Anda di halaman 1dari 17

Azzahra karya bulan irianda

31102000013 / SGD 07

1. Etiologic dari gigi depan pasien di scenario + bagan/gambar

Etiologi crossbiteanterior :

1. Pertumbuhan yang abnormal dari rahang akibat faktor herediter atau trauma waktu
kelahiran menyebabkan rahang atas pertumbuhannya terhambat dan menjadi kecil
dibandingkan dengan rahang bawah. Hal ini mengakibatkan semua gigi-gigi di rahang atas
jatuh di sebelah lingual dari rahang bawah.
2. Kelainan pada articulatio mandibularis, otot-otot pengunyahan atau kelainan
neuromuscular dapat menyebabkan kelainan fungsi pengunyahan yang dapat
menyebabkan seseorang mengunyah dengan cara crossbite.
3. Pertumbuhan incisivus atas yang terhalang oleh incisivus bawah untuk maju ke depan.
Tidak adanya koordinasi antara waktu keluarnya incisivus atas dan incisivus bawah,
incisivus atas erupsinya terlambat, maka incisivus ini tidak mempunyai kesempatan untuk
maju ke depan karena terhalang oleh incisivus bawah yang sudah panjang.
4. Kekurangan tempat dapat menyebabkan terjadinya crossbite. Jika pada pasien dilakukan
ekstraksi premature dari gigi desidui menyebabkan pergeseran dari gigi-gigi yang tinggal
maka kekurangan tempat bagi gigi yang akan tumbuh dapat menyebabkan gigi ini
mengambil tempat dengan posisi yang crossbite.
5. Persistensi dari gigi desidui dapat menyebabkan gigi pengganti erupsi dengan mengambil
posisi yang crossbite. Keadaan ini dapat terjadi pada gigi-gigi anterior dan gigi-gigi
posterior.
6. Bad habit seperti tidur di atas satu lengan, bertopang dagu.

Sumber :

Rahmat Showkatbakhsh, dkk. Treatment Effects of R-appliance and Anterior


Inclined Bite Plate in Class II Division I Malocclusion. J Appl Oral Sci, Vol.
19(6): 634-8. 2011.

2. apa saja faktor yang menentukan keberhasilan dan kegagalan perawatan dgn piranti
ortodontik lepasan yg dilengkapi dgn biteplane
FAKTOR OPERATOR 1. Jumlah operator
Yang meyakinkan, standar perawatan ortodontik, yang dinilai dengan
perubahan skor PAR, tidak terpengaruh. Tampaknya tidak ada data yang
dipublikasikan di kemungkinan efek pemindahan pasien dari satu
departemen atau praktik ke departemen lain pada durasi perawatan,
tetapi dapat diharapkan untuk meningkatkan total waktu dalam
perawatan dan jumlah janji temu yang diperlukan untuk menyelesaikan
perawatan.
2. Tempat kerja operator
faktor perancu seperti usia sebelum perawatan, jenis kelamin, ras,
maloklusi awal dan peningkatan jumlah. dari tahap
pengobatan.Kemungkinan alasan untuk perbedaan yang diamati ini
dapat dikaitkan dengan metode pendanaan antara dua sistem AS,
dengan biaya yang tersebar dalam periode waktu yang lebih lama dalam
praktik swasta. Hasil oklusal, diukur dengan menggunakan perubahan
skor PAR, dinilai serupa antara dua pengaturan pengobatan
3. Pengalaman operator
dapat mempengaruhi keakuratan penempatan braket awal pada gigi.
Penempatan yang salah akan menyebabkan posisi gigi kurang dari ideal,
yang akan mengurangi skor PAR akhir dan karenanya hasil oklusal.
Meskipun ilmu terkait desain braket dan penempatan slot, posisi braket
langsung sering bergantung pada mata artistik dan keterampilan
operator. Satu studi melaporkan penurunan rata-rata dalam durasi
perawatan selama satu bulan ketika satu operator menggunakan
pengukur tinggi badan dapat mempengaruhi keakuratan penempatan
braket awal pada gigi.
FAKTOR PASIEN perawatan pasien dengan maloklusi Kelas II yang melibatkan
pencabutan empat gigi premolar memakan waktu rata-rata 4,6 bulan
lebih lama dibandingkan perawatan dengan pencabutan dua gigi
premolar.Efek ini sulit untuk dipisahkan dari kompleksitas kasus, karena
pola ekstraksi yang ditentukan secara alami akan mencerminkan
maloklusi awal, selain preferensi operator
FAKTOR APPLIANCE Saat menilai alat faktor dan bagaimana mereka dapat mempengaruhi
efisiensi pengobatan dan hasil oklusal, penting untuk mempertimbangkan
bagaimana berbagai komponen akan berperilaku di lingkungan klinis.
Sementara tes laboratorium berguna untuk mengkarakterisasi bahan,
hasil pengujian tersebut tidak selalu berkorelasi baik dengan kinerja
klinis.
sumber :

