Anda di halaman 1dari 20

Case Discussion

• Subyektif
 CC : Seorang pasien berusia 23 tahun datang ke RSGM dengan keluhan gigi terasa linu.
 PI : Gigi sebelah kiri belakang bawah terasa linu saat terkena minuman yang terlalu dingin. Rasa linu hanya
timbul ketika ada stimulus dengan skala 5/10. Rasa linu terasa kisaran 1-3 detik, hilang ketika stimulus
dihilangkan. Keluhan mulai dirasakan satu bulan yang lalu setelah pasien menambalkan giginya. Gigi tersebut
sebelumnya berlubang selama 1 tahun. Sebelum penambalan tidak ada keluhan, hanya ada daerah
berwarna kehitaman di bagian oklusal giginya. Keluhan belum pernah diperiksakan ke dokter gigi.
 PDH : Pasien terakhir melakukan perawatan gigi untuk melakukan penambalan pada gigi tersebut. Riwayat
sikat gigi 3x sehari. Pasien sebelumnya pernah menggunakan alat orthodontic cekat.
 PMH : Tidak ada riwayat penyakit sistemik, Alergi makanan berupa udang
 FH : Keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit sistemik
 SH : Pasien hanya mengonsumsi air putih, rutin konsumsi sayur. Pasien memiliki kebiasaan merokok.
Case Discussion
• Obyektif :
 Terdapat tumpatan sewarna gigi pada gigi 37
 Sondasi +
 Palpasi -
 Perkusi -
 CE +
• Assessmen :
 Dx : Pulpitis Reversible
 Ddx : Pulpitis Irreversible
• Plan : KIE  Pulp Capping  Kontrol
Gambar Klinis & Radiograf
Pulpitis Reversible
• Definisi : Pulpitis reversibel adalah kondisi peradangan pulpa ringan sampai sedang yang disebabkan oleh rangsangan
berbahaya di mana pulpa mampu kembali ke keadaan tidak meradang setelah rangsangan dihilangkan.

• Penyebab : Pulpitis reversibel dapat disebabkan oleh agen apapun yang mampu mencederai pulpa. Secara khusus,
penyebabnya mungkin salah satu dari yang berikut:

1. Trauma, seperti pukulan atau hubungan oklusal yang terganggu

2. Kejutan termal, seperti menyiapkan rongga dengan bur tumpul atau menahan bur terlalu lama bersentuhan dengan
gigi, atau karena terlalu panasselama memoles isian

3. Dehidrasi berlebihan pada rongga atau iritasi pada dentin yang terbuka di leher gigiPenempatan tambalan
amalgam segar yang bersentuhan dengan, atau menutupi, restorasi gips

4. Rangsangan kimiawi, seperti dari makanan manis atau asam atau dari iritasi pada isian; atau bakteri, seperti dari
karies
Pulpitis Reversible
Symptom

• Pulpitis reversibel simtomatik ditandai dengan nyeri tajam dan singkat yang berlangsung sesaat.

• Rasa sakit ini selalu khusus untuk stimulus.

• Nyeri segera berkurang saat stimulus dihilangkan.

• Hal ini lebih sering disebabkan oleh makanan atau minuman dingin daripada panas dan oleh udara dingin. Itu tidak terjadi
secara spontan dan tidak berlanjut ketika penyebabnya telah dihilangkan. Perbedaan klinis antara pulpitis reversibel dan
ireversibel bersifat kuantitatif; rasa sakit pulpitis ireversibel lebih parah dan berlangsung lebih lama. Pada pulpitis reversibel,
penyebab rasa sakit umumnya dapat dilacak pada stimulus, seperti air dingin atau hembusan udara, sedangkan pada pulpitis
ireversibel, nyeri dapat datang tanpa adanya stimulus yang jelas
Definisi Pulp Capping
• Pemeliharaan vitalitas pulpa harus selalu menjadi tujuan dalam perencanaan perawatan dalam konsep endodontik regeneratif
untuk regenerasi jaringan pulpa lengkap atau sebagian. Paparan mekanis pulpa gigi oleh trauma atau selama preparasi
kavitas, pulpa dapat dilindungi dan vitalitasnya dipertahankan dengan segera ditutup (pulp capping) dan menempatkan
restorasi, sehingga menghindari perawatan saluran akar.

