3, 2022
Abstrak. Kegiatan ini merupakan seminar pemuda sehat anti narkoba. Seminar ini bertujuan untuk
memberikan pengetahuan tentang pemuda sehat anti narkoba sebagai upaya untuk mencegah
penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja. Seminar ini dilaksanakan di Kabupaten Jeneponto dengan
berpusat di SMA Negeri 10 Jenenoponto. Metode yang digunakan adalah eksperimen quasi yaitu one group
pretest-posttest design. Peserta yang terlibat dalam kegiatan sebanyak 30 siswa yang berasal dari kelas X,
XI dan XII. Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai mean pretest yang diperoleh yaitu sebebesar 4,8
sedang nilai mean postest yaitu sebesar 9,2. Dapat dikatakan bahwa ada peningkatan pengetahuan pada
remaja yang menjadi partisipan dalam seminar ini jika dilihat dari hasil analisis perbandingan mean pretest
dan post test.
PENDAHULUAN
Narkoba adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan bahan berbahaya lainnya yang
merupakan zat/bahan berbahaya yang mempengaruhi keadaan mental atau psikologis seseorang,
pikiran, perilaku atau perasaan seseorang dimana efek samping dari penggunaan obat ini adalah
kecanduan atau menyebabkan kecanduan zat atau bahan ini. Narkoba merupakan zal adiktif yang
menyerang neurontransmiter menimbulkan adiksi atau ketergantungan. Individu yang mencoba
mengonsumsi narkoba akan ingin terus mencoba, karena narkoba menimbulkan kesenangan
sehingga seseorang akan merasa ketergantungan. Saat mengkonsumsi obat-obatan, otak secara
otomatis akan merespon dengan melepaskan neurotransmitter dopamine untuk memberikan
respon berupa rasa sejahtera dan kesan yang menyenangkan, sehingga otak mencatatnya sebagai
sesuatu yang dicari karena melihat sebagai sesuatu yang dibutuhkan.
Narkoba menyerang semua generasi baik generasi babyboomers sampai generasi z atau
generasi sekarang. Indonesia menjadi salah satu negara dengan masyarakatnya menyalahgunakan
narkoba sebagai bahan adiktif untuk menenangkan pikiran. Kepala Badan Narkotika Nasional
(BNN) Komjen Pol. Petrus Reinhard Golose mengungkapkan terjadi peningkatan prevalensi
pengguna narkoba di Indonesia pada 2021 sebesar 0,15 persen, sehingga menjadi 1,95 persen
atau 3,66 juta jiwa. Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN), akan ada 766 kasus penyalahgunaan
narkoba dan narkoba di Indonesia pada tahun 2021. Jumlah ini menurun 8,04% dibandingkan
tahun sebelumnya dan berjumlah 833 kasus. Sedangkan jumlah tersangka narkoba tahun 2020
sebanyak 1.184 orang. Jumlah ini juga mengalami penurunan sebesar 9,41% dibandingkan 1.307
orang pada tahun 2020. Penurunan jumlah kasus dan tersangka narkoba terjadi tiga tahun terakhir
berturut-turut. Sebelumnya, jumlah kasus dan tersangka narkoba terus meningkat sejak 2009.
Seminar Pemuda Sehat Anti Narkoba 185
Padahal, jumlah kasus dan tersangka narkoba mencapai puncaknya pada 2018. Saat itu, terdapat
1.039 kasus penyalahgunaan narkoba dengan 1.545 tersangka.
Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebut Sulawesi Selatan berada di peringkat ke-7 dengan
jumlah penyalahgunaan narkotika secara nasional berdasarkan survey terakhir tahun 2019. Jumlah
penyalahguna narkotika di Sulsel kini mencapai angka 128 ribu orang. Tekhusus di kabupaten
Jeneponto, kasus penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja kian meningkat. Pada tahun 2017
lalu, Satuan Narkoba Polres Jeneponto mengamankan empat orang remaja yang sedang berpesta
narkoba di sebuah rumah di Kampung Bontorea, Kelurahan Bontoraya, Kecamatan Batang,
Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Keempat remaja tersebut berusia dibawah 20 tahun.