Vandana Soni & Ruchi Singla.   Multidisciplinary Management of a Patient with Paper Pin
Biting Habit: A Case Study. IIOABJ, Vol. 3(4): 9-23. 2012.

3. apa saja manfaat , indikasi, kontaindikasi, dan bagian dari biteplane


manfaat umum
1. membuka gigitan sementara, apabila terdapat gigi anterior atas yang berkontak dengan gigi
anterior bawah.
2. menghilangkan crossbite anterior untuk mencegah terjadinya maloklusi klas III yang parah
dan memperbaiki estetik wajah.
Manfaat anterior biteplane

 Untuk menghilangkan kontak RA dan RB di posterior


 Memberikan efek ekstrusi gigi posterior (untuk kelainan vertikal: misalnya deep bite)
 Mengatasi cross bite posterior (kelainan bucco lingual/bucco palatal)
 adanya tekanan di anterior RB mengatasi gigi anterior rahang bawah
 Efek ekstrusi posterior > efek intrusi anterior
Manfaat posterior bite plane

untuk mencegahkontak oklusal gigi-gigi anterior sehingga gigi-gigi yang cross bite/malposisi diregio
anterior dapat dikoreksi dengan pir-pir pembantu/auxilliary springs. Peninggi gigitan posterior
bukanuntuk mengintrusi gigi-gigi posterior
table bite plane

Jenis bite Indikasi dan kontra Fungsi Letak Penggunaan Cara pembuatan
plane indikasi bidang
gigitan
Anterior flat  Untuk merawat untuk Bidang  Bite plane  Mencetak
biteplane maloklusi Angle mencegahkonta datar dan menekan gigi rahang atas dan
klas I yang k oklusal gigi- pararel depan rahang rahang bawah,
disertai dengan gigi anterior pada di bawah > diisi dengan
deep over bite, sehingga gigi- bidang mengurangi stone gips.
 Untuk merawat gigi yang cross oklusal kontak oklusal  Membuat gigitan
maloklusi Angle bite/malposisi gigi posterior sentrik (centric
klas II yang diregio anterior gigi posterior record) dengan
disertai dengan dapat dikoreksi erupsi> malam
deep overbite. dengan pir-pir memperkecil  Model kerja
Kontraindikasi pembantu/auxilli deep bite dioklusikan
ary springs. anterior. secara sentrik
 Peningkatan
Peninggi gigitan  Disfungsi TMJ> dengan gigitan
tinggi wajah
posterior  mencegah malam (centric
bagian bawah
bukanuntuk kontak oklusi record) diikat
 Protusi berat
mengintrusi dan mereposisi dengan karet
atau gigi
gigi-gigi mandibula ke kemudian
anterior
bawah retrusi posterior depan > difiksasi dengan
mengurangi gips pada
rasa sakit artikulator atau
okludator.
 Model kerja
diberi tanda
dengan pensil
untuk
menentukan
daerah
 perluasan plat,
sehingga insisal
gigi-gigi anterior
bawah tepat
 beroklusi
dipertengahan
dan tidak
tergelincir keluar
dataran jika
mandibula
mundur pada
saat
mengunyah.
 Membuat klamer
Adams untuk
retensi alat pada
gigi molar
pertama kanan
dan kiri, serta
busur labial
pada gigi-gigi
anterior rahang
atas.
 Bersama-sama
dengan
pembuatan
model malam di
regio anterior di
sebelah palatal
gigi-gigi anterior
dibuat
penebalan
malam
membentuk
dataran gigitan
sejajar bidang
oklusal atau
tegak lurus
 inklinasi gigi
insisivus bawah.
Peninggi gigitan
ini tidak boleh
menekan
jaringan lunak
(mukosa) di
dalam mulut.
 Setelah model
malam baik,
kemudian
dioklusikan, gigi
insisivus
 bawah
berkontak
dengan peninggi
gigitan tepat di
pertengahan
antero-posterior
dataran dan
pada gigi
posterior
terdapat jarak
interoklusal 2-4
mm (tidak boleh
melebihi free
way space
pasien).
 Model malam
ditanam dalam
kuvet, dicor
dengan air
panas, diisi
adonan akrilik.
 Setelah dipoles
( polish), alat
dicobakan
(insersi)

