Anda di halaman 1dari 15

ASPEK ESTETIKA DALAM REHABILITASI

IMPLAN-PROSTETIK

Disadur dari: Forna N, Forna DA. Esthetic aspects in implant-prosthetic


rehabilitation. Medicine And Pharmacy Reports. 2019; 92(3) : 6-
13.

Mahasiswa, Pembimbing,

1. Muh. Irfan Siregar Ricca Chairunnisa, drg., Sp.Pros(K)


NIM. 207160014 NIP. 198009242005122003
2. Frank Louis A. H.
NIM.

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS PERIODONSIA


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
PENDAHULUAN
Tulang yang tersedia sangat penting dalam kedokteran gigi implant dan
menggambarkan arsitektur eksternal atau volume edentulous daerah
dipertimbangkan untuk implan1,4. Edentulus parsial sering dikaitkan dengan
komplikasi yang berhubungan dengan oklusi, jaringan lunak, jaringan tulang,
komponen otot, komponen artikular. Masalah estetik merupakan perhatian penting
dari praktisi gigi, karena mencapai estetika dalam terapi implant prostetik secara
signifikan lebih sulit dibandingkan dengan restorasi yang didukung gigi, termasuk
didalamnya pertimbangan terjadinya resesi1. Restorasi yang didukung implan
harus selaras dengan bingkai senyum, wajah, dan individu2.
Keberhasilan rehabilitasi fungsi sistem stomatognatik, termasuk estetika,
sebagian besar bergantung pada optimalisasi algoritme khusus untuk tahap
prostetik, pro-implan, dan prostetik. Namun, batasan anatomi, manajemen ruang
oklusal, stabilitas oklusal dan status periodontal harus dipertimbangkan sebelum
perencanaan parameter estetik untuk restorasi prostetik di masa mendatang1,2,3.
Untuk setiap pasien edentulous kandidat untuk implan, tujuan praktisi gigi
harus berlipat ganda. Terciptanya hasil estetik yang paling ideal adalah salah satu
tujuan yang paling penting dari terapi implan-prostetik, tetapi peningkatan
kesehatan mulut dan pembentukan fungsi oklusal yang tepat adalah target lain
yang diperlukan untuk hasil yang sukses2.
Pendekatan yang terorganisir dan sistematis selama tahap diagnostik akan
membantu untuk mengatasi masalah fungsional dan estetika yang dapat
diprediksi2,3. Manajemen pasien harus mengintegrasikan pengetahuan dari
berbagai bidang kedokteran gigi ke dalam rencana perawatan yang komprehensif2.
Pendekatan implantologi modern mengintegrasikan faktor-faktor seperti desain,
bahan, dan permukaan implan gigi dengan manajemen klinis dan teknis 2. Salah
satu kemampuan terpenting praktisi gigi adalah pemahaman tentang reaksi
jaringan lunak dan tulang peri-implan terhadap implan gigi serta pengetahuan
tentang kriteria estetika subjektif dan objektif1,2,3,4.
KRITERIA ESTETIKA
Kriteria estetik (makroestetika, miniestetika, mikroestetika) yang
dikemukakan oleh Sarver & Ackerman disajikan pada Tabel 1.2

Tabel 1. Kriteria estetika


Makroestetika Miniestetik Mikroestetika
Profil Tampilan insisivus Tinggi gingiva
Proporsi vertikal Transverse smile Triangular holes
Kepenuhan bibir Simetrisitas senyum Emergence profiles
Proyeksi dagu Crowding Spacing
Proyeksi hidung Lengkung senyum Bentuk gigi
Telinga Ruang gigi
Angulasi insisivus

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL ESTETIKA


Faktor terpenting yang mempengaruhi hasil estetik dari restorasi yang
didukung implan adalah sebagai berikut2:
• Pemilihan pasien dan garis senyum;
• Posisi gigi;
• Biotipe periodonsium dan bentuk gigi;
• Posisi akar gigi yang berdekatan;
• Anatomi tulang dari lokasi implan;
• Posisi implan.

