi pada dishart dikaji setiap saat dischart keluar.
Adanya warna yang lebih gelap disertai bau tidak enak mungkin merupakan
tanda infeksi
b. Terangkan pada klien pentingnya perawatan vulva selama masa perdarahan
R : Infeksi dapat timbul akibat kurangnya kebersihan genital yang lebih luar
c. Lakukan pemeriksaan biakan pada dischart
R : Berbagai kuman dapat teridentifikasi melalui dischart
d. Lakukan perawatan vulva
R :Inkubasi kuman pada area genital yang relatif cepat dapat menyebabkan
infeksi.
e. Terangkan pada klien cara mengidentifikasi tanda inveksi
R : Berbagai manivestasi klinik dapat menjadi tanda nonspesifik infeksi;
demam dan peningkatan rasa nyeri mungkin merupakan gejala infeksi
f. Anjurkan pada suami untuk tidak melakukan hubungan senggama selama
masa perdarahan
R : Pengertian pada keluarga sangat penting artinya untuk kebaikan ibu;
senggama dalam kondisi perdarahan dapat memperburuk kondisi system
reproduksi ibu dan sekaligus meningkatkan resiko infeksi pada pasangan.

4. Gangguan Perawatan Diri s.d kelemahan, penurunan sirkulasi, Nyeri


Tujuan :
Kebutuhan perawatan diri selama di rumah sakit dapat terpenuhi
Intervensi :
a. Kaji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitas
R : Mungkin klien tidak mengalami perubahan berarti, tetapi perdarahan
masif perlu diwaspadai untuk menccegah kondisi klien lebih buruk
b. Kaji pengaruh aktivitas terhadap kondisi uterus/kandungan
R : Aktivitas merangsang peningkatan vaskularisasi dan pulsasi organ
reproduksi
c. Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri sehari-hari
R : Mengistiratkan klilen secara optimal
d. Bantu klien untuk melakukan tindakan sesuai dengan kemampuan/kondisi
klien
R : Mengoptimalkan kondisi klien, pada abortus imminens, istirahat mutlak
sangat diperlukan
e. Evaluasi perkembangan kemampuan klien melakukan aktivitas
R : Menilai kondisi umum klien

5. Cemas s.d kurang pengetahuan


Tujuan :
Tidak terjadi kecemasan, pengetahuan klien dan keluarga terhadap penyakit
meningkat
Intervensi :
a. Kaji tingkat pengetahuan/persepsi klien dan keluarga terhadap
penyakit
R : Ketidaktahuan dapat menjadi dasar peningkatan rasa cemas
b. Kaji derajat kecemasan yang dialami klien
R : Kecemasan yang tinggi dapat menyebabkan penurunan penialaian
objektif klien tentang penyakit
c. Bantu klien mengidentifikasi penyebab kecemasan
R : Pelibatan klien secara aktif dalam tindakan keperawatan merupakan
support yang mungkin berguna bagi klien dan meningkatkan kesadaran diri
klien
d. Asistensi klien menentukan tujuan perawatan bersama
R : Peningkatan nilai objektif terhadap masalah berkontibusi menurunkan
kecemasan
e. Terangkan hal-hal seputar aborsi yang perlu diketahui oleh klien dan
keluarga
R : Konseling bagi klien sangat diperlukan bagi klien untuk meningkatkan
pengetahuan dan membangun support system keluarga; untuk mengurangi
kecemasan klien dan keluarga.
Referensi :
1. Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad(1981) Obstetri Patologi,
Elstar Offset, Bandung
2. JNPKKR-POGI (2000), Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta
3. Wong,Dona L& Perry, Shanon W (1998) Maternal Child Nursing
Care, Mosby Year Book Co., Philadelphia
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

PENGKAJIAN
Tanggal masuk : 8 April 2001 Jam masuk : 09.40 WIB
Ruang : Ruang Kandungan No. Reg Med : 17778679
Pengkajian : 9 April 2001

A. Identitas
Nama Pasien : Ny. R Nama Suami : Tn. M
Umur : 45 tahun Umur : 48 tahun
Suku/Bangsa : Madura/Indonesia Suku/bangsa : Madura / Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Buruh
Alamat : Dupak Magersari Langgar II Surabaya

B. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. Persepsi Terhadap Kesehatan Saat ini :
a. Ibu dapat ke klinik karena semenjak tiga tahun
yang lalu ia merasakan danya benjolan pada perutnya, benjolan dirasa pada perut
bagian bawah (dibawah pusat) yang semakin lama semakin mmbesar. Benjolan
tidak menyebabkan rasa sakit tetapi menyebabkan klien merasa cemas. Dengan
kondisinya, klien masih tetap dapat menjalankan kegiatan sehari-hari dengan
tanpa mengeluh/merasakan apapun selain perasan ada sesuatu yang mengganjal
pada perutnya. Ganjalan pada perutnya dirasakan semakin terasa bila klien
melakukan kegiatan yang berat atau saat klien sedang mengalami menstruasi.
b. Klien menyatakan bahwa ia menganggap bahwa
penyakit yang diderita oleh kien adalah penyakit tumor perut, setelah
sebelumnya ia pergi berobat ke Puskesmas dan mendapatkan penjelasan dari
Puskesmas.
c. Saat ini klien datang berobat dengan harapan
penyakitnya dapat disembuhkan dan tidak terjadi masalah yang dpat mengancam
kehidupannya. Klien saat ini didampingi oleh suami dan anaknya; dan
menyatakan bahwa suaminya sangat memperhatikan dirinya.
b. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi
Menarche umur 14 tahun, siklus teratur (28-30 hari) dengan jumlah darah relatif
banyak selama 4-5 hari. Klien tidak mengalami dismenorhea. Saat ini klien tidak
lagi mengalami menstruasi. Menstuasi terakhir pada bulan maret 2000, klien
tidak mengingat tanggal klien terakhir mentruasi.

b. Riwayat Kehamilan/nifas sebelumnya :


Klien memiliki 3 anak, seluruh anak lahir dalam keadaan hidup. Anak terakhir
berusia 18 tahun. Seluruh persalinan normal.

c. Riwayat KB
Saat ini klien tidak menggunakan alat kontrasepsi; tatpi klien pernah menggunakan
kontrasepsi jenis Suntik sebelumnya. Kontrasepsi yang digunakan oleh klien tidak
menimbulkan masalah kesehatan.

b. Riwayat Kesehatan
Klien menyatakan tidak menderita penyakit jantung, paru, kencing manis, gondok,
dan penyakit keturunan lainnya. Tidak ada riwayat keguguran pada anggota
keluarga lainnya.

c. Kebutuhan Dasar Khusus


i. Pola Nutrisi
Klien makan 3 kali sehari, dengan cukup lauk dan sayuran; klien tidak
mengalami gangguan nafsu makan, klien tidak berpantang makan.

ii. Pola Eliminasi


Klien biasa melakukan b.a.b 1-2 hari sekali, saat ini klien tidak mengalami
konstipasi, konsistensi feses baik, tidak terdapat darah/lendir
Klien b.a.k 3-4 kali sehari. Volume urine harian saat ini + 1200 cc, klien tidak
menggalami disuria/hematuria
iii. Personal Higiene
Klien mandi dua kali sehari denggan tanpa bantuan rang lain. Klien menyikat gigi
tiap kali mandi. Saat ini klien mencuci rambut 2 kali seminggu dengan
menggunakan sampo.
iv. Pola istirahat dan tidur
Klien menyatakan ia tidak mengalami ganguan tidur, tetapi ia belum bisa
menyesuaikan dengan situasi rumah sakit yang relatif ramai

v. Pola Aktivitas dan latihan


Saat ini klien tidak merasakan nyeri atau kelemahan sehingga dapat melakukan
kegiatn sehari-hari dengan baik. Dengan hospitalisasi klien lebih banyak
beristirahat.

vi. Pola Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan


Klien tidak merokok atau minum-minuman keras sebelum dan selama sakit atau
dirawat di rumah sakit.

vii. Kognitif persepsi


Klien menyatakan bahwa ia belum tahu tentang tindakan yang akan
didapatkannya selama dirawat di rumah sakit.