 interoklusal gigi-
gigi posterior
tidak boleh
kurang dari 2
mm atau lebih
dari 4 mm.

Anterior  Pada kasus Untuk Berinklinas Gigi insisivus  Sama seperti


inclined maloklusi Angle mengoreksi i ke bawah bawah distoklusi > pembuatan
biteplane klas II deep bite dan ke ketika pasien maxiilary flat bite
(distoklusi) dengan cara depan menutup mulut, plane, hanya
untuk mengurangi sebesar mandibula akan> peninggi gigitan
mengubah oklusi gigi 60° terdorong ke depan berbentuk
kedudukan posterior sekitar terhadap gigi posterior bidang miring
mandibula agar 2-3 mm bidang erupsi deep bite diregio anterior
lebih ke depan. oklusal dapat dikurangi. atas.
 Pada kasus  Untuk
MaloklusiAngle mungoreksi
klas I hubungan
(neutroklusi) mandibula pada
dengan kasus maloklusi
linguoversi gigi- Angle klas II
gigi anterior perlu mengambil
bawah agar gigi gigitan kerja
tersebut (working bite)
proklinasi. dengan
mengajukan
mandibula ke
depan.
 Peninggi gigitan
ini hanya
berkontak
dengan insisal
gigi-gigi insisivus
bawah dengan
jarak inter
oklusal gigi-gigi
posterior
sebesar 2 – 4
mm.
Sved Indikasi Digunakan pada Berinklinas Sama seperti bite Sama kayak bite
biteplane Untuk mengoreksi kasus i ke bawah plane lain, ada plane
deep retroklinasi yang dan ke tambahan pada
overbite dengan berat pada gigi depan bagian labial
memberi efek anterior rahang sebesar untuk menutup
intrusi pada gigi bawah untuk 60° sepertiga insisal
anterior atas dan menggerakkan terhadap gigi anterior >
bawah. mandibula ke bidang mencegah
Keuntungan depan oklusal proklinasi,
 Dapat menahan penahan gigi
gigi bersama- bersama sama,
sama namun sering
 Mencegah juga
proklinasi menyebabkan
 Menambah perubahan warna
kekuatan pada gigi
penahan,
sehingga gigi
dapat bergerak
hanya satu unit.
 Alat ini dapat
dipakai pada
periode akhir
gigi bercampur
Kerugian
Dapat terjadi
perubahan warna
pada insisal gigi
insisivus yang
tertutup terlalu
lama.