Garis senyum sangat dipengaruhi oleh aktivitas bibir dan panjang bibir. 2
Pasien dengan garis senyum yang tinggi lebih sulit untuk dirawat karena tampilan
total dari restorasi implanprostetik dan jaringan gingiva.2 Untuk kategori pasien
ini, hasil estetik sebagian besar akan bergantung pada pemeliharaan jaringan peri-
implan yang tepat dengan menyediakan perencanaan yang tepat, prosedur bedah
pro-implan, dan restorasi sementara. Unsur-unsur yang mempengaruhi desain
senyum adalah sebagai berikut2:
Komponen gigi
• Midline gigi;
• Panjang insisal;
• Dimensi gigi;
• Poin Zenith;
• Inklinasi aksial;
• Interdental contact area (ICA);
• Interdental contact point (ICP);
• Incisal embrasure;
• Simetri dan keseimbangan.
Komponen jaringan lunak
• Kesehatan gingiva;
• Level gingiva;
• Embrasur interdental;
• Garis senyum.
Posisi gigi perlu dievaluasi dalam rencana apikal-koronal, fasial-lingual, dan
mesio-distal, karena posisi gigi akan secara signifikan mempengaruhi arsitektur
gingiva. Untuk hasil estetik yang optimal, gigi dengan prognosis buruk harus
dicabut untuk mencegah pengaruh negatif pada konfigurasi jaringan keras dan
lunak.2
Posisi apikal-koronal gigi tergantung pada derajat migrasi apikal dari
margin gingiva setelah pencabutan gigi. Ekstraksi dan penempatan implan
immadiate, dikaitkan dengan migrasi margin gingiva sekitar 0,2 mm.11 Karena
mahkota klinis yang panjang dan pink ceramic dapat mengganggu hasil estetik
(terutama untuk pasien dengan garis senyum tinggi), direkomendasikan ekstrusi
ortodontik pada gigi yang dipertimbangkan untuk ekstraksi1,2,3,4
Posisi fasial-lingual penting karena posisi gigi terlalu jauh ke fasial, akan
berhubungan dengan tulang labial yang sangat tipis dan ekstraksi gigi ini akan
menyebabkan kehilangan tulang vertikal yang signifikan dan kolaps arsitektur
gingiva.2,3 Dalam situasi klinis ini harus dipertimbangkan prosedur regenerasi
tulang dan jaringan lunak yang dipandu sebelum penempatan implant.2,3
Posisi mesio-distal berhubungan erat dengan kontak proksimal dan aspek
serta volume papila interdental harus dievaluasi. Posisi mesio-distal yang lebih
tinggi atau lebih rendah memerlukan penggunaan terapi ortodontik, enameloplasti,
atau restorasi komposit.2 Untuk pasien dengan diastema, penutupan ruang dengan
restorasi implan akan dikaitkan dengan segitiga hitam non-estetik dan tidak
adanya papila interdental.
Posisi akar gigi tetangga mempengaruhi perencanaan penempatan dan
orientasi implan gigi, karena tulang interproksimal yang tipis melakukan resorpsi
lateral yang akan menurunkan ketinggian tulang vertikal pasca ekstraksi. Ketika
posisi akar gigi tetangga tidak menguntungkan, terapi ortodontik diperlukan untuk
mereposisi gigi tetangga.2,3
Biotipe periodonsium mempengaruhi estetika restorasi implan-prostetik di
masa depan. Periodonsium yang tipis (frekuensi 15%), dicirikan oleh tirai jaringan
lunak, bentuk osseus yang mendasarinya bergigi, cenderung mengalami
dehiscence dan fenestrasi dan telah mengurangi kuantitas dan kualitas dari
keratinisasi mukosa.15 Seringkali dikaitkan dengan resesi dan resorpsi tulang antar
akar, menyebabkan hilangnya jaringan lunak yang mengganggu hasil estetik.
Faktor-faktor yang menyebabkan resesi gingiva terkait implant dapat
diklasifikasikan Faktor fisiologis, melibatkan faktor - faktor resesi melalui proses
biologis reguler , seperti kecepatan remodeling tulang, fenotipe jaringan, dan
pengaruh ketebalan lempeng labial tulang. Faktor teknis, berhubungan dengan
kesalahan teknis yang terjadi seperti penggunaan implan yang lebar, posisi implan
yang buruk, pengiriman prostetik akhir yang prematur , kegagalan penggunaan
restorasi sementara, dan kelebihan semen yang terletak di sulkus gingiva di sekitar
implan gigi1,3,4
Aspek kunci membantu proses pengambilan keputusan dalam merawat
