Anda di halaman 1dari 9

184 IPTEK: Jurnal Hasil Pengabdian Masyarakat Vol. 2., No.

3, 2022

Seminar Pemuda Sehat Anti Narkoba


Abdul Rahmat1, Faizal Kadri2, Dita Safitri Munandar2, Hasri Apriliany Putri3,
Hilda Fauzia4, Heni Susanti5
Universitas Negeri Makassar, Indonesia 1,2,3,4,5
Email : abdulrahmat.maro@unm.ac.id1

Abstrak. Kegiatan ini merupakan seminar pemuda sehat anti narkoba. Seminar ini bertujuan untuk
memberikan pengetahuan tentang pemuda sehat anti narkoba sebagai upaya untuk mencegah
penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja. Seminar ini dilaksanakan di Kabupaten Jeneponto dengan
berpusat di SMA Negeri 10 Jenenoponto. Metode yang digunakan adalah eksperimen quasi yaitu one group
pretest-posttest design. Peserta yang terlibat dalam kegiatan sebanyak 30 siswa yang berasal dari kelas X,
XI dan XII. Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai mean pretest yang diperoleh yaitu sebebesar 4,8
sedang nilai mean postest yaitu sebesar 9,2. Dapat dikatakan bahwa ada peningkatan pengetahuan pada
remaja yang menjadi partisipan dalam seminar ini jika dilihat dari hasil analisis perbandingan mean pretest
dan post test.

Kata kunci : Narkoba, Pemuda Sehat, Jeneponto

PENDAHULUAN

Narkoba adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan bahan berbahaya lainnya yang
merupakan zat/bahan berbahaya yang mempengaruhi keadaan mental atau psikologis seseorang,
pikiran, perilaku atau perasaan seseorang dimana efek samping dari penggunaan obat ini adalah
kecanduan atau menyebabkan kecanduan zat atau bahan ini. Narkoba merupakan zal adiktif yang
menyerang neurontransmiter menimbulkan adiksi atau ketergantungan. Individu yang mencoba
mengonsumsi narkoba akan ingin terus mencoba, karena narkoba menimbulkan kesenangan
sehingga seseorang akan merasa ketergantungan. Saat mengkonsumsi obat-obatan, otak secara
otomatis akan merespon dengan melepaskan neurotransmitter dopamine untuk memberikan
respon berupa rasa sejahtera dan kesan yang menyenangkan, sehingga otak mencatatnya sebagai
sesuatu yang dicari karena melihat sebagai sesuatu yang dibutuhkan.
Narkoba menyerang semua generasi baik generasi babyboomers sampai generasi z atau
generasi sekarang. Indonesia menjadi salah satu negara dengan masyarakatnya menyalahgunakan
narkoba sebagai bahan adiktif untuk menenangkan pikiran. Kepala Badan Narkotika Nasional
(BNN) Komjen Pol. Petrus Reinhard Golose mengungkapkan terjadi peningkatan prevalensi
pengguna narkoba di Indonesia pada 2021 sebesar 0,15 persen, sehingga menjadi 1,95 persen
atau 3,66 juta jiwa. Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN), akan ada 766 kasus penyalahgunaan
narkoba dan narkoba di Indonesia pada tahun 2021. Jumlah ini menurun 8,04% dibandingkan
tahun sebelumnya dan berjumlah 833 kasus. Sedangkan jumlah tersangka narkoba tahun 2020
sebanyak 1.184 orang. Jumlah ini juga mengalami penurunan sebesar 9,41% dibandingkan 1.307
orang pada tahun 2020. Penurunan jumlah kasus dan tersangka narkoba terjadi tiga tahun terakhir
berturut-turut. Sebelumnya, jumlah kasus dan tersangka narkoba terus meningkat sejak 2009.
Seminar Pemuda Sehat Anti Narkoba 185