Sidlow hallow  Deep overbite Untuk Bidang  Setelah diambil


bite plane dengan sentral mengoreksi datar dan cetakan, model
diastema deep bite dan pararel dipasang pada
dengan alat ini mencegah pada di artikulator atau
gigi insisivus proklinasi gigi bidang okludator.
sentral dapat untuk oklusal  Pada bagian
dirapatkan menambah palatal ke empat
sambil kekuatan gigi insisivus
mengintrusi gigi penahan bila atas yang
anterior bawah. gigi posterior labioversi, diberi
 Pada deep tidak ada untuk jarak antara plat
overbite dengan menggantikan dengan
gigi anterior fungsi busur permukaan
labioversi, rabies sebagai palatinal gigi
dengan alat retentif dengan
pemakian alat  menutup/
ini dapat blocking dengan
dilakukan gips sebelum
retrusi gigi-gigi memodel
anterior atas malam.
bersama-sama  Pada kasus
dengan intrusi sentral diastema
gigi anterior atau gigi
bawah. insisivus rotasi
blocking out
dilakukan
setelah
pemasangan pir-
pir pembantu
yang
dibutuhkan.
 Tepi rongga
jangan terlalu
ke posterior
sehingga dapat
menekan dan
mengiritasi
gingiva dan
mukosa palatum

Posterior bite Mengkoreksi Bidang Setelah diambil


plane deep bite datar cetakan , model
dengan central dipasang pada
diastema artikulator atau
digunakan juga akludator. b. Pada
pada kasus bagian palatinal ke
proklinasi berat empat gigi insisivus
pada gigi atas yang
anterior yang labioversi, diberi
disertai deep jarak antara plat
bite dengan permukaan
Untuk koreksi palatinal gigi
open bite dengan
anterior untuk menunutup/blocking
memberi dengan gips
ruangan untuk sebelum memodel
koreksi gigitan malam. c. Pada
silang baik kasus sentral
posterior diastema atau gigi
maupun anterior insisivus rotasi
blocking out
dilakukan setelah
pemasangan pir-pir
pembantu yang
dibutuhkan. d. Tepi
rongga jangan
terlalu ke posterior
sehingga dapat
menekan dan
mengiritasi gingiva
dan mukosa palatu
Mandibular  Kasus-kasus Untuk  Normaln  Gigi-gigi Prosedur
anterior maloklusi Angle mengkoreksi ya, anterior rahang pembuatan plat ini
inclined klas I cross bite pada angulasi atas linguoversi pada dasarnya
biteplane (neutroklusi) pasien yang inclined bergerak ke sama dengan
yang disertai masih muda, plane  labial, pembuatan
dengan cross dimana gigi Sekitar mandibula maxillary inclined
bite atau molar 45o- terdorong ke bite plane hanya
palatoversi gigi permanen 60o terha belakang, gigi- dibuat pada rahang
anterior atas, belum erupsi dap gigi bawah. • Disini kita
pemakaian alat dan gigi molar  panjang  posterior membuat bidang
ini dimaksudan desidui sudah aksis elongasi dan miring 45° terhadap
agar gigi-gigi hilang karena gigi beroklusi pada sumbu panjang gigi,
anterior atas ekstraksi insisivus relasi yang baru untuk
proklinasi dan bawah. menggerakkan gigi
cross bite  Sudut insisivus atas ke
terkoreksi. lebih labial. • Pada gigi
 Kasus-kasus besar Premolar dan Molar
maloklusi Angle menyeb dipasangi klamer
klas III abkan dengan retensi
(mesioklusi) tekana tinggi (Arrow head
dengan cross ke atau Adams
klamer). - Dataran
bite anterior depan miring hanya
dimaksudkan pada berkontak dengan
untuk medorong gigi insisal gigi-gigi yang
mandibula ke insisivus cross bite saja dan
belakang dan atas. jarak interoklusal
proklinasi gigi gigi posterior
anterior rahang kurang lebih hanya
atas. sebesar 1 mm saja.
 Kasus-kasus
maloklusi Angle
klas II divisi 2
untuk proklinasi
gigi anterior
atas kemudian
diikuti
pemakaian
maxillary
inclined bate
plane untuk
mendorong
mandibula maju
ke depan.

Indikasi pemakaian secara umum


1. Overbite berlebihan (deep overbite atau excessive overbite).
2. TMJ yang terasa sakit akibat gangguan dimensi vertikal.
3. Gigitan terbalik (cross bite) diregio anterior
4. Menghilangkan kebiasaan jelek (bad habit) seperti kerot (night grinding /bruxism).