2. Pemeriksaaan Fisik
Kesadaraan Umum : Composmentis
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Pernafasan : 18 X/menit, teratur
Nadi : 80 X/menit

Kulit
Turgor kulit : elastis, tidak terdapat odema, tumor atau lesi
Warna kulit : tidak pucat/sianosis/icterus

Mata
Konjungtiva : tidak anemis
Sclera : Anikteric

Abdomen
a. Inspeksi :
Abdomen rata, Striae albican pada perut sedikit

b. Palpasi
Teraba adanya massa lunak mobile area suprapubic, tidak ada pulsasi/fluksus
c. Auskultasi
Bising usus (+), tidak ada metalik sound.

Genital
Kondisi bersih, tidak ada perdarahan, tidak ada dischart berlebih, tidak berbau
busuk, tidak terdapat pembesaran kelenjar bartholini.

Periksa Dalam (Vaginal Toucher) :


- Vaginal Toucher : tidak ditemukan fluksus
- Portio : tidak melunak, tepi supel, nyeri goyang (-)
- Cavum Uteri : TFU l.k 16 - 18 Cm, myomobile
- Adnexia Parametrium ka/ki : Nyeri tekan (-) Massa (-)
- Cavum Douglas : Menonjol
- Inspekulo : Fleks (+)

3. Data Penunjang (tanggal 6 April 2001)


HCG Test : Negatif
Hemoglobin : 14,9 mg%
Leukosit : 7100 U/DL
Trombosit : 330.000 U/dl
Gula darah 2 jam pp : 158 mg/dl
BUN :8
SGOT : 36
SGPT : 21
Albumin : 4,6

Ultra Sonografi : Uterus melebar diameter lebih 10 Cm, Adnexa kanan


dan kiri normal

Diagnosa Medik : Myoma Uteri


Terapi Obat : Ampicillin 1 gram (profilaksis)
Analisa Data
Masalah
Data Etiologi
Keperawatan
DS: menyatakan tidak tahu Tidak adanya pengetahuan Kurang Pengetahuan
tindakan yang akan
yang memadai menyebabkan tentang penyakit dan
didapatkannya selama
dirawat klien tidak mengetahui prosedur perawatan
DO : -
penyakit dan prosedur
perawatan

DS : menyatakan akan Penanganan pre operasi sangat Resiko tinggi


menjalani operasi
diperlukan untuk mencegah komplikasi operasi
DO :
-Terdapat tumor pada uterus komplikasi saat operasi
myomobile, Tidak terjadi
perdarahan
-Hasil USG terdapat
pelabaran uterus 10 Cm

DS : Menyatakan akan
Belum adanya pengalaman Cemas
menjalani operasi
Menyatakan takut menjalani operasi menyebabkan klien
operasi
merasa cemas
DO : Menanyatakan operasi
yang akan dilakukan

Diagnosa Keperawatan :
a. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan
prosedur pelayanan di rumah sakit b.d kurangnya informasi
b. Resiko tinggi untuk komplikasi operatif b.d
kurang pengetahuan tentang persiapan pre operasi
c. Cemas b.d kopimg tidak efektif terhadap
situasi pre operasi
INTERVENSI

1. Kurang Pengetahuan tentang


penyakit dan prosedur perawatan b.d kurangnya informasi
Tujuan :
Pengetahuan klien dan keluarga terhadap penyakit meningkat
Intervensi :
a. Kaji tingkat
pengetahuan/persepsi klien dan keluarga terhadap penyakit
R : Tingkat penggetahuan dasar dan latar belakang pendidikan menjadi dasar
pola pendidikan kesehatan dan penyampaian informasi
b. Asistensi klien
menentukan tujuan perawatan bersama
R : Peningkatan nilai objektif terhadap masalah berperan dalam meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman akan prosedur keperawatan
c. Terangkan hal-hal
seputar perawatan yang perlu diketahui oleh klien dan keluarga
R : Konseling bagi klien sangat diperlukan bagi klien untuk meningkatkan
pengetahuan dan membangun support system keluarga.