daerah estetik dengan implan meliputi1,4:
1. Bedah ekstraksi flapless
2. Posisi implan,
3. Permukaan implan,
4. Pengisian celah/gap antara pelat bukal dan implan,
5. Kehadiran dan ketebalan pelat tulang bukal (BBP) (biotipe jaringan).
Untuk pasien dengan biotipe tipis tubuh dan bahu implan harus ditempatkan
lebih palatal, dengan penempatan sedikit lebih dalam, untuk menutupi visibilitas
titanium dan untuk memungkinkan emergence profile yang tepat.2,3 Pasien dengan
biotipe tebal periodonsium (frekuensi 85%) telah meningkatkan kuantitas dan
kualitas dari attached gingiva berkeratin dan kondisi yang lebih menguntungkan
untuk hasil estetik yang tepat.2
Bentuk gigi juga mempengaruhi hasil estetik akhir. Dalam kasus gigi
segitiga, hilangnya jaringan interproksimal akan menampilkan triangular teeth
yang lebih luas daripada pada situasi gigi square.2 Praktisi gigi harus
menghubungkan bentuk gigi dengan bentuk restorasi implan. Tujuannya adalah
untuk memberikan dukungan yang tepat dari jaringan gingiva tanpa tekanan yang
berlebihan, dalam kaitannya dengan ketinggian margin gingiva bebas dan jarak ke
gigi kontralateral.2 Ketika margin gingiva bebas diposisikan ke daerah apikal,
kontur subgingiva harus cekung untuk memungkinkan jaringan lunak menutupi
lebih koronal. Ketika margin gingiva bebas diposisikan ke daerah koronal, kontur
subgingiva harus lebih penuh untuk mendorong jaringan lunak lebih apikal.
Anatomi tulang dari lokasi implan mempengaruhi kemungkinan untuk
menempatkan implan gigi pada posisi yang ideal. 1,2,3,4 Dalam situasi klinis dengan
anatomi tulang yang tidak tepat dari tempat implan (tinggi dan lebar), praktisi gigi
harus melakukan prosedur regenerasi tulang terpandu untuk memberikan hasil
estetika yang optimal. Perencanaan prosedur bedah pro-implan yang tepat dan
pengukuran parameter lokasi implan harus dilakukan dengan menggunakan
pemindaian CBCT dan aplikasi perangkat lunak.1,2,3
Analisis tinggi dan ketebalan dinding tulang wajah dan ketinggian puncak
alveolar di daerah interproksimal sangat penting untuk memprediksi evolusi
jaringan gingiva setelah penempatan implant.2,3 Satu studi menemukan hubungan
langsung antara risiko kehilangan jaringan lunak dan jarak antara osseous crest
dan free gingival margin.2,3 Jika jarak vertikal kompleks dento-gingival pada
aspek midfacial adalah 3 mm, praktisi gigi harus mengantisipasi sedikit hilangnya
jaringan apikal hingga 1 mm setelah ekstraksi dan penempatan implan segera.
Jarak dari free gingival margin ke osseous crest sebelum ekstraksi merupakan
prediktor diagnostik dari posisi akhir free gingival margin.2
Ketinggian puncak tulang di daerah interproksimal memprediksi ada
tidaknya papila peri-implan. Satu studi menunjukkan bahwa tinggi papila peri-
implan di celah gigi tunggal tidak tergantung pada tingkat tulang proksimal di
sebelah implan tetapi tergantung pada tinggi tulang interproksimal dari gigi yang
berdekatan.2,3 Jika jarak dari ujung papila ke puncak tulang interproksimal dari
gigi yang berdekatan adalah 5 mm atau kurang, jaringan interproksimal akan
dipertahankan setelah penempatan implan dan restorasi. Namun, dalam kasus
klinis dengan jarak lebih besar dari 5 mm, ada kemungkinan peningkatan papila
tidak akan dipertahankan setelah penempatan implant.2
Penempatan implan sangat mempengaruhi hasil estetik. Penempatan implan
harus dilakukan untuk memenuhi parameter yang berhubungan dengan kontur gigi
dan untuk memungkinkan pemeliharaan arsitektur tulang dan jaringan gingiva.2,3
Penempatan implan immediate setelah ekstraksi dapat mengurangi jumlah
pengurangan lebar ridge. Disarankan erupsi ortodontik dari gigi yang
direncanakan untuk dicabut, pada kasus klinis dengan defek tulang yang parah.2,3
Penempatan implan gigi yang paling penting adalah posisi apikal-koronal,
karena kesalahan dalam penempatan implan apikal-koronal akan berdampak pada