Kontra indikasi
1. Overbite kecil/gigitan dangkal (shalow bite).
2. Gigitan tepi lawan tepi (edge to edge bite)
3. Gigitan terbuka (open bite)
bagian dari biteplane
1. Plat dasar, umumnya berupa plat akrilik berfungsi untuk mendukung komponen alat lainnya
disertai dengan penebalan plat pada tempat-tempat tertentu.
2. Bagian retensi, untuk melekatkan alat pada gigi-gigi didalam mulut biasanya berupa klamer
pada gigi penjangkar (anchorage) M1 kanan dan kiri
3. Busur labial, untuk meretraksi gigi anterior ke palatinal/lingual dan untuk mempertinggi
retensi dan stabilitas alat.

Pada keadaan tertentu jika diperlukan dapat pula diberi tambahan pir-pir pembantu untuk
mengoreksi gigi-gigi yang malposisi.

sumber :

Vandana Soni & Ruchi Singla.   Multidisciplinary Management of a Patient with Paper Pin
Biting Habit: A Case Study. IIOABJ, Vol. 3(4): 9-23. 2012.

4. bagaimana mekanisme biteplane dlm mengkoreksi crossbite (keseluruhan tp yang dipakai


dikasus yang mana?)
prosesdur pembuatan biteplane
1. Kelebihan batu harus dikeluarkan dari model untuk kemudahan fabrikasi. Perawatan harus
2. Potong kira-kira tiga inci dari 19 gauge kawat stainless steel kawat bulat dari spool.
3. Tekuk kawat pengukur 19 di sepanjang permukaan lingual dari lengkungan bawah
4. Kawat harus ditempatkan di atas cingulum dari semua gigi anterior dan diperpanjang ke
posterior
5. ke permukaan oklusal gigi premolar pertama (gambar 3). Dalam kasus crowding pada gigi
anterior mandibula, kawat harus menyentuh cingulum dari gigi yang paling lingual
ditempatkan.
6. Media pemisah diaplikasikan pada model dan dibiarkan kering.
7. Kawat pengukur 19 yang berkontur ditempatkan kembali pada model dan diperiksa untuk
adaptasi. Jika diperlukan kawat dapat distabilkan pada model dengan lilin pemodelan
ditempatkan di ujung anterior kawat. Kawat menghubungkan blok gigitan posterior kanan dan
kiri sedemikian rupa sehingga bidang gigitan adalah satu unit tunggal, bukan dua bagian
aryclic yang terpisah.
8. Self-cure clear methyl methacrylate monomer dan polymer secara bergantian ditempatkan
pada gigi posterior rahang bawah dari premolar pertama sampai molar kedua pada kedua sisi
dengan metode sprinkle untuk membuat posterior bite plane.
9. Perawatan harus dilakukan untuk menghindari perpanjangan akrilik ke margin gingiva gigi.

10. Akrilik harus menutupi setengah dari permukaan bukal dan lingual gigi posterior di kedua sisi
(gbr 4).
11. Bite plane mandibula dikeluarkan dari model. Akrilik dipangkas. Klirens interokusal lebih
sedikit pada regio molar kedua dibandingkan dengan premolar. Oleh karena itu akrilik
dihilangkan lebih banyak pada gigi geraham kedua dan secara bertahap dikurangi ke arah gigi
premolar. Ini mencegah pembukaan gigitan yang berlebihan antara gigi seri rahang atas dan
rahang bawah. Ketika model rahang atas dioklusi dengan bite plane ditempatkan pada model
mandibula, harus ada kontak yang seragam antara cusp dari semua gigi posterior rahang atas
pada permukaan oklusal dari bite plane.
12. Bidang gigitan dipoles (gbr 5). Bite plane ditempatkan pada model setelah dipoles untuk
memeriksa adaptasi dari bite plane pada model (gbr 6).

Setelah rencana perawatan yang diinginkan tercapai, bonded mandibular bite plane dilepas.
Penghilang mahkota dapat digunakan untuk menghilangkan bidang gigitan jika ada ikatan yang
sangat baik antara bidang gigitan dan gigi posterior rahang bawah. Semen yang tertinggal pada
gigi dihilangkan dengan bur finishing.

