Anda di halaman 1dari 49

BAB 1

1.1 Sistematika

SKENARIO

Nn.A seorang siswa SMA berumur 17 th dibawa ke UGD rumah sakit oleh Tn.B,
dengankeluhan sakit perut yang hebat yang tidak tertahankan. Tn B seorang lelaki
berumur 18 th yang mengaku kawan dekat Nn A. Berdasarkan anamnesis, wanita
tersebut mengatakkan sudah terlambat haid dari 3 bulan yang lalu. Keluar gumpalan-
gumpalan jaringan dari vagina. Di VT (Vaginal tuse) servik terbuka, masih terdapat
jaringan di dalam. Diketahui bahwa Nn A merasakan nyeri pada abdomen setelah
diurut perut dan minum ramuan yang diberikan oleh peraji (dukun beranak). Nyeri
yang dirasakan Nn A pada skala 8 (dengan skala numerik). Nn A tampak meringis
kesakitan.berdasarkan hasil inspeksi tampak perdarahan dan tampak gumpulan darah
dari vagina pasien,konjungtiva anemis,muka pucat,bibir sianosis,ujung-ujung
ekstremitas dingin. TD 100/70 mmHg; HR 100x/menit; RR 30x/menit, Suhu : 36.5C.
Hasil palpasi dirasakan adanya kontraksi hebat di abdomen Nn. A. Berdasarkan hasil
dari USG diketahui bahwa terdapat janin berusia berkisar 14 minggu di rahim Nn.

1. 2 Klarifikasi Istilah

1. Anamnesis
- 1.Mengingat kembali 2.riwayat penyakit pasien, khususnya berdasarkan ingatan
pasien 3. Ingatan imunologi (DORLAND)
2. Vagina
- Saluran antara leher rahim dan alat kelamin perempuan, liang senggama
perempuan. (KBBI)
- 1. Selubung aau struktur mirip selubung 2. Saluran pada wanita, dari vulva sampai
seervuks uteri yang menerima penis waktu opulasi (DORLAND)
3. Nyeri
- Berasa sakit ( seperti ditusuk-tusuk jarum atau seperti dijepit pada bagian tubuh)
(KBBI)
- Perasaan tidak nyama, menderita, atau nyeri, disebabkan oleh rangsangan ujung
saraf tertentu. (DORLAND)
4. Abdomen
- Bagian tubuh yang terletak antara toraks dan pelvis, dan didalamnya terdapat
rongga-rongga abdomen dan viseral. (DORLAND)
5. Infeksi
- Terkena hama atau kemasukan bibit penyakit, ketularan penyakit, peradangan.
(KBBI)
- Invasi dan multiplikasi mikroorganisme dijaringan tubuh, terutama yang
menyebabkan cerera seluler lokal akibat metabolisme yang kompentitif, toksin,
replikasi intraseluler, atau repon antigen – antibodi. (DORLAND)
6. Konjungtiva
- Konjungtiva : Membran halus yang melaoisi kelompok mata dan bola mata.
(DORLAND)
7. Sianosis
- Kondisi kulit dan selaput lendir yang membiru karena kekurangan oksigen dalam
darah. (KBBI)
- Perubahan warna kulit dan membran mukosa menjadi kebiruan akibat konsentrasi
hemaglobin tereduksi yang berlebihan ke dalam darah. (DORLAND)
8. Ekstremitas
- Anggota badan, seperti lengan dan tungka. (KBBI)
9. Palpasi
- Pemeriksaan (biasanya kehamilan) dengan jalan meraba (KBBI)
10. Kontraksi
- Pengerutan (menjadi berkurang panjangya) penegangan. (KBBI)
11. USG
- Teknik diagnostik untuk mengujian struktur badan bagian dalam yang melihatkan
formasi bayangan dua dimensi dengan gelombang ultrasonik. (KBBI)
- Pencitraan struktur dalam tubuh dengan mencatat gema gelombang ultrasonik
yang diarahkan ke dalam jaringan yang menghasilkan perubahan densitas
ultrasonografi menggunakan gelombang 1-10 mgz. (DORLAND)
12. Vagina tuse
- Proses memasukkan tangan kedalam jalan lahir ibu bersalin untuk memantau
perkembangan proses persalinan.
13. Serviks
- Daerah yang menghubungkan rahim uterus dan vagina. (KBBI)
14. Jaringan
- Susunan sel-sel khusus yang sama pada tubuh dan bersatu dalam menjalankan
fungsi biologis tertentu. (KBBI)
1. 3 Identifikasi Masalah

No Identifikasi Masalah Kesesuaian Konsen

1. Nn.A seorang siswa SMA berumur 17 th dibawa Tidak Sesuai VV


ke UGD rumah sakit oleh Tn.B, dengan
harapan
keluhan sakit perut yang hebat yang tidak
tertahankan.

2. Tn B seorang lelaki berumur 18 th Sesuai harapan -


yang mengaku kawan dekat Nn A.

3. Berdasarkan anamnesis, wanita tersebut Tidak sesuai V


mengatakkan sudah terlambat haid dari 3 bulan
harapan
yang lalu.
4. Keluar gumpalan-gumpalan jaringan dari vagina. Tidak sesuai VV
harapan

5. Di VT (Vaginal tuse) servik terbuka, masih Tidak sesuai VV


terdapat jaringan di dalam. harapan

6. Diketahui bahwa Nn Tidak sesuai V


A merasakan nyeri pada abdomen setelah diurut
harapan
perut dan minum ramuan yang diberikan
oleh peraji (dukun beranak).
7. Nyeri yang dirasakan Nn A pada skala 8 (dengan Tidak sesuai VV
skala numerik). Nn A tampak meringis kesakitan. harapan

8. berdasarkan hasil inspeksi tampak perdarahan Tidak sesuai VVV


dan tampak gumpulan darah dari vagina
harapan
pasien,konjungtiva anemis,muka pucat,bibir
sianosis,ujung-ujung ekstremitas dingin. TD
100/70 mmHg; HR 100x/menit; RR 30x/menit,
Suhu : 36.5C.
9. Hasil palpasi dirasakan adanya kontraksi hebat di Tidak sesuai VV
abdomen Nn. A.
harapan

10. Berdasarkan hasil dari USG diketahui bahwa Tidak sesuai VV


terdapat janin berusia berkisar 14 minggu di harapan
rahim Nn.
1. 4 Prioritas Masalah

1. berdasarkan hasil inspeksi tampak perdarahan dan tampak gumpulan darah dari
vagina pasien,konjungtiva anemis,muka pucat,bibir sianosis,ujung-ujung
ekstremitas dingin. TD 100/70 mmHg; HR 100x/menit; RR 30x/menit,
Suhu : 36.5C.

2.Nyeri yang dirasakan Nn A pada skala 8 (dengan skala numerik). Nn A


tampak meringis kesakitan.

3.Nn.A seorang siswa SMA berumur 17 th dibawa ke UGD rumah sakit oleh
Tn.B, dengan keluhan sakit perut yang hebat yang tidak tertahankan.

4.Keluar gumpalan-gumpalan jaringan dari vagina.

5. Hasil palpasi dirasakan adanya kontraksi hebat di abdomen Nn. A.

6. Di VT (Vaginal tuse) servik terbuka, masih terdapat jaringan di dalam.

7.Berdasarkan hasil dari USG diketahui bahwa terdapat janin berusia berkisar 14
minggu dirahim Nn.A

8.Diketahui bahwa Nn A merasakan nyeri pada abdomen setelah diurut perut dan
minum ramuan yang diberikan oleh peraji (dukun beranak).

9..Berdasarkan anamnesis, wanita tersebut mengatakkan sudah terlambat haid dari 3


bulan yang lalu.

1. 5 Analisis Masalah

1. berdasarkan hasil inspeksi tampak perdarahan dan tampak gumpulan darah


dari vagina pasien,konjungtiva anemis,muka pucat,bibir sianosis,ujung-ujung
ekstremitas dingin. TD 100/70 mmHg; HR 100x/menit; RR 30x/menit, Suhu :
36.5C.

a. Sebutkan dan jelaskan macam-macam abortus?

Jawab :

 Abortus spontan
Adalah abortus yang terjadi secara alamiah tanpa interval luar (buatan) untuk
mengakhiri kehamilan tersebut.
Penyebab abortus spontan: bervariasi meliputi infeksi, faktor hormonal,
kelainan bentuk rahim, faktor imunologi (kekebalan tubuh), dan penyakit
dari ibu. Penyebab abortus pada umumnya terbagi atas faktor janin dan
faktor ibu.
Penangananya: lakukan penilian awal untuk segera kondisi pasien (gawat
darurat, komplikasi berat, atau masih cukup stabil), segera upayakan
sabilitas pasien sebelum melakukan tindakan lanjut (evaluasi mdik atau
merujuk), temukan dan hentikan degan segera sumber pendarahan, lakukan
pemantauan ketat tentang kondisi pasca tindakan dan perkembangan
lanjut.

 Abortus imminens: faktor-faktor penyebab keguguran sebagian besar tidak


diketahui secara pasti tetapi terdapat beberapa faktor sebagai berikut :
 Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
 Faktor kromosom
 Faktor lingkungan endometrium, endometrium yang belum siap
untuk menerima implantasi hasil konsepsi; gizi ibu kurang karena
anemia atau terlalu pendek jarak kehamilan.
 Pengaruh luar, infeksi endometrium, endometrium tidak siap
menerima hasil konsepsi. Hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan
radiasi menyebabkan pertumbuhan hasil konsepsi terganggu.
 Kelainan pada pasenta, kita jumpai pada ibu yang menderita penyakit
 Nefritis, hypertensi, tosemia, gravidarum, anomali plasenta.

Penanganan Abortus Imminens

 Istirahat-baring, tidur berbaring merupakan unsur penting dalam


pengobatan, karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran
darah e uterus dam berkurangnya rangsang mekanik.
 Anjurkan untuk tidak melakukan aktivitas fisik secara berlebihan
atau melakukan hubungan seksual.
 Pemeriksaan USG penting dilakukan untuk menetukan apakah janin
masih hidup.
 Abortus insipiens adalah peristiwa peradangan uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks. Kehamilan tidak
dapat dipertahankan. Abortus inkomplitus dan abortus komplisut.
Diagnosisya : rasa mules menjadi lebih sering dan kuat, perdarahan
bertambah. Belum terjadi hasil ekspulsi.
Penanganan : jika usia kehamilan 16 minggu tunggu ekspulsi spontan hasil
konspsi, lalu lakukan evakuasi sisa-sisa hsil konsepsi.jika perlu lakukan
infus 0 unit oksitosin dalam 500 ml cairan IV (NaCl atau RL) dengan
kecepatan 40 tpm. Pengeluaran janin dengan kuret vakum atau cunam
ovum, disusul dengan kerokan. Pada kehamilan lebih dari 12 minggu
bahaya peforasi pada kerokan lebih besar, maka sebaiknya proses abortus
dipercepat dengan pemberian infus oksitosin. Sebaiknya secara digital dan
kerokan bila sisa plasenta tertinggal bahaya perforasinya kecil.