estetik dan biomekanik yang negative.2,3 Perbedaan besar antara tingkat tulang di
lokasi implan yang diusulkan dan tingkat di gigi yang berdekatan. merupakan
risiko bagi kesehatan jaringan periodontal dan peri-implan. 2,3 Prosedur regenerasi
tulang yang dipandu harus dilakukan sebelum penempatan implan. Perbedaan
yang rendah antara permukaan oklusal implan dan ujung septa tulang proksimal
ke gigi yang berdekatan menguntungkan untuk estetika yang menyenangkan. 1,2,3
Penggunaan panduan bedah akan membantu untuk mendapatkan posisi apikal-
koronal implan yang tepat. Jika penempatan implan gigi terlalu koronal, restorasi
akan terlihat pendek dibandingkan dengan gigi kontralateral. Jika implan gigi
ditempatkan terlalu apikal, jumlah kehilangan tulang yang tinggi akan terjadi dan
akan mempengaruhi struktur tulang proksimal dan ketinggian dinding tulang
wajah, yang menyebabkan kontur jaringan lunak yang tidak estetis.2,3
Penempatan implan gigi mesio-distal mempengaruhi generasi dukungan
papiler interproksimal dan puncak tulang gigi yang berdekatan. Idealnya, implan
gigi harus ditempatkan 1,5 mm sampai 2 mm dari gigi yang berdekatan. 1,2,3
Penempatan implan terlalu dekat dengan gigi yang berdekatan menyebabkan
resorpsi puncak alveolar interproksimal ke tingkat implan, terkait dengan
pengurangan tinggi papila interproksimal.2,3
Penempatan facio-lingual dari implan gigi berhubungan dengan lebar
puncak alveolar. Lebar puncak alveolar yang lebih rendah memerlukan
augmentasi tulang untuk posisi fasio-lingual yang tepat dari implan gigi. Selain
itu, dalam situasi klinis ini, pengukuran parameter lokasi implan harus dilakukan
dengan menggunakan pemindaian CBCT dan aplikasi perangkat lunak.
Perencanaan penempatan implan harus mempertimbangkan bahwa jumlah tulang
yang tersedia harus minimal 1 mm lebih besar dari diameter implan di setiap sisi.
Dalam kasus klinis dengan hilangnya satu gigi anterior, implan gigi harus
ditempatkan palatal ke garis imajiner yang menguraikan kurva lengkung yang
dibentuk oleh permukaan wajah gigi yang berdekatan.1,2,3,4
Masalah estetika setelah kesalahan dalam penempatan implan dapat
disintesis sebagai berikut [2]:
• Jika implan ditempatkan terlalu dangkal, ridge lap mungkin diperlukan
pada wajah, yang dapat membahayakan kesehatan jaringan lunak;
• Jika implan ditempatkan terlalu dalam, masalah instrumentasi akan
muncul dan mengganggu kesehatan gigi yang berdekatan;
• Jika implan ditempatkan terlalu palatal, hal itu akan mengakibatkan
compromise biomekanik;
• Jika implan ditempatkan terlalu berdekatan, hal itu akan membahayakan
kontur restorasi prostetik - implan di masa depan serta hilangnya papila
dan perataan jaringan;
• Jika implan ditempatkan terlalu ke wajah, akan mengakibatkan penipisan
tulang, resesi jaringan dan hilangnya papila interproksimal.
Kesimpulannya, penempatan implan gigi yang ideal untuk hasil estetik yang
optimal harus berada pada 3-4 mm secara apikal dari margin gingiva bebas, dan
dalam kasus implan multipel, ini harus dimasukkan dengan jarak setidaknya 3 mm
di antara mereka, mempertimbangkan ukuran gigi yang diantisipasi [2,3].
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEHILANGAN
TULANG PERI-IMPLAN
Salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi estetika secara negatif
adalah perubahan kecil pada tinggi tulang crestal setelah restorasi implan. Faktor-
faktor yang mempercepat kehilangan tulang di sekitar implan gigi adalah sebagai
berikut [1,2,3,4]:
• Trauma bedah
• Konsentrasi tekanan di daerah koronal implan saat implan berfungsi
• Kebocoran bakteri karena konfigurasi dan posisi celah mikro abutment -
implan
• Inflamasi lokal pada interface abutment - implan
• Teori lebar biologis
• Mengulang screwing dan unscrewing abutment
• Periimplantitis
• Geometri leher implan