Padahal, jumlah kasus dan tersangka narkoba mencapai puncaknya pada 2018. Saat itu, terdapat
1.039 kasus penyalahgunaan narkoba dengan 1.545 tersangka.
Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebut Sulawesi Selatan berada di peringkat ke-7 dengan
jumlah penyalahgunaan narkotika secara nasional berdasarkan survey terakhir tahun 2019. Jumlah
penyalahguna narkotika di Sulsel kini mencapai angka 128 ribu orang. Tekhusus di kabupaten
Jeneponto, kasus penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja kian meningkat. Pada tahun 2017
lalu, Satuan Narkoba Polres Jeneponto mengamankan empat orang remaja yang sedang berpesta
narkoba di sebuah rumah di Kampung Bontorea, Kelurahan Bontoraya, Kecamatan Batang,
Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Keempat remaja tersebut berusia dibawah 20 tahun.
Maraknya kasus penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja tentu disebabkan oleh beberapa
faktor pendukung, diantaranya yaitu rasa penasaran yang tinggi atau trend dan lingkungan
pertemanan (BNN Sukabumi, 2022). Lingkungan pertemanan menjadi salah satu faktor pendukung
yang paling tinggi seorang remaja menggunakan narkoba, mungkin banyak dari mereka yang
berawal dari coba-coba karena bujukan teman dan berujung menjadi ketergantungan. Kurangnya
edukasi terkait bahaya narkoba di kalangan remaja juga dapat membuat semakin meluasnya kasus
penyalahgunaan narkoba.
Narkoba sudah diketahui bisa mengakibatkan kecanduan, gangguan serius, penyakit dan
kematian. Pada anak remaja, menyalahgunakan narkoba bisa membuat mereka mengembangkan
masalah kesehatan orang dewasa, seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan gangguan
tidur. Selain itu, anak remaja yang menggunakan narkoba dengan jarum suntik juga berisiko tinggi
mengidap penyakit yang ditularkan melalui darah. Contohnya seperti HIV, AIDS, dan Hepatitis B
dan C. Beberapa jenis narkoba juga bisa merusak organ dalam tubuh, seperti ekstasi yang bisa
menyebabkan gagal jantung dan gagal hati.
Narkoba juga bisa memengaruhi kecerdasan anak remaja. Sebab obat-obatan tersebut bisa
merusak memori jangka panjang dan jangka pendek, sehingga akhirnya mereka akan mengalami
masalah pembelajaran dan memori di kemudian hari. Semakin dini anak muda mulai
menggunakan narkoba, semakin besar juga risiko mereka untuk berjuang dengan kecanduan di
kemudian hari. Bahkan, mereka juga berisiko mengalami kerusakan otak permanen dan tidak bisa
dikembalikan. Penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja dapat mengakibatkan gangguan
mental yang serius atau permanen. Berdasarkan uraian diatas, maka dianggap penting untuk
mengadakan seminar sebagai upaya mencegah peningkatan kasus penyalahgunaan narkoba
khususnya pada remaja di Kabupaten Jeneponto.
KAJIAN TEORI
Menurut Amanda, M. P. dkk. (2012), obat adalah zat yang dapat mengubah pikiran, suasana
hati, atau emosi dan perilaku seseorang, dimasukkan ke dalam tubuh melalui oral/minum, inhalasi
atau suntikan. Narkoba dapat menyebabkan ketergantungan fisik dan mental (kecanduan). Dalam
jurnal Bachtiar dkk. (2022) , UU No. 35 Tahun 2009, Narkotika adalah zat atau obat yang berasal
dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan
sebagaimana terlampir dalam Undang- Undang ini.
186 IPTEK: Jurnal Hasil Pengabdian Masyarakat Vol. 2., No. 3, 2022