• Direct pulp capping adalah sebuah prosedur dimana tereksposnya pulpa vital ditutup dengan dilindungi dressing atau base
ditempatnya secara langsung pada bagian yang terekspos untuk menjaga vitalitas pulpa. (Gutmann, 2016)

• Indirect pulp capping didefinisikan sebagai prosedur dimana lapisan terdalam dari dentin karies yang tersisa ditutupi dengan
lapisan bahan biokompatibel untuk mencegah pulpa terbuka dan trauma lebih lanjut pada pulpa. (Grossman’s Endodontic
Practice) (Gutmann, 2016)
Tujuan Pulp Capping
• Tujuan utamanya Indirect Pulp Capping adalah untuk mempertahankan vitalitas pulpa dengan menghilangkan seluruh the
carious-firm dentin diikuti dengan penempatan bahan yang memungkinkan firm dentin untuk remineralisasi dengan
merangsang odontoblas di bawahnya untuk membentuk dentin tersier. (Grossman’s Endodontic Practice)

• For a deep carious lesion, indirect pulp capping, a procedure that avoids accidental pulp exposure during the removal of
carious dentin, may be attempted. (Torabinejad, 2020)

• Jika ada paparan karies, jaringan pulpa yang terbuka ditutup dengan liner biokompatibel (direct pulp capping). (Torabinejad,
2020)
Indikasi & Kontraindikasi Indirect Pulp
Capping
Indikasi:
• Asymptomatic Kontraindikasi:
• Tidak ada gejala klinis dan tanda dari pulpitis irreversible • Pulpa terpapar
• Lesi karies yang dalam di dekat jaringan pulpa tetapi tidak • Pada radiografik terdapat patologi pulpa
mengenai pulpa • Riwayat sakit gigi spontan
• Tidak ada mobilitas gigi • Gigi sensitif terhadap perkusi
• Tidak ada riwayat sakit gigi spontan • Terdapat mobilitas
• Tidak ada rasa sakit saat perkusi • Terdapat resorpsi akar atau penyakit radikular terlihat secara
• Tidak patologi pulpa berdasarkan radiografi radiografi (Garg & Garg, 2014)
• Tidak ada resorpsi akar atau penyakit radikular secara
radiografi (Garg & Garg, 2014)
Indikasi & Kontraindikasi Direct Pulp Capping
Indikasi:

• Asimtomatik (tidak ada rasa sakit spontan, respon normal


Kontraindikasi:
terhadap tes termal, dan pulpa vital sebelum prosedur
• Nyeri spontan
operatif)
• Nyeri pd malam hari
• Small exposure, diameter kurang dari 0,5 mm
• Adanya pus atau eksudat
• Pendarahan dari bagian yang terekspos mudah dikontrol
• Adanya gigi goyah
(kurang dari 10 menit)
• Adanya pendarahan
• Bagian yang terekspos bersih dan tidak terkontaminasi • Paparan pada pulpa yang lebar
(isolasi rubber dam) (Gutmaan, 2016)
Bahan Pulp Capping
Prosedur Indirect Pulp Capping
1. Mencuci tangan dengan 6 langkah WHO dan menggunakan APD.
2. Operator menyiapkan alat dan bahan.
3. Pasien diinstruksikan untuk duduk di dental chair dan berkumur menggunakan povidone iodine
4. Melakukan anestesi infiltrasi jika diperlukan
5. Operator melakukan isolasi area kerja menggunakan rubber dam
6. Pembersihan jaringan karies pada email menggunakan round bur dengan highspeed handpiece, sedangkan karies pada dentin
menggunakan tungsten carbide bur dengan low speed handpiece atau ekscavator
7. Kavitas dibersihkan menggunakan cavity cleanser (chlorhexidine digluconate 2% atau NaOCl) lalu dibilas dengan air dan
keringkan
8. Memanipulasi Ca(OH)2 hard setting dengan mencampurkan base dan katalis dengan perbandingan 1:1 menggunakan spatula
agate di atas paperpad dan diaduk hingga homogen dan konsistensi pasta
Prosedur Indirect Pulp Capping
9. Pengaplikasian Ca(OH)2 menggunakan ball applicator selapis tipis pada titik terdalam kavitas, tunggu hingga setting
10. Pengaplikasian dentin conditioner pada kavitas dengan mikrobrush selama 10 detik, dibilas dan dikeringkan hingga moist
11. Manipulasi GIC tipe 3 (lining) dengan mencampurkan powder dan liquid dengan perbandingan 1:2, diaduk menggunakan
spatula agate di atas paperpad hingga homogen
12. Pengaplikasian GIC tipe 3 menggunakan plastis instrumen dan ditunggu hingga setting
13. Pengaplikasian bahan tumpatan sementara dengan plastis instrumen
14. Lepaskan rubberdam
15. Evaluasi keberhasilan 3-8 minggu