KEMUNGKINAN UNTUK MEMINIMALKAN KEHILANGAN TULANG


PERI-IMPLAN
Kemungkinan untuk meminimalkan kehilangan tulang peri-implan
adalah[2,3,4]:
• Mengubah desain leher implan;
• Microthreads pada aspek koronal implan;
• Mengubah karakteristik permukaan implan;
• Mengubah diameter implan;
• Penggunaan implan one piece;
• Menempatkan implan dalam kaitannya dengan puncak alveolar.
Peran desain leher implan pada tingkat kehilangan tulang marginal masih
[2,3]
kontroversial . Namun, satu studi menemukan bahwa implan dengan desain
leher kasar dan microthreads, ditempatkan di daerah anterior rahang atas,
memiliki kehilangan tulang marginal yang terbatas dan tingkat kelangsungan
hidup 100% setelah 5 tahun [2,3].
Fitur permukaan implan dapat mempengaruhi kehilangan tulang marginal.
Berbagai teknik (asam etsa, oksidasi, anodisasi, sandblasting, laser) digunakan
untuk meningkatkan kekasaran permukaan implan dan dengan demikian
meningkatkan osseointegrasi implan dan kontak tulang-ke-implan [2,3].
Peranan diameter implan dalam meminimalkan kehilangan tulang marginal
masih kontroversial. Produsen implan mengklaim bahwa implan berdiameter
lebar menunjukkan resorpsi tulang horizontal yang lebih sedikit daripada implan
berdiameter biasa. Satu studi 4-7 tahun menemukan bahwa implan berdiameter
ultra lebar untuk penggantian molar segera menunjukkan sedikit kehilangan
tulang dan kondisi jaringan lunak yang stabil [2,3].
Implan one-piece ditempatkan dalam bedah one stage, menghindari
intervensi lebih lanjut pada jaringan lunak dan tulang, menghilangkan celah mikro
penyangga implan dan dengan demikian mengurangi kehilangan tulang marginal
[2,3]
. Satu studi 10 tahun menemukan bahwa implan one piece berdiameter sempit
diprediksi dapat mengembalikan gigi insisivus lateral rahang atas yang hilang dan
[2,3]
gigi seri rahang bawah dengan kehilangan tulang marginal yang terbatas .
Namun studi baru diperlukan untuk mengkonfirmasi keuntungan dari implan one
piece dibandingkan implan two-pieces mengenai kemampuan untuk
meminimalkan kehilangan tulang marginal.
Kedalaman penyisipan implan gigi dapat mempengaruhi kehilangan tulang
marginal. Kehilangan tulang marginal yang lebih tinggi ditemukan pada sistem
implan gigi dimana interface abutment implan ditempatkan di bawah margin
gingiva [2,3].
Sistem implan pengalih platform (implan dengan sambungan abutment
implan diposisikan jauh dari tepi luar implan dan tulang yang berdekatan)-
Ditemukan bahwa implan pengalih platform menghadirkan kehilangan tulang
crestal yang lebih rendah dibandingkan dengan nonplatform-switched dan
geometri abutment implan koneksi memiliki kepentingan terbatas dalam
preservasi tulang peri-implan dan jaringan lunak [2,3].