Sesuai dengan Undang-Undang Narkoba Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Narkoba
dibagi 18 dalam 3 jenis yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya:
1. Narkotika
Menurut Dirjosisworo (1990), pengertian obat adalah “zat yang menghasilkan efek tertentu
pada yang dimasukkan ke dalam tubuh”. Hasilnya bisa berupa anestesi, hilangnya rasa sakit,
panik dan halusinasi atau serangan kesalahan. Khasiat ini dikenal dan digunakan dalam bidang
medis untuk pengobatan manusia dan manfaatnya dalam bidang pembedahan, nyeri dan lain-
lain. Psikotropika menurut Dirjosisworo (1990) adalah zat atau obat bukan narkotika, baik
alamiah maupun sintesis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada 19 aktivitas normal dan perilaku.
2. Zat adiktif lainnya
Zat adiktif lainnya adalah zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat menimbulkan
ketergantungan pada pemakainya, antara lain: 1) rokok, 2) alkohol dan minuman lain yang
memabukkan dan adiktif, 3) Thiner dan zat lain, seperti lem kayu, cairan dan aseton, cat, bensin
yang dapat memabukkan jika terhirup.
Faktor Penyebab Terjerumusnya Orang ke Narkoba
Penyebab terjerumusnya seseorang dalam penyalahgunaan narkoba menurut Jehani dan
Antoro (2006) disebabkan oleh banyak faktor, baik internal maupun eksternal.
1. Faktor Internal, yaitu faktor yang berasal dari diri seseorang yang terdiri dari:
a. Kepribadian
Jika kepribadian individu tidak stabil, buruk, dan rentan terhadap pengaruh,
kemungkinan rentan terhadap penyalahgunaan zat.
b. Keluarga
Jika hubungan dengan keluarga tidak harmonis (broken home), maka seseorang dengan
cepat menjadi putus asa dan frustrasi.
c. Ekonomi
Sulitnya mencari pekerjaan menyebabkan keinginan untuk bekerja sebagai pengedar
narkoba. Individu yang mampu secara finansial, tetapi tidak mendapat perhatian khusus
dari keluarga atau memasuki lingkungan yang buruk, seringkali menjadi pecandu narkoba.
2. Faktor Eksternal, yaitu faktor penyebab yang berasal dari luar seseorang yang mempengaruhi
dalam melakukan suatu tindakan, dalam hal ini penyalahgunaan narkoba. Faktor eksternal itu
sendiri antara lain:
a. Pergaulan
Teman sebaya mempengaruhi munculnya narkoba, seringkali dimulai dari teman,
terutama remaja yang memiliki jiwa dan kepribadian yang lemah.
b. Sosial /Masyarakat
Lingkungan masyarakat yang terkendali dan tertata dengan baik akan mencegah
terjadinya penyalahgunaan narkoba, dan sebaliknya lingkungan sosial yang tidak peduli
dan tidak peduli dengan sekitarnya dapat menyebabkan maraknya penyalahgunaan
narkoba di kalangan remaja.
Seminar Pemuda Sehat Anti Narkoba 187

Faktor Penyebab Remaja Terjerumus Narkoba


Penyalahgunaan zat dan obat-obatan terlarang sedang meningkat di kalangan generasi muda
saat ini. Perilaku menyimpang generasi muda dapat merusak masa depan negara. Karena generasi
muda, generasi penerus bangsa, semakin rentan terhadap zat adiktif yang berbahaya. Saraf.
Sehingga anak muda tidak bisa berpikir jernih. Oleh karena itu, kita berharap generasi akan
mengingat bangsa yang kuat dan cerdas. Penyaluran obat ini ditargetkan pada remaja atau dewasa
muda. Penyalahgunaan narkoba merupakan bentuk nyata kenakalan remaja. Siapapun yang
menggunakan obat-obatan terlarang pasti memiliki alasan untuk terjerumus ke dalam jerat
narkoba, narkotika dan zat adiktif. Menurut Amanda, M. P., et.al (2012), faktor-faktor yang
menyebabkan masyarakat khususnya remaja menjadi pecandu atau pengguna narkoba antara
lain:
1. Ingin Terlihat Gaya
Zat terlarang jenis tertentu dapat membuat pemakainya merasa berani, keren, percaya diri,
kreatif, dan fleksibel. Apa yang dipikir sebagian orang dianggap baik bisa saja berubah di
beberapa kalangan, orang yang menggunakan sesuatu yang dilarang disebut fashion, slang, dll.
2. Solidaritas Kelompok/Komunitas/Geng
Sekelompok orang dengan tingkat kedekatan antar anggota yang tinggi biasanya memiliki
nilai solidaritas yang tinggi. Ketika pemimpin atau ketua kelompok dan beberapa anggota
kelompok yang berpengaruh dalam kelompok menggunakan narkoba, anggota lain biasanya
dipaksa atau tidak menggunakan narkoba agar merasa seperti keluarga yang sama.
3. Menghilangkan Rasa Sakit
Seseorang yang memiliki penyakit atau kondisi yang dapat menyebabkan nyeri yang
melemahkan dapat membuat orang tertarik pada jalan pintas untuk menyembuhkan nyeri,
seperti menggunakan obat-obatan dan zat terlarang.
4. Coba-Coba atau Ingin Tahu
Pengguna biasanya tertarik untuk melihat efek dari obat-obatan terlarang, seseorang
mungkin memiliki rasa ingin tahu yang kuat untuk menikmati kesenangan dari obat-obatan
terlarang tersebut. Seseorang mungkin mencoba narkoba hanya untuk mengobati rasa ingin
tahunya. Tanpa disadari dan tanpa menginginkannya, orang tersebut akan ketagihan dan akan
melakukannya berulang-ulang tanpa bisa berhenti.
5. Ikut-ikutan
Mereka yang mengonsumsi narkoba mungkin mencoba membujuk pengguna non-narkoba
lainnya untuk merasakan apa yang mereka rasakan atau derita. Pengedar dan konsumen dapat
menawarkan obat-obatan terlarang secara gratis dan menuntut pembayaran setelah korban
menjadi kecanduan.
6. Menyelesaikan dan Melupakan Masalah/Beban Stres
Orang yang ditimpa banyak masalah dan ingin melarikan diri dari masalahnya mungkin
terjerumus ke dalam narkotika, obat-obatan terlarang atau zat adiktif untuk mendapatkan
tidur malam yang nyenyak, menenangkan pikiran, atau merasakan kegembiraan yang
diakibatkan oleh narkoba.
188 IPTEK: Jurnal Hasil Pengabdian Masyarakat Vol. 2., No. 3, 2022