 Abortus inkompletus
Adalah pengeluaran sebagian janin pada kehamilan sebelum 26 minggu
dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Pada pemeriksaan vaginal,
servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau
kadang-kadang sudah menonjol dri ostium uteri eksternum.
b. Sebutkan dan jelaskan tanda dan gejala abortus?
Jawab :
Tanda dan gejala abortus berdasarkan jenisnya
 Abortus imminens
Terjadi perdarahan disertai mules sedikit atau tidak sama sekali, rahim
membesar, dan tes kehamilan positif. Pada beberapa wanita dapat terjadi
pendarahan sedikit pada hari haid yang sudah tidak datang, biasanya
perdarahannya sedikit, warnanya merah, cepat berhenti, dan tidak
disertai mules-mules.
 Abortus insipiens
Terjadi mules yang lebih sering, hebat, dan perdarahannya bertambah.
Jika abortus terjadi pada usia kehamilan kurng dari 12 minggu, biasanya
perdarahan tidak banyak.
 Abortus inkompletus
Terjadi perdarahan yang banyak sekali dan tidak akan berhenti sebelum
sisa hasil pembuahan dikeluarkan sehingga menyebabkan syok.
 Abortus kompletus
Terjadi perdarahan sedikit, mulut rahim telah menutup, dan rahim sudh
mengecil. Biasanya, janin atau hasil pembuahan sudah berada di luar
rahim dan keluar melalui vagina.
 Abortus habitualis
Diagnosis abortus habitualis tidak sukar ditentukan dengan anamnesis
(Riwayat Orang Sakit). Khususnya diagnosis karena inkompetensia
serviks, yaitu yang menunjukkan gambaran klinik yang terjadi
pembukaan serviks tanpa disertai mules, ketuban menonjol, dan pada
suatu saat pecah. Selanjutnya, timbul mules yang diikuti oleh
pengeluaran janin yang biasanya masih hidup dan normal. Tidak jarang
penderita mengeluarkan banyak lendir dari vagina.
 Abortus infeksius
Disertai gejala dan tanda infeksi alat genital, seperti pnas, perdarahan
pervaginam yang berbau, rahim yang membesar, lembek, serta nyeri
tekan dan leukositosis (bertambahnya jumlah sel darah putih).
 Abortus septik
Penderita tampak sakit berat, terkadang menggigil, demam tinggi, dan
tekanan darah menurun. Untuk mengetahui kuman penyebabnya,
perlu diadakan pembiakan darah dan getah cairan dari serviks.

c. Jelaskan Faktor-faktor (Dampak) terjadinya abortus?


Jawab :
 Timbul luka-luka dan infeksi pada dinding alat kelamin dan merusak
organ-organ di dekatnya seperti kandung kencing atau usus.
 Robek mulut rahim sebelah dalam (satu otot lingkar) hal ini dapat terjadi
karena mulut rahim sebelah dalam bukan saja sempit dan perasa
sifatnya, terapi juga kalau tersentuh, maka ia mengecup kuat-kuat. Kalau
dicoba
untuk memasukinya dengan kekerasan maka otot tersebut akan menjadi
robek.
 Dinding rahim bisa tembus, karena alat- alat yang dimasukan kedalam
rahim itu. Bahayakemungkinan terjadi infeksi besar sekali, terutama
jika abortus tersebut dibuat dengan cara tidak steril. Ini biasa dilakukan
oleh dukun dan orag-orang yang tidak bertanggung jawab, misalnya
dengan memasukkan benda-benda asing ke dalam saluran leher rahim
(canalis cervicalis) dan kadang-kadang masuk sampai kedalam rongga
rahim, sehingga terjadi infesi yang disebut infectiosus
 Terjadi pendarahan. Biasanya pendarahan itu berhenti sebentar, tetapi
beberapa hari kemudian atau beberapa minggu timbul kembali.
Menstruasi tidak normal lagi selama sisa produk itu dapat berubah
menjadi kanker.

d. Penatalaksanaa yang dilakukan pada pasien abortus?


Jawab :
 Diltasi dan kuretase
Diawali dengan serviks lalu mengeluarkan jaringan dengan melakukan
kerokan pada uterus dengan alat kuret, atau dengan aspirasi vakum,
atau bahkah keduanya.

 Dilatasi hygroscopic
Trauma dari dilatasi dapat diminimalisir dengan pemakaian alat yang
secara perlahan dapat mendilatasi serviks. Cara kerja alat ini dengan
menyerap air pada jaringan serviks sehingga terbuka dan melunak
secara perlahan.

 Laparotomy
Dalam beberapa keadaan, hysterotomy atau abdominal hysterectomy
lebih di pilih dibandingkan teknik diatas. Hal ini dilakukan jika terdapat
penyakit pada uterus, atau psien ingin steri.

e. Jenis pemeriksaan yang dapat di lakukan pada pasien bortus?


Jawab :
Pemeriksaan dilakukan disesuaikan dengan keadaan yang di jumpai
 Theatened abortion
Tindakan awal yang dilakukan adalah dengan bantun USG untuk
menetukan kesejahteran janin.

 Invitable abortion
Pada keadaan ini pasien harus dirawat di rumah sakit, pemn antibiotik
dan analgenik diperlukan disisni, USG diperlukan untuk
membedakan antara inevitable abortion atau incomplete abortion.
Pengeluaran sisa hasil konsepsi harus segera dilakukan.

 Incomplete abortion
Gambaran ultrasonogrfi biasanya kantong kehamilan sudah pecah dan
irreguler, tampak sisa-sisa plasenta pada kavum uteri , penanganan
incomplete abortion dilakukan dengan teknik pembedahan. Sepuluh
tahun terakhir ini peneliti mlai menggunakan analog prostaglandin
sintetik.

 Missed abortion
Diagnosa dapat ditegakkan dengan bantuan USG, jika diagnosa sudah
ditegakan, pengeluaran sisa hasil konsepsi harus segera dilakukan
untuk mencegah kemungkinan timbulnya sepsis, gangguan pembekuan
darah, dan perdarahan lebih lanjut.

 Blighted ovum
Jika dengan USG ditemukan suatu kantong kehamilan dengan diameter
lebih dari 30 mm, tanpa dijumpai janin maka diagnosa blinted ovum
dapat ditegakkan untuk selanjutnya dilakukan tindakan pengeluaran
hasil konsepsi.

f. Sebutkan Ciri-ciri pendarahan normal saat ibu hamil?

Sebagian besar ibu hamil mengalami apa yang dinamakan bercak atau keluar sedikit
darah dari rahim dan ini normal. Bercak atau perdarahan dari vagina yang normal dapat
terjadi seperti saat Ibu sedang di tahap awal mencoba metode kontrasepsi baru dan
tubuh Ibu menyesuaikan diri dengan hormon yang ada di dalamnya. Tapi ketika bercak
terjadi saat Ibu sedang hamil, mungkin itu bisa berarti sesuatu yang lain. Namun, Ibu
tak perlu panik karena sesuatu yang lain itu belum tentu mengkhawatirkan.

Penyebabnya ada berbagai macam. Pertama dan terpenting yang perlu Ibu tahu,
kehamilan membuat aliran darah ke area rahim, vagina dan serviks menjadi lebih
deras, kata Jamil Abdur-Rahman, M.D., dokter dan ketua divisi kebidanan dan
kandungan di Medical Center Vista East di Waukegan, Illinois.

Ibu juga mungkin mengalami pendarahan implantasi, yang terjadi setelah


embrio tertanam dalam rahim, kata Abdur-Rahman dan Ross.Itu semua adalah alasan
normal mengapa Ibu mengalami bercak selama kehamilan dan hal itu tidak perlu terlalu
dikhawatirkan (meskipun pada kasus yang spesifik, hematoma subkorionik dapat
meningkatkan risiko keguguran).

Apabila ibu melahirkan secara normal tanpa penghambat maka rata-rata


dalam batas normal jumlah pendarahan adalah 250cc. Biasanya100-300cc. Bila
pendarahan sudah lebih dari 500cc, ini sudah dianggap abnormal maka harus dicari
sebabnya.

g. Sebutkan dan jelaskanTanda dan gejala perdarahan?

Tanda dan gejala perdarahan:


- Keluar darah dari vagina
- Pengeluaran darah lebih dari 500 CC

h. Dimana lokasi nyeri pasien abortus?

Lokasi nyeri pasien abortus yaitu pada daerah abdomen bagian bawah , nyeri
pada uterus yang terjadi diakibatkan adanya kontraksi dari dalam uterus
untuk mengeluarkan hasil konsepsi.

i. Sebutkan dan jelaskan tanda-tanda setelah abortus?

Tanda-Tanda Terjadinya Abortus

1. Terjadi kontraksi uterus/ rahim


2. Terjadi perdarahan uterus/ rahim
3. Dilatasi serviks (pelebaran mulut rahim)
4. Ditemukan sebagian atau seluruh hasil konsepsi/ pembuahan
Tanda dan gejala abortus antara lain nyeri abdomen bawah, nyeri lepas, uterus terasa
lemas, perdarahan berlanjut, lemah, lesu, demam, sekret vagina berbau, sekret & pus
dari serviks, dan nyeri pada serviks. Tanda dan gejala lainnya adalah nyeri / kaku pada
abdomen, nyeri lepas, distensi abdomen, abdomen terasa tegang & keras, nyeri bahu,
mual-muntah, dan demam.

j.sebutkan peran perawat pada paien abortus?

Salah satu peran perawat maternitas adalah membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan
dasarnya. Hal ini dilakukan dengan melakukan pengkajian secara komperensif mengenai
riwayat penyakit klien, memberikan informasi dan pendidikan kesehatan tentang
kesehatan reproduksi dan memeberikan pelayanan kesehatan pada klien pasca aborsi
termasuk menjelaskan kepada pasien yang mengalami abortus untuk mengurangi
kecemasan pada pasien.

2. Nyeri yang dirasakan Nn A pada skala 8 (dengan skala numerik). Nn A


tampak meringis kesakitan.

a. Intervensi komplementer apa yang dilakukan dalam mengurangi nyeri?

Terapi komplementer terbagi 2 ada yang invasif dan noninvasive:


1. terapi komplementer invasif adalah akupuntur dan cupping (bekam basah) yang
menggunakan jarum dalam pengobatannya.
2. Sedangkan jenis non-invasif seperti terapi energy (reiki, chikung, tai chi, prana,
terapi suara), terapi biologis (herbal, terapi nutrisi, food combining, terapi jus,
terapi urin, hidroterapi colon dan terapi sentuhan modalitas; akupresur, pijat
bayi, refleksi, reiki, rolfing, dan terapi lainnya (Hitchcock et al., 1999)

b. Jelaskan Jenis-jenis terapi komplementer apa saja yang dapat dilakukan


oleh Perawat?
1. Terapi Relaksasi
Respon relaksasi merupakan bagian dari penurunan umum kognitif, fisiologis, dan
stimulasi perilaku. Relaksasi juga melibatkan penurunan stimulasi. Relaksasi
membantu individu membangun keterampilan kognitif untuk mengurangi cara yang
negatif dalam merespon situasi dalam lingkungan mereka.
2. Meditasi dan Pernapasan
Meditasi adalah segala kegiatan yang membatasi masukan rangsangan dengan
perhatian langsung pada suatu rangsangan yang berulang atau tetap (Rakel dan
Faas, 2006). Sebagian besar teknik meditasi melibatkan pernapasan, biasanya
pernapasan perut yang dalam, relaks, dan perlahan. Meditasi menimbulkan keadaan
santai, menurunkan konsumsi oksigen, mengurangi frekuensi pernapasan dan
denyut jantung, serta menghasilkan laporan penurunan Kecemasan atau suasana
yang menegangkan, Rasa kehilangan yang kronis, Rasa nyeri kronis, Hipertensi dan
Kegelisahan.
3. Imajinasi
Imajinasi atau teknik visualisasi yang menggunakan kesadaran pikiran untuk
menciptakan gambaran mental agar menstimulasi perubahan fisik dalam tubuh,
memperbaiki kesejahteraan, dan meningkatkan kesadaran diri. Banyak teknik
imajinasi melibatkan imajinasi visual, indera pendengaran, pengecap, dan
penciuman. Imajinasi ini digunakan untuk untuk mengontrol atau mengurangi rasa
nyeri, dan untuk mencapai ketenangan dan ketentraman. Imajinasi juga membantu
dalam pengobatan kondisi kronis seperti asma, hipertensi, gangguan fungsi
berkemih, sindrom prementasi dan menstruasi, gangguan gastrointestinal
ulceratif colotis, dan rheumatoid arthritis.
3. Hypnotouch Nursing.
Hypnotouch Nursing merupakan suatu intervensi keperawatan dengan
sentuhan hypnosis. Konsep ini adalah konsep yang hanya dimiliki dan
dikembangkan hanya oleh INC (Indonesia Nursing Center) dengan
program Hypnotouch Nursingnya. Hypnotouch Nursing penting diterapkan para
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien.

c. Asuhan keperawatan pasien nyeri?

ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1. DS : psien tampak nyeri abdomen Nyeri akut


nyeri di abdomen
Skala Nyeri : 8
DO: pasien tampak
meringis kesakitan Nyeri
Nyeri : 8
TD : 100/70 mmHg
HR : 100 x/menit
RR : 30 x/menit Suhu
: 36,5c Muka pucat,
bibir sianosis, ujung-
ujung ektremitas
dingin
Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut b.d Kerusakan jaringan intrauteri dibuktikan dengan meringis


kesakitan, bibir pucat, ujung- ujung ektremitas dingin. Nyeri : 8

PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAl

No Diagnose Rencana Tindakan Rasional


keperawatan

1 Nyeri akut Outcome  kontrol nyeri a. Tentukan lokasi, karakteristik,


Domain 12 kelas 1 : kenyamanan fisik kualitas dan keparahan nyeri

sebelum mengobati pasien


Skala target outcome
b. Observasi adanya petunjuk
Indikator Dipertahan Ditingkat
nonverbal mengenai
kan pada kan ke
ketidaknyamanan terutama
Mengenali kapan 4 5
pada mereka yang tidak dapat
nyeri terjadi
berkomunikasi secara efektif
Menggambarka 4 5
c. Cek perintah pengobatan
faktor penyebab
meliputi obat, dosis, dan
Menggunakan 3 4
frekuensi obat analgesik yang
tindakan
diresepkan
pencegahan
d. Cek adanya riwayat alergi obat
Melaporkan 4 5
e. Pilih analgeisk atau kombinasi
gejala yang tidak
analgesik yang sesuai ketika
terkontrol pada
lebih dari satu diberikan
profesional
f. Tentukan pilihan obat
kesehatan
analgesik berdasarkan tipe dan
Menggunakan 4 5 keparahan nyeri
sumber daya
g. Berikan kebutuhan
yang tersedia
kenyamanan dan aktifitas lain
Mengenali apa 4 5
yang dapat membantu relaksasi
yang terkait
untuk memfasilitasi penurunan
gejala nyeri
nyeri
Melaporkan nyeri 4 5
h. Ajarkan prinsip-prinsip
yang terkontrol
manajemen nyeri
i. Aplikasikan tekanan yang
Kriteria hasil:
stabil pada jaringan otot yang
1. Mampu mengontrol nyeri
hipertonik untuk nyeri sampai
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang
relaksasi dirasakan atau nyeri
dengan menggunakan manajemen
menurun, biasanya 15 sampai
nyeri
20 detik.
3. Mampu mengenali nyeri ( skala,
j. Ulang prosedur pada titik yang
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
Menyatakan rasa nyaman setelah sama pada sisi tubuh yang
berlawanan
nyeri berkurang
k. Gunakan aplikasi
akupresure setiap hari selma
minggu pertama untuk
mengurangi nyeri
l. Rekomendasikan penggunaan
teknik relaksasi progresif dan/
atau latihan peregangan
diantara (periode) penanganan

PELAKSANAAN KEPERAWATAN

No. Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)

1. 1. Melakukan pengkajian nyeri yang S : pasien mengatakan nyeri di abdomen


komprehensif meliputi lokasi, karakteristik, sedikit berkurang
awitan/ durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
atau keparahan nyeri, dan faktor O:
Presipitasinya TD : 100/70 mmHg
2. Mengajarkan penggunaan teknik HR : 100 x/menit
nonfarmakologi (misalnya, umpan balik RR : 30 x/menit
biologis, transcutaneous elektrical nerve Suhu : 36,5c
stimulation (TENS), hipnosis, relaksasi, Nyeri : 4
imajinasi terbimbing, terapi musik, distrasi,
terapi bermain, terapi aktivitas, akupresur, A : Masalah teratasi sebagian.
kompres hanga/ dingin, dan masase)
sebelum, setelah dan jika memungkinkan, P : lanjutkan intervensi:
selama aktivitas yang menyakitkan;  Kolabori dengan dokter cara
sebelum nyeri terjadi atau meningkatkan; pemberian analgesia
dan selama penggunaan tindakan
pengurangan nyeri yang lain.
3. Mengendalikan faktor lingkungan yang
dapat mempengaruhi respons pasien
terhadap ketidaknyamanan (misalnya, suhu
ruangan, cahaya, dan kegaduhan); Pastikan
pemberian analgesia prapenanganan dan/
atau strategi nonfarmakologi sebelum
dilakukan prosedur yang menimbulkan
nyeri.

d. Jenis apa saja yang dapat dilakukan untuk mengukur skala nyeri pasien?

Ada beberapa cara untuk membantu mengetahui akibat nyeri menggunakan


skala assessment nyeri tunggal atau multidimensi.

Skala assessment nyeri

A. Uni-dimensional:
- Hanya mengukur intensitas nyeri
- Cocok (appropriate) untuk nyeri akut
- Skala yang biasa digunakan untuk evaluasi outcome pemberian analgetik
- Skala assessment nyeri uni-dimensional ini meliputi 4 :
1. Visual Analog Scale (VAS) / Skala analog visual (VAS) adalah cara yang
paling banyak digunakan untuk menilai nyeri. Skala linier ini menggambarkan secara
visual gradasi tingkat nyeri yang mungkin dialami seorang pasien. Rentang nyeri
diwakili sebagai garis sepanjang 10 cm, dengan atau tanpa tanda pada tiap sentimeter
Tanda pada kedua ujung garis ini dapat berupa angka atau pernyataan deskriptif. Ujung
yang satu mewakili tidak ada nyeri, sedangkan ujung yang lain mewakili rasa nyeri
terparah yang mungkin terjadi. Skala dapat dibuat vertikal atau horizontal. VAS juga
dapat diadaptasi menjadi skala hilangnya/ reda rasa nyeri. Digunakan pada pasien anak
>8 tahun dan dewasa. Manfaat utama VAS adalah penggunaannya sangat mudah dan
sederhana.
(Gambar 1).

2. Verbal Rating Scale (VRS) Skala ini menggunakan angka-angka 0 sampai


10 untuk menggambarkan tingkat nyeri. Dua ujung ekstrem juga digunakan pada skala
ini, sama seperti pada VAS atau skala reda nyeri Skala numerik verbal ini lebih
bermanfaat pada periode pascabedah, karena secara alami verbal/kata-kata tidak terlalu
mengandalkan koordinasi visual dan motorik. Skala verbal menggunakan katakata dan
bukan garis atau angka untuk menggambarkan tingkat nyeri. Skala yang digunakan
dapat berupa tidak ada nyeri, sedang, parah. Hilang/redanya nyeri dapat dinyatakan
sebagai sama sekali tidak hilang, sedikit berkurang, cukup berkurang, baik/ nyeri hilang
sama sekali (Gambar 2).

3. Numeric Rating Scale (NRS)


Numeric Rating Scale dianggap sederhana dan mudah dimengerti, sensitif terhadap
dosis, jenis kelamin, dan perbedaan etnis. Lebih baik dari pada VAS terutama untuk
menilai nyeri akut. Namun, kekurangannya adalah keterbatasan pilihan kata untuk
menggambarkan rasa nyeri, tidak memungkinkan untuk membedakan tingkat nyeri
dengan lebih teliti dan dianggap terdapat jarak yang sama antar kata yang
menggambarkan efek analgesik.
(Gambar 3)

4. Wong Baker Pain Rating Scale Digunakan pada pasien dewasa dan anak >3
tahun yang tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka (Gambar 4).

B. Multi-dimensional :
- Mengukur intensitas dan afektif (unpleasantness) nyeri
- Diaplikasikan untuk nyeri kronis
- Dapat dipakai untuk outcome assessment klinis
- Skala multi-dimensional ini meliputi :
1. McGill Pain Questionnaire (MPQ)
Terdiri dari beberapa bagian: gambar nyeri, indeks nyeri (PRI), pertanyaan-pertanyaan
mengenai nyeri terdahulu dan lokasinya dan indeks intensitas nyeri yang dialami saat
ini. PRI terdiri dari 78 kata sifat/ajektif, yang dibagi ke dalam 20 kelompok. Setiap set
mengandung sekitar 6 kata yang menggambarkan kualitas nyeri yang makin meningkat.
Kelompok 1 sampai 10 menggambarkan kualitas sensorik nyeri (misalnya,
waktu/temporal, lokasi/spatial, suhu/thermal). Kelompok 11 sampai 15 menggambarkan
kualitas efektif nyeri (misalnya stres, takut, sifat-sifat otonom). Kelompok 16
menggambarkan dimensi evaluasi dan kelompok 17 sampai 20 untuk keterangan lain-
lain dan mencakup kata-kata spesifi k untuk kondisi tertentu. Penilaian menggunakan
angka diberikan untuk setiap kata sifat dan kemudian dengan menjumlahkan semua
angka berdasarkan pilihan kata pasien maka akan diperoleh angka total (PRI(T)).
2. The Brief Pain Inventory (BPI)
Adalah kuesioner medis yang digunakan untuk menilai nyeri. Awalnya digunakan
untuk mengassess nyeri kanker, namun sudah divalidasi juga untuk assessment nyeri
kronik.
3. Memorial Pain Assessment Card
Merupakan instrumen yang cukup valid untuk evaluasi efektivitas dan pengobatan
nyeri kronis secara subjektif. Terdiri atas 4 komponen penilaian tentang nyeri meliputi
intensitas nyeri, deskripsi nyeri, pengurangan nyeri dan mood.

e. Apakah ciri-ciri pasien nyeri?

a. Tidak melebihi 6 bulan


b. Ditandai adanya peningkatan tegangan otot.
c. Takikardi
d. Hipertensi
e. Muka Pucat
f. Miadriasis
g. Konjungtiva anemis
h. Bibir sianosis
i. Ujung- ujung sianosis dingin
j. Meringis kesakitan Secara neurofisiologis,

k. Ciri khas suatu nyeri akut adalah selain ditandai dengan adanya kerusakan
jaringan, yang akan diikuti dengan proses inflamasi juga besifat self-limited,
artinya berlangsung singkat dan segera menghilang seirama dengan
penyembuhannya. Lazimnya berlangsung dari beberapa hari sampai beberapa
minggu.
l. Jika nyerinya berlangsung lebih dari 3 bulan, disebut sebagai nyeri kronik
menimbulkan gangguan fisik, psikologis, maupun emosional dan tanpa
manajemen yang adekuat dapat berkembang menjadi nyeri kronik.

f. Jelaskan macam- macam Nyeri Akut ?


a. Nyeri Somatik, jika organ yang terkena adalah organ soma seperti kulit, otot,
sendi, tulang, atau ligament karena di sini mengandung kaya akan nosiseptor.
Terminologi nyeri muskuloskeletal diartikan sebagai nyeri somatik. Nosiseptor di
sini menjadi sensitif terhadap inflamasi, yang akan terjadi jika terluka atau
keseleo. Selain itu, nyeri juga bisa terjadi akibat iskemik, seperti pada kram otot.
Gejala nyeri somatik umumnya tajam dan lokalisasinya jelas, sehingga dapat
ditunjuk dengan telunjuk. Jika kita menyentuh atau menggerakan bagian yang
cedera, nyerinya akan bertambah berat.
b. Nyeri viseral, jika yang terkena adalah organ-organ viseral atau organ dalam,
meliputi rongga toraks (paru dan jantung), serta rongga abdomen (usus, limpa,
hati dan ginjal), rongga pelvis (ovaruim, kantung kemih dan kandungan).
c. Nyeri Inflamasi, merupakan nyeri nosiseptif yang ditandai dengan gejala nyeri
spontan yang terjadi karena terjadinya sensitisasi nosiseptor akibat adanya proses
inflamasi.. Itulah sebabnya maka manajemen pada nyeri inflamasi adalah
pemberian obat- obatan golongan anti-inflamasi

g. Berapakah usia alat kelamin perempuan matang untuk siap hamil?