Maraknya kasus penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja tentu disebabkan oleh beberapa
faktor pendukung, diantaranya yaitu rasa penasaran yang tinggi atau trend dan lingkungan
pertemanan (BNN Sukabumi, 2022). Lingkungan pertemanan menjadi salah satu faktor pendukung
yang paling tinggi seorang remaja menggunakan narkoba, mungkin banyak dari mereka yang
berawal dari coba-coba karena bujukan teman dan berujung menjadi ketergantungan. Kurangnya
edukasi terkait bahaya narkoba di kalangan remaja juga dapat membuat semakin meluasnya kasus
penyalahgunaan narkoba.
Narkoba sudah diketahui bisa mengakibatkan kecanduan, gangguan serius, penyakit dan
kematian. Pada anak remaja, menyalahgunakan narkoba bisa membuat mereka mengembangkan
masalah kesehatan orang dewasa, seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan gangguan
tidur. Selain itu, anak remaja yang menggunakan narkoba dengan jarum suntik juga berisiko tinggi
mengidap penyakit yang ditularkan melalui darah. Contohnya seperti HIV, AIDS, dan Hepatitis B
dan C. Beberapa jenis narkoba juga bisa merusak organ dalam tubuh, seperti ekstasi yang bisa
menyebabkan gagal jantung dan gagal hati.
Narkoba juga bisa memengaruhi kecerdasan anak remaja. Sebab obat-obatan tersebut bisa
merusak memori jangka panjang dan jangka pendek, sehingga akhirnya mereka akan mengalami
masalah pembelajaran dan memori di kemudian hari. Semakin dini anak muda mulai
menggunakan narkoba, semakin besar juga risiko mereka untuk berjuang dengan kecanduan di
kemudian hari. Bahkan, mereka juga berisiko mengalami kerusakan otak permanen dan tidak bisa
dikembalikan. Penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja dapat mengakibatkan gangguan
mental yang serius atau permanen. Berdasarkan uraian diatas, maka dianggap penting untuk
mengadakan seminar sebagai upaya mencegah peningkatan kasus penyalahgunaan narkoba
khususnya pada remaja di Kabupaten Jeneponto.
KAJIAN TEORI
Menurut Amanda, M. P. dkk. (2012), obat adalah zat yang dapat mengubah pikiran, suasana
hati, atau emosi dan perilaku seseorang, dimasukkan ke dalam tubuh melalui oral/minum, inhalasi
atau suntikan. Narkoba dapat menyebabkan ketergantungan fisik dan mental (kecanduan). Dalam
jurnal Bachtiar dkk. (2022) , UU No. 35 Tahun 2009, Narkotika adalah zat atau obat yang berasal
dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan
sebagaimana terlampir dalam Undang- Undang ini.
186 IPTEK: Jurnal Hasil Pengabdian Masyarakat Vol. 2., No. 3, 2022
Sesuai dengan Undang-Undang Narkoba Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Narkoba
dibagi 18 dalam 3 jenis yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya:
1. Narkotika
Menurut Dirjosisworo (1990), pengertian obat adalah “zat yang menghasilkan efek tertentu
pada yang dimasukkan ke dalam tubuh”. Hasilnya bisa berupa anestesi, hilangnya rasa sakit,
panik dan halusinasi atau serangan kesalahan. Khasiat ini dikenal dan digunakan dalam bidang
medis untuk pengobatan manusia dan manfaatnya dalam bidang pembedahan, nyeri dan lain-
lain. Psikotropika menurut Dirjosisworo (1990) adalah zat atau obat bukan narkotika, baik
alamiah maupun sintesis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada 19 aktivitas normal dan perilaku.
2. Zat adiktif lainnya
Zat adiktif lainnya adalah zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat menimbulkan
ketergantungan pada pemakainya, antara lain: 1) rokok, 2) alkohol dan minuman lain yang
memabukkan dan adiktif, 3) Thiner dan zat lain, seperti lem kayu, cairan dan aseton, cat, bensin
yang dapat memabukkan jika terhirup.