7. Menonjolkan Sisi Pemberontakan atau Merasa Hebat


Remaja yang nakal biasanya ingin dilihat oleh orang lain sebagai sosok yang ditakuti demi
memenuhi segala keinginannya. Cara-cara ilegal akan membantu membentuk sikap dan
perilaku yang tidak biasa dan menyimpang. Pengguna yang ingin teman mereka berpikir bahwa
mereka hebat mungkin akan terjerumus kedalam zat terlarang.
8. Menghilangkan Rasa Penat dan Bosan
Bagi sebagian orang, kebosanan, kecemasan, dan sejenisnya adalah hal yang tidak
menyenangkan yang ingin segera dihilangkan. Obat-obatan terlarang dapat membantu
seseorang yang terlalu banyak berpikir untuk melupakan kebosanan yang menghantuinya.
Seseorang mungkin mengejar kesenangan dengan menggunakan obat-obatan terlarang yang
menyebabkan halusinasi dan delusi yang menyenangkan.
9. Mencari Tantangan atau Kegiatan
Semakin banyak kegiatan yang dilakukan akan menyita banyak waktu dan tenaga. Ketika
individu merasa tidak mampu menyelesaikannya secara bersamaan biasanya individu mencari
cara mudah untuk bisa tetap terlihat produktif salah satunya menggunakan narkoba atau zat
terlarang untuk tetap berenergi dan percaya diri.
10. Merasa Dewasa
Pengguna narkoba yang masih muda terkadang ingin membuktikan bahwa dirinya sudah
dewasa agar bisa hidup bebas dan menyalahgunakan narkoba. Mereka berpura-pura dapat
melakukan apa saja yang mereka inginkan dan terikat oleh angka, bebas dari pembatasan dan
pengawasan dari orang tua, guru dan lain-lain.
Efek dari Penggunaan Narkoba
Bahaya Narkoba menurut Bachtiar dkk (2022) diantaranya :
1. Dilihat dari efeknya yang ditimbulkan narkotika menyebabkan halusinogen (halusinasi),
stimulan (pengguna menjadi lebih bahagia dan bahagia untuk sementara waktu), depresan
(kehilangan kesadaran), adiktif (kecanduan parah).
2. Menurut jenisnya, narkoba menyebabkan depresi berat, apatis, kelelahan yang berlebihan,
lesu, kantuk yang berlebihan, gugup, kecemasan, perasaan ragu yang terus-menerus, jantung
berdebar-debar, kegembiraan yang berlebihan, banyak bicara yang tidak jelas, kepercayaan
diri yang meningkat, tremor, kejang-kejang, mata, tekanan darah meningkat, keringat dingin,
mual atau muntah, borok di septum hidung, nafsu makan menurun, penurunan berat badan.
3. Dampak negatif penyalahgunaan narkoba pada anak dan remaja dalam Jurnal Bachtiar dkk
(2022) adalah sebagai berikut: 1) Perubahan sikap, perangai dan kepribadian. 2) sering bolos
sekolah, kurang disiplin dan mengurangi nilai sekolah; 3) mudah tersinggung dan mudah
marah. 4) sering menguap, mengantuk dan malas; 5) tidak peduli dengan kesehatan diri. dan
6) suka mencuri untuk membeli narkoba.
METODE PELAKSANAAN PROGRAM
Metode yang digunakan adalah kegiatan ini adalah eksperimen quasi yaitu onegroup
pretest-posttest design. Sugiono (2009) mengungkapkan bahwa metode penelitian eksperimen
adalah metode penelitian digunakan untuk mencari pengaruh suatu perlakuan tertentu terhadap
Seminar Pemuda Sehat Anti Narkoba 189