16. Kontrol dan tumpat permanen


Prosedur Direct Pulp Capping
1. Mencuci tangan dengan 6 langkah WHO dan menggunakan APD.
2. Operator menyiapkan alat dan bahan.
3. Pasien diinstruksikan untuk duduk di dental chair dan berkumur menggunakan povidone iodine
4. Asepsis area kerja dan melakukan anestesi infiltrasi
5. Operator melakukan isolasi area kerja menggunakan rubber dam
6. Pembersihan jaringan karies pada email menggunakan round bur dengan highspeed handpiece, sedangkan karies pada dentin
menggunakan tungsten carbide bur dengan low speed handpiece atau ekscavator
7. Jika terjadi pulpa terekspos pada saat pembersihan jaringan karies, maka buat keadaan hesmostasis dengan
memberikan tekanan lembut pada luka dengan cotton pellet yang dibasahi dengan klorheksidin atau salin atau 6%
sodium hypochloride hingga perdarahan berhenti
8. Setelah hemostatis tercapai, kavitas dibilas dengan air dan dikeringkan
Prosedur Direct Pulp Capping
9. Memanipulasi Ca(OH)2 hard setting dengan mencampurkan base dan katalis dengan perbandingan 1:1 menggunakan
spatula agate di atas paperpad dan diaduk hingga homogen dan konsistensi pasta
10. Pengaplikasian Ca(OH)2 menggunakan ball applicator selapis tipis pada bagian pulpa yang terbuka, tunggu hingga setting
11. Pengaplikasian dentin conditioner pada kavitas dengan mikrobrush, tunggu 10 detik, dibilas dan dikeringkan hingga moist →
pada area selain Ca(OH)2
12. Manipulasi GIC tipe 3 (lining) dengan mencampurkan powder dan liquid dengan perbandingan 1:2, diaduk menggunakan
spatula agate di atas paperpad hingga homogen
13. Pengaplikasian GIC tipe 3 menggunakan plastis instrumen dan ditunggu hingga setting
14. Pengaplikasian bahan tumpatan sementara dengan plastis instrumen
15. Lepaskan rubberdam

16. Kontrol dan tumpat permanen


Instruksi Post-Pulp Capping
• Tidak boleh digunakan untuk makan pada gigi yang ditumpat selama 1 jam
• Kontrol 1 minggu setelah dilakukan kaping pulpa
• Berhati-hati saat menggosok gigi terutama pada area yang ditumpat sementara

• Edukasi terkait frekuensi dan waktu menyikat gigi serta kontrol rutin setiap 6 bulan
Evaluasi Perawatan
• Kunjungan kedua dilakukan pada 5-10 hari setelah perawatan dilakukan, jika kondisinya baik maka difollow up lagi setelah 6
minggu. Dan jika memungkinkan dievaluasi pada 6 dan 12 bulan.

• Durasi dan frekuensi evaluasi radiologis bervariasi, evaluasi dilakukan pada satu bulan diikuti oleh evaluasi pada tiga bulan
hingga 6-12 minggu, diikuti oleh evaluasi 6 dan 12 bulan

• Evaluasi klinis

• Respon positif terhadap tes pulpa

• Tidak adanya rasa sakit, pembengkakan jaringan lunak, fistula, acute pulpal inflammation, sakit saat perkusi, mobilitas
patologis, abses

• Evaluasi radiografi

• Bukti radiologis pembentukan jembatan dentin

• Ligamen periodontal dan lamina dura dalam batas normal

• Tidak adanya tanda-tanda klinis dan radiografi dari resorpsi akar internal dan periodontitis apikal.

• Tidak adanya radiolusensi periradikular atau periapikal patosis seperti abses dan granuloma
• Tumpat sebelumnya pake bahan apa?

Anda mungkin juga menyukai