Jawab :

Usia ideal Ibu Hamil


Usia ideal bagi seorang wanita untuk hamil dan melahirkan terutama kehamilan adalah
antara usia 20-30 tahun karena dalam periode kehidupan ini, resiko wanita menghadapi
komplikasi medis ketika hamil dan melahirkan tergolong yang paling rendah. Jika
seorang memutuskan untuk hamil diluar rentang usia maka akan rentan untuk
mengalami kehamilan yang beresiko tinggi, baik itu secara fisik maupun secara psikis.
Jika Wanita hamil kurang dari 20 tahun dapat merugikan kesehatan ibu maupun
pertumbuhan dan perkembangan janin karena belum matangnya alat reproduksi untuk
hamil. Penyulit pada kehamilan remaja (<20 tahun) lebih tinggi dibandingkan kurun
waktu reproduksi sehat antara 20-30 tahun. Keadaan tersebut akan makin menyulitkan
bila ditambah dengan tekanan (stress) psikologi, sosial, ekonomi, sehingga
memudahkan terjadinya keguguran .
3.Nn.A seorang siswa SMA berumur 17 th dibawa ke UGD rumah sakit oleh Tn.B,
dengan keluhan sakit perut yang hebat yang tidak tertahankan.

a. Bagaimana dampak kehamilan pada usia muda?

1. Secara ilmu kedokteran ,organ reproduksi untuk gadis dengan umur dibawah 20
tahun ia belum siap untuk berhubungan seks atau mengandung, sehingga jika terjadi
kehamilan berisiko mengalami tekanan darah tinggi (karena tubuhnya tidak kuat).
Kondisi ini biasanya tidak terdeteksi pada tahap-tahap awal, tapi nantinya
menyebabkan kejang-kejang, perdarahan bahkan kematian pada ibu atau bayinya.

2. Kondisi sel telur pada gadis dibawah 20 tahun , belum begitu sempurna, sehingga
dikhawatirkan bayi yang dilahirkan mengalami cacat fisik.

3. Berisiko mengalami kanker serviks (kanker leher rahim), karena semakin muda usia
pertama kali seseorang berhubungan seks, maka semakin besar risiko daerah reproduksi
terkontaminasi virus.

b. Bagaimana respon psikologis ibu pasca abortus?

Banyak perubahan yang dialami wanita pasca abortus spontan, wanita yang
melakukan abortus spontan cenderung akan dapat menimbulkan risiko baik gangguan
fisik maupun gangguan psikologis. Abortus merupakan stresor psikososial yang dapat
menimbulkan stres kehidupan, yang merupakan salah satu pencetus dan penyebab
terjadinya gangguan jiwa. Wanita pasca abortus biasanya mengalami gangguan
kejiwaan yang disebut dengan sindroma pasca abortus. Berikut respon perasaan ibu
pasca abortus spontan.
a. Sedih
Ibu pasca abortus biasanya mengalami gangguan psikologis pasca abortus yaitu sedih,
suatu perasaan yang diungkapkan seseorang ketika mengalami kehilangan. Ibu yang
sering sedih terhadap apa yang telah ibu alami pasca abortus baik langsung maupun
tidak langsung akan berpengaruh terhadap kesehariannya, sikap di sini ditunjukkan
dengan sering menangis, tidak bisa tidur, dan malas melakukan sesuatu sebagai bentuk
penyaluran frustasi.

b. Kehilangan
Kehilangan adalah peristiwa dari pengalaman manusia yang bersifat universal dan
unik secara individual. Kehilangan karena kematian adalah suatu keadaan pikiran,
perasaan, dan aktivitas yang mengikuti kehilangan. Keadaan ini mencakup dukacita
dan berkabung. Dukacita adalah proses mengalami reaksi psikologis, sosial, dan fisik
terhadap kehilangan yang diekspresikan.

4.Keluar gumpalan-gumpalan jaringan dari vagina.

a. Sebutkan dan jelaskan tahapan pertumbuhan janin?


beberapa istilah telah di pakai untuk menunjukan lamanya kehamilan dan usia janin,yang
memang berbeda. Usia gestasi yaitu lamanya amenore,dihitung dari hari pertama haid
terakhir,suatu periode sebelum terjadi konsepsi,yaitu kira-kira 2 minggu sebelum ovulasi
dan fertilasi, atau 3 minggu sebelum implantasi blastokis. Lamanya kehamilan rata-rata
ialah 280 hari atau 40 minggu (91/3 bulan = 10x 28 hari) dihitung dari hari pertama haid
terakhir rumus Naegele (H+7,B-3) sehingga tanggal yang di tentukan ialah hari ke 280;
dengan demikian 1 minggu sebelum tanggal tersebut ialah minggu ke-40.
Periode kehamilan sering di bagi 3 yaitu: trimester 1,2,dan 3 mengingat adanya kejadian
umum yang terjadi ; misalnya abortus kebanyakan terjadi pada trimester pertama,
sedangkan kemungkinan hidup lebih besar bila kelahiran terjadi pada trimester ketiga.
Dalam 2 minggu setelah ovulasi ada beberapa tahapan: (a) ovulasi (b) fertilisasi (c)
pembentukan blastokis (d) implantasi blastokis yaitu 1 minggu setelah ovulasi. Villi
khorialis primitive telah terbentuk segera setelah implantasi, pada pemeriksaaan patologi
dikatakan ada kehamilan bila di temukan villi.

b. Jelaskan proses pembentukan janin?


konsepsi menyangkut fertilisasi dan pelekatan embrio pada dinding uterus. Fertilisasi
adalah peleburan inti sel sperma dan inti sel telur yang terjadi di saluran telur (oviduk)
atau di uterus. Pada saat fertilisasi kepalasel sperma menebus dinding sel telur sedang ekor
tertinggal diluar membentuk zigot (2n) yang terus membelah mitosis menjadi 32
sel(morula). Morula berkembang menjadi blastula. Bagian dalam blastula akan
membentuk janin sedang bagian luarnya membentuk trofoblast (bagian dinding untuk
menyerab makanan dan akan berkembang menjadi plasenta. Pada usia hari 4-5 setelah
fertilisasi blastula bergerak keuterus dan melakukan implantasi (peleketan) di uterus pada
hari ke-6. Blastula kemudian berkembang menjadi grastula(punya lapisan ektodermis,
mesodermis, dan endodermis). Selanjutnya gastrula berkembang menjadi embrio setelah
melalui peristiwa diferensiasi,spesilisasi,dan organogenesis. Ektodermis akan membentuk
susunan saraf,hidung,mata,epidermis,kelenjar kulit. Mesodermis akan membentuk
jaringan tulang,otot jantung,pembuluh darah,limfa,ginjal,kelenjar kelamin. Endodermis
akan membentuk kelenjar gondok,hati,pankereas,kandung kemih,saluran
pencernaan,saluran pernafasan.

c. Metode apa yang dapat di gunakan untuk mengeluarkan sisa-sisa


jaringan di dalam rahim?
abortus harus segera di bersihkan dengan curettage atau secara digital. Selama masih ada
sisa-sisa plasenta akan terus terjadi pendarahan :
- Penanganan
1. Lakukan konseling
2. Jika perdarahan ringan atau sedang dan usia kehamilan kurang dari 16 minggu,
gunakan jari atau forsep cincin untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang mencuap
dari serviks
3. Jika pendarahan berat atau usia kehamilan kurang dari 16 minggu,lakukan
evaluasi isi uterus. Aspirasi vacuum manual (AVM) adalah metode yang
dianjurkan.
4. Jika usia kehamilan lebih dari 16 minggu, berikan infuse 40 IU oksitosin dalam
satu liter NaCl 0,9% atau ringer laktat dengan kecepatan 40 tetes/menit untuk
membantu pengeluaran hasil konsepsi.
5. Lakuikan evaluasi tanda vital pasca tindakan setiap 30 menit selama 2 jam.
6. Lakukan pemeriksaan jaringan secara makrokopis dan kirimkan untuk
pemeriksaan patologi kelaboratorium.
7. Lakukan evaluasi tanda vital,perdarahan pervagina,tanda akut abdomen,dan
produksi urine setiap 6 jam selama 24 jam. Periksa kadar haemoglobin setelah 24
jam. Bila hasil pemantauan baik dan kadar hb>8 g/dl, ibu dapat di perbolehkan
pulang.

d. Apakah ada efek untuk kehamilan selanjutnya?

Apabila Anda mengalami kehamilan yang berlanjut setelah menggunakan


Misoprostol, risiko memiliki bayi dengan cacat lahir makin meningkat. Namun, risiko
ini tergolong kecil, kurang dari 1 di antara 1000. Risiko ini lebih kecil dibandingkan
risiko melahirkan bayi dengan Down Syndrome.

Risiko yang sangat kecil ini tidak ada ketika perempuan menggunakan Misoprostol
ketika usia kehamilannya di atas 12 minggu.Jika memungkinkan, disarankan bagi
perempuan dengan kehamilan yang berlanjut untuk menjalani aborsi medis atau
bedah untuk menghentikan kehamilan supaya terhindar dari risiko janin mengalami
kecacatan.

Sumber ilmiah:

Penelitian menunjukkan bahwa janin yang telah terpapar Mifepristone saja dan
tidak diaborsi akan tetap berkembang dengan normal.
Janin yang terpapar Misoprostol dapat mengalami kecacatan, seperti pada
tengkorak dan kelainan tungkai (dinamakan Sindrom Mobius).
Meski begitu, risiko memiliki bayi dengan kecacatan setelah menggunakan
Misoprostol masih rendah dan sulit diukur.

Sebagai perbandingan: risiko memiliki anak dengan Down Syndrome adalah 1/1,300
untuk perempuan berusia 25 tahun; pada umur 35 tahun, risiko ini meningkat
1/365.52 Hanya perempuan hamil berusia lebih dari 35 tahun yang disaring untuk
Down Syndrome menunjukkan bahwa risiko bayinya mengalami Down Syndrome
lebih rendah dari 1 di antara 365 dan dianggap bisa diterima. Hal ini jauh lebih
berisiko daripada Mobius Syndrome sebagai akibat penggunaan Misoprostol (kurang
dari 1/1000).

Karena pembatasan distribusi Mifepristone, banyak perempuan yang kini harus


menggunakan Misoprostol saja, walaupun kurang efektif. Dengan membuat regimen
yang lebih efektif tersedia, layanan bantuan aborsi ini membuat prosedur aborsi medis
mandiri lebih aman bagi perempuan dan mengurangi risiko kehamilan berlanjut dan
berakhir dengan kecacatan pada janin, walaupun risiko ini sangat kecil.

Wanita yang mengakhiri kehamilan pertama mereka dengan aborsi meningkatkan


kemungkinan melahirkan bayi prematur pada kehamilan berikutnya. Penelitian
sebelumnya mengaitkan aborsi berganda dengan berbagai komplikasi pada
kehamilan berikutnya.
Namun studi baru menunjukkan bahwa proporsi yang jauh lebih besar dari
perempuan yang telah menjalani aborsi pertama kali. Risiko lebih tinggi ditemukan
pada aborsi yang dilakukan dengan prosedur bedah daripada obat-obatan induksi.

Secara keseluruhan, pada kehamilan berikutnya, wanita yang pernah melakukan


aborsi 37 persen lebih mungkin melahirkan prematur. Risiko yang sedikit lebih
rendah terjadi pada wanita yang kehamilan bertamanya berakhir dengan keguguran.

Kelahiran prematur sebelum 37 minggu dikaitkan dengan berbagai masalah


kesehatan bagi bayi. Termasuk di dalamnya adalah penyakit paru-paru, cerebral
palsy, penyakit kuning, infeksi, anemia, dan masalah mental di kemudian hari.