2. Resiko tinggi untuk komplikasi operatif b.d kurang pengetahuan tentang


perawatan pre operatif
Tujuan :
Tidak terjadi komplikasi selama tindakan operasi yang ditimbulkan oleh kesalahan
prosedur pre operatif
Intervensi :
a. Monitor kondisi kesehatan
umum klien
R : Mengetahui kesiapan fisik klien untuk dilaksanakan operasi. Monitoring
meliputi tanda vital, status cairan dan fungsi fital tubuh : jantung, paru dan ginjal
b. Monitor hasil laboratorium
berkala
R : Manifestasi klinik gangguan tubuh mungkin tidak terlihat hanya dengan
meninjau keluhan fisik semata, nilai laboratoris memberikan data yang relatif
akurat.
c. Anjurkan klien untuk
banyak istirahat
R : mempersiapkan tingkat energi yang lebih tinggi
d. Terangkan
bahaya/komplikasi operatif yang mungkin timbul
R : Meningkatkan motivasi klien untuk mematuhi prosedur tindakan preoperatif
e. Terangkan teknik/prosedur
yang harus dilalui oleh klien selama masa pre operasi untuk menghindari
komplikasi operatif
R : Kesadaran diri penuh dari klien dibutuhkan dalam meningkatkan kepatuhan
prosedur tindakan keperawatan.

3. Cemas b.d Koping tidak efektif terhadap situasi preoperasi


Tujuan :
Klien tidak mengalami kecemasan selama masa pre operatif
a. Kaji derajat kecemasan yang dialami klien
R : Kecemasan yang tinggi dapat menyebabkan penurunan penialaian objektif
klien tentang penyakit
b. Bantu klien mengidentifikasi penyebab kecemasan
R : Pelibatan klien secara aktif dalam tindakan keperawatan merupakan support
yang mungkin berguna bagi klien dan meningkatkan kesadaran diri klien
c. Terangkan secara obyektif tindakan operatif yang akan dilalui
R : Meningkatkan pengetahuan anticipatorik terhadap tindakan operasi
d. Bantu klien memandang oyektif tindakan (orientasi realita)
R : Meningkatkan kesadaran diri klien
e. Bimbing klien dalam pendekatan spiritual
R : Pendekatan spiritual diperlukan dalam kondisi krisis, meningkatkan
kepercayaan diri.
IMPLEMENTASI & EVALUASI
Tanggal 9 April 2001

1. Diagnosis Keperawatan I : Kurang Pengetahuan tentang


penyakit dan tindakan perawatan b.d kurang informasi
Waktu Implementasi Respon
10.00 -Melakukan salam terapeutik S :-Menjawab salam
-Meminta persetujuan untuk -Menyatakan setuju untuk
mengatasi masalah kurang mendapatkanpengetahuan tentang
pengetahuan penyakit dan prosedur perawatan
-Menanyakan kembali penyakit -Menyebutkan bahwa penyakitnya
yang diderita klien adalah tumor kandungan
-Menanyakan prosedur perawatan -Menyatakan bahwa dirinya sekarang
selama di rumah sakit menunggu operasi tanggal 11 April
2001
-Menerangkan tentang penyakit -Klien menjelaskan kembali penyakit
sesuai dengan keterangan perawat
-Membuat kontrak untuk O:-Memandang perawat
penyuluhan tentang prosedur A:Kurang Pengetahuan ttg penyakit dan
perawatan prosedur perawatan
P : Malanjutkan/memodivikasi
intervensi

2. Diagnosis Keperawatan II : Resiko tinggi untuk komplikasi


operatif s.d kurang pengetahuan tentang perawatan pre operatif
Waktu Implementasi Respon
10.45 -Mengukur tanda vital klien S : Menyatakan tidur mulai pukul
22.00-05.00, Menyatakan bahwa
-Mengukur status cairan klien tidak tahu apa yang harus
-Mengkaji istirahat yang dilakukan selama operasi
dilaksanakan oleh klien tadi Menyatakan bahwa operasi sangat
malam dekat dengan kematian
11.30 -Mengkaji rencana klien untuk O : TD : 120/70 mmhg, Nadi 76 X/mnt
persiapan operasi saat ini S : 36,4O C; RR : 18 X/menit
-Mengkaji tingkat pengetahuan Intake : 500 ml Output : 350 ml
klien tentang komplikasi operasi