Indikasi dari bonded mandibular bite plane Pada crossbite posterior unilateral atau bilateral untuk
memisahkan gigi untuk memfasilitasi ekspansi lengkung rahang atas

 Dalam kasus dengan gigi anterior rahang atas yang diblokir secara palatal terkunci di
belakang gigi anterior rahang bawah. Untuk memfasilitasi keselarasan gigi ke dalam
lengkung rahang atas. Kontraindikasi dari bonded mandibular bite plane Pencampuran
gigi geligi dengan pengelupasan gigi sulung dan gigi permanen pada berbagai tahap
erupsi terutama lengkung mandibula merupakan

kontraindikasi untuk bonded mandibular bite plane.

 jika maloklusi harus dikoreksi pada lengkung mandibula, bonded bite plane tidak dapat
ditempatkan karena penutupan oklusal akan mencegah pergerakan gigi.
 Pasien dengan kebersihan mulut yang buruk merupakan kontraindikasi relatif untuk
bonded mandibular bite plane.
 Pasien dengan tinggi mahkota klinis yang sangat pendek merupakan kontraindikasi relatif
karena akan sering terjadi dislodgement dari bonded mandibular bite plane.
mekanisme biteplane
 Memberi kesempatan pada rahang bawah untuk tumbuh dan berkembang ke arah
anterior. Kedudukan madibula ini setelah maju akan difiksasi oleh oklusi gigi-gigi yang
telah elongasi, jaringan disekitar mulut dan pertumbuhan kondilus.
Memberi kemungkinan perkembangan lengkung mandibula pada regio interkaninus.
 Memberi kesempatan gigi-gigi di regio posterior untuk berelongasi, besar elongasi yang
dapat dicapai dibatasi oleh besar-kecilnya free way space pasien
 Gigi-gigi anterior bawah akan tertekan pada saat menguyah sehingga terjadi intrusi
 Pada peninggi gigitan diregio posterior dapat membebaskan gigi-gigi anterior yang
terkunci karena cross bite untuk dikoreksi dengan pir-pir pembantu
Perawatan menggunakan inclined plane lepasan dengan kemiringan 45° pada kasus ini
menunjukkan hasil yang memuaskan dimana dalam hari perawatan crossbite anterior terkoreksi,
overjet mula-mula -2 menjadi 1 mm dan overbite menjadi 1 mm dan dalam waktu 12 hari gigi molar
pertama permanen rahang atas dan bawah kanan kiri sudah bisa beroklusi. Derajat kemiringan
incline yang disarankan pada insisivus bawah sebaiknya adalah 45° terhadap oklusal plane. Pada
saat penutupan insisivus atas, dimana awalnya oklusi dibelakang insisivus bawah,
bertemu/menggigit pada incline plane maka tekanan pada gigitan akan terbagi menjadi 2 gaya
vektor yaitu tekanan proklinasi / memaju kan gigi insisivus atas dan tekanan mengintrusi insisivus.
Semakin curam dataran, semakin besar tekanan ke depan dari insisivus maksila. 2 Pada saat
insersi, dipastikan adam klamer cukup retensi guna kenyamanan dari pasien. Penggunaan
articulating paper untuk mendeteksi angulasi yang tepat dan penggrindingan akrilik incline plane.
Sumber :

Gülay Uzun.Anterior Open Bite As A Complication of the Treatment of Bruxism With


Anterior Bite plane: A Case Report.  Clinical Dentistry And Research, Vol. 35(3): 53-58.
2011.
Mapping

PASIEN 13 TAHUN GIGI NYAKIL

PEMERIKSAAN
INTRAORAL

1. Relasi M1 permanen kanan dan kiri


neutroklusi
2. malposisi gigi individual berupa
12,11,21,22 palatoversi, dan malrelasi
berupa crossbite anterior pada relasi
gigi 12, 11, 21, 22 terhadap 32, 31, 41,
42.

BITE PLANE (PENINGGI


GIGITAN

Berdasarkan posisi Berdasarkan angulasi

Bite plane anterior Bite plane datar ( flat)

 Rahang atas Bite plane miring (inclined )

Anda mungkin juga menyukai