kondisi yang dikendalikan. Pemberian perilaku (intervensi) dilakukan dengan pemberian materi
tentang pencegahan narkoba dalam bentuk seminar. Subjek dalam kegiatan ini dipilih secara
random. Instrument Penelitian menggunakan soal pengetahuan sebelum (pretest) dan setelah
(posttest) perlakuan diberikan. Seminar ini dilaksanakan pada tanggal 6 Oktober 2022 di Aula SMA
Negeri 10 Jeneponto. Metode yang digunakan yaitu ceramah, diskusi, dan diselingi dengan
aktivitas ice breaking. Media sebagai penunjang dalam seminar ini antara lain laptop, infocous dan
layar, sound system, alat tulis dan Seminar KIT.
Program ini merupakan salah satu langkah preventif yang dilaksanakan dalam bentuk
seminar (sosialisasi) untuk mencegah penyebaran kasus penyelahgunaan narkoba pada remaja di
Kabupaten Jeneponto. Program ini diusung dengan tema Pemuda Sehat Anti Narkoba. Seminar ini
diikuti oleh 30 siswa yang berasal dari semua tingkatan yaitu kelas X, XI dan XII. Ada 7 siswa laki-
laki dan 23 siswa perempuan. Pengetahuan peserta seminar diukur melalui pretest dan postest.
Adapun analisis data dilakukan melalui perbandingan mean hasil prestest dan postest.

HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

Tabel 1. Data Demografi Partisipan


No Jenis Jumlah Presentase
Kelamin
1 Laki-laki 10 33,3%
2 Perempuan 20 66,7%
Total 30 100%

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa partisipan yang mengikuti seminar ini sejumlah
30 peserta. Adapun laki-laki sebanyak 10 peserta dengan persentasi sebesar 33,3%, sedangkan 20
peserta lainnya atau sekitar 66,6% berjenis kelamin perempuan.

Gambar 1. Pemberian materi oleh pelaksana


190 IPTEK: Jurnal Hasil Pengabdian Masyarakat Vol. 2., No. 3, 2022

Gambar 2. Pre test sebelum pelaksanaan seminar

Gambar 3. Foto bersama pelaksana dan peserta seminar

Tabel 2. Hasi pre test dan post test


Data empirik Mean SD
Pre Test 4,8 2,18
Post Test 9,3 3,01

Berdasarkan hasil analisis, terdapat perbedaan mean antara pretest dan postest pada skala
pengukuran pengetahuan tentang narkoba sebelum dan setelah diberikan seminar. Mean hasil
postest untuk pengetahuan tentang narkoba pada remaja di Jeneponto lebih tinggi daripada nilai
mean prettest. Adapun nilai mean pretest yang diperoleh yaitu sebebesar 4,8 sedang nilai mean
postest yaitu sebesar 9,2. Dapat dikatakan bahwa ada peningkatan pengetahuan pada remaja yang
menjadi partisipan dalam seminar ini jika dilihat dari hasil analisis perbandingan mean pretest dan
post test.
Seminar Pemuda Sehat Anti Narkoba 191