13.20 Mengkaji tanda vital klien O : TD : 120/80 mmHg, Nadi : 80 X/mnt


S : 36,4OC; RR : 18 X/mnt
Mengukur status cairan Intake : 800 ml; Output : 600 ml
Menerangkan bahwa operasi S : Menyatakan bahwa ia masih takut
adalah tindakan yang biasa dengan operasi, mengyatakan ingin
dilakukan walaupun ada bahaya tahu bagaimana agar operasinya
Menerangkan komplikasi operasi berjalan selamat
Menerangkan perawatan/ Mampu menyebutkan kembali
kesiapan diri yang pelu kesiapan diri yang perlu dilakukan
dilakukan selama pra operasi selama masa sebelum operasi
A : Masalah teratasi sebagian, diagnosa
tetap
P : Sesuai impelemntasi termodivikasi
3. Diagnosis Keperawatan III : Cemas s.d koping tidak efektif
terhadap situasi pre operatif
Waktu Implementasi Respon
10.30 -Mengkaji hal yang difikirkan S : -Menyatakan takut bila operasi gagal
klien dalam konteks rencana dan meninggal selama operasi
operasi
-Mengorientasikan tujuan, -
manfaat dan operasi
-Menguatkan pentingnya operasi -Menyatakan bahwa ia akan tetap
menjalani operasi
-Melakukan bimbingan spiritual -menyatakan akan berdo’a kepada tuhan
agama berdasar agama islam O : Ketegangan raut wajah berkurang
setelah mendapatkan bimbingan
spiritual
A : Masalah teratasi sebagian
P : Perencanaan termodifikasi

Tanggal 10 April 2001

1. Diagnosis Keperawatan I : Kurang Pengetahuan tentang penyakit dan tindakan


perawatan s.d kurang informasi
Waktu Implementasi Respon
10.00 -Melakukan salam terapeutik S:-Menjawab salam
-Menanyakan kembali penyakit -Menyebutkan bahwa penyakitnya
yang diderita klien adalah tumor kandungan
-Menanyakan kembali prosedur -Menyatakan bahwa dirinya telah
perawatan selama di rumah sakit cukup mengerti bahwa dirinya akan
menjalani perawatan sebelum dan
-Menerangkan prosedur operasi sesudah operasi
-Mengulang kembali prosedur
operasi
O: -
A: Masalah teratasi
P: -

2. Diagnosis Keperawatan II : Resiko


tinggi untuk komplikasi operatif b.d kurang pengetahuan tentang perawatan pre
operatif
Waktu Implementasi Respon
08.10 -Mengukur tanda vital klien O : TD : 120/70 mmhg, Nadi 80 X/mnt
S : 36,7OC; RR : 16 X/menit
-Mengukur status cairan Intake : 400 ml Output : 300 ml
-Mengkaji istirahat yang Menyatakan tidur mulai pukul 21.00-
dilaksanakan oleh klien tadi 05.00
malam
-Menanyakan rencana klien S : Menyatakan akan banyak makan dan
untuk perawatan pre operatif minum, menenangkan diri dan berdo’a,
dan menjaga kebersihan badan
13.20 Mengkaji tanda vital klien O: TD : 120/80 mmHg, Nadi : 80 X/mnt
S : 36,4OC; RR : 18 X/mnt
Mengukur status cairan Intake : 1000 ml; Output : 600 ml
Menanyakan persiapan klien S : Menyatakan bahwa ia masih takut
selama masa operasi dengan operasi, menyatakan bahwa ia
telah cukup minum dan menghabiskan
makanan yang disajikan,
membersihkan kemaluan dan
menyatakan ia tidak merasa demam
A :Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi modifikasi

2. Diagnosis Keperawatan III : Cemas s.d koping tidak efektif


terhadap situasi pre operatif
Waktu Implementasi Respon
10.30 -Menanyakan kembali S :-Menyatakan bahwa ia masih takut
pemahaman klien akan operasi walaupun dapat menjelaskan operasi
yang akan dijalani
-Mengkaji kecemasan -Kecemasan berkurang
-Melakukan orientasi realitas -Klien bertanya bagaimana kondisi
dengan menceritakan kondisi pasien pasca bedah
pasien pasca bedah
-Melakukan bimbingan spiritual O : - berdo’a kepada tuhan
agama berdasar agama islam
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi modifikasi