FAKTOR ESTETIKA PADA BEBERAPA IMPLAN MENDUKUNG


RESTORASI
Penempatan dan orientasi implan di beberapa ruang edentulous harus
mengikuti diagnosis dan perencanaan perawatan yang tepat. Dalam situasi klinis
ini diagnostik wax-up dan fabrikasi klasik atau digital dari panduan bedah
diperlukan untuk menghindari posisi yang salah yang akan mengubah hasil
estetika dan fungsional [2].
Praktisi gigi juga harus mempertimbangkan faktor yang paling relevan yang
mempengaruhi hasil estetik [2]:
• Lebar ridge
• Volume jaringan lunak
• Garis senyum
Dalam kasus dengan lebar puncak alveolar yang tidak mencukupi, prosedur
regenerasi tulang yang terarah diperlukan untuk menciptakan kondisi untuk hasil
estetika yang optimal. Pada area anterior dengan ketebalan tulang dan jaringan
lunak yang optimal, dianjurkan untuk mengukir jaringan dengan pontik ovate
[2,3]
untuk menghasilkan ilusi papila interproksimal . Teknik root submergence
disarankan untuk mempertahankan peralatan perlekatan alami gigi di situs pontik,
untuk memungkinkan pelestarian lengkap kerangka tulang alveolar dan untuk
menciptakan hasil estetika yang memuaskan dalam beberapa kasus penggantian
[2,3]
gigi yang berdekatan . Dalam situasi klinis di mana ketebalan jaringan lunak
kurang optimal untuk pontik ovate, desain pontik alternatif harus
dipertimbangkan. Sebuah desain pontik baru diusulkan dengan mencetak master
cast di area pontik untuk memungkinkan kompresi jaringan lunak dan secara
bertahap mengubah topografi situs implan di bawah tekanan. Tekanan terkontrol
meningkatkan papila interdental dan menciptakan ilusi pontik yang muncul dari
[2,3]
jaringan lunak, untuk memberikan efek yang tampak alami . Tahap ini diikuti
dengan restorasi sementara untuk menguji respon jaringan lunak, untuk
mendapatkan kesehatan jaringan lunak yang optimal yang memungkinkan
restorasi implan-prostetik definitif dengan hasil estetik yang optimal.

KEMUNGKINAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL ESTETIKA


MENGGUNAKAN APLIKASI DIGITAL
Hasil estetik akan meningkat secara signifikan dalam terapi implan-prostetik
di Rumania, karena teknologi gigi digital telah berhasil diterapkan dalam praktik
[47]
kedokteran gigi saat ini . Sistem digital yang dapat digunakan untuk
mengoptimalkan perencanaan augmentasi alveolar adalah sebagai berikut: Implant
3D (Universe, USA), NobleGuide (Nobel Biocare, USA), Digital Smile Design
(DSD), SimPlant (Materialise Dental), Penempatan Implan Virtual (BioHorizons,
Anglia), ImplantMaster (iDent, AS), Implan 3D (Media Lab, Italia), EasyGuide
(Keystone Dental). Aplikasi perangkat lunak dapat meningkatkan analisis indeks
klinis dan biologis dari bidang prostetik pada awal dan mengikuti tahap pro-
[48,49]
implan . Design Digital Smile menawarkan kemungkinan peningkatan
tingkat kepuasan pasien dengan perawatan prostetik yang kompleks, karena
korelasi dengan gerakan dinamis dan hubungan antara gigi, gusi, bibir dan
senyum [50]. Juga, teknologi CAD-CAM baru memungkinkan pembuatan mahkota
estetika atau restorasi prostetik cekat dari kaca-keramik, zirkonia, resin nano-
keramik dan bahan keramik hibrida [51].
Beberapa pertimbangan mengenai pendekatan terapeutik untuk hasil estetik
yang optimal dalam rehabilitasi prostetik implan anterior disajikan pada gambar
1-5 (edentasi anterior rahang atas dirawat dengan terapi prostetik implan).