5. Hasil palpasi dirasakan adanya kontraksi hebat di abdomen Nn. A

a. Sebutkan dan jelaskan proses kunci persalinan?

1. Prodomal labor
Serviks mulai melunak, renggang, bergerak maju dan perlahan mulai membuka. Bayi
menempati panggul. Pada tahap melahirkan ini, Anda akan merasakan sensasi pegal
atau adanya tekanan di perut bagian bawah atau punggung. Kontraksi yang terjadi pada
tahap ini biasanya muncul dan hilang secara tidak teratur, kadang tekanannya kuat,
kadang lembut. Ini merupakan respon natural tubuh Anda untuk bersiap-siap. Fase ini
terjadi tidak sebentar, sekitar beberapa jam, bahkan ada yang mengalami beberapa hari.

2. Tahap awal kelahiran (latent phase)

Serviks tetap menipis dan membuka, melebar dari 3 hingga 4 cm. Fase ini tidak terlalu
lama, biasanya hanya sekitar dua pertiga tahap dari total waktu melahirkan. Setelah
beberapa jam, kontraksi akan menjadi lebih lama, kuat, serta lebih teratur (sekitar lima
menit terpisah, dan setiap interval berlangsung sekitar 25 hingga 45 detik, tetapi waktu
tersebut bervariasi). Ciri lainnya adalah keluar keputihan berwarna merah muda selama
kelahiran.
Anda juga akan merasakan sakit seperti sakit punggung atau mirip nyeri haid. Yang
perlu Anda perhatikan adalah pecahnya membran ketuban, hal ini dapat terjadi secara
spontan pada tahap pertama proses melahirkan atau di tahap selanjutnya. Ketika ini
terjadi, Anda akan merasakan basah. Ada juga yang tidak mengalami pecahnya air
ketuban hingga dokter yang melakukannya.
Ada baiknya Anda menelepon dokter ketika mulai kontraksi, tetapi mungkin Anda
masih bisa menghabiskan waktu dengan membuat diri senyaman mungkin, seperti
mendengarkan musik atau berendam air hangat. Anda juga bisa makan makanan yang
mudah dicerna dan mendapatkan cairan minuman yang cukup.
Anda harus pergi ke dokter ketika kontraksi mulai terjadi setiap lima menit, atau
ketika air ketuban pecah. Ketika kontraksi mulai kuat, Anda harus mencoba
merelaksasi diri
dengan strategi pernapasan. Anda juga bisa meminta kerabat terdekat dan suami Anda
untuk tetap membuat Anda tenang dan percaya diri.
3. Tahap satu: fase aktif
Pada tahap ini, kontraksi semakin kuat dan terasa sakit, terjadi sekitar tiga menit
terpisah dan berlangsung selama 45 hingga 60 detik. Serviks akan melebar dengan
cepat, kira-kira 1,2 cm setiap jam. Ketika serviks melebar dari 8 hingga 10 cm, Anda
berada masa tahap transisi. Kontraksi akan datang setiap dua hingga tiga menit sekali.
Anda juga akan merasa mual dan punggung mulai bertambah sakit.
Cara mengatasinya: lakukan sesuatu yang aktif selama kontraksi berlangsung. Saat
ini adalah saat-saat Anda akan merasakan momentum melahirkan. Anda bisa
melakukan pola pernapasan dan bergerak ke sekitar Anda dan istirahat di antara
kontraksi.
Ketika Anda di rumah sakit, Anda akan diperiksa suhu, tekanan darah, denyut nadi.
Anda juga akan ditawarkan berbagai pilihan untuk mengatasi rasa nyeri
seperti epidural atau anestesi. Jika Anda bisa rileks, Anda bisa mandi dengan shower air
hangat, hal ini dapat membantu Anda mengurangi nyeri bagian punggung bawah. Anda
juga bisa meminta pasangan Anda melakukan pijatan, mendengarkan musik, atau
berjalan-jalan.

4. Tahap kedua
Tahap ini disebut juga tahap mendorong, ini akan berlangsung hingga tiga jam ketika
Anda diberi epidural – dua jam tanpa epidural. Serviks akan melebar sekitar 10 cm.
Kontraksi akan lebih lama dari semenit dengan interval dua hingga tiga menit. Kepala
bayi turun ke area vagina, Anda pun akan merasakan tekanan di area dubur alias
rektum. Beberapa perempuan akan merasakan mual, gemetar, gelisah, dan marah pada
masa ini.
Cara mengatasi: jangan mengejan kecuali ketika Anda sudah mendapat aba-aba.
Mengejan yang tidak sesuai dapat menyebabkan serviks Anda bengkak. Ketika saat
tiba, Anda bisa mengejan dengan mengambil napas dalam-dalam, dorong seperti Anda
sedang sembelit. Dokter juga akan melakukan episiotomi, yaitu potongan pendek pada
daerah di antara vagina dan rektum, untuk mempermudah proses melahirkan.

5. Tahap ketiga
Ini adalah saat-saat yang ditunggu, yaitu tahap melahirkan. Kebutuhan untuk
mendorong semakin kuat ketika kepala bayi sudah turun ke bawah. Anda juga akan
mengalami perasaan panas, menyengat, dan peregangan pada saat pembukaan
vagina. Tahap melahirkan akan memakan waktu sekitar 15 hingga 30 menit. Jika
Anda mengalami episiotomi, saat ini Anda akan dijahit lagi.

6. Penyembuhan
Ada perasaan gembira, lega, kagum, dan sukacita ketika bertemu dengan bayi Anda.
Rasa sakit ketika melahirkan pun terasa terbayar dengan melihat wajah si mungil.
Kompres air dingin bisa diberikan pada perineum untuk membuat Anda nyaman dan
mengurangi pembengkakan. Banyak perempuan yang mengalami kram rahim setelah
melahirkan.

6. Di VT (Vaginal tuse) servik terbuka, masih terdapat jaringan di dalam.

a. Bagaimana cara VT (vaginal tuse)?


Pecah ketuban pada usia kehamilan kurang dari 36mgPelaksanaan: Dilakukan
dengan teknik aseptic
1. Tutupi badan ibu sebanyak mungkin dengan sarung atau selimut.
2. Minta ibu berbaring terlentang dengan lutut ditekuk dan paha
dibentangkan(mungkin akan membantu jika ibu menempelkan kedua telapak kakinya
satu samalain)
3. Gunakan sarung tangan DTT atau steril saat melakukan pemeriksaan.
4. Gunakan kasa atau gulungan kapas DTT yang dicelupkan ke air
DTT/larutanantiseptic. Basuh labia secara hati-hati, seka dari bagian depan
ke belakang untukmenghindarkan kontaminasi feses (tinja)
5. Periksa genitalia eksterna, perhatikan apakah ada luka atau massa
(benjolan)termasuk kondilomata, varikositas vulva atau rectum atau luka parut di
perineum.
6. Nilai cairan vagina dan tentukan apakah ada bercak darah, perdarahan
pervaginamatau mekonium.
7. Dengan hati-hati pisahkan labius mayus, dengan jari manis dan ibu jari
( gunakansarung tangan periksa). Masukkan ( hati-hati) jari telunjuk yang diikuti
oleh jaritengah.
8. Nilai vagina ( ada tidaknya luka parut)
9. Nilai pembukaan dan penipisan serviks.
10. Nilai adanya bagian bagian terkecil janin/ talip pusat.
11. Nilai penurunan bagian terbawah janin dan tentukan apakah bagian
tersebut telahmasuk ke dalam rongga panggul.
12. Jika bagian terbawah janin adalah kepala, pastikan penunjuknya (ubun-ubun
kecil,ubun-ubun besar, frontanella magna) dan sutura
sagitalis untuk menilai derajatpenyusupan atau tumpang tindih tulang kepala
dan apaka ada kesesuaian ukurankepala bayi dengan panggul ibu.
13. Jika pemeriksaan sudah lengkap, keluarkan kedua jari . Celupkan sarung
tangankedalam larutan untuk dekontaminasi, lepaskan kedua sarung tangan
secaraterbalik dan rendam dalam larutan dekontaminasi selama 10 menit.
14. Cuci kedua tangan dan segera keringkan dengan handuk yang bersih dan kering.
15. Bantu ibu untuk mengambil posisi yang lebih nyaman.
16. Jelaskan hasil-hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarganya.

b. Sebutkan manfaat pemeriksaan VT (vaginal tuse)?

1. Untuk menentukan apakah pasien benar dalam keadaan inpartu


2. Untuk menentukan factor janin dan panggul
3. Menentukan ramalan persalinan

c. Penatalakasanaan pada pasien peerdarahan?


- Dimulai dengan pemberian uterotonik, pemijitan uteri, kompresi bimanual, transfuse
darah/ cairan kristaloid, pemberian faktor pembekuan darah, atau mengambil sisa
plasenta secara manual serta manajemen trauma.
- Penanganan invasive berupa ballon tamponade, jahitan kompresi uteri, ligase
arteri,dan histeroktomi.

7.Berdasarkan hasil dari USG diketahui bahwa terdapat janin berusia berkisar 14
minggu dirahim Nn.A

a. Sebutkan dan jelaskan Pemeriksaan/Metode yang dapat di lakukan


untuk mengetahui usia janin?

1. mengetahui usia janin


Menurut Wiknjosastro (2006, p.171) Umur hamil dapat ditentukan dengan:

1. Rumus Naegle

Rumus Naegle untuk menentukan hari perkiraan lahir(HPL, EDC= Expected


Date of Confinement). Rumus ini terutama berlaku untuk wanita dengan siklus 28
hari sehingga ovulasi terjadi pada hari ke 14. Rumus Naegle memperhitungkan
umur kehamilan berlangsung selama 288 hari. Perhitungan kasarnya dapat dipakai
dengan menentukan hari pertama haid dan ditambah 288 hari, sehingga perkiraan
kelahiran dapat ditetapkan. Rumus Naegle dapat dihitung hari haid pertama
ditambah 7 (tujuh) dan bulannya dikurang 3 (tiga) dan tahun ditambah 1 (satu).

2. Gerakan pertama fetus


Gerakan pertama fetus dapat dirasakan pada umur kehamilan 16 minggu.
Palpasi abdomen
a. Rumus Bartholomew
Antara simpisis pubis dan pusat dibagi menjadi 4 bagian yang sama,
maka tiap bagian menunjukkan penambahan 1 bulan. Fundus uteri teraba tepat
di simpisis umur kehamilan 2 bulan (8 minggu). Antara pusat sampai prosesus
xifoideus dibagi menjadai 4 bagian dan tiap bagian menunjukkan kenaikan 1
bulan. Tinggi fundus uteri pada umur kehamilan 40 minggu (bulan ke-10)
kurang lebih sama dengan umur kehamilan 32 minggu (bulan ke-8).
b. Rumus Mc Donald

Fundus uteri diukur dengan pita. Tinggi fundus dikalikan 2 dan dibagi 7
memberikan umur kehamilan dalam bulan obstetrik dan bila dikalikan 8 dan
dibagi 7 memberikan umur kehamilan dalam minggu.