Tanggal 11 April 2001

1. Diagnosis Keperawatan II : Resiko


tinggi untuk komplikasi operatif s.d kurang pengetahuan tentang perawatan pre
operatif
Waktu Implementasi Respon
08.10 -Mengukur tanda vital klien O : TD : 120/70 mmhg, Nadi 80 X/mnt
S : 36,7OC; RR : 18 X/menit
-Mengukur status cairan Intake : - ml Output : 300 ml
-Mengkaji istirahat yang S : Menyatakan tidur mulai pukul 23.00-
dilaksanakan oleh klien tadi 05.00
malam
-Menanyakan rencana klien -Klien akan menjalani operasi hari ini,
untuk perawatan pre operatif klien berpuasa sejak pukul 23.00
hingga saat ini, klien belum mencukur
-Melakukan penggecekan alat bulu pubic
dan obat kebutuhan operasi O :-Obat tercukupi
-Melakukan uji sensitivitas obat
-Melakukan pencukuran rambut -Tidak ada reaksi alergi
pubis dan area abdominal (hipersensitivitas)
- daerah pubis
bersih tercukur
A : Masalah teratasi
P: -

2. Diagnosis Keperawatan III : Cemas


s.d situasi pre operatif
Waktu Implementasi Respon
08.30 -Menanyakan kembali kesiapan S :-Menyatakan bahwa ia masih takut
klien akan operasi walaupun dapat menjelaskan operasi
yang akan dijalani
-Mengkaji kecemasan -Klien menyatakan dirinya masih
merasa takut
-Melakukan orientasi realitas -klien menyatakan akan berusaha
dengan menceritakan kondisi tenang
pasien pasca bedah dan bahaya
kecemasan terhadap operasi
-Mengajarkan teknik relaksasi O:-Memparktekkan teknik relaksasi
-Melakukan bimbingan spiritual - berdo’a kepada tuhan,
agama berdasar agama islam S : menyatakan telah shalat dan berdoa
tadi pagi.
A : Masalah teratasi
P:-
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pengkajian
Berdasarkan identitas dasar klien, tidak terdapat karakteristik tertentu yang dapat
berimplikasi terhadap penyakit myoma uteri sebagaimana diderita oleh klien.
Riwayat obstetrik maupun riwayat kesehatan umumnya tidak terdapat data yang
cukup kuat untuk mengarah sebagai faktor predisposisi timbulnya penyakit. Riwayat
kesehatan keluarga juga tidak menunjukkan adanya faktor keturunan yang mungkin
berpengaruh terhadap status kesehatan klien saat ini.
Meninjau pada pola kehidupan sehari-hari klien serta pemenuhan kebutuhan dasar,
tampak gambaran bahwa penyakit yang telah diderita klien tidak banyak
mempengaruhi klien dan tidak cukup mengganggu klien.
Kondisi umum klien masih sangat baik sehingga berbagai komplikasi yang dapat
timbul dari penyakit yang diderita menjadi minimal. Berbagai masalah yang
mungkin timbul seperti adanya perdarahan abnormal pada masa haid, nyeri difus,
maupun gangguan vegetatif seperti sat miksi dan devekasi tidak ditemukan pada
klien. Dari hasil pemeriksaan/tes kehamilan, klien tidak sedang mengalami
kehamilan sehingga memperkecil resiko terjadinya komplikasi yang lebih berat,
seperti keguguran (abortus), maupun gangguan pelepasan plasenta.
Tinjauan terhadap kondisi fisik klien, maka data-data penunjang masalah kesehatan
sebagai akibat komplikasi penyakit seperti infeksi, anemia, atau nyeri tidak
ditemukan/tidak menonjol.