Gambar 1. Radiografi menunjukkan kehilangan tulang sedang di


daerah anterior rahang atas. Praktisi gigi harus
mempertimbangkan penggunaan area kontak yang
panjang untuk mengkompensasi prediksi hilangnya
jaringan.2
Gambar 2. Prosedur pencangkokan bersamaan dengan
penempatan implan untuk memastikan
parameter dimensi yang tepat dari lokasi
implan.

Gambar 3. Penempatan implan yang tepat untuk memastikan


hasil estetika yang optimal.
Gambar 4. Aspek radiografi postimplant

Gambar 5. Restorasi sementara.

KESIMPULAN
Hasil estetik yang memuaskan merupakan tantangan dalam restorasi gigi
anterior yang didukung implan. Berbagai faktor harus dipertimbangkan dalam
perencanaan hasil estetik (posisi gigi, posisi akar gigi tetangga, biotipe
periodonsium, bentuk gigi, garis senyum, anatomi lokasi implan, posisi implan).
Maksimalisasi hasil estetik sebagian besar bergantung pada optimasi algoritme
khusus untuk tahap pro-prostetik, pro-implan, dan prostetik. Hasil estetika dapat
ditingkatkan dengan menggunakan teknologi digital baru berdasarkan aplikasi
perangkat lunak untuk penilaian indeks klinis dan biologis bidang prostetik,
perencanaan virtual penempatan implan dan proyeksi desain restorasi prostetik di
masa depan. Terlepas dari peningkatan desain implan, karakteristik permukaan,
dan bioaktivitas bahan, praktisi gigi harus fokus tidak hanya pada perawatan
osseointegrasi implan gigi tetapi juga untuk pencapaian restorasi yang didukung
implan yang selaras dengan jaringan lunak dan tulang peri-implan. Batasan
anatomi, manajemen ruang oklusal, stabilitas oklusal dan status periodontal juga
harus dipertimbangkan sebelum merencanakan parameter estetik restorasi
prostetik di masa mendatang.
REFERENSI
1. Dr. Abdelsalam Elaskary, Advances in Esthetic Implant Dentistry, Willey
Blackwell,© 2019 John Wiley & Sons Ltd.
2. Forna N & Agop D, Esthetic aspects in implant-prosthetic rehabilitation,
Medicine and pharmacy reports 2019 vol. 92
3. Carl E. Misch, DDS, MDS, PhD(HC), Dental implant prosthetics, second
edition Copyright © 2015 by Mosby, an imprint of Elsevier Inc.
4. Miguel Peñarrocha-Diago et.al, Atlas of Immediate Dental Implant
Loading, © Springer Nature Switzerland AG 2019.

5. Zoran Stajčić, Atlas of Implant Dentistry and Tooth-Preserving Surgery


Prevention and Management of Complications, © Springer International
Publishing Switzerland 2017.
6. Mangal K et al. : An overview of the Implant Therapy: The Esthetic
Approach, International Journal of Current Research and Review, Jan
2021.
7. De´lben JA, Esthetics in Implant-Supported Prostheses: A Literature
Review, Department of Dentistry Materials and Prosthesis, University of
the State of Sa˜o Paulo, Brazil; Vol. XXXVIII / No. Six / 2012.
8. Fuentealba R & JofréJ :Esthetic Failure in Implant Dentistry, Dent Clin N
Am 59 (2015) 227–246.
9. Altay MA et al., Esthetic evaluation of implant-supported single crowns: a
comparison of objective and patient-reported outcomes, International
Journal of Implant Dentistry (2019).
10. Magalhães LRM : Tissue manipulation for peri-implant aesthetics: a case
report, Journal of Dental Health Oral Disorders & Therapy, volume 9
Issue 2 – 2018.
11. George JP, Dhir S. Soft tissue and esthetic considerations around implants.
J Int Clin Dent Res Organ 2015;7:119-31.

Anda mungkin juga menyukai