c. Palpasi Leopold
Palpasi leopold merupakan teknik pemeriksaan pada perut ibu bayi
untuk menentukan posisi dan letak janin dengan melakukan
palpasiabdomen. Palpasileopold terdiri dari 4 langkah yaitu:
1. Leopold I :
Leopold I bertujuan untuk mengetahui letak fundus uteri dan bagian lain
yang terdapat pada bagian fundus uteri
2. Leopold II :
Leopold II bertujuan untuk menentukan punggung dan bagian kecil
janin di sepanjang sisi maternal
3. Leopold III :
Leopold III bertujuan untuk membedakan bagian persentasi dari janin
dan sudah masuk dalam pintu panggul
4. Leopold IV :
Leopold IV bertujuan untuk meyakinkan hasil yang ditemukan pada
pemeriksaanLeopold III dan untuk mengetahui sejauh mana bagian
presentasi sudah masuk pintu atas panggul Memberikan informasi tentang
bagian presentasi: bokong atau kepala, sikap/attitude (fleksi atau
ekstensi), dan station (penurunan bagian presentasi)
d. Perkiraan tinggi fundus uteri
1. Mempergunakan tinggi fundus uteri
Perkiraan tinggi fundus uteri dilakukan dengan palpasifundus
dan membandingkan dengan patokan.
Umur Kehamilan Tinggi Fundus Uteri
12 minggu 1/3 di atas simpisis
16 minggu ½ simpisis-pusat
20 minggu 2/3 di atas simpisis
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu 1/3 di atas pusat
34 minggu ½ pusat-prosessus xifoideus
36 minggu Setinggi prosessus xifoideus
40 minggu 2 jari di bawah prosessus xifoideus

2. Menggunakan pita ukur


Pita ukur merupakan metode akurat kedua dalam pengukuran TFU setelah
22-24 minggu kehamilan. Titik nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas
simfisis pubis dan pita pengukur ditarik melewati garis tengah abdomen
sampai puncak. Hasil dibaca dalam skala cm, ukuran yang terukur
sebaiknya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan setelah
22-24 minggu kehamilan.
3. Menggunakan pita ukur dengan metode berbeda
Garis nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis di garis
abdominal, tangan yang lain diletakkan di dasar fundus, pita pengukur
diletakkan diantara jari telunjuk dan jari tengah, pengukuran dilakukan
sampai titik dimana jari menjepit pita pengukur. Sehingga pita
pengukur
mengikuti bentuk abdomen hanya sejauh puncaknya dan kemudian
secara relatif lurus ke titik yang ditahan oleh jari-jari pemeriksa, pita
tidak melewati slope anterior dari fundus. Caranya tidak diukur karena
tidak melewati slope anterior tapi dihitung secara matematika sebagai
berikut:
a. Sebelum fundus mencapai ketinggian yang sama dengan umbilikus,
tambahkan 4 cm pada jumlah cm yang terukur. Jumlah total centi
meternya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan.
b. Sesudah fundus mencapai ketinggian yang sama dengan umbilikus,
tambahkan 6 cm pada jumlah cm yang terukur. Jumlah total centi
meternya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan.
4. Ultrasonografi
Penentuan umur kehamilan dengan USG menggunakan 3 cara yaitu:

a. Mengukur diameter kantong kehamilan(GS=gestational sac)


pada kehamilan 6-12 minggu.

b. Mengukur jarak kepala bokong (GRI=grown rump length) pada


kehamilan 7-14 minggu.

c. Mengukur diameter biparietal (BPD) pada kehamilan lebih 12 minggu

b. Jelaskan ciri fetus 14 minggu?

 Lengan, pergelangan dan jari-jarinya sudah dapat ditekuk dan mengepal.


 minggu ke 17 bisa menghisap jempol, bobotnya sekitar 285 g.
 Gigi susu dan tunas gigi sudah berkembang di dalam gusinya.

8.Diketahui bahwa Nn A merasakan nyeri pada abdomen setelah diurut perut dan
minum ramuan yang diberikan oleh peraji (dukun beranak).

a. Sebutkan dan jelaskan Kontra indikasi dari ibu hamil(makanan dan


tindakan)?

Kontraindikasi pada ibu hamil diantara nya bekerja berat seperti bekerja
di ladang, mengangkat barang-barang berat, dalam hal ini dibenarkan dalam
suku jawa yang mengungkapkan bahwa tidak diperbolehkan berladang dan di
benarkan oleh tindakan medis karena dapat menyebabkan keguguran. Selain itu
senam hamil juga di perbolehkan namun ada kontraindikasi nya. Adapun kontra
indikasi dalam senam hamil terbagi dalam kontraindikasi mutlak dan
kontraindikasi relatif. Kontra indikasi mutlak bila seorang wanita hamil
mempunyai penyakit jantung, penyakit paru, serviks inkompeten, kehamilan
kembar, riwayat perdarahan pervaginam pada trimester 2 dan 2, kelainan letak
plasenta, seperti plasenta previa, preeklamsi maupun hipertensi. Sedangkan
kontra indikasi relatif bila seorang ibu hamil menderita anemia berat, irama
jantung tidak teratur, paru bronchitis kronis, riwayat diabetes mellitus, obesitas,
terlalu kurus, penyakit dengan riwayat operasi tulang ortopedi, dan perokok
berat.

Obat penggunaan Efek buruk bagi komentar


janin

Metronidazol Hati - hati Risiko teoretis Tidak ada bukti


tentang
teratogenesis
teratogenisitas pada

manusia.
Keuntungan
mungkin lebih
besar dari

pada risiko pada


sepsis anaerobik
yang serius

Obat Informasi sedikit;


antifungi : keamanan belum

Amfoterisin pasti

Hati – hati Informasi sedikit;


keamanan tidak
Flusitosin
terjamin
Ketokonazol, Hindari Teratogenik pada
Diabsorpsi dari
flokunazol Hati – hati binatang penggunaan topikal
vagina
Mikonazol

Hati – hati

Griseofulvin

Nistatin Hindari Teratogenik pada


(topikal)
Keungkinan aman binatang

Obat Keamanan terjamin


antimalaria : dalam dosis rendah,
kecuali
klorokuin
Kemungkinan
untuk laporan yang
aman
jarang tentang
Kina gangguan
Mungkin
Hindari pendengaran pada
menyebabkan
anak-anak
Proguanil
keguguran Teratogenisitas

Pirimetamin Kemungkinan
dilaporkan pada
dan aman
tikus, tetapi tidak
dapson Hindari ada bukti yang

(maloprim) meyakinkan pada


manusia.

Pirimetamin Mamloprim dan


dan fansidar telah
dikaitkan dengan
slfadoksin
Hindari
kematian
(fansidar)

Obat Keamanan tidak


antiparasit : dibuktikan

Piperazin
Kemungkinan Kemungkinan
Mebendazol aman
teratogenik
Tiabendazol Hindari
Keamanan tidak
Prazikuantel Hati – hati
dibuktikan
Hati – hati

Obat Kecuali bila ada


antivirus : infeksi yang
mengancam jiwa
Amantadin
Hindari Embriotoksik pada
pada ibu, obat
binatang antivirus paling
Asiklovir baik dihindari
Kemungkinan Risiko teoretis.
aman, pada kehamilan
Bekerja sebagai
Vidarabin tetapi gunakan Bukti tentang
“pengakhir
hanya menurunnya
Zidovudin
rangkaian” transmisi vertikal
kalau
HIV
keuntungannya Teratogenik pada
lebih besar binatang
daripada
Hanya edikit bukti
risikonya
tentang
Hindari
teratogenisitas
Belum diizinkan
pada

kahamilan

b. apakah di bidang kesehatan pada ibu hamil boleh dilakukan urut ?


jelaskan?

Pemijatan pada ibu hamil tidak diperbolehkan karena terlalu berbahaya.


Namun, prosesi pemijatan menjadi baik bagi kondisi ibu hamil apabila cara
pemijatan dilakukan dengan benar. Namun akan berbeda dampaknya apabila
cara pemijatan dilakukan dengan penuh tekanan yang dapat mengganggu janin.
Tindakan mengurut perut ibu hamil, terutama pada masa trimester tiga, tidak
dibenarkan dalam praktik kedokteran/kebidanan yang aman. Karena dianggap
berbahaya bagi kehamilan diyakini dapat membahayakan tali pusat. Dokter
spesialis kebidanan dan kandungan, Firmansyah, mengatakan; pijat daerah perut
saat hamil tidak dianjurkan. “Perut tidak boleh diurut karena berisiko”.
Menurutnya, banyak risiko yang bisa timbul jika melakukan pemijatan pada
perut ibu hamil. Pertama, posisi janin yang semula sudah bagus malah bisa
berbalik menjadi tidak normal, tali pusat bisa melilit hingga mengganggu janin,
serta keadaan lain yang bisa membahayakan ibu janin. Belum lagi, dalam perut,
selain rahim, ada organorgan lain seperti usus, lambung, dan organ penting
lainnya. Dunia kedokteran juga ada tindakan untuk membalikkan posisi bayi
yang sungsang, namun saat ini tindakan itu sudah tidak direkomendasikan
karena dianggap berisiko/berbahaya. Menurut Dara (2013) mengungkapkan
bahwa pijat perut ibu hamil untuk merubah posisi janin merupakan mitos belaka,
sebaiknya tindakan pijat perut ini justru akan sangat membahayakan untuk
perempuan terutama pada ibu hamil. Seluruh bagian tubuh lain boleh di urut atau
dipijat “asalkan bukan perut “, perut merupakan bagian yang sangat sensitif bagi
perempuan, karena organ-organ vital seperti usus, lambung, hati dan lain-lainnya
semua terletak di bagian perut.Yang lebih berbahaya lagi jika ada kista di perut,
karena pijatan di bagian sensitive ini bisa menyebabkan kista pecah dan
cairannya dapat menyebar ke semua bagian tubuh. Akibatnya semua organ dalam
ini akan “lengket” satu sama lain. Hal ini akan mempengaruhi kesuburan dan
metabolisme tubuh.Tindakan yang dianjurkan hanya meminta agar ibu hamil
banyak ”Melakukan sujud“ itu lebih aman (Setyanti C, 2013).

9.Berdasarkan anamnesis, wanita tersebut mengatakkan sudah terlambat


haid dari 3 bulan yang lalu.

a. Jelaskan cara menghintung usia kehamilan?

Menghitung Usia Kehamilan Dengan Rumus Neagle

1. Rumus Neagle
adalah salah satu cara yang dipakai oleh wanita untuk menghitung usia
kehamilan dengan penerapan aturan Haid Pertama Haid Terakhir (HPHT).
HPHT adalah tanggal terjadinya haid pertama kali dalam siklus haid terakhir
kali sebelum terjadi kehamilan. Misalnya, bulan November kemarin seorang
wanita mengalami haid terakhir kali sebelum mendapati tanda-tanda awal
kehamilan.

Kita ambil contoh haid tersebut tersebut terjadi mulai tanggal 1 sampai 28
November. Maka HPHT wanita tersebut adalah 1-11-2011. HPHT ini bisa
dipakai untuk mengetahui usia kehamilan seorang wanita. Sesudah melakukan
test pack dan seorang wanita dinyatakan hamil, maka cara menggunakan Rumus
Neagle tersebut adalah:

Rumus Neagle = (Hari ditambah 7), (Bulan dikurang 3), (Tahun ditambah 1)

Dari contoh di atas kita dapatkan HPHT tanggal 1-11-2011. Maka kita bisa
memperkirakan tanggal persalinan akan berlangsung pada:
Rumus = (Hari ditambah 7), (Bulan dikurang 3), (Tahun ditambah 1)

= (1+7), (11-3), (2011+1)


= 8 – 8 – 2012

Kita mendapatkan tanggal prediksi kelahiran bayi pada tanggal 8 Agustus 2012.
Tanggal ini akan menjadi dasar penentuan usia kehamilan tergantung kapan kita
menghitungnya. Bagaimana jika bulan HPHT tidak dapat dikurangi angka tiga,
yaitu bulan Januari, Februari dan Maret?