4.2 Perencanaan
Mengacu pada hasil pengkajian keperawatan, maka banyak data yang kurang
mampu merujuk pada masalah-masalah keperawatan utama pada kasus myoma
uteri; seperti adanya infeksi (resiko tinggi infeksi), devisit volume cairan (akibat
perdarahan), bahkan nyeri yang mungkin mengganggu aktivitas klien.
Hasil pengkajian lebih menunjukkan pada masalah umum pre operasi yang lazim
timbul pada klien yang akan menjalani operasi. Masalah kecemasan menjadi
menonjol sementara masalah gangguan hemodinamika yang biasanya menjadi salah
satu penyulit dalam perawatan pre operatif tidak timbul.
Masalah keperawatan lain yang dapat ditegakkan lebih dipengaruhi oleh
situasi/prosedur seperti pelaksanaan operasi yang mengakibatkan timbulnya masalah
Resiko tinggi untuk komplikasi operatif b.d kurangnya perawatan pre operatif,
Cemas b.d koping yang tidak efektif terhadap situasi pre operatif, serta diagnosa
kurang pengetahuan yang lebih cenderung dipengaruhi situasi keterasingan dengan
suasana rumah sakit selama masa hospitalisasi.
Berdasarkan pada masalah yang timbul, maka hampir dipastikan seluruh kegiatan
keperawatan lebih difokuskan pada upaya promotif berupa edukasi kesehatan dan
reduksi kecemasan melalui asistensi interaktif perawat – klien; dengan tanpa
mengabaikan aspek pemenuhan kebutuhan lainnya selama di rumah sakit.

4.3 Pelaksanaan
Sebagaimana rencana keperawatan yang telah disusun, maka kegiatan keperawatan
diaplikasikan dengan melihat kondisi klien dan situasi ruang rawat seara umum.
Kenyataan dimana klien dirawat bersama dengan klien lain di ruang rawat (bangsal)
memiliki keuntungan dan kerugian tersendiri. Keuntungan yang dapat dipetik adalah
klien dapat berinteraksi dan bertukar pengalaman sehingga dapat mengurangi stress
psikologis selama dirawat dalam prinsip kebersamaan (colectivity). Namun klien
tidak bisa leluasa untuk melakukan aktivitas dan menjaga privasi.
Dengan perencanaan keperawatan yang lebih mengacu pada edukasi kesehatan dan
reduksi kecemasan, maka faktor penyulit pelaksanaan kegiatan perawatan yang
dapat teridentifikasi dan benar-benar terjadi adalah adanya latar belakang
pendidikan klien yang relatif rendah dan adanya keterbatasan penggunaan bahasa.
Klien lebih dominan menggunakan bahasa madura, walaupun klien mengerti bahasa
Indonesia.
Kondisi ini diatasi oleh perawat dengan cara :
1. Melakukan komunikasi dengan menggunakan bahasa yang
sederhana, kalau perlu diulang-ulang dengan menggunakan variasi bahasa
lainnya
2. Menggunakan mediator klien lain yang memiliki kemampuan
berbahasa madura dan menguasai bahasa madura dengan baik dengan kondisi
kesehatan yang relatif baik/stabil, untuk berkomunikasi dengan klien lainnya
3. Menyusun program penyuluhan secara bertahap dan melakukan
evaluasi/ reinforcemen bagi klien
4.4 Evaluasi
Berdasarkan pada seluruh proses penyelenggaraan kegiatan keperawatan yang ditujukan
pada klien; maka secara umum dapat dievaluasi bahwa :
1. Masalah keperawatan utama yang mungkin timbul dengan adanya myoma uteri
ternyata tidak muncul sebagaimana teori
2. Masalah keperawatan yang muncul lebih dipengaruhi oleh situasi yang
melingkupi klien yaitu adanya proses hospitalisasi dan situasi pre operasi
3. Bahwa tindakan keperawatan lebih difokuskan pada upaya mempertahankan/
meningkatkan status kesehatan optimal klien dan mencegah komplikasi operatif
yang mungkin timbul sebagai akibat kesalahan manajemen individu selama
masa pre operatif serta melakukan upaya reduksi kecemasan
4. Bahwa tindakan keperawatan diberikan dengan memperhatikan kondisi dan latar
belakang klien
5. Bahwa pada akhir masa perawatan, perawat telah mengatasi/mengurangi tiga
masalah keperawatan yang telah ditegakkan
6. Bahwa sekaitan dengan situasi, maka proses terminasi hubungan perawat-klien
tidak dapat dilakukan dengan optimal.

Anda mungkin juga menyukai