Faktor Penyebab Terjerumusnya Orang ke Narkoba
Penyebab terjerumusnya seseorang dalam penyalahgunaan narkoba menurut Jehani dan
Antoro (2006) disebabkan oleh banyak faktor, baik internal maupun eksternal.
1. Faktor Internal, yaitu faktor yang berasal dari diri seseorang yang terdiri dari:
a. Kepribadian
Jika kepribadian individu tidak stabil, buruk, dan rentan terhadap pengaruh,
kemungkinan rentan terhadap penyalahgunaan zat.
b. Keluarga
Jika hubungan dengan keluarga tidak harmonis (broken home), maka seseorang dengan
cepat menjadi putus asa dan frustrasi.
c. Ekonomi
Sulitnya mencari pekerjaan menyebabkan keinginan untuk bekerja sebagai pengedar
narkoba. Individu yang mampu secara finansial, tetapi tidak mendapat perhatian khusus
dari keluarga atau memasuki lingkungan yang buruk, seringkali menjadi pecandu narkoba.
2. Faktor Eksternal, yaitu faktor penyebab yang berasal dari luar seseorang yang mempengaruhi
dalam melakukan suatu tindakan, dalam hal ini penyalahgunaan narkoba. Faktor eksternal itu
sendiri antara lain:
a. Pergaulan
Teman sebaya mempengaruhi munculnya narkoba, seringkali dimulai dari teman,
terutama remaja yang memiliki jiwa dan kepribadian yang lemah.
b. Sosial /Masyarakat
Lingkungan masyarakat yang terkendali dan tertata dengan baik akan mencegah
terjadinya penyalahgunaan narkoba, dan sebaliknya lingkungan sosial yang tidak peduli
dan tidak peduli dengan sekitarnya dapat menyebabkan maraknya penyalahgunaan
narkoba di kalangan remaja.
Seminar Pemuda Sehat Anti Narkoba 187
kondisi yang dikendalikan. Pemberian perilaku (intervensi) dilakukan dengan pemberian materi
tentang pencegahan narkoba dalam bentuk seminar. Subjek dalam kegiatan ini dipilih secara
random. Instrument Penelitian menggunakan soal pengetahuan sebelum (pretest) dan setelah
(posttest) perlakuan diberikan. Seminar ini dilaksanakan pada tanggal 6 Oktober 2022 di Aula SMA
Negeri 10 Jeneponto. Metode yang digunakan yaitu ceramah, diskusi, dan diselingi dengan
aktivitas ice breaking. Media sebagai penunjang dalam seminar ini antara lain laptop, infocous dan
layar, sound system, alat tulis dan Seminar KIT.
Program ini merupakan salah satu langkah preventif yang dilaksanakan dalam bentuk
seminar (sosialisasi) untuk mencegah penyebaran kasus penyelahgunaan narkoba pada remaja di
Kabupaten Jeneponto. Program ini diusung dengan tema Pemuda Sehat Anti Narkoba. Seminar ini
diikuti oleh 30 siswa yang berasal dari semua tingkatan yaitu kelas X, XI dan XII. Ada 7 siswa laki-
laki dan 23 siswa perempuan. Pengetahuan peserta seminar diukur melalui pretest dan postest.
Adapun analisis data dilakukan melalui perbandingan mean hasil prestest dan postest.
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa partisipan yang mengikuti seminar ini sejumlah
30 peserta. Adapun laki-laki sebanyak 10 peserta dengan persentasi sebesar 33,3%, sedangkan 20
peserta lainnya atau sekitar 66,6% berjenis kelamin perempuan.
Berdasarkan hasil analisis, terdapat perbedaan mean antara pretest dan postest pada skala
pengukuran pengetahuan tentang narkoba sebelum dan setelah diberikan seminar. Mean hasil
postest untuk pengetahuan tentang narkoba pada remaja di Jeneponto lebih tinggi daripada nilai
mean prettest. Adapun nilai mean pretest yang diperoleh yaitu sebebesar 4,8 sedang nilai mean
postest yaitu sebesar 9,2. Dapat dikatakan bahwa ada peningkatan pengetahuan pada remaja yang
menjadi partisipan dalam seminar ini jika dilihat dari hasil analisis perbandingan mean pretest dan
post test.