Tabel 3. Kategorisasi Data Empirik

Kategori Kriteria Frekuensi Persen

Rendah <3 6 20,00

Sedang 3-7 19 63,33

Tinggi 7< 5 16,67

Total 30 100,00

Berdasarkan tabel hasil kategorisasi pre test menunjukkan bahwa ada 6 peserta atau
sebanyak 20% dari 30 peserta yang memiliki pengetahuan dalam kategori rendah, 19 peserta atau
sebesar 63,3% yang memiliki pengetahuan tentang narkoba dalam kategori sedang, sedangkan 5
peserta lainnya atau sebesar 16,7% peserta yang memiliki pengetahuan dalam ketagori tinggi.

Tabel 4. Kategorisasi Data Empirik

Kategori Kriteria Frekuensi Persen

Rendah <5 0 0,00

Sedang 5 - 10 18 60,00

Tinggi 10 < 12 40,00

Total 30 100,00
Berdasarkan tabel hasil kategorisasi post test menunjukkan bahwa ada 18 peserta atau
sebanyak 60% dari 30 peserta yang memiliki pengetahuan dalam kategori sedang, sedangkan 12
peserta lainnya atau sebesar 40% peserta yang memiliki pengetahuan tentang narkoba dalam
ketagori tinggi. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan ada peningkatan pengetahuan
tentang narkoba pada peserta setelah diberikan seminar. Hal ini dapat diasumsikan bahwa
seminar tentang pemuda sehat anti narkoba dapat meingkatkan pengetahuan para remaja.
Sehingga diharpkan melalui seminar ini, penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja dapat
diturunkan atau bahkan dicegah sejak dini.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pelaksanaan seminar, dapat disimpulkan bahwa peserta memiliki
peningkatan pengetahuan tentang narkoba yang menjadi tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini.
Peserta mengerti dan memahami tentang narkoba, penyebab atau bahkan dampak
penyalahgunaan narkoba itu sendiri. Dengan begitu, secara tidak langsung dapat memicu
192 IPTEK: Jurnal Hasil Pengabdian Masyarakat Vol. 2., No. 3, 2022

timbulnya pemikiran untuk tidak terlibat dalam konsumsi dan menyalahgunakan narkoba.
Disarankan kepada pelaksana berikutnya untuk memperluas cakupan peserta dan melaksanakan
seminar serupa di daerah potensial penyalahgunaan narkoba.
REFERENSI
Ali, M. (2022). Kasus Narkoba di Indonesia Turun dalam 3 Tahun Terakhir. Dataindonesia.id.
https://dataindonesia.id/ragam/detail/kasus-narkoba-di-indonesia-turun-dalam-3-tahun-
terakhir. Diakses pada 20 September 2022.
Amanda, M.P., Humaedi, S., & Santoso, M.B.(2012).Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja
(Adolescent Substance Abuse).Jurnal Penelitian & PPM.4(2).129-389.
Bachtiar, dkk.(2022).Bahaya Narkoba dan Strategi Pencegahannya.Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat.3(2).377-384.
BNN Sukabumi. (2022). Penyebab Penyalahgunaan Narkoba di kalangan Remaja dan Solusinya.
https://sukabumikab.bnn.go.id/penyebab-penyalahgunaan-narkoba-kalangan-remaja-
solusinya/. Diakses pada 20 September 2022.
Dirdjosisworo, S.(1990).Hukum Narkotika Indonesia. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.
Fadli, R. (2022). Ini Dampak Negatif Narkoba bagi Kesehatan dan Kecerdasan Remaja.
Halodoc.com.https://www.halodoc.com/artikel/ini-dampak-negatif-narkoba-bagi-kesehatan-
dan-kecerdasan-remaja. Diakses pada 20 September 2022.
Hakim, E. Motif Konyol Remaja Jeneponto Pakai Narkoba. www.liputan6.com.
https://www.liputan6.com/regional/read/3089512/motif-konyol-remaja-eneponto-pakai-
narkoba. Diakses pada 20 September 2022.
Jehani, L., Antoro.(2006).Mencegah Terjerumus Narkoba.Tangerang : Visimedia.
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.

Anda mungkin juga menyukai