Maka aturan di atas dikoreksi menjadi bulan HPHT ditambah 9 tetapi tanggal
dan tahunnya tetap. Contoh: HPHT adalah 2 Januari 2011. Kelahiran bayi
diprediksi terjadi pada tanggal 9-10-2011 atau 9 Oktober 2011.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menghitung usia kehamilan dengan
Rumus Neagle adalah:

1. Rumus Neagle berlaku untuk wanita yang memiliki siklus haid teratur dan
normal, yaitu selama 28 sampai 30 hari.
2. Jika siklus haid Anda pendek, antara 14 sampai 26 hari, maka penetapan
prediksi tanggal persalinan dimundurkan 2 hari. Jika memakai HPHT 1-11-
2011, maka tanggal persalinan mundur menjadi 10 Agustus 2012.
3. Jika siklus haid Anda panjang, antara 31 sampai 40 hari, maka penetapan
prediksi tanggal persalinan dimundurkan 12 hari. Jika memakai HPHT 1-11-
2011, maka tanggal persalinan mundur menjadi 20 Agustus 2012.
4. Rumus Neagle tidak bisa dipakai bila wanita hamil tersebut baru saja
menghentikan pemakaian alat kontrasepsi Pil KB.
2. Menghitung Usia Kehamilan Dengan Tes USG / Ultrasonografi
Cara mengukur usia kehamilan yang lebih akurat adalah dengan menggunakan tes
ultrasonografi (USG) di rumah sakit maupun klinik kesehatan. Melalui tes USG
kita bisa mengetahui perkembangan janin dalam tubuh wanita hamil. Pengukuran
usia kehamilan melalui USG adalah didasarkan pada panjang janin, ukuran
tengkorak, ukuran ginjal, ukuran jantung dan organ tubuh lainnya. Tes USG
disarankan dilakukan minimal 3 kali dalam satu masa kehamilan, yaitu pada
trimester pertama, trimester kedua dan trimester ketiga. 2 / 3

Bagaimana prinsip kerja tes USG untuk menghitung usia kehamilan? Mula-mula
gelombang dengan frekuensi tinggi dipancarkan melalui dinding rahim seorang
wanita. Gelombang ini akan menghasilkan pantulan gema dan akan diterjemahkan
oleh perangkat teknologi yang tersambung ke dalam komputer menjadi bentuk
gambar 2 dimensi. Perkembangan teknologi terkini dunia kedokteran sudah
mampu menghasilkan tes USG 3 dimensi dan 4 dimensi sehingga kita bisa
memantau usia kehamilan lebih akurat.

Menghitung usia kehamilan dengan USG memiliki beberapa keunggulan.


Keunggulan tersebut antara lain mampu mendeteksi kemungkinan terjadinya
kelainan pada calon bayi, mengetahui letak kehamilan, memantau perkembangan
bayi dari kehamilan trimester pertama sampai trimester ketiga dan memeriksa
kemungkinan terjadi kelainan pada rahim si ibu. Untuk efek negatifnya, selama
ini belum ditemukan adanya laporan keluhan akibat pemeriksaan kehamilan
dengan USG. Jadi, cara ini relatif aman bagi kondisi kesehatan wanita hamil
sumber:

b. Sebutkan dan jelaskan tanda dan gejala ibu hamil?

1. Tidak menstruasi

Setiap wanita akan mengalami periode menstruasi setiap satu bulan sekali. Namun
ketika ada tanda kehamilan maka wanita tidak akan mengalami menstruasi.
Menstruasi biasanya terhitung dengan periode antara 26 sampai 29 hari. Dan
kehamilan menyebabkan embrio berkembang dalam rahim sehingga sel telur tidak
akan pecah. Hal ini yang membuat wanita hamil tidak akan menstruasi. Untuk
menunggu apakah Anda sedang hamil atau tidak maka tunggu selama beberapa hari
dari jadwal menstruasi. Jika menstruasi tetap datang maka Anda mengalami
menstruasi yang terlambat. Jika tidak maka Anda bisa datang ke dokter untuk
mendapatkan pemeriksaan Informasi menstruasi (penting)

2. Bagian puting terasa sakit

Kemudian setelah kehamilan masuk usia 2 sampai 3 minggu maka ibu bisa
merasakan bagian puting yang sakit. Kondisi ini tidak terjadi di semua bagian
payudara tapi hanya di bagian puting. Rasa sakit bisa digambarkan sebagai perasaan
nyeri, perih dan lebih sensitif. Ini disebabkan karena siklus dalam tubuh telah
melewati ovulasi dan sel telur telah bertemu sel sperma sehingga terjadi kehamilan.
Untuk menjaga kondisi ini maka ibu bisa mencoba pakaian yang nyaman dan bisa
menyerap keringat.

3. Seperti akan menstruasi

Salah satu gejala hamil muda yang aneh adalah ibu bisa merasakan seperti akan
menstruasi. Gejala ini bisa seperti perut yang tidak nyaman, punggung yang sangat
lelah dan seperti tekanan pada bagian perut bawah. Ini merupakan sebuat tanda
ketika bagian tubuh ibu memiliki reaksi terjadap tekanan pada rahim. Meskipun
bentuk janin belum terlihat namun rahim sudah bersiap untuk menerima kehamilan.
Tapi tanda ini harus diwaspadai jika memang ada gangguan kehamilan sejak awal
atau ciri kehamilan bermasalah.

4. Morning sickness

Kemudian ketika ibu masuk usia kehamilan awal maka ibu bisa merasakan morning
sickness yang lebih kuat. Kondisi ini hanya terjadi ketika ibu sudah masuk ke
trimester pertama. Mual dan muntah menjadi gejala yang sangat jelas. Mual dan
muntah sebenarnya juga tidak hanya terjadi pada pagi hari tapi bisa sepanjang hari.
Jika sudah seperti ini maka ibu bisa sangat lemah. Untuk itu ibu bisa melakukan cara
mengatasi mual saat hamil karena ngidam.

5. Perut bawah berkedut

Kemudian ciri ciri orang hamil yang lain adalah ketika ibu bisa merasakan perut
berkedut seperti dipukul dari dalam atau tertarik. Perut bawah ibu mungkin akan
merasa tidak nyaman selama beberapa hari hingga ibu merasa seperti tidak ingin
makan atau melakukan aktifitas. Jika ibu berusaha untuk berbaring maka tekanan
akan terasa lebih kuat. Memang semua bagian perut ibu akan mengalami peregangan
termasuk pada bagian rahim. Ini memang sangat alami karena tubuh ibu siap untuk
menerima perkembangan janin hingga lahir. Namun ibu harus waspada jika kondisi
ini berhubungan dengan tanda keguguran tanpa pendarahan dan tanda tanda hamil
kosong.

6. Kram perut yang sering

Usia kehamilan beberapa minggu akan menyebabkan ibu menderita kram perut
yang sering. Kram perut bisa menyebabkan seperti ada yang tumbuh pada bagian
perut. Kram perut sebenarnya disebabkan karena otot rahim mulai meregang untuk
mendukung perubahan bentuk embrio. Ukuran janin yang semakin besar bisa
menyebabkan kram perut yang lebih sering. Namun jika terjadi kram yang
berlebihan maka ibu bisa datang ke dokter. Kondisi ini harus diawasi untuk
mengetahui adakah kelainan hamil sejak awal termasuk seperti perut melilit saat
hamil.

7. Pendarahan ringan

Ibu hamil juga bisa mengalami pendarahan ringan pada awal masa kehamilan.
Biasanya darah yang keluar dari vagina tidak berwarna merah tapi lebih merah muda.
Untuk mengetahuinya ibu bisa mencoba cara membedakan darah haid dan darah awal
kehamilan sehingga ibu bisa mendapatkan kepastian. Flek bercak darah saat hamil
muda biasanya akan berhenti paling lama 2 hari setelah keluar. Namun biasanya ibu
hanya akan mengalami bercak darah selama 1 hari saja. Kondisi ini disebabkan
karena telah terjadi implantasi pada bagian rahim. Dimana embrio yang terdiri dari
sel telur yang sudah dibuahi sel sperma telah menempel pada rahim dan bersiap
untuk berkembang hingga menjadi janin.
8. Perut terlihat bengkak

Sebenarnya salah satu gejala hamil muda yang jarang terjadi adalah ketika perut ibu
terlihat bengkak. Sebenarnya istilah ini memang kurang tepat karena perut bengkak
bisa saja menjadi tanda gangguan organ tubuh dalam. Namun karena tubuh ibu
membentuk hormon progesteron yang lebih banyak maka menyebabkan perut ibu
bengkak. Hal ini bisa terlihat setelah beberapa minggu usia kehamilan. Jika ibu tidak
yakin dengan tanda kehamilan yang muncul maka tes kehamilan memang sangat
diperlukan. Jika usia kehamilan sudah beberapa minggu maka perut bengkak bisa
menjadi masalah seperti akibat kelebihan air ketuban dan bahaya kelelahan pada ibu
hamil. (baca : gejala miom membesar)

9. Perut kembung

Perut kembung pada ibu hamil memang biasanya akan terjadi pada awal kehamilan.
Perut kembung menandakan bahwa ada banyak angin seperti tertahan sehingga perut
menjadi tidak nyaman. Hal ini bisa menyebabkan perut ibu akan terasa lebih sakit
terutama dibagian bawah tulang rusuk. Jika ibu bisa kentut atau bersendawa maka
biasanya akan mengatasi hal ini. Namun jika terlalu banyak udara dalam perut maka
bisa menjadi pertanda masuk angin pada ibu hamil. Jika ibu mengalami seperti ini
maka bisa mencoba cara mengatasi kembung pada ibu hamil.

10. Sering buang air kecil

Perubahan hormon membentuk berbagai reaksi yang berbeda pada kehamilan awal
seperti sering kencing saat hamil. . Kondisi ini bisa terjadi ketika ibu sedang hamil
beberapa minggu. Ibu akan merasakan sering buang air kecil, meskipun bagian
kantung kemih belum terlalu tertekan oleh rahim. Namun ibu sebaiknya tidak
menahan buang air kecil, untuk mencegah infeksi saluran kemih pada ibu hamil. Dan
perhatikan juga jika ini menjadi gejala infeksi saluran kemih pada ibu hamil dan
gejala adanya kista di rahim.

11. Diare tanpa gejala

Diare saat hamil biasanya disebabkan karena adanyak bakteri dalam usus yang
menyebabkan cairan usus menjadi lebih banyak. Kemudian kondisi ini menyebabkan
tinja menjadi lebih lunak sehingga tidak bisa bertahan dalam usus hingga sudah
waktunya. Ibu hamil akan mengalami diare yang biasanya terjadi pada minggu
pertama kehamilan. Bagaimanapun kondisi ini dianggap sebagai efek perubahan
hormon yang sangat cepat pada ibu hamil. Untik mengatasi bahaya diare pada ibu
hamil maka ibu bisa minum obat diare ibu hamil atau obat mencret untuk ibu hamil.

12. Ibu sembelit

Selain diare maka beberapa ibu hamil juga bisa merasakan sembelit yang buruk
dengan tanda susah BAB saat hamil. Ketika hormon progesteron semakin banyak
dalam tubuh maka usus menjadi lambat saat bekerja. Kemudian ini akan menyebabkan
cairan usus dan gerakan usus berkurang banyak. Akibatnya tinja menjadi lebih kering
dan ibu akan terkena sembelit. Jika ibu mengalami hal ini maka ibu harus mencoba
untuk mengkonsumsi serat secara rutin. Serat menjadi obat diare yang paling sehat dan
baik untuk ibu hamil. Kebanyakan sumber serat juga mengandung asam folat sehingga
bisa mencegah cacat janin. Kondisi ini harus segera diobati untuk mencegah ambeien
saat hamil dan bahaya ambeien untuk ibu hamil.

13. Keputihan akibat jamur

Ketika hormon progesteron meningkat dengan cepat maka ibu hamil bisa
menderita keputihan saat hamil yang berat. Penyebab keputihan pada ibu
hamil bisa disebabkan oleh infeksi jamur yang akan menyebabkan banyak cairan atau
lendir keluar. Namun bentuk keputihan tidak terlalu cair jadi lebih tebal. Selain itu
keputihan yang ini juga bisa menyebabkan nyeri atau gatal. Namun jika disertai
dengan rasa panas atau sakit saat buang air kecil maka kemungkinan ibu terkena
infeksi saluran kencing. Keputihan untuk ibu hamil harus diperhatikan terutama jika
memang sudah pernah menderita infeksi serviks.Untuk mencegah efek keputihan yang
berat maka ibu bisa melakukan cara mengatasi keputihan gatal

c. Kapan palpasi abdomen di lakukan pada kehamilan?