Seminar Pemuda Sehat Anti Narkoba 191
Total 30 100,00
Berdasarkan tabel hasil kategorisasi pre test menunjukkan bahwa ada 6 peserta atau
sebanyak 20% dari 30 peserta yang memiliki pengetahuan dalam kategori rendah, 19 peserta atau
sebesar 63,3% yang memiliki pengetahuan tentang narkoba dalam kategori sedang, sedangkan 5
peserta lainnya atau sebesar 16,7% peserta yang memiliki pengetahuan dalam ketagori tinggi.
Sedang 5 - 10 18 60,00
Total 30 100,00
Berdasarkan tabel hasil kategorisasi post test menunjukkan bahwa ada 18 peserta atau
sebanyak 60% dari 30 peserta yang memiliki pengetahuan dalam kategori sedang, sedangkan 12
peserta lainnya atau sebesar 40% peserta yang memiliki pengetahuan tentang narkoba dalam
ketagori tinggi. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan ada peningkatan pengetahuan
tentang narkoba pada peserta setelah diberikan seminar. Hal ini dapat diasumsikan bahwa
seminar tentang pemuda sehat anti narkoba dapat meingkatkan pengetahuan para remaja.
Sehingga diharpkan melalui seminar ini, penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja dapat
diturunkan atau bahkan dicegah sejak dini.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pelaksanaan seminar, dapat disimpulkan bahwa peserta memiliki
peningkatan pengetahuan tentang narkoba yang menjadi tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini.
Peserta mengerti dan memahami tentang narkoba, penyebab atau bahkan dampak
penyalahgunaan narkoba itu sendiri. Dengan begitu, secara tidak langsung dapat memicu
192 IPTEK: Jurnal Hasil Pengabdian Masyarakat Vol. 2., No. 3, 2022
timbulnya pemikiran untuk tidak terlibat dalam konsumsi dan menyalahgunakan narkoba.
Disarankan kepada pelaksana berikutnya untuk memperluas cakupan peserta dan melaksanakan
seminar serupa di daerah potensial penyalahgunaan narkoba.
REFERENSI
Ali, M. (2022). Kasus Narkoba di Indonesia Turun dalam 3 Tahun Terakhir. Dataindonesia.id.
https://dataindonesia.id/ragam/detail/kasus-narkoba-di-indonesia-turun-dalam-3-tahun-
terakhir. Diakses pada 20 September 2022.
Amanda, M.P., Humaedi, S., & Santoso, M.B.(2012).Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja
(Adolescent Substance Abuse).Jurnal Penelitian & PPM.4(2).129-389.
Bachtiar, dkk.(2022).Bahaya Narkoba dan Strategi Pencegahannya.Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat.3(2).377-384.
BNN Sukabumi. (2022). Penyebab Penyalahgunaan Narkoba di kalangan Remaja dan Solusinya.
https://sukabumikab.bnn.go.id/penyebab-penyalahgunaan-narkoba-kalangan-remaja-
solusinya/. Diakses pada 20 September 2022.
Dirdjosisworo, S.(1990).Hukum Narkotika Indonesia. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.
Fadli, R. (2022). Ini Dampak Negatif Narkoba bagi Kesehatan dan Kecerdasan Remaja.
Halodoc.com.https://www.halodoc.com/artikel/ini-dampak-negatif-narkoba-bagi-kesehatan-
dan-kecerdasan-remaja. Diakses pada 20 September 2022.
Hakim, E. Motif Konyol Remaja Jeneponto Pakai Narkoba. www.liputan6.com.
https://www.liputan6.com/regional/read/3089512/motif-konyol-remaja-eneponto-pakai-
narkoba. Diakses pada 20 September 2022.
Jehani, L., Antoro.(2006).Mencegah Terjerumus Narkoba.Tangerang : Visimedia.
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.