Pemeriksaan kehamilan dianjurkan dilalkukan oleh ibu hamil minimal sebanyak 4 kali
selama kehamilan. Pemeriksaan pertama atau kunjungan pertama dilakukan sebelum
usia ke- hamilan mencapai empat bulan atau antara 0-3 bulan (trimester 1). Kunjungan
kedua pada usia kehamilan 4-6 bulan (trimester 2). Sedangkan untuk kunjungan ketiga
dan keempat dilakukan pada usia kehamilan 7-9 bulan (trimester 3). Pemeriksaan
kehamilan dapat dilakukan di posyandu, pondok bersalin, puskesmas, rumah sakit,
tempat praktek dokter atau bidan swasta (Depkes RI, 1993).
Palpasi juga bisa dikatakan sebagai metode periksa raba. Untuk wanita hamil, palpasi
abdomen biasanya menggunakan metode palpasi yang dikembangkan oleh Cristian
Gerhard Leopold yang dikenal dengan palpasi leopold. Pada kehamilan yang normal,
metode ini umumnya diterapkan ketika usia kehamilan telah mencapai 36 minggu.
Karena di usia tersebut, janin telah memenuhi rongga rahim, dan bisa dikatakan bahwa
tumbuh kembang janin dalam kandungan sudah bisa dikatakan optimal.

d. Tujuan dilakukan pemeriksaan kehamilan (ANC) ?

Sebagian besar kematian ini sebenarnya dapat dicegah dengan memberikan


pelayanan Antenatal Care. yang bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat
melalui masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat serta
menghasilkan bayi yang sehat, dan pada akhirnya dapat menurunkan angka kematian
ibu dan bayi. Pelayanan antenatal dengan standart pemeriksaan berulang (K1-K4)
merupakan komponen pelayanan kesehatan ibu hamil yang penting karena bila
timbul gangguan kesehatan ini mungkin dapat dikenali sehingga dilakukan
perawatan yang cepat dan tepat dengan standart “ 14 T “
pelayanan Antenatal care yang terdiri dari : Ukur tinggi badan atau berat badan, Ukur
tekanan darah, Ukur tinggi fundus uteri, Pemberian imunisasi TT, Pemberian tablet
zat besi (minimal 90 tablet selama kehamilan), Test terhadap
penyakit menular seksual/VDRL, Temu wicara/konseling, Test/pemeriksaan Hb,
Test/pemeriksaan urin protein, Test reduksi urin, Perawatan payudara (tekan pijat
payudara), Pemeliharaan tingkat kebugaran (senam hamil), Terapi yodium
kapsul (khusus daerah endemic gondok), Terapi obat malaria.

e. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terlambatnya haid?

Berdasarkan studi biopsikososial, faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi tidak


hanya faktor biologis yaitu gangguan hormonal dan gaya hidup seperti olahraga dan
nutrisi, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan sosial seperti hubungan
dengan teman, keluarga, rekan kerja maupun sekolah serta faktor psikologis termasuk
kecemasan, depresi, dan stres. Keterlambatan usia menarke dan usia yang lebih muda
juga merupakan faktor terjadinya siklus menstruasi yang tidak teratur. Siklus pendek
maupun siklus panjang. Latihan fisik yang berlebihan dapat menyebabkan menstruasi
yang tidak teratur, siklus anovulasi, dan amenore. Stres dapat menginduksi perubahan
siklus hormonal melalui mekanisme fisiologis aktivasi berlebihan dan berkepanjangan
sumbu adrenal hipotalamus-hipofisis, meningkatkan corticotrophin releasing hormone
(CRH), dan glukokortikoid (kortisol). Kortisol ini meningkatkan fungsi otak dan
memperlambat atau menghentikan fungsi tubuh non-esensial, seperti pertumbuhan sel,
pencernaan, dan reproduksi. Akibatnya sintesis dan metabolisme gonadotropin dan
estrogen ditekan, sehingga mengganggu fisiologi menstruasi wanita.
Keterbatasan Pengetahuan

N Topik What I Know What I don’t Know What I have to prove


o.

abortus  Pengertian
  Gejala dan Tindakan yang
Abortus
1. tanda dilakukan pada
 Jenis-jenis
 abortus pasien abortus

abortus  Jenis  Ciri-ciri perdarahan
pemeriksaa pada ibu hamil
n yang
dilakukan
pada pasien
abortus


2. nyeri Pengertian  Metode untuk  Askep nyeri
nyeri mengetahui skala  Intervensi
Ciri-ciri nyeri komplemenyer
Nyeri yang dilakukan
untuk mengurangi
Nyeri

3. vagina Pengertian  Metode yang  Tahapan

vagina digunakan untuk pertumbuhan janin

Fungsi mengluarkan sisa- Proses

vagina sisa jaringan di pertumbuhan janin

Pemeriksa dalam rahim Cara VT (vagina
an vagina tuse)

4. kontraksi Pengertian Pemeriksaan pada
kontraksi saat kontraksi
Penyebab
kontraksi
5. USG Pengertian Ketentuan untuk
Usg melakukan usg
Fungsi
pemeriksa
an usg
6. Usia  Usia perempuan
ideal untuk siap hamil
untuk  Dampak kehamilan
kehamil di usia muda
an
Pohon Masalah

perdarahan

Hasil konsepsi terlepas dari uterus (jaringan ada yang


tertinggal)

Penatalaksaan dan
Uterus kontraksi
Peran perawat

Hasil konsepsi keluardari vagina ibu


(gumpalan-gumpalan)

nyeri
Hipotesis

Perdarahan yang terjadi pada pasien memiliki hubungan yang sebanding dengan tingkat rasa
nyeri yang dirasakan, hal tersebut dikarenakan adanya kontraksi pada uterus untuk
mengeluarkan hasil konsepsi. Kehamilan diusia kurang dari 20 tahun dapat menimbulkan
masalah seperti abortus karena kondisi fisik yang belum matang selain itu didukung pula oleh
faktor psikologis dan social budaya.
Kesimpulan

Aborsi adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup
di luar kandungan.jenis abortus yang dialami Nn.A adalah aborsi propokatus atau
buatan secara aspek hukum dapat di dolongkan menjadi dua yaitu aborsi propokatus
terapetikus atau bauatan legal dan aborsi propokatus kriminalis atau bautan
ilegal.Perdarahan yang terjadi pada ibu abortus dapat disebabkan oleh beberapa
faktor salah satunya karena tidak matangnya organ ibu (faktor usia) perdarahan yang
terjadi karena perdarahan uterus mengeluarkan hasil konsepsi namun masih ada
jaringan yang tertinggal di uterus sehingga ibu merasakan nyeri pada abdomen pada
bagian bawah maka dari itu dibutuhkan penatalaksaannya pada pasien perdarahan
abortus oleh perawat dan tenaga yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Megasari, miratu dkk. 2015. Panduan Belajar Asuhan Kebidnan edisi 1 . Yogyakarta:
Deepublish.

Kasdu Dini. 2005. Solusi Problem Persalinan. Jakarta: Pusa Swara

Ipa Mara, dkk. 2016. Pratik Budaya Perawatan Dalam Kehamilan Persalinan
dan Nifas Pada Etnik Baduy Dalam. Ciamis

Irigan. 2012. Menghitung Usia Kehamilan.

Widyawati, Syahrul Fariani. 2007. Pengaruh Senam Hamil Terhadap Proses


Persalinan Dan Status Kesehatan Neonatus. Surabaya.

Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik, Direktorat Jenderal Bina


Kefarmasian Dan Alat Kesehatan. 2016. Pedoman Pelayanan Farmasi Untuk Ibu
Hamil Dan Menyusui. Departemen Kesehatan RI

Rubin, Peter, 1999, Peresepan Untuk Ibu Hamil, Penerbit Hipokrates, Jakarta

Risa Arianie, R. T. (2011). Perbedaan Depresi Pasca Melahirkan pada Ibu Primipara
Ditinjau dari Usia Ibu Haml.Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah
Insan Surabaya. April 2011, Vol. 13, No. 01.

Widyatuti. (2008). Terapi Komplementer Dalam Keperawatan. Jurnal Keperawatan


Indonesia FIK UI. Maret 2008, Vol. 12, No. 1, 53-57.

Maslim, Rusdi. (2001) . Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Jakarta:
Ilmu Kedokteran FK-Unika Atmajaya.

Yudiyanta, N. K. (2015). Assessment Nyeri. Yogyakarta: Departemen Neurologi,


Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Indonesia. CDK-226/ vol. 42 no. 3,
th.
Tamsuri, anas. (2007). Konsep Dan Penatalaksanaan Nyeri (Cet.I). Jakarta : buku
Kedokteran EGC.

Wilkinson, J. M. (2006), Buku Saku Diagnosis Keperawatan (Edisi 10)


dengan intervensi NIC dan kriteria hasil NOC, Jakarta : EGC.

Sue et all (2008). Nursing Intervention Criteria (NIC) & Nursing


Outcomes Classification (NOC). United State Of America:Mosby Elsevier

Amin huda nurarif, H. K. (2016). Asuhan keperawatan praktis jilid 1. Jogjakarta


: Mediaction.

Muhammad ali. (2006). Kamus lengkap bahasa Indonesia modern ( Edisi


revisi ). Jakarta: Puataka Amani

Dewi, K. P., Christiani, N., & Nirmasari, C. (Mei 2015). HUBUNGAN USIA IBU
HAMIL DENGAN KEPATUHAN ANC. Jurnal Keperawatan Maternitas.
Volume 3, No. 1, 33-41.

Ningtyas, R. (2010). EKSPLORASI PERASAAN IBU YANG MENGALAMI STRES


PASCA ABORTUS SPONTAN . CILACAP: Jurnal Keperawatan Soedirman (The
Soedirman Journal of Nursing), Volume 5,.

Shinta Dewi Kandilo Putri , Ninik Christiani, Chichik Nurmasari. (Mei 2015).
HUBUNGAN USIA IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN ANC. Jurnal
Keperawatan Maternitas. Volume 3, No. 1, 33-41.

Saifudin, Abdul Bari dkk.2003.Buku Panduan Praktis Pelayanan Maternal


dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
ROSMANENGSI. (2017). MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL DENGAN
ABORTUS . MAKASSAR.

Tutik Susiani, S. S. Visualisasi Pertumbuhan Janin Dalam Rahim Manusia sebagai Alternatif
Media Pembelajaran . Jurnal Ilmiah SINUS .

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-1. Jakarta: EGC. Tortora, Gerard J dan Bryan
Derrickson. 2012

Bobak. dkk, 2003 Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4, Jakarta : EGC.

Defkes RI. 2002. Asuhan persalinan Normal. JHPIEGO. Jakarta


Bobak, Lowdermik, Jansen. 2005. Keperawatan Maternitas. Edisi ke-4. Wijayarini dan
dr. Anugrah (Penerjemah). Jakarta : EGC
Marissa Indreswari1, H. d. (2008). HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS
PEMERIKSAAN
KEHAMILAN,. Jurnal Gizi dan Pangan, Maret 2008 3(1): 12 - 21, 12-21.

Dewi, K. P., Christiani, N., & Nirmasari, C. (Mei 2015). HUBUNGAN USIA IBU
HAMIL DENGAN KEPATUHAN ANC. Jurnal Keperawatan Maternitas.
Volume 3, No. 1, 33-41.

Milanti, I., Sulistiawati, Fransiska, N., & Nugroho, H. (2017). GAMBARAN


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKLUS MENSTRUASI
PADA. JURNAL KEBIDANAN MUTIARA MAHAKAM VOLUME V, NOMOR
1,, 12-19.
Padila. 2015. Asuhan Keperawatan Maternitas II. Yogyakarta: Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai